PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian skripsi Program S-1
Program Mananjemen Bisnis Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra
Oleh:
Daniel Nugraha NRP: 31415080
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................iv
DAFTAR RUMUS ....................................................................................................v
DAFTAR BAGAN ...................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................vii
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................10
ii
Universitas Kristen Petra
3.2.2 Teknik Sampling .....................................................................................23
3.3 Definisi Operasional Variabel .........................................................................24
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................................26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................27
3.6 Metode analisis data .............................................................................................28
3.6.1 Statistik Deskriptif ......................................................................................28
3.6.2 Uji Validitas ...............................................................................................28
3.6.3 Uji Reliabilitas ............................................................................................29
3.7 Uji Asumsi Klasik ................................................................................................29
3.7.1 Uji Normalitas ............................................................................................29
3.7.2 Uji Multikolinearitas ..................................................................................30
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ...............................................................................30
3.8 Regresi Linear Berganda ....................................................................................31
3.9 Analisis Koefisien Determinasi (𝑅 2) ..................................................................31
3.10 Uji Hipotesi ........................................................................................................31
3.10.1 Uji F .......................................................................................................31
3.10.2 Uji t .........................................................................................................32
DAFTAR REFERENSI……………………………………………………………. 33
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 40
iii
Universitas Kristen Petra
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata–rata Jam Kerja pada Tiap Industri dan Provinsi 2018…………………..…. 1
Tabel 1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV 2018 Me-
nurut Jenis Industri……………………………………………………………………... 5
Tabel 1.3 Data Turnover Rate Karyawan Produksi PT Mustika Dharmajaya………….…...8
iv
Universitas Kristen Petra
DAFTAR RUMUS
Bagan 1.1 Kesimpulan Aspek Dasar dan Konsekuensi dari kualitas LMX ..... 4
Bagan 2.1 Faktor yang mempengaruhi turnover intention ................................. 18
Bagan 2.2 Kerangka Penelitian ............................................................................. 23
vi
Universitas Kristen Petra
DAFTAR GRAFIK
vii
Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN
Tabel 1.1 Rata–rata Jam Kerja pada Tiap Industri dan Provinsi 2018
Sumber: Badan Pusat Statistik(2018)
Melihat tabel data di atas, dapat diamati bahwa rerata jam kerja pekerja pada
berbagai bidang industri masih melebihi standar jam kerja yang ditetapkan oleh
1
Universitas Kristen Petra
`
undang–undang no.13 tahun 2003 yaitu 40 jam kerja dalam seminggu. Data yang
diperoleh dari BPS menunjukan rerata jam kerja karyawan dengan jenis pekerjaan
di bidang industri manufaktur di Provinsi Jawa Timur adalah 45 jam dalam
seminggu dan bisa mencapai 47 jam dalam seminggu di provinsi lain. Ditinjau
dari segi jam kerja, work–life balance karyawan yang bekerja pada perusahaan
bidang industri manufaktur memiliki kecenderungan tidak seimbang antara waktu
bekerja dan aktivitas lain. Sedangkan di Indonesia, keseimbangan kehidupan
bekerja dan feedback dari atasan sendiri merupakan dua dari empat faktor teratas
pada kepuasan karyawan yang dapat mencegah terjadinya turnover intention
(Robert Walter Salary Survey Indonesia, 2019).
Penelitian terdahulu Hafid, Muhammad & Prasetio, Arif Partono (2017)
yang dilakukan di Hotel Indonesia Kempinski dengan sampel total sebanyak 120
karyawan divisi Food & Beverage menunjukan bahwa aspek keseimbangan
kehidupan bekerja berpengaruh secara signifikan negatif terhadap turnover
intention karyawan. Selain itu penelitian pada tahun Pradana, Andika &
Salehudin, Imam (2015) pada 141 orang Junior Auditors juga menyatakan bahwa
Work overload adalah aspek yang dapat meningkatkan turnover intention secara
signifikan. Praktik work–life balance yang buruk akan menghalangi motivasi
karyawan dan menyebabkan gejala penarikan diri dari karyawan seperti absen dan
bahkan turnover (Hughes & Bozionelos, 2005). Work–life balance tidak hanya
penting diperhatikan untuk menghindari dampak resiko kerugian dari employee
turnover namun sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk mempertimbangkan
kebutuhan karyawan sebagai manusia yang memiliki kehidupan pribadi dan ber-
keluarga.
Begitu pula dengan peran Leader Member Exchange (LMX) dalam peru-
sahaan untuk menjaga kelancaran berkomunikasi antara atasan dan bawahan yang
dibutuhkan perusahaan untuk beradaptasi sekaligus menjaga kelancaran pro-
duktifitas. LMX dapat mempengaruhi kepuasan karyawan sehingga jika kepuasan
karyawan tersebut baik maka produktifitas dapat meningkat. Sebaliknya, jika
kualitas LMX pada perusahaan buruk maka kepuasan karyawan akan menjadi
buruk dan bisa berujung pada produktifitas menurun dan turnover intention.
2
Universitas Kristen Petra
`
3
Universitas Kristen Petra
`
Bagan 1.1 Kesimpulan Aspek Dasar dan Konsekuensi dari kualitas LMX
Sumber: Berrin & Bauer, Erdogan, Talya, N. (2014)
Sebuah penelitian pada 15 negara dengan jumlah partisipasi 16.018 orang
atasan dan karyawan menyatakan bahwa karyawan yang depresi akan lebih
banyak mengambil cuti kerja jika atasan tidak memberikan solusi dan dukungan
yang memadai. Penelitian tersebut mengatakan bahwa 70 prosen karyawan yang
depresi akan cenderung menyimpan permasalahan sendiri sehingga karyawan
yang berbicara terbuka kepada atasan berkaitan dengan permasalahan mendapat
pengaruh yang positif. Bedasarkan penelitian tersebut permasalahan psikologis
karyawan berpotensi menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Situasi
yang merugikan seperti yang telah disampaikan dapat dicegah jika atasan mau
memberi support yang bersifat proaktif (London School of Economics, 2018).
Tidak hanya itu, pada tahun 2018, PT Mercer Indonesia melakukan survei
pada 545 perusahaan menyatakan bahwa alasan karyawan ingin berpindah kerja
adalah hubungan tidak harmonis dengan atasan sebanyak 17 prosen. Sedangkan
pada lima prosen responden tuntutan pekerjaan untuk lembur atau waktu bekerja
yang tidak fleksibel adalah alasan ingin berpindah kerja. Survei Mercer juga me-
nyebutkan, rata–rata jumlah pegawai yang pindah pekerjaan di semua industri
pada 2018 sebesar 7,4 prosen selain itu lebih dari 40 prosen perusahaan
mengatakan setiap empat orang yang keluar, dua di antaranya adalah memiliki
talenta (ASEAN Mercer Total Remuneration Survey, 2018). Hasil survei diatas
merupakan bukti tambahan yang menyatakan bahwa faktor LMX dan
ketidakseimbangan pada kehidupan bekerja bisa menyebabkan terjadinya
turnover intention.
Turnover intention merupakan permasalahan yang sangat merugikan pe-
rusahaan dari segi biaya dan produktifitas. Dampak dari turnover intention adalah
4
Universitas Kristen Petra
`
biaya perekrutan karyawan baru, biaya kesempatan produksi selama masa pen-
carian karyawan baru dan biaya training karyawan baru. Selain itu, perusahaan
juga berpotensi kehilangan tenaga kerja yang produktif, jika mendapat karyawan
baru yang bertalenta pun maka akan tetap membutuhkan waktu untuk beradaptasi
untuk dapat mencapai tingkat produktivitas yang diharapkan. Relasi terhadap kar-
yawan sebagai manusia yang terhormat maupun keseimbangan bekerja penting
untuk diusahakan demi menjaga keberlangsungan perusahaan sebagai organisasi
yang dinamis.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan
IV 2018 Menurut Jenis Industri
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)
Fenomena yang didapati pada industri manufaktur yaitu adanya pertum-
buhan produksi pada triwulan IV tahun 2018 dengan tingkat kenaikan sebesar
3,90 prosen dibanding triwulan IV–2017 dan naik sebesar 0,90 prosen dibanding
triwulan III–2018 (BPS, 2019). Pada kategori industri besar sedang, industri alas
kaki memiliki proporsi pertumbuhan yang terbesar yaitu sebesar 18,78 persen.
5
Universitas Kristen Petra
`
6
Universitas Kristen Petra
`
Mustika Dharmajaya bekerja lima hari dalam seminggu dan delapan jam kerja
setiap harinya.
Dalam praktik produksi sehari–hari PT Mustika Dharmajaya memiliki target
produksi rata–rata sebanyak 108.000 pasang sepatu dalam sebulan. Per-
masalahannya adalah kualitas kerja karyawan sangat berfluktuatif dan jika belum
memenuhi target maka karyawan akan dijadwalkan untuk lembur bekerja se-
hingga terkadang kerja lembur bisa terjadi. Lama waktu lembur kerja bisa
mencapai dua jam dalam sehari dengan periode waktu satu hingga dua minggu,
itu artinya jam kerja dalam periode lembur melebihi 40 jam per minggu. Pada
karyawan produksi bagian penjahitan sisa pekerjaan yang belum selesai seringkali
harus dibawa pulang dan diselesaikan di rumah masing–masing.
Fenomena lain yang ditemukan pada PT Mustika Dharmajaya adalah
karyawan produksi bekerja dengan pengawasan supervisor pada setiap sub–bagian
divisi produksi, sehingga karyawan akan diawasi oleh supervisor masing–masing.
Setiap hari, supervisor produksi akan memberikan intruksi kerja harian dan
briefing mengenai hal apa yang harus dikerjakan. Supervisor akan memberikan
feedback dan motivasi kepada karyawan jika terjadi penurunan kinerja. Relasi
karyawan produksi dengan supervisor didasarkan pada standar operasional peker-
jaan yang berlaku.
Menurut pengalaman bapak Edi Indarto, karyawan produksi PT Mustika
Dharmajaya hampir tidak pernah menyampaikan keluhan terhadap atasan. Peru-
sahaan disisi lain juga tidak memiliki fasilitas bimbingan konseling atau atasan
yang bersedia menampung keluh kesah karyawan. Seringkali supervisor menge-
tahui bahwa seorang karyawan memiliki permasalahan pribadi hanya bedasarkan
tingkat konsentrasi karyawan saat menjawab pernyataan dan produktivitas kar-
yawan. Secara umum, kesan yang didapat terhadap hubungan atasan dan bawahan
sebenarnya kurang baik karena adanya hambatan komunikasi pada karyawan ter-
hadap atasan.
Bapak Edi Indarto mengatakan hampir sebanyak 60 prosen karyawan
produksi pada PT Mustika Dharmajaya telah bekerja di perusahaan selama sedi-
kitnya lima tahun sedangkan 40 prosen lainnya terdiri dari karyawan yang baru
bekerja selama 1–2 tahun atau beberapa bulan. Walaupun kebanyakan karyawan
7
Universitas Kristen Petra
`
4
2
0
2015 2016 2017 2018
% Turnover Rate
3.458 3.95 3.63 5.29
Karyawan
8
Universitas Kristen Petra
`
9
Universitas Kristen Petra
`
10
Universitas Kristen Petra
`
2. LANDASAN TEORI
11
Universitas Kristen Petra
`
12
Universitas Kristen Petra
`
13
Universitas Kristen Petra
`
tahun 2010 mengukur LMX dengan LMX–7 dan sebanyak 19 prosen penelitian
menggunakan LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998). Sebelum tahun 1999,
sebanyak 22 prosen penelitian menggunakan LMX–7 (Graen & Uhl-Bien, 1995)
sebagai instrumen pengukuran sedangkan sub-indikator terinspirasi oleh hasil
penelitian (Wibowo, N, 2013). Indikator LMX–7 dan sub–indikator ditunjukan
sebagai berikut:
1. Respect sebagai syarat pembentukan hubungan antara atasan dan bawahan.
Respect akan diukur dengan sub-indikator sebagai berikut:
− Pemimpin mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam peker-
jaan karyawan sehingga timbul rasa hormat pada karyawan
terhadap pemimpin.
− Pemimpin mengakui dan menghargai potensi karyawan sehingga
karyawan juga menghargai pemimpin.
2. Trust, tanpa ada rasa saling percaya yang timbal balik maka hubungan an-
tara atasan dan bawahan akan sulit terbentuk. Trust akan diukur dengan
sub-indikator sebagai berikut:
− Karyawan memiliki rasa percaya untuk dapat berpihak atau mem-
bela pemimpinnya dan sebaliknya.
− Karyawan dipercaya untuk dapat melakukan pekerjaan secara
independen oleh pemimpin artinya terdapat unsur kepercayaan pe-
mimpin kepada kinerja karyawan.
3. Obligation, pengaruh kewajiban akan berkembang menjadi suatu hubu-
ngan kerja antara atasan dengan bawahan.
− Pemimpin bersedia menolong karyawan dalam menyelesaikan ma-
salah pekerjaan.
− Pemimpin bersedia menjamin karyawan yang berada dalam masa-
lah dengan apa yang ia miliki.
− Karyawan memiliki keyakinan terhadap pemimpinnya sehingga
karyawan akan membela dan mempertahankan keputusan pemim-
pin.
− Hubungan kerja antara pemimpin dan karyawan yang efektif.
14
Universitas Kristen Petra
`
15
Universitas Kristen Petra
`
jawab pribadi, cuti karir dan keterlibatan serta komitmen top management adalah
faktor utama yang berkontribusi terhadap work–life balance. Praktik work–life
balance yang baik akan meningkatkan kepuasan karyawan, kesetiaan karyawan
terhadap perusahaan dan produktivitas karyawan (Dizaho, E & Othman, M,
2013).
2.2.3 Dimensi Work–life Balance
Menurut Fisher, G, Bulger, C & Smith, C. S (2009), terdapat empat di-
mensi work-life balance, yaitu:
1. Work Interference with Personal Life (WIPL) Dimensi ini mengacu pada
sejauh mana pekerjaan dapat mengganggu kehidupan pribadi individu
2. Personal Life Interference With Work (PLIW). Dimensi ini mengacu pada
sejauh mana kehidupan pribadi individu mengganggu kehidupan pekerja-
annya.
3. Personal Life Enhancement Of Work (PLEW). Dimensi ini mengacu pada
sejauh mana kehidupan pribadi seseorang dapat meningkatkan performa
individu dalam dunia kerja
4. Work Enhancement Of Personal Life (WEPL). Dimensi ini mengacu pada
sejauh mana pekerjaan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
individu.
2.2.4 Indikator Work–life Balance
Indikator yang digunakan untuk mengukur work–life balance menurut
Greenhaus, J. H., Collins, K. M., & Shaw, J. D (2003) antara lain:
1. Time balance merujuk pada jumlah waktu yang dapat diberikan oleh indi-
vidu, baik bagi pekerjaannya maupun hal-hal diluar pekerjaannya.
2. Involvement balance merujuk pada jumlah atau tingkat keterlibatan secara
psikologis dan komitmen suatu individu dalam pekerjaannya maupun hal-
hal diluar pekerjaannya.
3. Satisfaction balance merujuk pada jumlah tingkat kepuasan suatu individu
terhadap kegiatan pekerjaannya maupun hal-hal di luar pekerjaannya.
16
Universitas Kristen Petra
`
17
Universitas Kristen Petra
`
3. Faktor pribadi, pada faktor ini Cotton, J. L., & Tuttle, J. M. (1986) telah me-
ngidentifikasi bahwa faktor pribadi mencangkup usia, masa kerja, jenis ke-
lamin, informasi biografi, pendidikan, status perkawinan, jumlah tanggungan,
kemampuan atau bakat, kecerdasan, intensi perilaku dan ekspektasi murni.
Penelitian Dubey et al (2016) menemukan bahwa variabel yang telah
diidentifikasi oleh Cotton, J. L., & Tuttle, J. M. (1986) telah digunakan pada
konteks penelitian yang berbeda oleh berbagai peneliti. Pada tahun 2015, Atique
Siddiqui, Atif & Jamil, R, melakukan penelitian berkaitan dengan hal yang
menyebabkan gejala turnover intention pada 176 responden berasal dari institusi
edukasi yang berbeda. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa stress kerja
adalah faktor utama penyebab karyawan berpikir untuk keluar dari pekerjaan.
Temuan penelitian milik Atique Siddiqui, Atif & Jamil, R (2015) dan Dubey et al
(2016) didukung oleh kesimpulan hasil penelitian Zentner, Aeron (2014) dimana
personal factors dan faktor organisasional atau pekerjaan juga menjadi faktor
yang mempengaruhi turnover intention.
18
Universitas Kristen Petra
`
19
Universitas Kristen Petra
`
yang kecil namun hasil penemuan menunjukan adanya indikasi bahwa kualitas
LMX berpengaruh negatif terhadap keinginan melakukan turnover dan turnover
actual (Gerstner & Day, 1997). Pernyataan bahwa terdapat pengaruh negatif LMX
terhadap turnover intention didukung penelitian Day & Gerstner (1997) dimana
hasil penelitian mereka menunjukan terdapat korelasi LMX negatif signifikan ter-
hadap turnover intention.
Penelitian terdahulu oleh Saeed, I., Waseem, M., Sikander, S & Rizwan,
M (2014) dengan jumlah sampel sebanyak 200 karyawan menyatakan bahwa
terdapat hubungan negatif secara signifikan antara LMX dan turnover intention.
Analisis Saeed, I., Waseem, M., Sikander, S & Rizwan, M (2014) membuktikan
hipotesis mereka bahwa LMX memiliki asosiasi negatif secara langsung terhadap
turnover intention. Hasil yang identik didapat dari penelitian Hossam, M & Abu,
E (2014) dengan sampel sebanyak 241 karyawan pada 15 organisasi menyatakan
bahwa kualitas LMX memiliki pengaruh fungsional terhadap turnover intention
karyawan secara negatif. Mayer, D. M. & Nishii, L. H. (2009) pada penelitiannya
dengan sampel sebanyak 1800 orang pada berbagai departemen supermarket di
United States menunjukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara
diversitas demografis dan turnover pada nilai group mean LMX yang rendah dan
hubungan tersebut melemah ketika nilai mean LMX tinggi.
Penelitian Mayer, D. M. & Nishii, L. H. (2009) memiliki makna bahwa
LMX memainkan peran pengaruh pada hubungan diversitas demografi pada
tingkat turnover dan tingkat turnover itu sendiri secara tidak langsung. Merujuk
pada berbagai ulasan diatas maka dibentuklah hipotesis seperti yang dicantumkan
dibawah.
H1: Diduga kualitas leader Member Exchange berpengaruh signifikan secara
negatif terhadap turnover intention pada karyawan divisi produksi PT Mustika
Dharmajaya.
2.4.2 Hubungan Work–life Balance terhadap Turnover Intention
Penelitian terdahulu menampilkan bukti empiris bahwa presepsi terhadap
kualitas kehidupan bekerja berhubungan secara negatif terhadap turnover
intentions (Huang, T, C., Lawler, J., & Lei, C, 2007). Grover & Crooker (1995)
menemukan bahwa karyawan yang memiliki akses kepada praktik yang bersifat
20
Universitas Kristen Petra
`
21
Universitas Kristen Petra
`
22
Universitas Kristen Petra
`
3. METODE PENELITIAN
23
Universitas Kristen Petra
`
Dimana:
n : jumlah anggota sampel
N : jumlah anggota populasi
e : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang bisa ditolerir atau
tingkat signifikasi; e = 0,05 (5%).
Berdasarkan data yang ada, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
906
n=
1+906 (0.05)2
24
Universitas Kristen Petra
`
25
Universitas Kristen Petra
`
26
Universitas Kristen Petra
`
yawan divisi produksi pada PT Mustika Dharmajaya. Data primer dalam pene-
litian ini berupa hasil jawaban responden yang terdapat dalam angket.
Jawaban tersebut meliputi data pribadi responden serta jawaban yang terkait
dengan variabel penelitian yaitu Leader Member Exchange (X1), Work–life Ba-
lance (X2) dan Turnover intention (Y).
27
Universitas Kristen Petra
`
28
Universitas Kristen Petra
`
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
29
Universitas Kristen Petra
`
dual dengan normal probability plot akan diperkuat dengan uji Kolmogorov
Smirnov yang menggunakan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian uji Kolmo-
gorov Smirnov adalah sebagai berikut:
1. Nilai signifikasi > 0,05, maka data berdistribusi normal
2. Nilai signifikasi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016, p.103), uji multikolinearitas dilakukan untuk
mendeteksi ada tidaknya korelasi yang kuat antara variabel independen (bebas)
dalam model regresi. Model regresi yang baik tidak akan menunjukan korelasi
antara variabel independen. Analisis regresi mengasumsikan tidak ada multi-
kolinearitas. Pendeteksian ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan meli-
hat nilai tolerance dan VIF. Dasar pengambilan keputusan untuk uji multikolinie-
ritas adalah:
1) Jika antar variabel bebas pada korelasi diatas 0,90, maka hal ini merupakan
adanya multikolinieritas.
2) Multikolinieritas juga dapat dilihat dari VIF, Jika VIF < 10 maka dalam data
tidak terdapat multikolinieritas.
3) Nilai Eigen Value berjumlah satu atau lebih, jika variabel bebas mendekati nol
menunjukkan adanya multikolineritas.
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016, p.136), uji heteroskedastisitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu-
al suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pe-
ngamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedas-
tisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas merupakan uji
yang wajib dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan
terbilang layak.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot selanjutnya diperkuat de-
ngan korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan niali residual. Jika
korelasi rank spearman menghasilkan nilai signifikasi > 0,05 (α=5%), maka
disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
30
Universitas Kristen Petra
`
Keterangan:
Y = Variabel dependen, yaitu turnover intention
a = konstanta
b1 = koefisien regresi X 1
b2 = koefisien regresi X2
Variabel independen (X):
X1 = Leader Member Exchange
X2 = Work-life Balance
e = error term
31
Universitas Kristen Petra
`
diperlukan formulasi hipotesis H0 dan Ha. Formulasi hipotesis uji t dalam peneli-
tian ini adalah sebagai berikut:
1. H0: Tingkat leader Member Exchange (X1) dan Work–life Balance (X2)
tidak berpengaruh signifikan secata serentak terhadap turnover intention
(Y).
2. Ha: leader Member Exchange (X1) dan Work–life Balance (X2)
berpengaruh signifikan secara serentak terhadap turnover intention (Y).
Kriteria pengujian pada uji t adalah dengan melihat besar F hitung atau
nilai signifikasi. Jika uji F menghasilkan F hitung > F tabel atau nilai signifikasi <
0,05 (α = lima prosen), maka H0 ditolak dan disimpulkan bahwa variabel in-
dependen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.10.2 Uji t
Menurut Ghozali (2016, p. 97), uji t digunakan untuk menunjukkan se-
berapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Untuk melakukan uji t, diperlukan formulasi hipotesis H0 dan Ha.
Formulasi hipotesis uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0: Kualitas leader Member Exchange (X1) tidak berpengaruh signifikan
secara negatif terhadap turnover intention pada karyawan divisi
produksi PT Mustika Dharmajaya.
Ha: Kualitas leader Member Exchange (X1) berpengaruh signifikan se-
cara negatif terhadap turnover intention pada karyawan divisi produksi
PT Mustika Dharmajaya.
2. H0: Kualitas Work–life Balance tidak berpengaruh signifikan secara
negatif terhadap terhadap turnover intention pada karyawan divisi
produksi PT Mustika Dharmajaya.
Ha: Kualitas Work–life Balance berpengaruh signifikan secara negatif
terhadap terhadap turnover intention pada karyawan divisi produksi PT
Mustika Dharmajaya.
Jika uji t menghasilkan t hitung > t tabel atau nilai signifikasi < 0,05 (α =
lima prosen), maka H0 ditolak dan disimpulkan bahwa variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
32
Universitas Kristen Petra
DAFTAR REFERENSI
33
Universitas Kristen Petra
`
DPPKSPI. (2018, 7 Desember). 1 dari 4 Pegawai “Resign” Punya Keahlian yang Dibutuhkan
Perusahaan. Retrieved 18 Februari 2019, from http://dppkspsi.com/1-dari-4-pegawai-
resign-punya-keahlian-yang-dibutuhkan-perusahaan/
Dubey, R., Gunasekaran, A., Altay, N., Childe, S. J., & Papadopoulos, T. (2016). Understan-
ding Employee Turnover in Humanitarian Organizations. Industrial and Commercial
Training, 48(4), 208–214. doi:10.1108/ict-10-2015-0067.
Dizaho, E& Othman, M. (2013). Antecedents of Work Life Balance and Its Impact on Loyal-
ty, Satisfaction and Performance. Universiti Teknologi Malaysia, 467–480. Retrieved
18 Februari 2019 from https://www.researchgate.net/publication/285507674_antece-
dents_of_work_life_balance_and_its_impact_on_loyalty_satisfaction_and_performan-
ce.
Emerson, R.M. (1962). Power-Dependence Relations. American Sociological Review, 27(1),
31–41. doi: 10.2307/2089716.
Erdogan, B., & Bauer, T. N. (2014). Leader-Member Exchange (LMX) Theory: The Rela-
tional Approach. The Oxford handbook of leadership and organizations, 407.
doi:10.1093/oxfordhb/9780199755615.013.020.
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan
Skripsi Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro
Fisher, G, G., Bulger, C. A., & Smith, C, S. (2009). Beyond Work and Family: A Measure of
Work/Nonwork Interference and Enhancement. Journal of Occupational Health
Psychology, 14(4), 441–456. doi: 10.1037/a0016737.
Gaertner, S. (1999). Structural Determinants of Job Satisfaction and Organizational Com-
mitment in Turnover Models. Human Resource Management Review, 9(4), 479–493.
doi:10.1016/s1053-4822(99)00030-3.
Gerstner, C. R., & Day, D, V. (1997). Meta-Analytic Review of Leader–Member Exchange
Theory: Correlates and Construct issues. Journal of Applied Psychology, 82(6), 827–
844. doi:10.1037/0021-9010.82.6.827.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Griffen, R. (2015). Organizational Culture and Personality Type: Relationship with Person-
Organization Fit and Turnover Intention (Graduate Theses and Dissertation. Iowa State
University,2015). Retrieved 7 Maret 2019, from https://lib.dr.iastate.edu/etd/14387/.
34
Universitas Kristen Petra
`
Gottfredson, R. K., & Aguinis, H. (2016). Leadership Behaviors and Follower Performance:
Deductive and Inductive Examination of Theoretical Rationales and Underlying Me-
chanisms. Journal of Organizational Behavior, 38(4), 558–591. doi:10.1002/job.2152.
Graen, G. B., & Scandura, T. A. (1987). Toward a Psychology of Dyadic Organizing. Rese-
arch in Organizational Behavior, 9, 175-208. Retrieved 7 Maret 2019, from https://ww-
w.researchgate.net/publication/232576635_Toward_a_Psychology_of_Dyadic_Organiz
ing
Graen, G. B., & Uhl-Bien, M. (1995). Relationship-Based Approach to Leadership: Deve-
lopment of Leader-Member Exchange (LMX) Theory of Leadership Over 25 Years:
Applying a Multi-Level Multi-Domain Perspective. The Leadership Quarterly, 6(2),
219–247. doi:10.1016/1048-9843(95)90036-5
Gravador, L, N., & Teng-Calleja, M. (2018). Work–Life Balance Crafting Behaviors: an Em-
pirical Study. Personnel Review, 47(4), 786–804. doi:10.1108/pr-05-2016-0112.
Greenhaus, Jeffrey & Allen, T. (2011). Work-Family Balance: A Review and Extension of the
Literature. Washington, DC, US: American Psychological Association.
Greenhaus, J, H., Collins, K. M., & Shaw, J, D. (2003). The Relation Between Work–Family
Balance and Quality of Life. Journal of Vocational Behavior, 63(3), 510–531.
doi:10.1016/s0001-8791(02)00042-8.
Grover, S. L., & Crooker, K. J. (1995). Who Appreciates Family-Responsive Human
Resource Policies: the Impact of family-Friendly Policies on the Organizational Attach-
ment of Parents and Non-Parents. Personnel Psychology, 48(2), 271–288. doi:10.111-
1/j.1744-6570.1995.tb01757.x.
Hafid, M., & Prasetio, A. P. (2017). Pengaruh Work-Life Balance Terhadap Turnover
Intention (Studi pada Karyawan Divisi Food & Beverage Hotel Indonesia Kempinski
Jakarta). SMART-Study & Management Research, 14(3), 54. Retrieved 18 Februari
2019 from http://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/142720/pengaruh-work-life-
balance-terhadap-turnover-intention-karyawan-divisi-food-beverage-hotel-indonesia-
kempinski-jakarta.html.
Hossam, M & Abu, E. (2014). Leader-Member Exchange and Intent to Turnover. Manage-
ment Research Review, 37(2), 110–129. doi:10.1108/mrr-09-2012-0197.
Houston, D & Waumsley, J. (2003). Attitudes to Flexible Working and Family Life. New
York, NY, USA: JRF Policy Press.
35
Universitas Kristen Petra
`
Huang, T. C., Lawler, J., & Lei, C. Y. (2007). The Effects of Quality of Work Life on
Commitment and Turnover Intention. Social Behavior and Personality: An
International Journal, 35(6), 735–750. doi:10.2224/sbp.2007.35.6.735.
Hughes, J & Bozionelos, N. (2005). Work-Life Balance as a Source of Job Dissatisfaction
and Withdrawal Attitudes. Personnel Review, 36(1), 145–154. doi:10.1108/004834807-
10716768.
Hudson. (2005). The Case for Work-Life Balance. Australia: Hudson Highland Group.
Jamil, R. A. & Siddiqui, A. A. (2015). Antecedents of Employees’ Turnover Intentions:
Evidence from Private Educational Institutions. American Journal of Economics and
Business Administration, 7(4), 160–165. doi:10.3844/ajebasp.2015.160.165.
Joseph, D. L., Newman, D. A., & Sin, H.-P. (2011). Leader–Member Exchange (LMX)
Measurement: Evidence for Consensus, Construct Breadth, and Discriminant Validity.
Research Methodology in Strategy and Management, 6, 89–135. doi:10.1108/s1479-
8387(2011)00000060.
Kang, D., & Stewart, J. (2007). Leader-Member Exchange (LMX) Theory of Leadership and
HRD. Leadership & Organization Development Journal, 28(6), 531–551. doi:10.1108-
/01437730-710780976
Kartika, Dian & Suharnomo. (2016). Pengaruh Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX)
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Dan Keterlibatan Karyawan
Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Hotel Bahari Inn Tegal. Diponegoro Journal of
Management , 5(2), 1-14. Retrieved 18 Februari 2019, from https://ejournal3.undip.ac.-
id/index.php/djom/article/view/13842.
Katz, D. & Kahn, R.L. (1978). The Social Psychology of Organizations. Wiley, New York,
NY.
Kemenperin. (n.d). Sektor-Sektor Manufaktur Andalan Tahun 2018. Retrieved 18 Februari
2019 from http://www.kemenperin.go.id/artikel/18609/Sektor-Sektor-Manufaktur-An-
dalan-Tahun-2018.
Kemenperin. (n.d). Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Terus Meningkat.
Retrieved from 18 Februari 2019, http://www.kemenperin.go.id/artikel/20288/Penye-
rapan-Tenaga-Kerja-Industri-Manufaktur-Terus-Meningkat.
Liden, R. C., & Graen, G. (1980). Generalizability of the Vertical Dyad Linkage Model of
Leadership. Academy of Management journal, 23(3), 451-465. doi:10.2307/255511
36
Universitas Kristen Petra
`
Raharja, I, M., & Suwandana, I, G, M. (2018). Pengaruh Leader Member Exchange, Empo-
werment, Talent Management Terhadap Turnover Intention. E-Jurnal Manajemen Uni-
versitas Udayana, 7(6), 3086-3114. doi: 10.24843/EJMUNUD.2018.v07.i06.p09.
Rahman, W., & Nas, Z. (2013). Employee Development and Turnover Intention: Theory
Validation. European Journal of Training and Development, 37(6), 564–579. doi:10-
.1108/ejtd-may-2012-0015.
Robbins, Stephen P. & Judge, T. A. (2009). Organizational Behavior. USA: Pearson
International Edition Prentice-Hall
Robert Walters. (2019). Salary Survey 2019 Greater China & South East Asia. Retrieved 17
Februari 2019, from https://www.robertwalters.com/content/dam/robert-walters/glo-
bal/files/salary-survey/salary-survey-2019-south-east-asia-greater-china.pdf.
Roodt, G. (2004). Turnover intentions. Unpublished document: University of Johannesburg.
Saeed, I., Waseem, M., Sikander, S., & Rizwan, M. (2014). The Relationship of Turnover In-
tention with Job Satisfaction, Job Performance, Leader Member Exchange, Emotional
Intelligence and Organizational Commitment. International Journal of Learning and
Development, 4(2). doi:10.5296/ijld.v4i2.6100.
Sari, Raditya Purnama & Tiarapuspa. (2017). Hubungan Leader Member Exchange dan
Turnover Intention yang Dimediasi oleh Organization Identification. Universitas Tri-
sakti, 12(2), 175-186. Retrieved 18 Februari 2019, from http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs-
/index.php/MB/article/view/1588.
Schabracq, Winnubst., & Cooper. (2003). The Handbook of Work and OHealth Psychology.
England: John Wiley & Sons.
Stefanie, C. (2019, January 4). Industri Manufaktur Diproyeksikan Tumbuh 5,4 Persen pada
2019. cnnindonesia.com. Retrieved 18 Februari 2019, from: https://www.cnnindonesia-
.com/ekonomi/20190103214022-92-358343/industri-manufaktur-diproyeksi-tumbuh-
54-persen-pada-2019.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta
Suifan, T & Abdallah, A & Diab, H. (2016). The Influence of Work Life Balance on Turn-
over Intention in Private Hospitals: The Mediating Role of Work Life Conflict.
European Journal of Business and Management. 8(20). 126-139. Retrieved 10 Maret
2019, from https://www.researchgate.net/publication/312188465_The_Influence_of_-
Work_Life_Balance_on_Turnover_Intention_in_Private_Hospitals_The_Mediating_R-
ole_of_Work_Life_Conflict.
38
Universitas Kristen Petra
`
39
Universitas Kristen Petra
`
Lampiran 1: Angket
40
Universitas Kristen Petra
`
Berikan persetujuan anda atas penilaian Anda terhadap pernyataan dalam kolom berikut
dengan cara memberikan tanda (√) untuk setiap kolom STS = Sangat Tidak Setuju, TS =
Tidak Setuju, NT = Netral, S = Setuju, SS = Sangat Setuju.
1 2 3 4 5
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Supervisor memahami permasala-
han dan kebutuhan pekerjaan yang
saya kerjakan.
41
Universitas Kristen Petra
`
42
Universitas Kristen Petra
`
di saya
43
Universitas Kristen Petra