Anda di halaman 1dari 44

PERKAMUSAN ARAB-INDONESIA DAN INDONESIA-ARAB

(Kajian Metode Penyusunan dan Kriteria di Indonesia)

Oleh:
Mohd Fikri Azhari
NIM: 1320411259

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab

YOGYAKARTA
2015

ABSTRAK

Mohd Fikri Azhari. Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab


(Kajian Metode Penyusunan dan Kriteria di Indonesia) Tesis. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) metode
penyususnan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia, 2)
kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian historis, dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik dokumentasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif, dengan fokus kajian yaitu metode penyususnan dan criteria
perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: Metode penyusunan perkamusan
Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia dapat disimpulkan sebagai
berikut: Pertama, a) Perkamusan Arab-Indonesia diawali dengan munculnya
kamus Arab-Melayu Idris Al-Marbawi pada tahun 1927 dengan metode alfabet
khusus. Kamus tersebut merupakan awal dari perkembangan kamus ArabIndonesia di Indonesia. Kemudian muncullah kamus Arab-Indonesia yang disusun
oleh Mahmud Yunus pada tahun 1972 dengan metode alfabet khusus, kamus
Arab-Indonesia kamus Al-Munawwir pada tahun 1984 dengan metode alfabet
khusus, kemudian Kamus Arab-Indonesia Kontemporer 1996 dengan metode
artikulasi, Kamus Arab-Indonesia Al-Bisri 1999 dengan metode alphabet khusus,
Kamus Arab-Indonesia Al-Mutahar, Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar 2009
dengan metode artikulasi, Kamus Arab-Indonesia Al-Kamal 2010 dengan metode
artikulasi. b) Metode penyusunan perkamusan Indonesia-Arab di awali dengan
munculnya Kamus Indonesia-Arab yang disusun oleh Asad M. Kalali pada tahun
1981 dengan metode alfabet bahasa Indonesia. Kamus ini merupakan cikal bakal
berkembangnya kamus Indonesia-Arab di Indonesia. Kemudain dilanjutkan
kamus Indonesia-Arab kamus Indonesia-Arab Al-Bisri pada tahun 1999, kamus
Indonesia-Arab Al-Munawwir pada tahun 2007, kamus Indonesia-Arab AlMufied tahun 2010, kamus Indonesia-Arab KABA 2013.
Kedua, kritera perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di
Indonesia masih didominasi menggunakan sistem alfabet khusus, dimana
pengguna (pemakai) kamus-kamus tersebut harus mengetahui pola kata dasar dari
sebuah kata, tentunya sistem ini sangat sulit digunakan bagi mereka yang belum
mengetahui ilmu sharf dan ilmu nahwu. Namun pada fase perkembangan juga
terdapat kamus Arab-Indonesia menggunakan sistem artikulasi, dimana pengguna
(pemakai) tidak perlu mengubah atau mencari pola kata yang ingin dicari, tetapi
langsung merujuk pada huruf pertama dari sebuah kata. Tentunya sistem ini
sangat memudahkan bagi non-Arab dalam mencari sebuah makna dalam kamus.
Keyword: Metode Perkamusan, Kriteria.

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN


Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A.

Konsonan

Huruf Arab

Nama
Alif

Huruf Latin
Tidak dilambangkan

Ba

Be

Ta

Te

Es (dengan titik di atas)

Jim

Je

Ha (dengan titik di bawah)

Kha

kh

Ka dan ha

Dal

De

al

Zet (dengan titik di atas)

Ra

Er

Zai

Zet

Sin

Es

Syin

sy

Es dan ye

ad

Es (dengan titik di bawah)

De (dengan titik di bawah)

Te (dengan titik di bawah)

Zet (dengan titik di bawah)

ain

........

Gain

Ge

Fa

Ef

Qaf

Ki

Kaf

Ka

Lam

El

Mim

Em

Nun

En

Wau

We

viii

Nama
Tidak dilambangkan

Koma terbalik di atas

B.

Ha

Hamzah

....

Ya

Ha
Apostrof
Ye

Vokal
1.

Vokal Tunggal
Tanda

Nama
Fat ah

Huruf Latin
a

Nama
A

Kasrah

ammah

Contoh:
: faala
: ukira

2.

Vokal Rangkap
Tanda dan Huruf

Nama
Fat ah dan ya

Gabungan Huruf
Ai

Nama
a dan i

Fat ah dan wau

Au

a dan u

Contoh:
: kaifa
: haula

3.

Maddah

Harkat dan
huruf

Nama
Fat ah dan alif atau

ix

Huruf dan
Tanda

Nama
a dan garis di atas

ya
Kasrah dan ya

i dan garis di atas

ammah dan wau

u dan garis di atas

Contoh:
: qla
: ram
: q la
: yaql

4.

Ta Marbu ah
a.

Ta Marbu ah Hidup
Ta marbu ah yang hidup atau mendapat harakat fat ah, kasrah dan
ammah, transliterasinya adalah huruf t.
Contoh:
: madrasatun

b.

Ta Marbu ah Mati
Ta marbu ah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah huruf h.
Contoh:
: ri lah

c.

Ta Marbu ah yang terletak pada akhir kata dan diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata tersebut
dipisah maka transliterasi ta marbu ah tersebut adalah huruf h.
Contoh:
: rau ah al-a fl

5.

Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di lambangkan dengan


tanda (). Transliterasi tanda syaddah atau tasydid adalah berupa dua huruf
yang sama dari huruf yang diberi syaddah tersebut.
Contoh:
: rabban

6.

Kata Sandang Alif dan Lam


a.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah


Contoh:
: asy-syams

b.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah


Contoh:
: al-qamaru

7.

Hamzah
a. Hamzah di awal
Contoh:
: umirtu
b. Hamzah di tengah
Contoh:
: takhuna
c. Hamzah di akhir
Contoh:
syaiun

8.

Penulisan Kata
Pada dasarnya penulisan setiap kata, baik fiil, isim maupun huruf ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab
yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau

xi

harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata


tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan bisa
pula dirangkaikan.
Contoh:
: - Fa auf al-kaila wa al-m zna
- Fa auful-kaila wal-m zna

9.

Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang
berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan
huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
Contoh:
Wa m Mu ammadun ill raslun.

xii

PERSEMBAHAN

Tesis Ini Penulis Persembahkan untuk


Almamater Tercinta,

Prodi Pendidikan Islam


Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

xiii

MOTTO
SAAT BERHADAPAN DENGAN DINDING KAU
HARUS MERUNTUHKANNYA. KALAU
TIDAK,TIDAK ADA YANG BERUBAH1

Kata Mutiara dari Film Great Teacher Onizuka, Episode 1

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmah,


hidayah, dan inayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan proses penyusunan
tesis ini. Sholawat serta salam kepada sang pemberi teladan, Rasulullah SAW,
yang dinanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.
Tesis ini merupakan kajian deskriptif mengenai Perkamusan ArabIndonesia dan Indonesia-Arab (Kajian Metode Penyususnan dan Kriteria Di
Indonesia). Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tentu tidak
terlepas dari adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof. Noorhadi,
M.A., M. Phil., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Prof. Dr. H. Maragustam, M.A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Islam
Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Muhammad Amin, Lc, M.A selaku pembimbing tesis, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi.

xv

5. Segenap Dosen, TU, dan Karyawan Program Pascasarjana UIN Sunan


Kalijaga Yogyakarta serta Unit Perpustakaan Pascasarjana dan Perpustakaan
Pusat

UIN

Sunan

Kalijaga

Yogyakarta

yang telah

mempermudah

pengumpulan referensi tesis ini.


6. Ayahanda Azhar dan Ibunda Rohani, sebagai orang tua terhebat atas setiap
pengorbanan, kasih sayang, senyum, air mata, dan doa yang selalu teriring
dalam setiap langkah penulis. Adik-adik tercinta Adah, Diah, dan Imam
7. Sahabat-sahabat Himlaya (Himpunan Mahasiswa Pelajar Al-Kautsar), temanteman PBA A angkatan 2013 (Arif, Habib, Mbak Leha, Mbak Resti, Upi,
Nay, Yulfi, Maz Anton, Badruz, Ozi, eka, Syam, Ubed, Rofi, Rifqi, Zahro,
Rouf, dan Fadly ) terima kasih atas pertemanan, dan segala dukungannya.
8. Semua pihak yang telah berjasa atas terselesaikannya tesis ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik yang dilakukan dapat
diterima di sisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kelemahan, namun penulis tetap berharap semoga tesis ini
bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya, hanya kepada Allah semua
dikembalikan, karena Dialah Sang Maha Penguasa. Semoga setiap upaya
senantiasa mendapat ridha-Nya. Aamiin.
Yogyakarta, 5 Juni 2015
Penulis,

Mohd Fikri Azhari


NIM. 132041159

xvi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................

ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..........................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................

vi

ABSTRAK .......................................................................................................

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB .......................................................... viii


HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... xiii
MOTTO ........................................................................................................... xiv
KATA PENGANTAR .....................................................................................

xv

DAFTAR ISI .................................................................................................... xvii


DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxi
BAB I
A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB II
A.
B.
C.

D.

PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................
Kajian Pustaka ..........................................................................
Metode Penelitian .....................................................................
Sistematika Pembahasan ..........................................................

1
4
6
7
9
14

LANDASAN TEORITIK
Definisi Kamus .........................................................................
Asal Usul Mujam dan Kamus .................................................
Kriteria Kamus .........................................................................
1. Kelengkapan ........................................................................
2. Keringkasan .........................................................................
3. Kecermatan ..........................................................................
4. Kemudahan Penjelasan ........................................................
Komponen Kamus ....................................................................
1. Bagian Awal ........................................................................
2. Bagian Utama ......................................................................

17
18
21
22
22
23
23
23
24
24

xvii

BAB III

3. Bagian Akhir ........................................................................


E. Sistematika Penyusunan Mujam/Kamus .................................
1. Sistem Makna (Kamus Maani)..........................................
2. Sistem Lafal (Kamus Alfaz) ...............................................
a. Nidzam Al-Sauti (Sistem Fonetik) ...............................
b. Nidzam Al-FabaI Al-Khas (Sistem Alfabetis Khusus.
c. Niz{am al-Qafiyah (Sitem Sajak atau sastrawi) ............

25
25
26
26
27
32
37

d. Niz{am Alfabai Al-A<m (Sistem Alfabetis Umum) .....

42

e. Niz{a>m Al-Nut{qi (Sistem Artikulasi) ...........................

47

METODE DAN KRITERIA PERKAMUSAN ARABINDONESIA DAN INDONESIA-ARAB DI INDONESIA


A. Kamus Arab-Indonesia .............................................................
1. Kamus Idris Al-Marbawi .....................................................
a. Latar Belakang Kamus Idris Al-Marbawi .......................
b. Asas Kamus Idris Al-Marbawi .......................................
c. Teknik Pencarian Makna Kata Kamus Idris Al-Marbawi
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Idris Al-Marbawi ...
2. Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus)...........................
a. Latar Belakang Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus.
b. Asas Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus) .............
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Arab-Indonesia
(Mahmud Yunus) ...........................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Arab-Indonesia
(Mahmud Yunus) ............................................................
3. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia ................................
a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia ..
b. Asas Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia ...................
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir ArabIndonesia .........................................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Al-Munawwir
Arab-Indonesia ................................................................
4. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia .................................
a. Latar Belakang Kamus Kontemporer Arab-Indonesia....
b. Asas Kamus Kontemporer Arab-Indonesia ....................
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Kontemporer ArabIndonesia .........................................................................

xviii

53
53
53
54
56
57
57
58
59
60
61
61
62
63
64
65
66
66
68
68

d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Kontemporer ArabIndonesia .........................................................................


5. Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri .........
a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab dan ArabIndonesia Al-Bisri .........................................................
b. Asas Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia AlBisri................................................................................
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Indonesia-Arab dan
Arab-Indonesia Al-Bisri ................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab
dan Arab-Indonesia Al-Bisri..........................................
6. Kamus Mutahar Arab-Indonesia..........................................
a. Latar Belakang Kamus Mutahar Arab-Indonesia ...........
b. Asas Kamus Mutahar Arab-Indonesia ............................
c. Teknik Pencaraian Kata Kamus Mutahar ArabIndonesia .........................................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Mutahar ArabIndonesia .........................................................................
7. Kamus Al-Azhar Arab-Indonesia ........................................
a. Latar Belakang Kamus Mutahar Arab-Indonesia ...........
b. Asas Kamus Mutahar Arab-Indonesia ............................
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Mutahar Arab-Indonesia.
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Mutahar ArabIndonesia .........................................................................
8. Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal..........................
a. Latar Belakang Kamus Modern Arab-Indonesia AlKamal ..............................................................................
b. Asas Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal ............
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Modern Arab-Indonesia
Al-Kamal .........................................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Modern ArabIndonesia Al-Kamal ........................................................
B. Kamus Indonesia-Arab
1. Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali) .........................
a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab (Asad M.
Alkalali) ..........................................................................
b. Asas Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali) ...........
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Indonesia-Arab (Asad
M. Alkalali) .....................................................................

xix

69
70
70
71
73
74
75
75
76
77
79
80
80
82
83
84
84
85
89
89
89
91
91
92
92

2.

3.

4.

5.

BAB IV

d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab


(Asad M. Alkalali) .......................................................... 93
Kamus Indonesia-Arab dan Indonesia-Arab Al-Bisri ......... 94
a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab dan IndonesiaArab Al-Bisri................................................................... 94
b. Asas Kamus Indonesia-Arab dan Indonesia-Arab AlBisri ................................................................................. 95
c. Teknik Pencaria Kata Kamus Indonesia-Arab dan
Indonesia-Arab Al-Bisri .................................................. 96
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab dan
Indonesia-Arab Al-Bisri .................................................. 97
Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................................ 97
a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab .. 98
b. Asas Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................... 98
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir
Indonesia-Arab ................................................................ 99
d. Kelebihan dan Kekurangan ............................................. 99
Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied ........................ 100
a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab . 100
b. Asas Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................. 101
c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir
Indonesia-Arab .............................................................. 101
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Al-Munawwir
Indonesia-Arab .............................................................. 102
Kamus KABA Indonesia-Arab ............................................ 104
a. Latar Belakang Kamus KABA Indonesia-Arab............. 104
b. Asas Kamus KABA Indonesia-Arab .............................. 106
c. Teknik Pencarian Kata Kamus KABA Indonesia-Arab . 106
d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus KABA IndonesiaArab ................................................................................. 112

PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 118
B. Saran ................................................................................... 120
C. Kata Penutup ...................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123


CURRICULUME VITAE ............................................................................. 124

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Kamus Idris Al-Marbawi, 52.

Gambar 2

Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus), 53.

Gambar 3

Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, 54.

Gambar 4

Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, 55.

Gambar 5

Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri, 56.

Gambar 6

Kamus Mutahar Arab-Indonesia, 57.

Gambar 7

Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar, 58.

Gambar 8

Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal, 59.

Gambar 9

Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali, 60.

Gambar 10

Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri, 61

Gambar 11

Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, 62.

Gambar 12

Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied, 63.

Gambar 13

Kamus KABA Indonesia-Arab, 92

xxi

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sebuah bahasa, termasuk bahasa Arab pada awalnya bermula dari bahasa

lisan (lug{ah al-nutq) yang digunakan para pemakai bahasa untuk berkomunikasi
dengan sesamanya, sebelum pada tahap selanjutnya, bahasa itu dikodifikasi atau
dibukukan dalam bentuk bahasa tulis (lugah kitabah) yang kemudian banyak
orang menyebutnya dengan istilah kamus/mujam.
Seiring dengan perkembangan pemikiran dan peradaban manusia, serta
kebutuhan para penutur bahasa untuk menghimpun kosakata atau bahasa mereka,
maka usaha-usaha mengumpulkan kosakata ke dalam sebuah buku yang khusus
membahas makna bahasa (baca:kamus), terus selalu dikembangkan, sehingga
bahasa tulis pun juga semakin pesat. Indikasinya adalah lahirnya kamus-kamus
bahasa yang bukan hanya bermanfaat dalam menghimpun kosakata dan
mempermudah memahami makna kata. Akan tetapi, lebih daripada itu, fenomena
kodifikasi bahasa atau penyusunan kamus adalah bagian dari upaya optimal
manusia dalam menjaga eksisitensi bahasa mereka.1 Asumsi ini diperkuat dengan
bukti realistis yang menunjukkan betapa banyak bahasa yang telah pernah
berkembang lalu punah karena belum dikodifikasi dalam catatan. Hal itu

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Malang: Malang Press, 2008), hlm. 2.

disebabkan manusia yang belum mengenal budaya tulis menulis sehingga bahasa
lisan mereka lenyap bersamaan dengan eksistensi peradaban mereka.2
Bahasa lisan ke bahasa tulis, adalah proses transfer yang menuntut para
penutur bahasa mengembangkan ilmu tentang makna (semantik) untuk memahami
kosakata lama maupun baru yang ada di dalam bahasa mereka. Interpretasi dan
studi kosakata itu lebih dikenal dengan Ilmu Kosakata ( Ilmu al-Mufrada>t ). Pada
tahapan selanjutnya, hasil kajian dan penelitian dari ilmu kosa kata, terutama yang
telah maupun yang akan dikodifikasi ke dalam sebuah kamus melahirkan ilmu
Leksikologi.3
Lebih dari itu, perwajahan kamus dan metode penyusunan kosakata
kedalam kamus-kamus berbahasa Arab juga terus berubah dan berkembang secara
inovatif dari masa kemasa. Munculnya kamus-kamus bahasa yang berasal dari
hasil usaha penelitian para penyusunnya, secara tidak langsung, maka maknamakna dari kosakata yang telah dimuat di dalam kamus, telah mereka nilai
sebagai kosakata baku dan maknanya benar, sehingga pada akhirnya, sebuah
kamus tidak sekedar berfungsi sebagai buku yang membuat kumpulan makna,
tetapi ia dipandang sebagai buku pedoman bahasa fusha (resmi) yang baku.4
Munculnya sebuah kamus tentu saja juga diikuti oleh terbitnya kamuskamus baru yang lain. Ada kamus baru yang hanya bersifat menyempurnakan
kamus yang telah ada sebelumnya, meringkas atau bahkawa memeberi syarah
(penjelasan) terhadap kamus pendahulunya, ada pula kamus disusun dengan
2

Inna Zahratunnisa, Mahasiswa Sastra Arab UNHAS Sejarah dan Perkembangan


Leksikologi Bahasa 2013.
3
Ibid., hlm. 3.
4
Ibid., hlm. 3.

tujuan mengkritik, menganalisis, membandingkan dan lain sebagainya. Walhasil,


pada akhirnya kamus-kamus bahasa, terlebih lagi kamus bahasa arab mencul
dengan beragam model dan sistematika. Bahkan hampir setiap kamus memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan dengan kamus yang pernah ada
sebelumnya.5 Fenomena ini jelas merupakan khazanah linguistik Arab. Lebih dari
itu, munculnya para penyusun kamus yang kreatif dalam memakai metode,
pendekatan, dan teknik pencarian kata, mendorong para pemerhati dan pengguna
bahasa untuk selalu menanti pemunculan kamus-kamus bahasa Arab-indonesia
dan Indonesia Arab model terbaru, terlengkap dan termudah. Animo ini secara
tidak langsung merupakan nilai lebih yang dimiliki ilmu leksikologi bahasa Arab.
Kamus-kamus bahasa Arab-indonesia dan Indonesia-Arab yang terbit dengan
varian dan karakteristik yang berbeda-beda telah mondorong para pakar bahasa
untuk lebih serius mendalami teknik-teknik penyusunan yang inovatif dan
informatif.
Perkamusan bahasa Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia
diawali kamus Arab-Melayu. Kamus sebagai alat bantu memepelajari bahasa
Arab belum ditemukan di abad awal perkembangan agama Islam di Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah atau abad kedelapan masehi.6
Hal ini menurut kesimpulan dari hasil seminar tentang masuknya Islam ke
Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada 1968, walupun ada sebagian yang
berpendapat bahwa agama Islam sudah masuk dan berkembang di Indonesia
mulai abad XIII M. Masuknya agama Islam, masyarakat Indonesia jadi
5

Ibid., hlm. 3.
Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 290.
6

mengetahui adanya bahasa Arab sebagai bahasa Agama. Sebagai mana dikatakan
Abdul Muin bahwa bahasa Arab di kenal di Indonesia sama dengan dikenalnya
Islam, dengan kata lain bahasa Arab di Indonesia sama tuanya dengan agama
Islam.7 Namun sejarah perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab baru
berlangsung

setelah

beberapa

abad

masuknya

Islam,

itupun

masih

dilatarbelakangi oleh kamus Arab-Melayu antara lain: Kamus al-Inarah al Tahzibiyah, Kamus Idris al-Marbawi, Kamus al-Zahabi. Sedangkan

kamus

Indonesia-Arab diawali dengan munculnya kamus Indonesia-Arab yang di susun


oleh Asad M. Kalali pada tahun 1981. Kamus ini merupakan cikal bakal
berkembangnya kamus Indonesia-Arab di Indonesia.
Lahirnya

kedua

kamus

di

atas

yang

merupakan

cikal

bakal

berkembangnya perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab memunculkan


beberapa kamus di antaranya: Kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh Mahmud
Yunus pada sekitar abad 20 pada tahun 1972. Berbeda dengan kamus yang
disusun sebelumnya, kamus ini disusun saat beliau telah kembali ke tanah air. Bila
dilihat dari masanya, tampaknya tepat keputusan Mahmud Yunus untuk
menyusun kamus Arab-Indonesia sebagai pengganti untuk mencetak ulang kamus
Arab-Melayu, dimana saat itu masyarakat Indonesia sedang hidup dalam alam
kemerdekaan dan telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
dan bahasa Nasional. Setelah kamus Arab yang disusun oleh Mahmud Yunus, di
Indonesia bermunculan kamus-kamus lain dengan berbagai ragam dan ukurannya,
tidak hanya dalam bentuk kamus Arab-Indonesia, tetapi juga indonesia-Arab.
7

Abdul Muin, Analisi Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka al
Husna Baru, 2004), hlm. 41.

Kamus-kamus yang kamus yang telah peneliti kumpulkan antara lain: 1)


Kamus Arab-Melayu al-Marbawi, 1927, disusun oleh Muhammad Idris AlMarbawi, 2) Kamus Arab-Indonesia, 1972, disusun oleh Mahmud Yunus, 3)
Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, 1984, yang disusun oleh Ahmad Warson
Munawwir, 4) Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, 1996, disusun oleh Atabik
Ali Ahmad Zuhdi Muhdlor, 5) Kamus Indonesia-Arab, Arab Indonesia al-Bisri,
1999, disusun oleh KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir Af, 6) Kamus Mutahar
Arab-Indonesia, 2005, yang disusun oleh Ali Mutahar, 7) Kamus Arab-Indonesia
Al-Azhar, 2009, yang disusun oleh S. Askar, 8 ) Kamus Modern Arab-Indonesia
al-Kamal, 2010, disusun oleh Kaserun AS. Rahman, 9) Kamus IndonesiaArab,1982, disusun oleh Asad M. Alkalali, 10) Kamus Al-Munawwir IndonesiaArab Terlengkap, 2007, disusun oleh Acmad Warson Munawwir dan Muhammad
Fairuz, 11) Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied, 2010, disusun oleh Nur
Mufid, MA, 12) Kamus KABA Indonesia-Arab, 2013, disusun oleh A. Toha
Husein Almujahid dan A. Athoillah Fathoni Alkhalil.8
Kesadaran akan pentingnya kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab
dalam belajar dan mengajar bahasa Arab di Indonesia telah mendorong semangat
para pecinta bahasa Arab untuk menyusun kamus Arab-Indonesia dan IndonesiaArab sehingga sejak tahun 1927 sampai tahun 2013 telah berhasil disusun kamus
Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis
akan menelusuri motede perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab serta di
Indonesia mulai dari tahun 1927 sampai 2013. Alasan peneliti menentukan
8

Beberapa kamus yang telah peneliti kumpulkan dan menjadi obyek penelitian tesis ini.

periode 1927 sampai 2013 karena pada tahun 1927 telah muncul kamus bahasa
Arab-Melayu.

Setelah

munculnya

kamus

bahasa

Arab-Melayu,

metode

perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab sangat pesat hingga sampai pada


saat ini. Hal ini tentu akan memeperlihatkan sebuah perkembangan dari tahun
munculnya kamus

Arab-Indonesia dan

Indonesia-Arab sampai semakin

berkembangnya dan bahkan memunculkan sebuah persaingan di antara kamuskamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada 2 (dua) rumusan masalah

yang dijawab dalam penelitian ini:


1.

Bagaimana

metode

penyusunan

perkamusan

Arab-Indonesia

dan

Indonesia-Arab di Indonesia.?
2.

Bagaimana kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di


Indonesia?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Dengan mengambil judul perkamusan Arab-Indonesia dan Arab-Indonesia

(kajian metode penyusunan dan kriteria di Indonesia) sebagai fokus penelitian,


penelitian ini bertujuan untuk :
1.

Mendiskripsikan metode penyusunan perkamusan Arab-Indonesia dan


Indonesia-Arab di Indonesia.

Mendiskripsikan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

2.

di Indonesia.
Berpijak pada tujuan tesebut, penelitian ini diharapkan berguna dalam
rangka menawarkan analisis yang kaya secara empiris dan teoritis mengenai
bagaimana metode penyusunan dan kriteria

perkamusan Arab-Indonesia dan

Indonesia-Arab di Indonesia yang di digunakan sebagai media dalam


pembelajaran bahasa Arab, baik di sekolah, pesantren, universitas maupun
lembaga-lembaga yang ada di Indonesia.
D.

Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian yang relevan, belum


ditemukan penelitian tentang metode penyusunan dan kriteria perkamusan ArabIndonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia. Namun ada beberapa penelitian yang
cukup relevan dengan tema penelitian ini.
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Irwanti Thohir9 dengan judul penelitian
Penggunaan Kamus Bahasa Arab di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kamus dipergunakan di
kalangan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakutas Tarbiyah dan
Kegururun UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Arab dan

Irwanti Thohir, Penggunaan Kamus Bahasa Arab Di Kalangan Mahasiswa Pendidikan


Bahasa Arab Fakultas dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2011, Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (Yogyakarta: UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011).

bagaimana tingkat penguasaan terhadap kamus tersebut. Penelitian ini


menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneltian ini bersifat lapangan.
Kedua, tesis yang ditulis oleh Siti Nur Rosyidah10 dengan judul penelitian
Pengembangan Kamus Bahasa Arab untuk Siswa Madrasah di Madrasah
Tsanawiyah Al-Fatah dan Madrasah Aliyah Khozinatul Ulum Blora. Dalam
penelitian tersebut, Siti Nur Rosyidah memaparkan prosedur atau langkahlangkah penyusunan kamus bahasa Arab untuk siswa madrasah kemudian mencari
nilai validasi dari para ahli materi dan penulis mencari nilai validasi dari para
siswa setelah mempraktekkan pembelajaran di kelas. Penelitian ini bersifat
penelitian pengembangan.
Ketiga, tesis yang ditulis oleh Idiatussaufiah11 dengan judul penelitian
Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir Arab
Indonesia (1997) (Analisis Semantik Leksikal). Dalam penelitian tersebut,
Idiatussaufiah menemukan beberapa kata yang dianggap bersinonim dengan kata
khamr pada kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (1997), dan untuk mengetahui
medan semantik serta komponen makna dari masing-masing sinonim tersebut.
Selain itu, untuk mengetahui apakah kata-kata tersebut benar-benar bersinonim
secara mutlak atau hanya berdekatan makna saja. Penelitian ini bersifat penelitian
literatur.

10

Siti Nur Rosyidah, Pengembangan Kamus Bahasa Arab untuk Siswa Madrasah di
Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah dan Madrasah Aliyah Khozinatul Ulum Blora (Yogyakarta:
Tesis Pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008).
11
Idiatussuaufiah, Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir
Arab Indonesia (1997) (Analisis Semantik Leksikal) (Yogyakarta: Tesis Pada Program Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015).

Kemudian sebuah makalah yang di tulis oleh Hisyam Zaini 12, dosen mata
kuliah Ilmu Maajim Walmusthalahat yang berjudul : al-Khalil dan Perannya
dalam Perkembangan Kamus Arab . Makalah ini mengupas tentang sejarah
munculnya kamus bahasa Arab dan Fase-fase perkembangannya. Disini
disebutkan bahwa al-Khalil merupakan seorang ahli bahasa yang pertama kali
menyusun kamus bahasa Arab.
Dari beberapa penelitian di atas bahwasanya penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian yang telah disebutkan di atas
karena dalam tesis yang akan peneliti tulis disini terfokus pada

pada aspek

metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab


di Indonesia.
Penulis tidak akan menjelaskan penggunaan maupun kritik terhadap
perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia. Peneltian ini akan
tampak sebuah perbedaan yang membedakan dengan peneltian-peneltian
sebelumnya lakukan terkait dengan perkamusan Arab-Indonesia dan IndonesiaArab di Indonesia.
E.

Metode Penelitian
Penelitian mengenai metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-

Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia merupakan suatu penelitian historis


karena penelitian ini diarahkan untuk meneliti, mengungkapkan dan menjelaskan
12

Hisyam Zaini, Al-Khalil dan Perannya dalam Perkembangan Kamus Arab, Makalah
Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, (Yogyakarta: Fakultas adab dan Sastra, UIN Sunan
Kalijaga, 2008.

10

peristiwa masa lampau sehingga jelas diarahkan kepada metode penysunan dan
kriteria perkamusan yang bersifat kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu
menemukan dan mendeskripsikan secara analisis serta menafsirkan tentang
perkembangan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab serta sistematika
di Indonesia.
Selain itu penelitian yang peneliti lakukan terkait dengan metode
penyusunan dan kriteria Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab ini
termasuk dalam penelitian sejarah perkembangan suatu perkamusan bergerak
dalam bidang ilmu pengetahuan karena dalam penelitian akan dibahas terkait
dengan latar belakang munculnya perkamusan Arab-Indonesia dan IndonesiaArab, asas yang digunakan, cara mencari kata, serta kelebihan dan kekurangan
kamus tersebut.
Penulisan peristiwa masa lampau dalam bentuk peristiwa atau kisah
sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, harus melalui prosedur
kerja sejarah. Pengisahan masa lampau tidak dapat dikerjakan tanpa ada sumber
yang menyangkut masa lampau tersebut, sumber yang dimaksud adalah berupa
data yang melalui proses analisis menjadi sebuah fakta atau keterangan yang
otentik yang berhubungan dengan tema permasalahan, dalam ilmu sejarah dikenal
sumber-sumber itu, baik tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi legenda,
folklore, prasasti, monument, alat-alat sejarah, dokumen, surat kabar dan suratsurat.
Proses awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menulis sejarah dengan
menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan

11

dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh. Dalam


menjawab permasalahan penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah
yang terdiri dari empat langkah yaitu :

1.

Heuristik

Tahap

pertama

yang

dilakukan

oleh

peneliti

adalah

heuristik

(pengumpulan sumber). Sumber sejarah dapat berupa evidensio (bukti) yang


ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik
berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini dapat
ditemukan di perpustakaan daerah, internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di
kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu. Serta dapat penulis peroleh dengan
melakukan wawancara secara langsung dengan informan (sumber lisan).13
Bukti yang kontemporer dengan peristiwa yang terjadi. Sumber kedua
adalah sumber sekunder merupakan sumber berupa kesaksian dari siapa saja yang
merupakan saksi mata atau sumber yang berasal dari sumber aslinya yang berupa
literatur.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data
dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:
a.

Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga


13

Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 86.

12

akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.14
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya, dan sebagainya. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya: catatan harian, sejarah kehidupan, cerita biografi.
Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dan lainlain.15
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data dari sumber non insani yaitu profil perkamusan, karakteristik, dan isi. Dan
yang terpenting adalah dokumen-dokument yang berkaitan dengan sejarah
perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab.

2.

Kritik Sumber (Verifikasi)

Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau


ketepatan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua macam yaitu kritik ekstern
dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber. Kritik ekstern adalah kritik
yang mencari otensitas atau keontentikan (keaslian) sumber.16 Bentuk penelitian
yang dilakukan peneliti misalnya tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan
tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sendiri.
Kritik intern adalah kritik yang menilai apakah sumber itu memiliki
kredibilitas (kebiasaan untuk dipercaya).17 Dalam proses analisis terhadap suatu
dokumen, peneliti harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam
14

Basrowi, Memahami Penelitian kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 158.
Sugiyono, Metode Penelitian, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan RD (Bandung:
Alfabeta, 2005), hlm. 91.
16
Sugeng Priyadi, Metodologi Penelitian Pendidikan Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2012),
hlm. 62.
17
Ibid., hlm. 62.
15

13

dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan
apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh mana
dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber
terbaik yang ada.

3.

Interpretasi (Analisis)

Intepretasi yaitu menafsirkan fakta-fakta yang saling berhubungan dari


data yang telah teruji kebenarannya.18 Tahap ini penting karena untuk
mengkronologikan sebuah peristiwa sejarah, sehingga menghasilkan konstruksi
sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukti, fakta sejarah, tidak dapat
menjelaskan apa pun tanpa diiringi tafsiran manusia.19 Karena itu penafsiran atau
analisis yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah penafsiran sintesis
Penafsiran ini mencoba menggabungkan semua faktor atau tenaga yang
menjadi penggerak sejarah.Menurut penafsiran ini tidak ada satu kategori sebabakibat tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode
perkembangan sejarah.Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan
oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia tetap sebagai pemeran
utama.20Dan juga merujuk kepada penafsiran sitesis ini jadi peneliti menggunakan
teori Perkembangan Perkamusan Arab-Indonesia untuk menjelaskan data-data
yang sudah peneliti dapatkan di lapangan.

18

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001),

hlm. 103.
19

Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2002), hlm. 43.
20
Ibid., hlm. 43.

14

Historiografi

4.

Histografi (penulisan sejarah) merupakan langkah terakhir yang dilakukan


yakni dengan menghubungkan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain
sehingga menjadi sebuah rangkaian sejarah.21 Peneliti menguraikan laporan
penelitian dengan membuat sistematika dan memperhatikan aspek kronologis
berdasarkan pada kerangka penelitian sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

F.

Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dan memperlancar pembahasan, maka penelitian ini


akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut :
a.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

b.

Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari tentang perkamusan terdiri
dari definisi, kriteria kamus, komponen kamus dan sistematika
penyususunan mujam/kamus.

c.

Bab III berisi tentang kamus-kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab


yang meliputi tentang penulis, metode yang digunakan dalam kamus,
penerbit, ukuran, halaman serta tahun terbit kamus. dan berisi tentang
metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan
Indonesia-Arab
21

di Indonesia yang meliputi latar belakang, asas yang

Badri Yatim, Histografi Islam, (Jakarta: Logos, 1995), hlm. 5.

15

digunakan, cara menggunakan/mencari

kata

serta kelebihan dan

kekurangan kamus.
d.

Bab IV merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran,


dan kata penutup.

BAB IV
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Secara umum, kajian ini telah dapat menjawab beberapa pertanyaan pokok

yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu:


1.

Metode penyusunan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di


Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Perkamusan Arab-Indonesia diawali dengan munculnya kamus ArabMelayu Idris Al-Marbawi pada tahun 1927 dengan metode penyusunan
alfabet khusus. Kamus tersebut merupakan awal dari perkembangan
kamus Arab-Indonesia di Indonesia. Setelah hadirnya kamus Arab-Melayu
Idris Al-Marbawi maka muncullah kamus Arab-Indonesia yang disusun
oleh Mahmud Yunus pada tahun 1972 dengan metode penyusunan alfabet
khusus, diakui atau tidak diakui, kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh
Mahmud Yunus merupakan kamus yang cukup monumental dan mampu
bertahan sampai beberapa dekade, hingga akhirnya muncul kamus ArabIndonesia Al-Munawwir pada tahun 1984 dengan metode penysunan
alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia Kontemporer 1996 dengan metode
penyusunan artikulasi, kamus Arab-Indonesia Al-Bisri 1999 dengan
metode penyusunan alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia Al-Mutahar
dengan metode penyusunan artikulasi, kamus Arab-Indonesia Al-Azhar

118

119

2009 dengan metode penyusunan alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia


Al-Kamal 2010 dengan metode penyusunan artikulasi.
b. Metode penyusunan perkamusan Indonesia-Arab di awali dengan
munculnya kamus Indonesia-Arab yang disusun oleh Asad M. Kalali pada
tahun 1981 dengan metode penysunan alfabet bahasa Indonesia. Kamus ini
merupakan cikal bakal berkembangnya kamus Indonesia-Arab di
Indonesia. Kamus Asad M. Alkalali adalah kamus yang cukup
menumental dan mampu bertahan sampai beberapa dekade, sehingga
akhirnya kemudian muncul kamus Indonesia-Arab Al-Bisri pada tahun
1999 dengan metode penyusunan alfabet bahasa Indonesia, kamus
Indonesia-Arab

Al-Munawwir

pada

tahun

2007

dengan

metode

penyusunan alfabet bahasa Indonesia, kamus Indonesia-Arab Al-Mufied


tahun 2010 dengan metode penyususnan alfabet bahasa Indonesia, kamus
Indonesia-Arab KABA 2013 dengan metode penyusunan alfabet bahasa
Indonesia.
2.

Kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia


masih didominasi menggunakan metode penyusunan alfabet khusus,
dimana pengguna (pemakai) kamus-kamus tersebut harus mengetahui pola
kata dasar dari sebuah kata, tentunya metode ini sangat sulit digunakan
bagi mereka yang belum mengetahui ilmu sharf dan ilmu nahwu. Namun
juga terdapat kamus Arab-Indonesia menggunakan metode penyusunan
artikulasi, dimana pengguna (pemakai) tidak perlu mengubah atau mencari
pola kata yang ingin dicari, tetapi langsung merujuk pada huruf pertama

120

dari sebuah kata. Tentunya metode ini sangat memudahkan bagi non-Arab
dalam mencari sebuah makna dalam kamus. Namun diabaikannya teknik
pencarian asal-usul kata dalam perspektif pendidikan bahasa, dinilai sebagai
degradasi kualitas dan skill pengguna kamus, terutama bagi para pelajar bahasa
Arab. Sehingga para pelajar tidak menghiraukan lagi kaidah-kaidah ilmu Nahwu
dan ilmu Sharf, karena kaidah-kaidah tata bahahsa tidak banyak digunakan dalam
mencari makna kata dalam kamus ini.

B.

Saran-saran
Kajian

seputar

tema

perkamusan,

terutama

metode

penyusunan

perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia perlu terus


dikembangkan dan diperbaharui, karena informasi yang tersaji dalam kamus
senantiasa tertinggal dari perkembangan bahasa yang terjadi di tengah
masyarakat. Begitu kamus selesai disusun, muncul pula istilah atau kosakata baru
di masyarakat. Selain itu kamus yang dijadikan sebagai media dalam
pembelajaraan bahasa Arab juga harus dipertimbangkan dari segi ukuran, karena
kamus yang berukuran sangat besar tentunya bagi peserta didik enggan membawa
kamus dikarenakan berat. Metode yang digunakan dalam kamus, fungsi kamus
sebagai buku pedoman untuk memahami makna, maka dalam proses penyusunan
kamus, penyusunanya tidak bisa mengabaikan eksistensi calon pembaca atau
pengguna kamusnya. Perlu adanya revisi atau pembahuruan untuk mencetak
kembali dengan menambahkan koskata-kosakata baru, supaya tidak tertinggal
lebih jauh.

121

C.

Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Sang Penguasa Alam

Semesta, Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan tesis yang berjudul
Perkembangan Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab (Kajian Historis
dan Sistematika di Indonesia
Penulis menyadari bahwa tesis ini belum bisa dikatakan sempurna. Untuk
itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan
hasil penelitian yang lebih baik, karena Allah selalu meridhai usaha hamba-Nya
untuk menjadi yang lebih baik dan menyayangi setiap hamba yang saling tolong
menolong dalam kebaikan.
Segala upaya tentu tidak terlepas dari hambatan maupun rintangan.
Sebagaimana halnya dengan tesis ini, penulis mendapatkan berbagai hambatan
baik intern mapun ekstern, namun dorongan kebijaksanaan yang mengarahkan
penulis agar mampu menjadikan rintangan-rintangan itu sebagai bahan pelajaran
yang bisa diambil hikmahnya.
Beribu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan tesis ini, terutama untuk bapak Dr. Muhammad Amin, Lc,
M.A. yang dengan kerelaan dan kesabarannya meluangkan waktu untuk
membimbing penulis. Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini bisa bermanfaat
bagi pribadi penulis sendiri dan tentunya bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang beriman dan diberikan hidayah
oleh Allah untuk menebarkan ajaran-ajaran-Nya sebagai rahmatan lil-alamiin.

123

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. Mukaddimah Kamus Kontemporer ArabIndonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika. 1998.
Almujahid, A.Thoha Husein dan Alkhalil, A. Athoillah Fathoni. KABA Kamus
Akbar Bahasa Arab (Indonesia-Arab) Jakarta: Gema Insani. 2013.
Atthar, Ahmad Abdul Ghafur. Muqaddimah al-S{ihhah. Beirut: Da>r al-Ilm li alMala>yin. 1979.
Askar, S. Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar. Jakarta: Senayan Publishing. 2009.
Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Bisri, Adib dan. Fatah, Munawwir A. Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia
Al-Bisri. Surabaya: Pustaka Progresif. 1999.
Bukhari. Shahih Bukhar. Beirut: Da>r al-Fikr. 1981.
Darwis, Abdullah. Al-Maajim Al-Arabiyah maa Itina Khas bi Mujam Al-

Ain lil Khalil. Kairo: Matbaah Al-Risa>lah. 1956.


Farahidi, Khalil bin Ahmad. Mujam Al-Ain. CD Program Maktabah Syamilah
Versi II. http://www.al-waraq.net.
Idiatussuaufiah, Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus AlMunawwir

Arab

Indonesia

(1997)

(Analisis

Semantik

Leksikal)

(Yogyakarta: Tesis Pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga


Yogyakarta 2015).
Jawhari, Ismail bin Ahmad. Al-S{ih{ah fi< Al-Lugah. Bairut: Da>r al-Ilm li> alMala>yin. 1979.
Khammas, Salim Sulaiman. Al-Mujam wa Ilm Al-Dala>lah. Damaskus: Mauqi
Lisan al-Arab. 1428.

124

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.


2001.
Muin, Abdul. Analisis Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Al-Husna. 2004.
Mufid, Nur. Kamus Modern Indonesia Arab Al-Mufied. Surabaya: Pustaka
Progresif. 2010.
Mulyana, Dedi. Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2004.
Munawwir, Acmad Warson. Muhammad Fairuz, Kamus Al-Muanawwir
Indonesia-Arab Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. 2007.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia. Yogyakarta:
Ponpes Al-Munawwir Karapyak. 1984.
Musonnif, Ahmad. Paradigma (Dalam Perspektif Sejarah).Tulung Agung. tp.
2003.
Mutahar, Ali. Kamus Mutahar. Jakarta: Hikmah PT Mizan Publik. 2005.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara. 2002.
Nashar, Husain. Al-Mujam Al-Arabi; Nasyatuhu wa Tat{awwuruhu. Kairo:

Maktabah Mis{r. 1968.


Priyadi, Sugeng. Metodologi Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
2012.
Pranoto, Suhartono W. Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Qasimy. Ali. Ilm al-Lug{ah wa S{inaah al-Mujam. Saudi Arabia: Jamiah Malik
Saud. 1991.
Rahman, Kaserun AS. Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal. Surabaya:
Pustaka Progresif. 2010.

125

Rizq, Wajdi dan Nashar, Husain. al-Mujamat al-Arabiyah Biblugrafiyah

Syamilah Masyruhah. Kairo: Al-Haiah Al-Mis{riyah Al-A<mmah. 1971.


Rosyidah, Siti Nur Pengembangan Kamus Bahasa Arab untuk Siswa Madrasah
di Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah dan Madrasah Aliyah Khozinatul Ulum
Blora (Yogyakarta: Tesis Pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2008).
Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. 2007.
Thohir, Irwanti. Penggunaan Kamus Bahasa Arab Di Kalangan Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Tahun 2011. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Yogyakarta: UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidkan, Pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R


& D. Bandung: Alfabeta. 2008.
Syihabuddin. Teori dan Praktek Penerjemah Arab-Indonesia. Jakarta: Dirjen
Depdiknas. 2002.
Taufiqurrochman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: Malang Press. 2008.
Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2004.
Yatim, Badri. Histografi Islam. Jakarta: Logos. 1995
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah Pentafsiran Al-Quran. 1972.
Zaini, Hisyam.

Al-Khalil dan Perannya dalam Perkembangan Kamus Arab,

Makalah Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Yogyakarta: Fakultas adab
dan Sastra. UIN Sunan Kalijaga. 2008.
Zahratunnisa, Inna. Sejarah dan Perkembangan Leksikologi Bahasa. Mahasiswa
Sastra Arab UNHAS. 2013.

Curriculum Vitae

Nama

: Mohd Fikri Azhari

TTL

: Duri, 7 Februari 1991

NIM

: 1320411259

Agama

: Islam

Alamat Asal

: Jl. Pelajar, Kulim KM 19, Desa Boncah Mahang,


Duri, Kab. Bengkalis, Riau

Orang Tua :
Ayah

: Azhar S.Ag

Pekerjaan

: Kepala Sekolah MTs Ihya Ulumuddin

Ibu

: Rohani S.Ag

Pekerjaan

: Guru

Riwayat Pendidikan:
SD Hubbul Wathan

: Lulus 2003

MTs Al-Kautsar

:Lulus 2006

MA Al-Kautsar

:Lulus 2009

S1 UIN Sunakn Kalijaga Yogyakarta : Lulus 2013

Anda mungkin juga menyukai