Anda di halaman 1dari 10

TABEL SPESIFIKASI

1. Fungsi tabel spesifikasi


Tabel spesiIikasi dibuat untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak
menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan
dicakup dalam test. Tabel spesiIikasi dapat disebut juga grip, kisi-kisi atau blue
print. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan
tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap
pokok diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Dalam contoh hanya dicantumkan 3 buah aspek karena yang banyak
digunakan di sekolah sampai sekarang hanya 3 buah ini ( ingatan, pemahaman,
dan aplikasi ). Hal inin tidak berarti bahwa pengungkapan aspek lain tidak
disegiakan.
Contoh :
Aspek yang
diungkap
Pokok materi

Ingatan (I)

Pemahaman
(P)

Aplikasi (A)

Jumlah
Bagian I
Bagian II
Bagian n
(terakhir)
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
jumlah .... .... .... ....

Tabel spesiIikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan
antara materi dengan aspek yang digambarkan dalam TIK. Sebenarnya
penyususnan tes bukan hanya mengingat hubungan antaradua hal tersebut tetapi
empat hal, yaitu hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar, dan evaluasi.
Dalam program satuan pelajaran yang dikembangkan oleh pemantapan kerja
guru (PKG) dapat diketahui dengan jelas hubungan antara empat komponen
tersebut.
Urutannya adalah: TIK, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Sebagai contoh kaitan antara TIK, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi adalah sebagai berikut.
TIK : 4.2.2. siswa dapat menghitung kecepatan benda.
Materi : 4.2.2. percepatan benda.
KBM : inIormasi dan tanya jawab percepatan.
Evaluasi : 4.2.2. sebuah benda yang mula-mula diam,massanya 5 kg dan
menerima dua buah gaya yang belawanan dan sama besar masing-
masing 10 newton.
Maka percepatannya ialah :
A. 0 m/dt
2

B. 0,5 m/dt
2

C. 2 m/dt
2

D. 4 m/dt
2

. Langkah-langkah pembuatan
angkah pertama yang harus diambil adalah
Contoh :
Akan membuat test untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adlah :
a. Pengertian (2)
b. Fungsi evaluasi (3)
c. Macam-macam cara evaluasi (5)
d. Persyaratan evaluasi (4)
Dari contoh diatas, maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan ke tabel dan
mengubah indeks menjadi presentase. Inilah merupakan langkah kedua dari
pembuatan tabel spesiIikasi.

TABE SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOA EVAUASI
Aspek yang diungkap
Pokok materi

Ingatan

Pemahaman

Aplikasi

Jumlah
Pengertian evaluasi
(14)

7
Fungsi evaluasi
(21)

10
Macam-macam cara
evaluasi (36)

18
Persyaratan evaluasi
(29)

15
Jumlah 50 butir
soal

angkah ketiga adalah memerinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok
materi, dan angka ini dituliskan pada kolom paling kanan.caranya adalah membagi
jumlah butir soal ( di sini 50 buah ) menjadi 4 berdasarkan imbangan bobot yang
tertera sebagai persentase.
Banyaknya butir soal sanat ditentukan oleh :
a. Waktu yang tersedia,
b. Bentuk soal.
Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang
studi.
Untuk langkah-langkah selanjutnya, terdapat langkah khusus, tergantung dari
homogenitas atau heterogenitas (keragaman) materi yang diteskan.
a. Untuk materi yang seragam
Seragam disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan pokok
materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku.
Misalnya 50 ingatan, 30 pemahaman, 20 aplikasi. Apabila demikian
halnya, maka angka persentase dapat dituliskan pada kolom, dibawah kata-kata
Ingatan, 'pemahaman, dan 'aplikasi. Selanjutnya banyak butir soal untuk
setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari
banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling
kanan. Perlu diperhatikan bahwa angka yang diperoleh untuk setiap sel
merupakan pembulatan dari perhitungan.
TABE SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES EVAUASI
Aspek yang diukur
Pokok materi
Ingatan
(50)
Pemahaman
(30)
Aplikasi
(20)
Jumlah
(100)
Pengertian evaluasi
(14)

(A)

(B)

(C)

7
Fungsi evaluasi
(21)

(D)

(E)

(F)

10
Macam-macam cara
evaluasi (36)

(G)

(H)

(I)

18
Persyaratan evaluasi
(29)

(K)

()

(M)

15
Jumlah 50

Untuk mengisi/menentukan banyak butir soal untuk tiap sel dilakukan demikian :
Sel A 50/100 x 7 soal 3,5 ( 4 soal )
Sel B 30/100 x 7 soal 2,1 ( 2 soal )
Sel C 20/100 x 7 soal 1,4( 1 soal )
Catatan :
Di samping cara yang diajukukan ini, yakni menentukan jumlah butir soal
untuk tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang diambil orang, yakni mulai dari
pengisian sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.



TABE SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES IPS
Aspek yang diukur
Pokok materi
Ingatan
(50)
Pemahaman
(30)
Aplikasi
(20)
Jumlah
(100)
Bab I (40) (A) (B) (C)
Bab II (30) (D) (E) (F)
Bab III (30) (G) (H) (I)
Jumlah (100) 40

Misalnya berdasarkan waktu yang telah ditentukan, diperkirakan akan disusun 40
buah soal. Maka tiap sel diperoleh imbangan jumlah sebagai berikut :
Sel A 50/100 x 40/100 x 40 soal 8 soal
Sel B 30/100 x 40/100 x 40 soal 4,8 soal ( dibulatkan 5 soal )
Sel C 20 x 40 x 40 soal 3,2 soal ( dibulatkan 3 sial )
Sel D 50 x 30 x 40 soal 6 soal
Demikian seterusnya setelah dihitung dengan cara yang sama, terdapatlah angka-
angka yang menggambarkan banyaknya soal seperti tercantum pada tiap aspek.
Sesudah itu baru djumlahkan ke kanan maupun ke bawah sehingga terdapat jumlah
soal setiap bagian/pokok materi maupun setiap aspek tingkah laku.
b. Untuk materi yang tak seragam
Untuk mambuat tabel spesiIikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak
perlu mencantumkan angka presentase imbangan tingkah laku di kepala kolom.
Pemberian imbangan dilakukan tiap ppokok materi didasarkan atas banyaknya
soal untuk pokok materi itu dan imbangan yagn dikehendaki oleh penilai
menurut siIat pokok materi yang bersangkutan.


Contoh :
TABE SPESIFIKASI UNTUK PENYUSUAN TES EVAUASI
Aspek yang diukur
Pokok materi
Ingatan
(50)
Pemahaman
(30)
Aplikasi
(20)
Jumlah
(100)
Bab I (25) (A) (B) (C) 10
Bab II (40) (D) (E) (F) 16
Bab III (35) (G) (H) (I) 14
Jumlah (100) 40

Dalam keadaam seperti dicontohkan misalnya :
Bab I mayoritas haIalan.
Bab II mayoritas pemahaman.
Bab III mayoritas aplikasi.
Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dapat dituliskan pada kepada kolom.
Penentuan angka yang manunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel,
ditentukan perbab.
Misalnya :
Untuk Bab I,ingatan 60, pemahaman 30, untuk aplikasi 10, maka :
Sel A 60/100 x 10 soal 6 soal
Sel B 30/100 x 10 soal 3 soal
Sel C 10/100 x 10 soal 1 soal
Untuk Bab II,ingatan 20, pemahaman 50, untuk aplikasi 30, maka :
Sel D 20/100 x 16 soal 3 soal
Sel E 50/100 x 16 soal 8 soal
Sel F 30/100 x 16 soal 5 soal
Untuk Bab III,ingatan 20, pemahaman 20, untuk aplikasi 60, maka :
Sel G 20/100 x 14 soal 3 soal
Sel H 20/100 x 14 soal 3 soal
Sel I 60/100 x 14 soal 6 soal
Dengan pengetahuan 2 cara,atau bahkan 3cara,maka pada waktu akan membuat
tabel spesiIikasi pertama-tama harus diadakan perkiraan apakah materi-materi
yang akan di teskan merupakan materi yang homogen atau bukan.
Apabila tabel spesiIikasi sudah jadi, maka ini berarti bahwa guru sudah
melakukan sesuatu tugas betul dan aman di dalam rangkaian tugas menyusun tes.
Penyusunan tes yang disertai dengan melalui tabel spesiIikasi dapat dijamin
bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.
Adakalahnya guru memperoleh bimbingan dalam menyusun soal tes. Agar
pembimbingan dapat belangsung secara eIektiI, sebaiknya dalam mengisi sel-sel
tabel spesiIikasi, dituliskan sekaligus unsur-unsur item bagi sel ang
bersangkutan, misalnya sebagai berikut :
Aspek yang diukur
Pokok materi
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi (A) Jumlah

Bab I (25)
(6)
1,2,6,7,8,10
(3)
3,4,9
(1)
5

10

Bab II (40)
(3)
11,18,22
(8)
12,13,14,15
19,20,23,24
(9)
16,17,21,25,26

16

Bab III (35)
(3)
27,32,26
(3)
28,33,37
(8)
29,30,31,34,
35,38,39,40

14
Jumlah (100) 12 14 14 40

Dengan dicantumkannya nomor-nomor item tersebut pembimbing dapat
menelusuri sesuatu rumusan item kembali pada kisi-kisi. Misalnya untuk item
nomor 16 menurut kehendak penulis soal, item tersebut mengukur aplikasi.oleh
pembimbing ditelaah rumusan kalimat dan isinya. Sangat mungkin ternyata item
tersebut hanya mengungkap ingatan saja.
. Tindak lanjut sesudah penyusunan tabel spesifikasi
Dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah menyusun tabel spesiIikasi untuk
memperoleh seperangkat soal tes adalah :
a. enentukan bentuk soal
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk
soal yaitu :
1.Waktu yang tersedia,
2.SiIat materi yang dites.
Sebagai pertimbangan menentukan bentuk soal sehubungan dngan
waktu yang tersedia adalah bahwa soal bentuk uraian paling banyak
memakan waktu walaupun masih perlu diperinci lagi bahwa soal yang
dikehendaki siswa untuk menguraikan, tentu saja lebih banyak
memakan waktu dibandingkan dengan prtanyaan 'mengapa.
SiIat materi, adakalanya sebuah pokok materi tidak dapat diukur
dengan soal bentuk pilihan ganda karena sukar dicarikan alternatiI
yang hampir sama.
Sebelum kita menentukan bentuk soal tes, kita harus sudah
mengatahui berapa lama alokasi waktu yang disediakan untuk
mengerjakan tes.hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan alokasi waktu tes adalah :
1. Untuk tes IormatiI dari bahan disediakan dalam waktu 4 -5
kali pertemuan ( 45 menit) kira-kira memerlukan 15-20
menit, sedangkan untuk pelajaran yang berlangsung selam 1
jam pelajaran memerlukan waktu kira-kira 5-10 menit.
2. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal bentuk
objektiI pilihan ganda kira-kira - 1 menit.
3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal bentuk
uraian tergantung dari berapa lama siswa harus berpikir dan
menuliskan jawaban.
Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi aspek berpikir
adalah sebagai berikut :
1. MendaItar Iakta-Iakta, istilah, deIinisi yang terdapat dalam
seluruh materi yang diajarkan.
2. MendaItar setiap konsep (pengertian) yang tercakup dalam
seluruh materi.
3. Mencari hubungan antara dua atau beberapa konsep yang ada.
4. Mempertentangkan konsep-konsep, menggeneralisasikan dan
menghubungkan konsep dengan maslah kehidupan sehari-
hari.
5. Memilih hubungan antara beberapa konsep dalam penerapan
ke dalam permasalahan yang lebih luas.
Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi konstruksi soal :
1. Memilih Iakta-Iakta tunggal.
2. Hubungan konsep-konsep yang berupa klasiIikasi dan
deIerensiasi ditentukan untuk membuat soal pilihan ganda.
DeIinisi atau hubungan sebab-akibat, merupakan bahan yang
dapat diuji dengan bentuk benar-salah, pilihan ganda ataupun
hubungan antar hal.
3. Memilih konsep-konsep yang kompleks siIatnya, untuk
dijadikan soal bentuk uraian.
b. enuliskan soal-soal tes
angkah terakir dari penyusunan tes adlah menuliskan soal-soal tes. Hal-
hal yang harus diperhatikan :
1. Bahasa harus sederhana dan mudah dipahami.
2. Suatu soal tidak boleh mengandung penaIsiran ganda atau
membingungkan.
3. Cara memenggal kalimatatau meletakkan/menata kata-kata
perlu diperhatikan agar tidak ditaIsirkan salah.
4. Petunjuk mengerjakan.
Guru yang baik akan selalu meningkatkan mutu tes yang digunakan.
Oleh karena menyusun tes itu sukar maka disarankan untuk
mengumpulkan soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan
mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar,atau
membingungkan. Dengan cara demikian maka ketrampilan guru dalam
menyusun soal tes akan meningkat, dan akan diperoleh sekumpulan tes
yang mutunya bukan lagi yang paling bawah.

Anda mungkin juga menyukai