Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh psikolog dalam melakukan penilaian
terhadap individu sesuai dengan tujuan dari diberikannya tes tersebut. Tes psikologi ini dirasakan
sangat esensial bagi para pendidik, para konselor (guru pembimbing), serta para orangtua dalam
memahami potensi-potensi, bakat atau kemampuan siswa. Dalam menyajikan fungsi-fungsi hasil
tes psikologis, tes psikologis dapat digunakan sebagai suatu alat prediksi, suatu bantuan
diagnosis, suatu alat pemantau (monitoring), dan sebagai suatu instrument evaluasi. Khususnya
dalam bidang pendidikan, data hasil tes psikologi biasanya dimanfaatkan untuk seleksi calon
anak didik penjurusan atau pemilihan program studi perencanaan studi anak didik pada tingkat
yang lebih tinggi, program bimbingan karir, penanganan pada kasus-kasus tertentu yang sering
terjadi dalam dunia pendidikan, seperti siswa yang mengalami kesulitan belajar, anak berbakat,
kesulitan dalam penyesuian diri, gangguan dalam konsentrasi, disleksia, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna skor tes IQ dan tes bakat serta hasil berlajar?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tes Intelegensi

Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri ma-nusia, yang mempengaruhi
kemampuan seseorang di berbagai bi-dang. Hasil tes inteligensi pada umumnya berupa IQ
(Intelligence Quotient), namun ada juga tes inteligensi yang tidak menghasilkan IQ yaitu
berupa tingkat/grade (Raven). Istilah IQ pertama sekali dikemukakan pada tahun 1912 oleh
William Stern, seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman. Kemudian oleh Lewis Madison
Terman istilah tersebut digunakan secara resmi untuk hasil tes inteligensi Stanford Binet
Intelligence Scale di Amerika Serikat pada tahun 1916. Perhitungan IQ menurut William Stern
menggunakan rasio antara MA dan CA, dengan rumus IQ = (MA/CA) x 100. MAadalah mental
age, CA adalah chronological age, 100 adalah angka konstan. (Nur’aeni, 2012:23-24)

Saat sekarang ini, tes inteligensi banyak digunakan untuk menemukan anak-anak yang
memiliki kecerdasan yang sangat tinggi (jenius), jauh di atas anak-anak lain pada umumnya.
Karena sangat inteligen, anak-anak berbakat seperti ini sangat cepat menangkap dan mengerti
pelajaran-pelajaran, sehingga banyak waktu luang yang seringkali digunakan untuk mengganggu
anak-anak lain.

Tes inteligensi umum dapat pula digunakan untuk mendiagnosa apa yang menjadi
penyebab dari kegagalan anak-anak di sekolah. Seringkali guru dan para orangtua anak-anak di
sekolah menemukan kejanggalan pada anak dan peserta didik mereka, seperti pelajarannya
menjadi kurang lancar dan prestasi di sekolahnya rendah padahal sebelumnya anak memiliki
prestasi yang gemilang. Sehingga timbul pertanyaan pada benak orangtua dan guru apakah
prestasi yang rendah di sekolah disebabkan oleh inteligensi anak yang rendah ataukah terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya?. Untuk memecahkan persoalan-persoalan dan
keluhan-keluhan semacam ini maka tes inteligensi dapat membantu menemukan penyebab
rendahnya prestasi, khususnya bila kelainan terdapat pada bidang mentalnya.

2
Selain menggunakan tes inteligensi, dapat juga dibantu dengan menggunakan tes bakat
maupun tes kepribadian untuk mengetahui faktor-faktor lain selain dari faktor inteligensi anak,
misalnya kurangnya motivasi untuk belajar, keadaan lingkungan yang buruk baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun di masyarakat, ataupun kelainan-kelainan fisik dari anak,seperti
kelainan ketajaman penglihatan, kelainan pendengaran, dan sebagainya. (Nurssakinah Daulay,
2014:415)

B. Tes Minat

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang te-rapan yaitu konseling karier
bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah
lanjutan atau mahasiswa dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan. (Nur’aeni,
2012:34-35)

1. Konseling karier

Hasil tes minat digunakan dalam konseling karier untuk siswa-siswa sekolah, khususnya
sekolah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah.
Walaupun demikian hasil tes minat dapat juga digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang
merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu konseling karier dapat digunakan
bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka
dalam waktu dekat.

Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMA adalah untuk me-nun jukkan bidang pekerjaan
secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan
dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas.

2. Konseling pekerjaan

Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah
bekerja dalam perusahaan atau bi-dang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat
adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah dija -lani dengan pilihan

3
pekerjaan yang disukai. Selain itu tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi
perusahaan dan kepuasan kerja karyawan.

3. Penjurusan siswa

Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupa-kan penempatan siswa pada
jurusan-jurusan atau program-program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi
terbatas, missal 2 sampai 3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang
mengukur minat seseorang secara luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan suatu tes minat
yang sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada.

4. Perencanaan bacaan pendidikan

Buku-buku bacaan di sekolah –sekolah (SD, SMP, SMA) dan perguruan tinggi kadang-
kadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak
sesuai dengan bidang minatnya. Dalam system pendidikan klasikal tes minat dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Tes
minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa.

C. Hasil Belajar

Salah satu cara untuk memperbaiki proses pembelajaran yang paling efektif ialah
dengan jalan mengevaluasi tes hasil belajar yang di peroleh dari proses pembelajaran itu sendiri.
Dengan kata lain, hasil tes itu kita olah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat
di ketahui komponen - komponen manakah dari proses pembelajaran itu yang masih lemah.

Untuk dapat membedakan antara Tes Hasil Belajar (THB) dengan Tes Prestasi Belajar
(TPB), maka Nasoetion dan Suryanto menjelaskan sebagai berikut: Tes Hasil Belajar (THB)
adalah alat ukur yang mampu menentukan kemampuan seseorang setelah mengikuti pembelaja
ran. Materi yang dinyatakan tidak hanya mengenai materi yang diperoleh dari guru saja tetapi
juga mengenai hal-hal diluar yang diberikan, dilatihkan dan didiskusikan dengan guru,
sedangkan Tes Prestasi Belajar (TPB) adalah alat ukur yang mampu menentukan seberapa

4
banyak pelajaran yang telah diikuti dapat dikuasai/diserap oleh peserta didik. ( Nasution dan Adi
Suryanto, 2000 dalam Khaerudin, 2015 :232-233, Jurnal Madaniyah, Vol.2 ,edisi IX)

Perlu ditekankan bahwa penilaian hasil belajar siswa tidak hanya menyangkut aspek-
aspek kognitifnya saja, tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang
menyangkut sikap internalisasi nilai -nilai yang perlu ditanamkan dan dibina melalui materi
yang telah diberikan. (Oemar Hamalik, 2003 dalam Khaerudin, 2015 :233, Jurnal Madaniyah,
Vol.2 ,edisi IX)

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prosedur sistematis untuk mendapatkan
informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang dinyatakan dalam nilai atau angka
berdasarkan hasil yang dicapai melalui proses belajar.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran sebagai berikut: 1)
Menambah keyakinan atas kemampuan dirinya dalam belajar, 2) Termotivasinya pribadi siswa
secara intrinsik, 3) Menyadari bahwa hasil belajar yang dicapai sangat bermakna bagi dirinya, 4)
Kemampuannya untuk dapat mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama
dalam menilai hasil yang telah diperolehnya, dan 5) Hasil belajar diperoleh secara menyeluruh
( komprehensif). (Khaerudin, 2015 :233, Jurnal Madaniyah, Vol.2 ,edisi IX)

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tes psikologi adalah salah satu alat bantu dalam pemeriksaan psikologis yang digunakan
konselor sekolah. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan tes psikologi, seorang konselor
sekolah dapat memperoleh gambaran secara cepat, tepat dan obyektif mengenai seseorang, baik
gambaran mengenai inteligensinya maupun kepribadiannya. Dengan menempatkan setiap anak
sesuai kemampuan dan kebutuhan diharapkan akan didapat hasil yang maksimal dalam setiap
tujuan pembelajaran.

B. Saran

Penulis sangat mengharapkan saran yang mendukung dari pembaca, sehingga segala
kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah kali ini tidak terjadi dilain waktu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca hendaknya.

Anda mungkin juga menyukai