Anda di halaman 1dari 9

A.

Identifikasi Diri
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, identifikasi mengandung arti tanda kenal diri,
bukti diri, penentu atau penetapan identitas seseorang. Dikatakan pula identifikasi yaitu
psikologi yang terjadi pad diri seseorang karena secara tidak sadar dia membayangkan dirinya
seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yg dikaguminya itu.
Identitas diri adalah mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta
tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, atupun
teman sejawat. Identifikasi diri muncul ketika anak muda memilih nilai dan orang tempat dia
memberikan loyalitasnya, bukan sekadar mengikuti pilihan orangtuanya. Orang yang sedang
mencari identitasnya adalah orang yang ingin menentukan siapakah atau apakah yang dia
inginkan pada masa mendatang (Erikson, 1968).
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. orang lain yang menjadi sasaran identifikasi
disebut idola (dari kata idol yang berarti "sosok yang dipuja"). Secara sepintas, identifikasi
hampir mirip dengan imitasi, namun sesungguhnya keduanya adalah hal yang berbeda. Dalam
proses identifikasi, peniruan dilakukan secara menyeluruh, sehingga proses identifikasi lebih
mendalam dibandingkan dengan proses peniruan imitasi.
Awal berlangsungnya identifikasi adalah adanya rasa kekaguman yang kemudian
mendorongnya untuk menyamakan diri dengan orang yang dikagumi tersebut.
Individu yang melakukan identifikasi tidak hanya meniru gaya hidup, penampilan dna
tingkah laku sang idola, akan tetapi ia juga menempatkan kepercayaan serta prinsip hidup
sang idola menjadi kepercayaan dan prinsip hidupnya sendiri. Sehingga dalam proses
identifikasi diperlukan adanya pengetahuan yang mendalam tentang sosok idolanya tersebut.
Seperti halnya imitasi identifikasi juga memberi dampak negatif dan dampak positif
tergantung pada sosok idola yang ia pilih. Jika idola tersebut baik, maka identifikasi yang
dilakukan menjadikan ia sebagai individu yang baik. Namun sebaliknya, jika idola tersebut
jelek dalam pandangan umum, maka ia pun akan menjadi individu yang dinilai sama dengan
idola tersebut oleh masyarakat.
Erikson (1968) menjelaskan bahwa pada masa remaja akhir identitas individu untuk
pertama kalinya melaui suatu keputusan yang tepat atas pengalaman-pengalaman langsung
maupun tidak langsung yang berarti dalam kehidupannya dan merupakan tugas-tugas
perkembangannya. Erikson menyatakan bahwa pada usia remaja, krisis yang harus kita
selesaikan berkaitan dengan pencarian identitas diri (Schulz, 1994). Erikson (1968)
mempertegas bahwa masa remaja adalah masa krisis pencarian identitas diri (identity crisis)
yang menunjukkan bahwa pada masa ini individu dihadapkan pada tugas perkembangan yang
utama yaitu menemukan kejelasan identitas (sense of identity), terutama yang berhubungan
dengan tugas-tugas perkembangan selama masa remaja, meliputi penerimaan keadaan fisik,
peran seks secara sosial, membentuk hubungan baru dengan lawan jenis, kemandirian emosi
dan ekonomi, memilih pekerjaan, mengembangkan ketrampilan intelektual, memilih tata nilai
yang menuntun perilaku, mengembangkan perilaku sosial dan mempersiapkan perkawinan
(Havinghurst, dalam Papalia, 1998).
Krisis yang dialami pada masa remaja berfungsi untuk menetapkan suatu identitas
stabil. Krisis identitas selama masa remaja sebenarnya merupakan krisis yang paling berat dan
paling berbahaya karena penyelesaian yang gagal atau berhasil dari krisis identitas itu
mempunyai akibat jauh untuk seluruh masa depan. Remaja berusaha untuk melepasakan diri
dari mileu orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya.
Erikson menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego (Monks,
1999). Ada dua proses yang penting berupa eksplorasi dan komitmen dalam perkembangan
identitas (Bosma, 1994). Eksplorasi yang juga dikenal dengan istilah krisis adalah suatu
aktivitas yang secara aktif dilakukan individu untuk mencari, menjajaki, mempelajari,
mengidentifikasi, mengevaluasi dan menginterpretasi dengan seluruh kemampuan, akal,
pikiran, dan potensi yang dimiliki untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang berbagai
alternatif vokasi.
Indikasi ada tidaknya eksplorasi dapat ditunjukkan melalui kriteria-kriteria sebagai
berikut (Marcia, 1993):
1. Knowledgeability, yaitu sejauhmana tingkat pengetahuan yang dimiliki individu yang
ditunjukkan oleh keluasan dan kedalaman informasi yang berhasil dihimpun tentang
berbagai alternatif pilihan studi lanjutan.
2. Activity directed toward gathering information yaitu aktivitas yang terarah untuk
mengumpulkan informasi yang menyangkut semua aktivitas yang dipandang tepat untuk
mencari dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
3. Considering alternative potential identity element yaitu sejauhmana individu mampu
mempertimbangkan berbagai informasi yang telah dimiliki tentang berbagai kemungkinan
dan peluang dari setiap alternatif yang ada.
4. Desire to make an early decision yaitu keinginan untuk membuat keputusan secara dini
yang ditunjukkan oleh sejauhmana individu memiliki keinginan untuk memecahkan
keragu-raguan atau ketidakjelasan secepat mungkin secara realistis dan meyakini apa yang
dipandang tepat bagi dirinya.
Komitmen adalah kesetiaan, keteguhan pendirian, prinsip, tekad untuk melakukan
berbagai kemungkinan atau alternatif yang dipilih. Ditandai oleh faktor-faktor berikut
(Marcia, 1993):
1. Knowledgeability yaitu merujuk kepada sejumlah infomasi yang dimiliki dan dipahami
tentang keputusan pilihan-pilihan yang telah ditetapkan. Remaja yang memiliki komitmen
mampu menunjukkan pengetahuan yang mendalam, terperinci dan akurat tentang hal-hal
yang telah diputuskan.
2. Activity directed toward implementing the chosen identify element yaitu aktivitas yang
terarah pada implementasi elemen identitas yang telah ditetapkan.
3. Emotional tone yaitu nada emosi yang merujuk kepada berbagai perasaan yang dirasakan
individu baik dalam penetapan keputusan maupun dalam mengimplementasikan keputusan
tersebut. Nada emosi terungkap dalam bentuk keyakinan diri, stabilitas dan optimisme
masa depan.
4. Identification with significant other yaitu identifikasi dengan orang-orang yang dianggap
penting yang ditunjukkan dengan sejauhmana remaja mampu membedakan aspek positif
dan negatif dari figur yang dianggap ideal olehnya.
5. Projecting one’s personal future yaitu kemampuan memproyeksikan dirinya ke masa depan
dengan ditandai oleh kemampuan mempertautkan rencananya dengan aspek lain dalam
kehidupan masa depan yang mereka cita-citakan.
6. Resistence to being swayed yaitu sejauhmana individu memiliki ketahanan terhadap
godaan-godaan yang bermaksud untuk mengalihkan keputusan yang telah mereka
tetapkan. Mereka tetap teguh pada keputusannya, tetapi mereka bukan anti perubahan.
Mereka mampu menghargai berbagai kemungkinan perubahan, mereka mengkaitkannya
dengan kemampuan pribadi dan peluang yang ada.
Berdasarkan pendapat dari para tokoh, maka dapat disimpulkan bahwa identitas diri
adalah pengenalan dan penghayatan diri sebagai individu yang unik sehingga tidak tenggelam
dalam peran yang dimainkan.

B. Eksplorasi Diri
Eksplorasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah penjelajahan lapangan dng
tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (keadaan), terutama sumber-sumber alam yg
terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan. Sedangkan kata “Diri” menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah orang seorang (terpisah dari yang lain); badan. Sedangkan pengertian
eksplorasi diri adalah menggali potensi yang ada dalam diri seseorang untuk meningkatkan
prestasi.1

Proses eksplorasi diri berlangsung seumur hidup. Karena itu, tidak masuk akal untuk
mengharapkan bahwa kita harus mengenal diri kita sendiri secara utuh sebelum memulai
membuka diri.2

Telah lama diteliti bahwa selama hidupnya, manusia hanya menggunakan kurang dari
10 persen potensi diri yang tersembunyi di dalam dirinya. Bahkan sebagian besar manusia
hanya menggunakannya di bawah 5 persen. Lalu kemana yang 90 persen? Jawabannya adalah
potensi diri tersebut menunggu untuk digali.  Pengertian potensi itu sendiri adalah sesuatu
yang berasal dari diri seseorang dan bersifat unik, yang ketika hal itu disadari dan
dipergunakan dengan bijak, maka seorang itu akan mampu menciptakan perubahan besar bagi
dirinya, orang-orang sekitarnya, lingkungannya bahkan bumi (dunia) yang di tinggalinya.
Itulah mengapa kita harus bisa untuk menggali potensi diri kia sendiri untuk mencapai apa
yang kita inginkan, yang orang lain belum tentu memilikinya, karena setiap orang memiliki
potensi yang berbeda-beda.

Setiap orang yang ingin berhasil haruslah mampu menggali potensi yang ada pada
dirinya. Memang benar jika keberhasilan ditentukan oleh semangat juang kita yang tidak
hentinya untuk terus berusaha akan tetapi potensi yang ada pada diri jika dikembangkan

1
AN Ubaidy, Berkarir Di Era Global (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), hal 95.
2
Gareth Jones, Why Should Anyone Be Led You, (Jakarta: Grafindo, 2008), hal 39.
dengan maksimal akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Cara menggali potensi dalam
diri kita antara lain melalui:

1. Mengenal diri sendiri.

Buatlah daftar untuk pertanyaan untuk diri sendiri apa yang membuat saya bahagia,
apa saja kelebihan dan kelemahan saya, Apa sebenarnya minat dan bakat saya,
Jawablah pertanyaan pertanyaan tersebut dengan sejujurnya, kalau perlu minta bantuan
keluargamu atau sahabat untuk menilai kelebihan, Kelemahan, minat dan bakat kamu.

2. Kenali Motivasi Hidup.

Setiap orang memiliki motivasi ( dorongan dari dalam diri sendiri ) untuk mencapai
tujuan hidupnya. Cobalah mengenal apa motivasi hidup kamu. Misalnya apa yang bisa
memacu semangat kamu untuk melakukan hal-hal terbaik dalam hidupmu, Dengan begitu
kamu memiliki kekuatan dan dukungan dari dalam diri sendiri untuk menghasilkan karya
dan prestasi yang terbaik.

3. Jangan Mengadili Diri.


Mungkin kamu telah berusaha melakukan segala daya untuk mencapai suatu tujuan,
Tetapi ternyata mengalami kegagalan. Jangan terlalu menyesali dan mengadili kesalahan
diri sendiri. Hal ini hanya akan membuang-buang waktu dan energi. Lebih baik waktu dan
energi kamu manfaatkan untuk bangkit kembali. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman
dan pelajaran berharga untuk mencapai keberhasilan yang tertunda.3
Setelah kita mampu mengenali potensi yang kita miliki masing-masing, selanjutanya
adalah mengasah potensi tersebut untuk bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kita.
Beberapa cara agar kita dapat mengasah potensi diri kita agar menjadi lebih baik antara lain:

3
Pramuka Net , “Menggali Potensi Diri”, Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, di akses
http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=296&Itemid=54#.UzG1iNySz00, pada
tanggal 24 Maret pukul 12.30.
1. Perbanyaklah membaca buku.
Pepatah mengatakan bahwa “buku adalah jendela ilmu”. Dengan banyak membaca buku
pengetahuan dan wawasan kita akan semakin luas. Dan juga perbanyaklah membaca buku
motivasi agar memacu sikap optimis dalam memulai perubahan dalam diri kita.
2. Mengikuti keorganisasian dalam bermasyarakat.
mungkin dengan kegiatan ini kita akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru,
belajar cara berorganisasi serta bersosialisasi dalam bermasyarakat, membangun hubungan
yang erat dengan teman serta kerabat agar bisa bertukar pikiran dan bertukar ide-ide baru.
3. Mengintropeksi diri.
Melakukan pengamatan diri sendiri terhadap perubahan-perubahan yang telah terjadi,
dan selalu berpikir optimis untuk selalu menerima perubahan yang terjadi agar hidup ini
bisa menjadi lebih baik.4

C. Evaluasi Diri

Evaluasi diri adalah sikap kita terhadap diri mengenai apa yang sebaiknya diperbuat
setelah kita melakukan sesuatu. Beberapa sikap untuk mengevaluasi diri agar lebih baik dapat
kita pelajari dan kita amalkan, antara lain : sikap integritas dan antusiasme. Sikap-sikap
tersebut tidak lepas dari sikap evaluasi diri yang menjadikan sikap kita semakin bijak dalam
menjalani hidup.

1. Integritas

Integritas berasal dari  bahasa Latin  integer; incorruptibility , firm adherence to a


code of especially moral a acristic values, yaitu , sikap yang teguh mempertahankan
prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-
nilai moral. 

Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis retorika, tetapi juga sebuah tindakan.
Bila kita  menelusuri karakter yang dibutuhkan parah pemimpin saat ini dan selamanya
mulai dari integritas, kredibilitas dan segudang karakter muliah yang lainnya-pastilah akan
4
M. Ridwan, “Cara Menggali Potensi dalam Diri”, blog untuk bertanam ide-ide unik, di akses
http://bertanamide.blogspot.com/2011/10/cara-menggali-potensi-dalam-diri.html, pada tanggal 24 Maret 2014
pukul 12.30
bermuara pada pribadi agung manusia pilihan al-mustofa Muhammad saw. Yang di utus
untuk menyempurnakan karakter manusia

Integritas berarti  mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri, anggun, tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat. Siswa yang
memiliki integritas lebih berhasil ketika menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin formal
maupun pemimpin nonformal.

2. Antusiasme

Semua orang dengan antusiasme akan membawa perubahan yang positif dalam hidup
mereka. Saya akan fokus pada tujuan dengan antusiasme. Ketika saya memperkaya orang
lain seperti itu, berarti saya memperkaya diri sendiri. Inilah sikap evaluasi terhadap diri
sendiri yang seharusnya dibangun agar kita tetap antusias dengan segala hal yang baik.

Kita tidak boleh berhenti untuk terus eksplorasi terhadap diri kita sendiri. Dan akhir
dari semua eksplorasi kita akan sampai pada dimana kita memulai dan mengetahui tempat
itupertama kali. Dengan mengevaluasi diri setiap detiknya saya akan menghadapi semua
tantangan dengan suatu kesadaran baru. Dan menjadikan hal itu sebagai pegangan untuk
kebaikan yang selalu rutin tercipta akan mempengaruhi kualitas hidup ini.
KESIMPULAN

1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, identifikasi mengandung arti tanda kenal diri, bukti
diri, penentu atau penetapan identitas seseorang. Dikatakan pula identifikasi yaitu psikologi
yang terjadi pad diri seseorang karena secara tidak sadar dia membayangkan dirinya seperti
orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yg dikaguminya itu.
2. Eksplorasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah penjelajahan lapangan dng tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak (keadaan), terutama sumber-sumber alam yg terdapat
di tempat itu; penyelidikan; penjajakan. Sedangkan kata “Diri” menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah orang seorang (terpisah dari yang lain); badan. Sedangkan pengertian
eksplorasi diri adalah menggali potensi yang ada dalam diri seseorang untuk meningkatkan
prestasi.
3. Evaluasi diri adalah sikap kita terhadap diri mengenai apa yang sebaiknya diperbuat setelah
kita melakukan sesuatu. Beberapa sikap untuk mengevaluasi diri agar lebih baik dapat kita
pelajari dan kita amalkan, antara lain : sikap integritas dan antusiasme. Sikap-sikap tersebut
tidak lepas dari sikap evaluasi diri yang menjadikan sikap kita semakin bijak dalam
menjalani hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Jones, Gareth. Why Should Anyone Be Led You. Jakarta: Grafindo, 2008.
Mayne, Sangeeta. Life Mapping. Bandung: Kaifa, 2005.

Pramuka Net, “Menggali Potensi Diri”. http://www.pramukanet.org/index.php?


option=com_content&task=view&id=296&Itemid=54#.UzG1iNySz00. Di akses pada
tanggal 24 Maret.

Ridwan, M.. “Cara Menggali Potensi dalam Diri”.


http://bertanamide.blogspot.com/2011/10/cara-menggali-potensi-dalam-diri.html.di akses
pada tanggal 24 Maret 2014.

Ubaidy, AN. Berkarir Di Era Global, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.

Anda mungkin juga menyukai