PENDAHULUAN
A.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.
3.
D.
Latar Belakang
Jelord E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp
memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum
dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan pengembang desain
instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta memnentukan tujuan-tujuan belajar
yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkahlangkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas
hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana
model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
di kelas.
Secara global, makalah ini membahas mengenai pengertian model pembelajaran
menurut J.E Kemp serta langkah-langkahnya dalam proses pendidikan.
Rumusan Masalah
Apa pengertian model pembelajaran J.E Kemp?
Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran J.E Kemp?
Bagaimana contoh RPP model J.E Kemp?
Tujuan
Untuk memahami pengertian model pembelajaran J.E Kemp.
Untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran J. E Kemp.
Untuk mengetahui contoh RPP model J.E Kemp.
Manfaat
Melalui makalah ini kita dapat memahami model J.E Kemp dan dapat mengetaahui
langkah-langkah pengembangan desain pembelajran model Kemp dan menerapkannya dalam
pembuatan RPP yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
a.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan
dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan
layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.[2]
Kelebihan
b.
Dalam Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya adalah
apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.[3]
Kekurangan
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh yang besar,
karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi
pengajaran.[4]
Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp:
a.
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis
konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan
lembar kegiatan siswa (LKS).[7]
d.
Merumuskan indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada
tahap 1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka
kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa
belajar.[8]
e.
Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal
yang dijawab secara benar.[9]
f.
Setrategi pembelajaran
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang
mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan
analisis tugas.
h. Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan
kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium
dan perpustakaan.
i.Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan
pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga
menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus
menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya,
karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.[10]
j.
Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini
berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai
kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
k. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama
pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari
hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit
dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
l.
Revisi Perangkat Pembelajaran
Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk
mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3.
Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP
adalah indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan
berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar
yang sesuai.
4.
Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul
kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa.
Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi,
media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5.
Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat
memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa
tidak menjadi bosan.
6.
Menetukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7.
8.
Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji
keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi
(tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya
perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh
pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi
tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya.
Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran
ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana
yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah
siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu
sendiri.
C.
Contoh RPP Model J.E Kemp
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas
:VII/I
Tema
:Wujud zat dan larutan
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
A.
Standar Kompetensi
annya (3)
: Memahami wujud zat dan perubahan- perubahannya
: Menjelaskan konsep partikel materi
B. Kompetensi Dasar dan Contoh Indikator:
Energi dan Perubahannya (3.1):
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
1.
2.
Menggambarkan susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran
Materi dan Sifatnya (4.1) :
Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat
Menentukan titik didih, titik leleh, dan titik beku bahan-bahan materi dan sifatnya di
rumah tangga berdasarkan data percobaan.
Menunjukan perbedaan antara titik didih dan titik leleh
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat berdasarkan data
percobaan.
Menjelaskan variabel kontrol dan variabel manipulasi dalam proses pelarutan
C. Tujuan:
Setelah melakukan percobaan tentang wujud zat dan kelarutannya, peserta didik dapat:
Menggambarkan susunan dan gerak partikel berbagai wujud zat.
Menentukan titik didih, titik leleh, dan titik beku beberapa bahan kimia di rumah tangga
3.
No
1
2
Aspek
No
Aspek
3
4
Skor
5
4
Skor
5
4
Jml
Nilai
Jml
Nilai
2
3
4
5
6
7
x 100
Skor maksimal
1.
2.
3.
Uraian:
Gambarkan susunan partikel zat
Jelaskan perbedaan titik didih dan titik leleh!
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat!
BAB III
PENUTUP
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
B.
Kesimpulan
Model pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri beberapa unsur, yaitu:
Identifikasi masalah pembelajaran
Analisis siswa
Analisis tugas
Merumuskan indikator
Menyusun instrumen evaluasi
Strategi pembelajaran
Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pelayanan pendukung
Perencanaan dan manajemen proyek
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
Revisi perangkat pembelajaran
Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan
senang hatimenerima saran yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian penulis
tetap menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih- lebih bisa
memahami dan menerapkan model pembelajaran J.E Kemp.
Daftar Pustaka
Trianto, Model Pembelajran Terpadu, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Sugeng Listiyo Prabowo, Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, (Malang:UIN
Press,2010)
Rusman, Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012)
http://ekasilalahi159.blogspot.com/2013/11/model-pembelajaran-morrison-rossand.html,diakses 12-03-2014
Gambar 2.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat
pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran.
Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1. Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta
yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,
teknik maupun strategi yang digunakan guru.
2. Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu
maupun kelompok.
3. Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi
suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan
analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan
penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang
dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar
kegiatan siswa (LKS)
4. Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk
mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan
mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan
pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar bagi
penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan
kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang
selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya
dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan
program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
Dari ketiga model pengembangan sistem pembelajaran dan satu model
pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dibahas, menunjukkan bahwa
keempatnya memiliki beberapa perbedaan, namun juga memiliki persamaan. Justru
dengan adanya perbedaan itu menyebabkan masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Persamaan dari keempat model tersebut antara lain bahwa pada dasarnya
ketiganya terdiri atas empat tahap pengembangan, yaitu: (a) pendefinisian, (b)
perancangan,
(c)
pengembangan
dan
(d)
penyebaran.
Kelebihan dari model Kemp antara lain: (a) Diagram pengembangannya berbentuk
bulat telur yang tidak memiliki titik awal tertentu, sehingga dapat memulai
perancangan secara bebas, (b) Bentuk bulat telur itu juga menunjukkan adanya
saling ketergantungan di antara unsur-unsur yang terlibat, (c) Dalam setiap unsur
ada kemungkinan untuk dilakukan revisi, sehingga memungkinkan terjadinya
sejumlah perubahan dari segi isi maupun perlakuan terhadap semua unsur tersebut
selama pelaksanaan program.
Keunggulan model Dick dan Carey ini terletak pada analisis tugas yang tersusun
secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hirarkis. Disamping itu
adanya uji coba yang berulang kali menyebabkan hasil yang diperoleh sistem dapat
diandalkan.
Kelemahan model ini adalah uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus
dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
Sedangkan pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi
pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran
tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi)
Kelebihan dari model 4-D dan PPSI antara lain: (a) lebih tepat digunakan sebagai
dasar
untuk
mengembangkan
perangkat
pembelajaran
bukan
untuk
mengembangkan sistem pembelajaran, (b) uraiannya tampak lebih lengkap dan
sistematis, (c) dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga
sebelum dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
Kekurangan model Kemp bila dibandingkan dengan model 4-D antara lain: (1)
Kedua model itu merupakan pengembangan sistem pembelajaran, (2) kedua
model itu kurang lengkap dan kurang sistematis, terutama model Kemp dan (3)
kedua model itu tidak melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan
perangkat pembelajaran yang dilaksanakan terdapat kesalahan.
Namun demikian pada model 4-D ini juga terdapat kekurangan, salah satunya
adalah tidak ada kejelasan mana yang harus didahulukan antara analisis konsep
dan analisis tugas.
Modifikasi dilakukan antara lain dengan cara: (a) Memperjelas urutan kegiatan yang
semula tidak jelas urutannya, (b) Mengganti istilah yang memiliki jangkauan lebih
luas dan biasa digunakan oleh guru di lapangan, (c) Menambahkan kegiatan yang
dianggap perlu dalam pengembangan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian yang akan dilakukan, (d) Mengurangi tahap atau kegiatan yang dianggap
tidak perlu.
Daftar Pustaka:
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya:
Pustaka Ilmu
Trianto. 2007. Model Pembelajaean Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya:
Pustaka Ilmu
Sasongko. Luddy Bambang. 2004. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Relasi dan Grafik di Kelas 2 SMP. Tesis tidak
diterbitkan. Surabaya: PPs. Unesa
Latar Belakang
Jelord E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp
memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum
dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan pengembang desain
instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar
yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkahlangkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas
hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana
model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
di kelas.
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur yang terorganisasi dimana
tercangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mendesain, mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi.
Kedudukan Strategi Pembelajaran
a.
Interaksi
Proses interaksi atau proses saling berhubungan yang dilakukan antar pendidik dengan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.
Pembelajaran
Serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memdahkan terjadinya
proses belajar.
c.
Materi
Suatu proses yang sangat terkait dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai
kompetensi.
d.
Hasil belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas
proses pembelajaran.
Peserta Didik
Peserta didik diantaranya siswa, mahasiswa ,peserta pelatihan ,dan seterusnya. Namun
uraian ini tidak akan membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in
imenjelaskan alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang
pihak yang belajar.
Apa pun desain pembelajaran dan mata ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui
bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang
kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman
dan termotivasi dalam proses belajarnya.
2.
Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau
kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan
pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran
tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak, disain
instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengan kopetensi yang harus dia kuasai
nanti setelah selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan.
3. Metode
Metode terkait degan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar
berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan
materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode inilah yang
menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak, seseorang disaener
pembelajaran juga terlihat dalm cara dia menetukan metode ini. Metode sebagai strategi
pembelajaran biasa dikaitkan dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk
belajar. Pada konsep sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang
sederhana.
4. Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sanagt penting. Indikator
keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini.
Sering kali penilaiain diukur dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal
obyektif. Penilaian dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan instrumen
pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya.
C. Komponen Model Analisi Topik
Komponen model analis topik ini terdiri atas:
1.
Topik
Topik adalah mata ajaran yang akan dijelaskan kepada peserta didik. Disainer pembelajaran
perlu mempelajari karkteristik dan katagori dari topik itu sebagai pengetahuan dan sebagai
upaya untuk menentukan alternatif yang harus dipilih terkait dengan kondisi belajar yg harus
di persiapkan.
2.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan setelah kategori topik selesai dilaksanakan. Dengan
demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kategori topik.
3.
Pembelajaran
Pembelajaran diartiakan sebagai KBM konvesional dimana guru dan peserta didik langsung
berinteraksi.dalam hal inidisain pembelajaran menetukan seluruh aspek strategi
pembelajaran.
4. Penilaian
Penilain dalam model mencakup dua hal yaitu belajar dan pembelajaran. Penilain ini
bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat diatasi.
5. Revisi
Setelah penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa dikaji ulang rumusan tujuan
pembelajaran. Penilain ini dapat dilakukan terhadap penbelajaran. Revisi ini dimaksukan
untuk mencari pemecahan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik
D.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp
1.
Kelebihan
2.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dalam Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat
revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila
terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih
dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.[3]
Kekurangan
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh yang besar,
karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi
pengajaran.[4]
Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp:
Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut
kurikulum ynag berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif
atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah
diharapkan dalam kurikulum.[5]
Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang dimilki,sedangkan
karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa, motivasi belajar siswa,
pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.[6]
Analisi tugas
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis
konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan
lembar kegiatan siswa (LKS).[7]
Merumuskan indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1.
Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja
dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar.
[8]
Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal
yang dijawab secara benar.[9]
Setrategi pembelajaran
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu
memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis
tugas.
8. Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala
sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan
perpustakaan.
9. Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan.
Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut
pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus
menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena
setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.[10]
10. Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna
untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan
dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir
pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil
posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan
uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini
berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan
dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat.
F.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP
adalah indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan
berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar
yang sesuai.
Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul
kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa.
Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi,
media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat
memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa
tidak menjadi bosan.
Menetukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan,
waktu dan tenaga.
Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji
keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi
(tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya
perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh
pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi
tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya.
Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran
ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana
yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah
siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu
sendiri.
G.
A.
1.
2.
B.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
C.
a.
b.
c.
D.
Analisis Siswa
Peserta didik cenderung lebih mempu memahami materi dengan langsung
mempraktekkannya.
E.
Analisis Tugas
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
F.
Merumuskan Indikator
G.
H.
I.
J.
http://www.ishaqmadeamin.com/2012/12/model-pengembangan-menurutkemp.html