Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ilmu Pendidikan Islam
Yang diampu olah Bapak Ayat Bahrul, M.Pd.I

Disusun oleh :
Musabil Hakqi 21.1.1.021
Syah Gibran W.S 21.1.1.02
Khilda Aini Syifa 21.1.1.013
Shofa Nur Adzijah 21.1.1.025

STAI AL HIKMAH GLOBAL CENDIKIA


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAA’IYYAH (PGMI)
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas waktu dan
kesempatan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah “Konsesp Dasar
Pendidikan Islam” ini dengan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih
untuk dosen kami Bpk Ayat Bahrul, M.Pd.I serta teman-teman yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam peyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini bisa dikatakan masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami menunggu kritik dan saran yang membangun agar kedepannya kami
bisa lebih baik lagi.

Citayam, 1 November 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan
yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak,
kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu

Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah
satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat
peserta didik.

Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta
didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai
teknik-teknik M

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes!

    1.   Pengertian non-tes dan jenis-jenisnya!

    2.  Bagaimana cara mengetahui kemampuan, bakat, permasalahan yang

          dihadapi siswa

C. Tujuan Penulisan

          Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1.             Mengetahui dan memahami pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes

2.             Mengetahui dan dapat menguraikan pengertian dan jenis-jenis non-tes.

3.             Dapat mengetahui juga mengungkap kemampuan, bakat juga membantu siswa dalam
menhadapi permasalahannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan proses bimbingan di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman
pembimbing terhadap karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid
tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses bimbingan yang membantu
murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.

Untuk itu guru di SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data
yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan
data dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul dataserta penggunannya. Teknik memahami
perkembangan murid akan terentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung pada pengamatan
pembimbing (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang terstuktur dengan
menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori dan sejenisnya).

Salah satu hal yang penting dalam memberikan suatu bimbingan pada peserta didik adalah
melihat masalah secara keseluruhan baik masalah pribadinya maupun masalah latar belakang
pribadinya.

Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan
dalam dua kategori besar yaitu:

1. Tes

Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa Latin “testum” yang bararti cangkir,
mangkok atau cawan yang digunakan untuk memeriksa logam. Lambat laun istilah ini dipergunakan
juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk pendidikan. Dalam penggunaannya sehari-hari istilah tes
sering digunakan silih berganti dengan pengukuran dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes
mengandung pengertian penyajian seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus dijawab. Definisi
yang lebih luas tentang tes dikemukakan oleh Cronbach (1970) sebagai prosedur yang bersifat
sitematis untuk mengamati tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dengan skala angka atau
system golongan.

   Peters dan Shertzer (1974: 349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk
mengobservasi (mengamati) tingkah laku indivdu, dan menggambarkan (Mendeskripsikan) tingkah
laku itu melalui sekala angka atau sistem kategori.
Umumnya tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu. Dalam hubungan
dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atas dasar
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi seseorang dapat ditentukan.

Penggunaan teknik dan tes (Khusunya tes prestasi belajar) bagi guru disekolah bertujuan untuk :

a.              Menilai kemampuan belajar murid.

b.             Memberikan bimbingan belajar kepada murid.

c.              Mengecek kemajuan belajar.

d.             Memahami kesulitan-kesulitan belajar.

e.              Memperbaiki teknik mengajar.

f.              Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone, 1971: 235).

Tes banyak sekali macamnya dan dapat digolongkan menurutcara-cara tertentu, misalnya
berdasarkan atas banyaknya peserta tes, berdasarkan cara penyelesaiannya dan sebagainya. Salah satu
cara penggolongan tes yang terkenal adalah penggolongan tes berdasarkan atas aspek psikis yang
diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :

a.              Tes Intelegensi

b.             Tes Bakat

c.              Tes Kepribadian

d.             Tes Prestasi Belajar

Berikut penjelasan dari tes-tes tersebut.

a. Tes Intelegensi

Menurut  David Wechsler , intelegensi  adalah  kemampuan  untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa intelegensi  adalah  suatu  kemampuan  mental  yang  melibatkan proses berpikir
secara rasional.

Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara  langsung melainkan  harus
disimpulkan  dari  berbagai  tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional
itu.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan
intelegensi adalah kemampuan berpikir secara rasional, bukan tingginya nilai akademik yang
menentukan,  melainkan  kecakapan seseorang dalam  melakukan  berbagai  hal  serta
kemampuannya berpikir  secara rasional itulah yang sebetulnya menentukan.

Jadi, tes intelegensi adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya
secara afektif. Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat
dibawah ini

Kelas Interval                                Klasifikasi

Skor IQ

140–keatas                                    Genius (Luar biasa)

120- 139                                         Very superior ( sangat cerdas)

110-119                                          Superior (Cerdas)

90-109                                            Normal (average)

80-89                                              Dull (bodoh)

70-79                                              Border line (Batas normal)

50-60                                              Marrons (Debiel)

30-49                                              Embicile (embiciel)

Dibawah -30                                   Idiot

          Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu;

1.             Tes Intelegensi individual

          Tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes Intelegensi individual
diantaranya :

-    Stanford - Binet Intelligence Scale

-    Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)

-    Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)

-    Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)


-    Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).

          Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu yang
sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun laporan, minat dan
perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat toleransi menghadapi rasa
frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.

2.             Tes Intelegensi kelompok

          Tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara serentak. Tes Intelegensi kelompok
diantaranya :

-    Pintner Cunningham Primary Test

-    The California Test of Mental Maturity


-    The Henmon- Nelson Test Mental Ability
-    Otis - Lennon Mental Ability Test
-    Progressive Matrices

Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara lain peneliti
tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat kecemasan individu, instruksi
yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu diganggu oleh peserta lainnya.

3.             Tes Intelegensi dengan tindakan/perbuatan

Tes Intelegensi berguna untuk :

a)             Membantu guru menganalisis berbagai masalah yang dialami murid, seperti masalah
kesulitan belajar, masalah kedisiplinan dan masalah kepribadian.

b)             Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya masalah pada diri murid yang berkaitan
dengan kemampuan dasarnya.

c)             Membantu guru mengenali muri-murid yang memiliki kemampuan sangat tinggi dan sangat
rendah yang membutuhkan pendidikan khusus.

d)            Membantu guru menafsirkan kesuliatan-kesulitan belajar yang dialami murid.

b.             Tes Bakat

Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya menguasai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, seperti
kemampuan bermain music, kemampuan berolahraga dan lain-lain. Seseorang yang berbakat music,
misalnya dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat music akan lebih cepat
menguasai keterampilan tersebut. Dengan demikian, bakat tidak berkembang dengan sendirinya,
tetapi harus ditunjang oleh factor lingkungan.

Bakat dapat diukur atau diungkapkan dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes bakat
adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam bidang-bidang tertentu, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain, dan lain-lain.

Tes bakat berguna untuk membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang
bijaksana berkenaan dengan pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang dapat
memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, dan keterampilannya dalam suatu atau
berbagai bidang. Perlu disadari bahwa hasil tes bakat itu merupakan salah satu data atau informasi.
Data atau informasi itu masih perlu lagi dikonsultasikan dengan data lain yang berkenaan dengan diri
murid.

Untuk mengetahui bakat individu, telah dikembangkan beberapa macam tes seperti :

1. Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.

2. Tes Bakat music. Tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme,
warna bunyi dan memori.

3. Tes bakat Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).

4. Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.

5. Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat ini mengukur berbagai kemampuan khusus yang telah lama
digunakan adalah DAT  (Differential Attitude Test). Test ini mengukur delapan kemampuan khusus,
yaitu :

a) Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang

          dinyatakan secara verbal.

b) Kemampuan bilangan, yang mengungkapkan kemampuan berpikir dengan menggunakan angka-


angka.

c)  Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan menggunakan
berbagai bentuk diagram, yang bersifat non verbal atau tanpa angka-angka.

d) Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk membayangkan
dan membentuk gambar-gambar dari objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
e) Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang
dalam membandingakan dan memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau angka-angka.

f) Berfikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuna setra pemahaman mengenai hokum-hukum


yang mendasari lat-alat, mesin-mesin dan gerakan-gerakannya.

g) Penggunaan bahasa pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata-kata umum.

h) Pengggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata


dalam kalimat, seperti tanda baca dan tata bahasa.

         

c.  Tes kepribadian

Allport (9dalam Hall dan Lindzey, 1981) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dari system-sistem psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-
penyesuaian yang unik dengan lingkungan.

Secara umum, definisi tes kepribadian adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak
hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau
lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga
menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.

Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian
adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat
individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan
yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu
yang baik atau pun buruk. Sehingga kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki
kepribadian yang unik, berbeda dari yang lain.

Tes-tes kepribadian melibatkan stimulus terstandardisasi yang ditujukan untuk memancing


dan menganalisa perbedaan reaksi individu. Kepribadian dapat diukur dengan berbagai cara. Cara
yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :

1.  Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report
inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu mengenai dirinya melalui alat
yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk diberikan, seringkali
objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi dengan hati-hati. Keunggulan Tes ini adalah
terstandardisasi, mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran diri dengan baik; namun terbatas
dalam derajat kekayaan data, mudah untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT
(Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.

2. Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories
sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi
seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.

Studi Longitudinal Terman adalah penilaian yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan


informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain (orangtua atau gurunya). Penilaian yang
dilakukan di masa kecil ini terbukti dapat memperkirakan kepribadian dan pencapaian anak-anak di
masadewasanya.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri
individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”, dapat digunakan untuk menilai anak-
anak/binatang; namun keterbatasannya adalah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang
berpengalaman atau terpengaruh bias.

3. Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melakukan
sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.

Dari ketiga cara atau pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan
jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa ini.

d. Tes Prestasi Belajar

Menurut Benyamin S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes Prestasi Belajar


adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan. Ia
membagi kawasan tujuan pendidikan mejadi tiga bagian, yaitu:

1.        Kawasan kognitif

2.        Kawasan afektif

3.        Kawasan psikomotorik

Jadi bisa disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun untuk
mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid setelah ia mengikuti
latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil
pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:

1. Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam
bidang atau jurusan.
2. Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh

mana kemampuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program

pendidikan.

3. Fungsi diagnostik adalah penggunaan tes prestasi belajar untuk mendiagnosis

kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa

yang dapat diperbaiki segera, dan semacamnya.

4. Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk memperoleh

informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya

dalam suatu program pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir

dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa

dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut atau apakah siswa

dinyatakan dapat melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi.

          Cara Mengukur Prestasi Belajar

          Pengukuran dilakukan  dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam
mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes
prestasi belajar antara lain :

1.             Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa

          pokok bahasan tertentu yang diadakan sebelum atau selama pelajaran

          berlangsung dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap

          siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk

          memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2.             Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yangtelah

          diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untukmemperoleh gambaran

          daya serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes

          subsumatif ini dimanfaatkan untukmemperbaiki proses belajar mengajar dan

          diperhitungkan dalammenentukan nilai rapor.


3.             Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan

          pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur

          wulan. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan

          belajar siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan

          untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu

          sekolah.

          Ditinjai dari bentuk soalnya maka tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a)             Tes non obyektif, yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian nilai seperti tes uraian. Tes
uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:

1)             Tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian terbuka

          setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai

          dengan yang dipikirkannya.

2)             Tes uraian terbatas jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang

          sifatnya sudah dibatasi.

b)             Tes obyektif, karna siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang
sama. Tes bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk
uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar
dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :

1)        Tes benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar
atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan
S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan
tersebut benar atau salah.

2)        Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
Tugas peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan
seri jawaban.

3)        Tes Isian, Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan
rangkaian cerita atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata
penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang
kosong dengan jawaban yang sesuai.

4)        Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan
tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari
kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia
dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.

Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan
dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes yang
paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh
tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi
tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.

  Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat keputusan-
keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi
dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan
pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik
pengajaran.

2.             Non-tes

Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada
umumnya bersifat kualitatif. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:

a.              Observasi (pengamatan)

Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling
berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri
yaitu dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu, direncanakan secara
sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan, perlu diperiksa ketelitiannya.

Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:

·         Observasi sehari-hari

·         Observasi sistematis

·         Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang damati
·         Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh
orang yang diamati.

b.             Catatan anekdot

          Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian
dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan menggunakan catatan
anekdot guru dapat:

1.             memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan anak,

2.             memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid,

3.             memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.

Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1.             Objektif

Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1)             catatan dibuat sendiri oleh guru,

2)             pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadi,

3)             deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri.

2.       Deskriptif

Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan
dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.

3.             Selektif

Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi
perhatian guru sesuai keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang
diduga mempunyai masalah.

CATATAN ANEKDOT
1.      Nama Murid                            : Andi

2.      Kelas                                       : 5

3.      Tanggal Observasi                   : 17 Oktober 2013

4.      Peristiwa                                 :  Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah setengah jam


mengikuti pelajaran jam pertama . ketika itu para murid sedang menyimak penjelasan dari guru, tiba-
tiba Andi masuk kelas, tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu, dia langsung duduk dibakunya,
pakaiannya nampak lusuh, dan penampilannya nampak lesu. Pada hari itu, Andi tidak sedikitpun
menunjukkan perhatiannya untuk belajar.

Melalui catatan anekdot ini, guru akan lebih memahami tentang sikap kebiasaan atau perilaku murid
sehingga memudahkannya untuk memberikan bimbingan kepadanya.

c.       Wawancara

Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung


dengan responden (orang yang diminta informasi). Dalam hal ini bias murid, orang tua murid, atau
orang lain yang diminta keterangan tentang murid.

Contoh penggunaan wawancara ini, seperti guru ingin mengetahui informasi dan murid yang
sering membolos dari sekolah. Guru mengajukan pertanyaan tentang identitas orang tua, jarak tempat
tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar murid, kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh murid,
dan alasannya mengapa sering membolos.

Kelebihan wawancara yaitu:

1.             merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid

2.             dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur

3.             dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi

4.             digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

Kekurangan wawancara yaitu:

a.              tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu

b.             sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak

c.              menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara


Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat
pedoman wawancara formatnya sebagai berikut.

Nama SD        : ………………………………………………………………………

Alamat                        : ……………………………………………………………………....

Pedoman Wawancara

1. Wawancara ke                     :

2. Waktu wawancara              :

3. Tempat wawancara             :

4. Masalah                               :

5. Responden                          :

6.
No Pertanyaan Deskripsi / Jawaban
Jalannya

wawancara           :

7. Kesimpulan wawancara

……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
d.             Angket

Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu
melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:

1.             gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap

2.             susun kalimat sederhana tapi jelas

3.             hindari kata-kata yang sulit dipahami

4.             pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab

5.             hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.

e.              Autobiografi

Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki
pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.

Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat,
cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya. Autobiografi ini
dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.

1.             Terstruktur

Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti:
cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.

2.             Tidak terstruktur

Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka
karangan terlebih dahulu.

f.              Otobiografi

Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain: memberikan informasi tentang siswa secara
lengkap, bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan, data ini
dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain dan menghemat dalam pengadministraisian

Sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini adalah siswa kurang terampil dalam komunikasi secara
tertulis dengan baik, otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi, tidak semua kejadian
dapat diingatnya dengan baik, data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik
dari teknik lain agar dapat ditafsirkan secara benar, sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui
atrinya secara benar
g.             Sosiometri

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial
diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)

Sosiometri juga dapat digunakan untuk:

1.       memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu

2.       menentukan kelompok kerja

3.       meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu
kegiatan tertentu.

Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:

1.       sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan


kelompok

2.       petunjuk diberikan dengan jelas

3.       penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri

4.       sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui


jawabannya

5.       menjaga kerahasian pilihan maupun hasil

6.       individu harus saling mengenal

Kegunaan sosiometri adalah:

1.       memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok

2.       menentukan keanggotaan kelompok kerja

3.       meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok

4.       mengatur tempatduduk dalam kelas

5.       mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok


h.       Studi kasus

Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :

1.             Menemukan murid yang bermasalah, contoh: prestasi belajarnya sangat

          rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.

2.             Memperoleh data

          Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home

          visit yaitu kunjungan kerumah orang tua murid atau wawancara langsung

          dengan siswa yang bersangkutan

3.             Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga
yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang
mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu

4.             Memberikan layanan bantuan


Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada
yang kurang dimengerti
BAB III

PENUTUP

A.           Kesimpulan

Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau
mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang. Teknik tes terbagi beberapa macam
diantaranya: Tes intelegensi, Tes bakat, Tes kepribadian, Tes prestasi belajar

Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang
merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.

Macam-macam non-tes diantaranya adalah Observasi, Wawancara, Catatan anekdot,


Autobiografi, Sosiometri, Studi khusus

Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk
mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan
sebagainya.

Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu
informasi yang diperlukan.

B.            Saran

          Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu berikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa
memecahkan masalah yang dihadapi siswa., lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk
mengetahui keadaan siswa., berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa
bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai