Disusun oleh :
Musabil Hakqi 21.1.1.021
Syah Gibran W.S 21.1.1.02
Khilda Aini Syifa 21.1.1.013
Shofa Nur Adzijah 21.1.1.025
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini bisa dikatakan masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami menunggu kritik dan saran yang membangun agar kedepannya kami
bisa lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan
yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak,
kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah
satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat
peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta
didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai
teknik-teknik M
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes!
dihadapi siswa
C. Tujuan Penulisan
3. Dapat mengetahui juga mengungkap kemampuan, bakat juga membantu siswa dalam
menhadapi permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Keberhasilan proses bimbingan di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman
pembimbing terhadap karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid
tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses bimbingan yang membantu
murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.
Untuk itu guru di SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data
yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan
data dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul dataserta penggunannya. Teknik memahami
perkembangan murid akan terentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung pada pengamatan
pembimbing (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang terstuktur dengan
menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori dan sejenisnya).
Salah satu hal yang penting dalam memberikan suatu bimbingan pada peserta didik adalah
melihat masalah secara keseluruhan baik masalah pribadinya maupun masalah latar belakang
pribadinya.
Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan
dalam dua kategori besar yaitu:
1. Tes
Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa Latin “testum” yang bararti cangkir,
mangkok atau cawan yang digunakan untuk memeriksa logam. Lambat laun istilah ini dipergunakan
juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk pendidikan. Dalam penggunaannya sehari-hari istilah tes
sering digunakan silih berganti dengan pengukuran dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes
mengandung pengertian penyajian seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus dijawab. Definisi
yang lebih luas tentang tes dikemukakan oleh Cronbach (1970) sebagai prosedur yang bersifat
sitematis untuk mengamati tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dengan skala angka atau
system golongan.
Peters dan Shertzer (1974: 349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk
mengobservasi (mengamati) tingkah laku indivdu, dan menggambarkan (Mendeskripsikan) tingkah
laku itu melalui sekala angka atau sistem kategori.
Umumnya tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu. Dalam hubungan
dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atas dasar
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi seseorang dapat ditentukan.
Penggunaan teknik dan tes (Khusunya tes prestasi belajar) bagi guru disekolah bertujuan untuk :
Tes banyak sekali macamnya dan dapat digolongkan menurutcara-cara tertentu, misalnya
berdasarkan atas banyaknya peserta tes, berdasarkan cara penyelesaiannya dan sebagainya. Salah satu
cara penggolongan tes yang terkenal adalah penggolongan tes berdasarkan atas aspek psikis yang
diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :
a. Tes Intelegensi
b. Tes Bakat
c. Tes Kepribadian
a. Tes Intelegensi
Menurut David Wechsler , intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara rasional.
Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional
itu.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan
intelegensi adalah kemampuan berpikir secara rasional, bukan tingginya nilai akademik yang
menentukan, melainkan kecakapan seseorang dalam melakukan berbagai hal serta
kemampuannya berpikir secara rasional itulah yang sebetulnya menentukan.
Jadi, tes intelegensi adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya
secara afektif. Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat
dibawah ini
Kelas Interval Klasifikasi
Skor IQ
110-119 Superior (Cerdas)
90-109 Normal (average)
80-89 Dull (bodoh)
50-60 Marrons (Debiel)
30-49 Embicile (embiciel)
Dibawah -30 Idiot
Tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes Intelegensi individual
diantaranya :
Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu yang
sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun laporan, minat dan
perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat toleransi menghadapi rasa
frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.
Tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara serentak. Tes Intelegensi kelompok
diantaranya :
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara lain peneliti
tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat kecemasan individu, instruksi
yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu diganggu oleh peserta lainnya.
a) Membantu guru menganalisis berbagai masalah yang dialami murid, seperti masalah
kesulitan belajar, masalah kedisiplinan dan masalah kepribadian.
b) Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya masalah pada diri murid yang berkaitan
dengan kemampuan dasarnya.
c) Membantu guru mengenali muri-murid yang memiliki kemampuan sangat tinggi dan sangat
rendah yang membutuhkan pendidikan khusus.
b. Tes Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya menguasai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, seperti
kemampuan bermain music, kemampuan berolahraga dan lain-lain. Seseorang yang berbakat music,
misalnya dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat music akan lebih cepat
menguasai keterampilan tersebut. Dengan demikian, bakat tidak berkembang dengan sendirinya,
tetapi harus ditunjang oleh factor lingkungan.
Bakat dapat diukur atau diungkapkan dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes bakat
adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam bidang-bidang tertentu, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain, dan lain-lain.
Tes bakat berguna untuk membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang
bijaksana berkenaan dengan pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang dapat
memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, dan keterampilannya dalam suatu atau
berbagai bidang. Perlu disadari bahwa hasil tes bakat itu merupakan salah satu data atau informasi.
Data atau informasi itu masih perlu lagi dikonsultasikan dengan data lain yang berkenaan dengan diri
murid.
1. Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2. Tes Bakat music. Tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme,
warna bunyi dan memori.
3. Tes bakat Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
4. Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
5. Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat ini mengukur berbagai kemampuan khusus yang telah lama
digunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Test ini mengukur delapan kemampuan khusus,
yaitu :
c) Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan menggunakan
berbagai bentuk diagram, yang bersifat non verbal atau tanpa angka-angka.
d) Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk membayangkan
dan membentuk gambar-gambar dari objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
e) Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang
dalam membandingakan dan memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau angka-angka.
Allport (9dalam Hall dan Lindzey, 1981) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dari system-sistem psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-
penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
Secara umum, definisi tes kepribadian adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak
hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau
lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga
menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian
adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat
individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan
yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu
yang baik atau pun buruk. Sehingga kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki
kepribadian yang unik, berbeda dari yang lain.
1. Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report
inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu mengenai dirinya melalui alat
yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk diberikan, seringkali
objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi dengan hati-hati. Keunggulan Tes ini adalah
terstandardisasi, mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran diri dengan baik; namun terbatas
dalam derajat kekayaan data, mudah untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT
(Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
2. Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories
sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi
seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.
3. Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melakukan
sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.
Dari ketiga cara atau pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan
jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa ini.
1. Kawasan kognitif
2. Kawasan afektif
3. Kawasan psikomotorik
Jadi bisa disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun untuk
mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid setelah ia mengikuti
latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil
pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:
1. Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam
bidang atau jurusan.
2. Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh
mana kemampuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program
pendidikan.
dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa
dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut atau apakah siswa
Pengukuran dilakukan dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam
mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes
prestasi belajar antara lain :
siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
daya serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur
belajar siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
sekolah.
Ditinjai dari bentuk soalnya maka tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Tes non obyektif, yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian nilai seperti tes uraian. Tes
uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
1) Tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian terbuka
b) Tes obyektif, karna siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang
sama. Tes bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk
uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar
dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :
1) Tes benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar
atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan
S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan
tersebut benar atau salah.
2) Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
Tugas peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan
seri jawaban.
3) Tes Isian, Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan
rangkaian cerita atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata
penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang
kosong dengan jawaban yang sesuai.
4) Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan
tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari
kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia
dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.
Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan
dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes yang
paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh
tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi
tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat keputusan-
keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi
dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan
pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik
pengajaran.
2. Non-tes
Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada
umumnya bersifat kualitatif. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
a. Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling
berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri
yaitu dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu, direncanakan secara
sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan, perlu diperiksa ketelitiannya.
· Observasi sehari-hari
· Observasi sistematis
· Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang damati
· Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh
orang yang diamati.
b. Catatan anekdot
Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian
dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan menggunakan catatan
anekdot guru dapat:
1. Objektif
2. Deskriptif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan
dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.
3. Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi
perhatian guru sesuai keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang
diduga mempunyai masalah.
CATATAN ANEKDOT
1. Nama Murid : Andi
2. Kelas : 5
Melalui catatan anekdot ini, guru akan lebih memahami tentang sikap kebiasaan atau perilaku murid
sehingga memudahkannya untuk memberikan bimbingan kepadanya.
c. Wawancara
Contoh penggunaan wawancara ini, seperti guru ingin mengetahui informasi dan murid yang
sering membolos dari sekolah. Guru mengajukan pertanyaan tentang identitas orang tua, jarak tempat
tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar murid, kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh murid,
dan alasannya mengapa sering membolos.
1. merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid
Alamat : ……………………………………………………………………....
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke :
2. Waktu wawancara :
3. Tempat wawancara :
4. Masalah :
5. Responden :
6.
No Pertanyaan Deskripsi / Jawaban
Jalannya
wawancara :
7. Kesimpulan wawancara
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
d. Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu
melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
e. Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki
pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat,
cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya. Autobiografi ini
dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti:
cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.
2. Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka
karangan terlebih dahulu.
f. Otobiografi
Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain: memberikan informasi tentang siswa secara
lengkap, bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan, data ini
dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain dan menghemat dalam pengadministraisian
Sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini adalah siswa kurang terampil dalam komunikasi secara
tertulis dengan baik, otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi, tidak semua kejadian
dapat diingatnya dengan baik, data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik
dari teknik lain agar dapat ditafsirkan secara benar, sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui
atrinya secara benar
g. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial
diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)
3. meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu
kegiatan tertentu.
2. Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home
visit yaitu kunjungan kerumah orang tua murid atau wawancara langsung
3. Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga
yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang
mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau
mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang. Teknik tes terbagi beberapa macam
diantaranya: Tes intelegensi, Tes bakat, Tes kepribadian, Tes prestasi belajar
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang
merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk
mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan
sebagainya.
Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu
informasi yang diperlukan.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu berikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa
memecahkan masalah yang dihadapi siswa., lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk
mengetahui keadaan siswa., berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa
bila diperlukan.