Tabel spesiIikasi dibuat untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam test. Tabel spesiIikasi dapat disebut juga grip, kisi-kisi atau blue print. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap pokok diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal. Dalam contoh hanya dicantumkan 3 buah aspek karena yang banyak digunakan di sekolah sampai sekarang hanya 3 buah ini ( ingatan, pemahaman, dan aplikasi ). Hal inin tidak berarti bahwa pengungkapan aspek lain tidak disegiakan. Contoh : Aspek yang diungkap Pokok materi
Ingatan (I)
Pemahaman (P)
Aplikasi (A)
Jumlah Bagian I Bagian II Bagian n (terakhir) .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... jumlah .... .... .... ....
Tabel spesiIikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang digambarkan dalam TIK. Sebenarnya penyususnan tes bukan hanya mengingat hubungan antaradua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar, dan evaluasi. Dalam program satuan pelajaran yang dikembangkan oleh pemantapan kerja guru (PKG) dapat diketahui dengan jelas hubungan antara empat komponen tersebut. Urutannya adalah: TIK, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Sebagai contoh kaitan antara TIK, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi adalah sebagai berikut. TIK : 4.2.2. siswa dapat menghitung kecepatan benda. Materi : 4.2.2. percepatan benda. KBM : inIormasi dan tanya jawab percepatan. Evaluasi : 4.2.2. sebuah benda yang mula-mula diam,massanya 5 kg dan menerima dua buah gaya yang belawanan dan sama besar masing- masing 10 newton. Maka percepatannya ialah : A. 0 m/dt 2
B. 0,5 m/dt 2
C. 2 m/dt 2
D. 4 m/dt 2
. Langkah-langkah pembuatan angkah pertama yang harus diambil adalah Contoh : Akan membuat test untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adlah : a. Pengertian (2) b. Fungsi evaluasi (3) c. Macam-macam cara evaluasi (5) d. Persyaratan evaluasi (4) Dari contoh diatas, maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan ke tabel dan mengubah indeks menjadi presentase. Inilah merupakan langkah kedua dari pembuatan tabel spesiIikasi.
TABE SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOA EVAUASI Aspek yang diungkap Pokok materi
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah Pengertian evaluasi (14)
7 Fungsi evaluasi (21)
10 Macam-macam cara evaluasi (36)
18 Persyaratan evaluasi (29)
15 Jumlah 50 butir soal
angkah ketiga adalah memerinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, dan angka ini dituliskan pada kolom paling kanan.caranya adalah membagi jumlah butir soal ( di sini 50 buah ) menjadi 4 berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase. Banyaknya butir soal sanat ditentukan oleh : a. Waktu yang tersedia, b. Bentuk soal. Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang studi. Untuk langkah-langkah selanjutnya, terdapat langkah khusus, tergantung dari homogenitas atau heterogenitas (keragaman) materi yang diteskan. a. Untuk materi yang seragam Seragam disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya 50 ingatan, 30 pemahaman, 20 aplikasi. Apabila demikian halnya, maka angka persentase dapat dituliskan pada kolom, dibawah kata-kata Ingatan, 'pemahaman, dan 'aplikasi. Selanjutnya banyak butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan. Perlu diperhatikan bahwa angka yang diperoleh untuk setiap sel merupakan pembulatan dari perhitungan. TABE SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES EVAUASI Aspek yang diukur Pokok materi Ingatan (50) Pemahaman (30) Aplikasi (20) Jumlah (100) Pengertian evaluasi (14)
(A)
(B)
(C)
7 Fungsi evaluasi (21)
(D)
(E)
(F)
10 Macam-macam cara evaluasi (36)
(G)
(H)
(I)
18 Persyaratan evaluasi (29)
(K)
()
(M)
15 Jumlah 50
Untuk mengisi/menentukan banyak butir soal untuk tiap sel dilakukan demikian : Sel A 50/100 x 7 soal 3,5 ( 4 soal ) Sel B 30/100 x 7 soal 2,1 ( 2 soal ) Sel C 20/100 x 7 soal 1,4( 1 soal ) Catatan : Di samping cara yang diajukukan ini, yakni menentukan jumlah butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang diambil orang, yakni mulai dari pengisian sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.
TABE SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES IPS Aspek yang diukur Pokok materi Ingatan (50) Pemahaman (30) Aplikasi (20) Jumlah (100) Bab I (40) (A) (B) (C) Bab II (30) (D) (E) (F) Bab III (30) (G) (H) (I) Jumlah (100) 40
Misalnya berdasarkan waktu yang telah ditentukan, diperkirakan akan disusun 40 buah soal. Maka tiap sel diperoleh imbangan jumlah sebagai berikut : Sel A 50/100 x 40/100 x 40 soal 8 soal Sel B 30/100 x 40/100 x 40 soal 4,8 soal ( dibulatkan 5 soal ) Sel C 20 x 40 x 40 soal 3,2 soal ( dibulatkan 3 sial ) Sel D 50 x 30 x 40 soal 6 soal Demikian seterusnya setelah dihitung dengan cara yang sama, terdapatlah angka- angka yang menggambarkan banyaknya soal seperti tercantum pada tiap aspek. Sesudah itu baru djumlahkan ke kanan maupun ke bawah sehingga terdapat jumlah soal setiap bagian/pokok materi maupun setiap aspek tingkah laku. b. Untuk materi yang tak seragam Untuk mambuat tabel spesiIikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu mencantumkan angka presentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian imbangan dilakukan tiap ppokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi itu dan imbangan yagn dikehendaki oleh penilai menurut siIat pokok materi yang bersangkutan.
Contoh : TABE SPESIFIKASI UNTUK PENYUSUAN TES EVAUASI Aspek yang diukur Pokok materi Ingatan (50) Pemahaman (30) Aplikasi (20) Jumlah (100) Bab I (25) (A) (B) (C) 10 Bab II (40) (D) (E) (F) 16 Bab III (35) (G) (H) (I) 14 Jumlah (100) 40
Dalam keadaam seperti dicontohkan misalnya : Bab I mayoritas haIalan. Bab II mayoritas pemahaman. Bab III mayoritas aplikasi. Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dapat dituliskan pada kepada kolom. Penentuan angka yang manunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel, ditentukan perbab. Misalnya : Untuk Bab I,ingatan 60, pemahaman 30, untuk aplikasi 10, maka : Sel A 60/100 x 10 soal 6 soal Sel B 30/100 x 10 soal 3 soal Sel C 10/100 x 10 soal 1 soal Untuk Bab II,ingatan 20, pemahaman 50, untuk aplikasi 30, maka : Sel D 20/100 x 16 soal 3 soal Sel E 50/100 x 16 soal 8 soal Sel F 30/100 x 16 soal 5 soal Untuk Bab III,ingatan 20, pemahaman 20, untuk aplikasi 60, maka : Sel G 20/100 x 14 soal 3 soal Sel H 20/100 x 14 soal 3 soal Sel I 60/100 x 14 soal 6 soal Dengan pengetahuan 2 cara,atau bahkan 3cara,maka pada waktu akan membuat tabel spesiIikasi pertama-tama harus diadakan perkiraan apakah materi-materi yang akan di teskan merupakan materi yang homogen atau bukan. Apabila tabel spesiIikasi sudah jadi, maka ini berarti bahwa guru sudah melakukan sesuatu tugas betul dan aman di dalam rangkaian tugas menyusun tes. Penyusunan tes yang disertai dengan melalui tabel spesiIikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku. Adakalahnya guru memperoleh bimbingan dalam menyusun soal tes. Agar pembimbingan dapat belangsung secara eIektiI, sebaiknya dalam mengisi sel-sel tabel spesiIikasi, dituliskan sekaligus unsur-unsur item bagi sel ang bersangkutan, misalnya sebagai berikut : Aspek yang diukur Pokok materi Ingatan (I) Pemahaman (P) Aplikasi (A) Jumlah
Bab I (25) (6) 1,2,6,7,8,10 (3) 3,4,9 (1) 5
10
Bab II (40) (3) 11,18,22 (8) 12,13,14,15 19,20,23,24 (9) 16,17,21,25,26
16
Bab III (35) (3) 27,32,26 (3) 28,33,37 (8) 29,30,31,34, 35,38,39,40
14 Jumlah (100) 12 14 14 40
Dengan dicantumkannya nomor-nomor item tersebut pembimbing dapat menelusuri sesuatu rumusan item kembali pada kisi-kisi. Misalnya untuk item nomor 16 menurut kehendak penulis soal, item tersebut mengukur aplikasi.oleh pembimbing ditelaah rumusan kalimat dan isinya. Sangat mungkin ternyata item tersebut hanya mengungkap ingatan saja. . Tindak lanjut sesudah penyusunan tabel spesifikasi Dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah menyusun tabel spesiIikasi untuk memperoleh seperangkat soal tes adalah : a. enentukan bentuk soal Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal yaitu : 1.Waktu yang tersedia, 2.SiIat materi yang dites. Sebagai pertimbangan menentukan bentuk soal sehubungan dngan waktu yang tersedia adalah bahwa soal bentuk uraian paling banyak memakan waktu walaupun masih perlu diperinci lagi bahwa soal yang dikehendaki siswa untuk menguraikan, tentu saja lebih banyak memakan waktu dibandingkan dengan prtanyaan 'mengapa. SiIat materi, adakalanya sebuah pokok materi tidak dapat diukur dengan soal bentuk pilihan ganda karena sukar dicarikan alternatiI yang hampir sama. Sebelum kita menentukan bentuk soal tes, kita harus sudah mengatahui berapa lama alokasi waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes.hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan alokasi waktu tes adalah : 1. Untuk tes IormatiI dari bahan disediakan dalam waktu 4 -5 kali pertemuan ( 45 menit) kira-kira memerlukan 15-20 menit, sedangkan untuk pelajaran yang berlangsung selam 1 jam pelajaran memerlukan waktu kira-kira 5-10 menit. 2. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal bentuk objektiI pilihan ganda kira-kira - 1 menit. 3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal bentuk uraian tergantung dari berapa lama siswa harus berpikir dan menuliskan jawaban. Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi aspek berpikir adalah sebagai berikut : 1. MendaItar Iakta-Iakta, istilah, deIinisi yang terdapat dalam seluruh materi yang diajarkan. 2. MendaItar setiap konsep (pengertian) yang tercakup dalam seluruh materi. 3. Mencari hubungan antara dua atau beberapa konsep yang ada. 4. Mempertentangkan konsep-konsep, menggeneralisasikan dan menghubungkan konsep dengan maslah kehidupan sehari- hari. 5. Memilih hubungan antara beberapa konsep dalam penerapan ke dalam permasalahan yang lebih luas. Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi konstruksi soal : 1. Memilih Iakta-Iakta tunggal. 2. Hubungan konsep-konsep yang berupa klasiIikasi dan deIerensiasi ditentukan untuk membuat soal pilihan ganda. DeIinisi atau hubungan sebab-akibat, merupakan bahan yang dapat diuji dengan bentuk benar-salah, pilihan ganda ataupun hubungan antar hal. 3. Memilih konsep-konsep yang kompleks siIatnya, untuk dijadikan soal bentuk uraian. b. enuliskan soal-soal tes angkah terakir dari penyusunan tes adlah menuliskan soal-soal tes. Hal- hal yang harus diperhatikan : 1. Bahasa harus sederhana dan mudah dipahami. 2. Suatu soal tidak boleh mengandung penaIsiran ganda atau membingungkan. 3. Cara memenggal kalimatatau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak ditaIsirkan salah. 4. Petunjuk mengerjakan. Guru yang baik akan selalu meningkatkan mutu tes yang digunakan. Oleh karena menyusun tes itu sukar maka disarankan untuk mengumpulkan soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar,atau membingungkan. Dengan cara demikian maka ketrampilan guru dalam menyusun soal tes akan meningkat, dan akan diperoleh sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah.