Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

POLIGAMI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu : Asep Mulyadi, S.Ag., M.M.

Disusun oleh :

Isyfina Kamilah

Euis Lasma Yuniar

Siska Franida

Muhammad

Dipa Alharitsi

Sastra

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AL-ANDINA SUKABUMI

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat


Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq
dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang
pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya
selalu menyertai kehidupan ini.

Setitik harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi wacana yang berguna. Kami menyadari keterbatasan yang kami miliki,
untuk itu, kami mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya
kepada Allah SWT., jualah kami memohon Rahmat dan Ridho-Nya.

Sukabumi, 23 Januari 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan Pembelajaran......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian.......................................................................................................2

2.2 Dasar Hukum Poligami..................................................................................2

2.3 Hukum Poligami.............................................................................................4

2.4 Adab Berpoligami..........................................................................................4

2.5 Manfaat Poligami...........................................................................................5

2.6 Syarat Poligami..............................................................................................5

2.7 Alasan Berpoligami........................................................................................5

2.8 Dampak Poligami...........................................................................................6

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.......................................................................................................7

2. Saran.................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam


kehidupan manusia. Pernikahan yang terjadi antara seorang pria dengan
seorang wanita menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap
keluarga masing-masing . Namun akhir-akhir ini perdebatan tentang
pernikahan poligami sangat marak dilakukan di kalangan masyarakat
seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya
dampak-dampak yang kurang dimengerti oleh masyarakat luas. Oleh
karena itu, mari kita simak penjelasan berikut .

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian dan substansi berpoligami dalam islam?

1.3 Tujuan Pembelajaran

Untuk mengetahui apa itu poligami, bagaimana hukumnya, apa saja


syarat-syarat nya dan lain sebagainya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Poligami sendiri berasal dari bahasa Yunani dimana kata poli dan polus
yang artinya banyak dan kata gamein atau gamos yang artinya kawin atau
perkawinan. Jadi poligami merupakan praktik pernikahan lebih dari satu
istri.

2.2 Dasar Hukum Poligami


A. Al-Qur’an
1. Q.S An-Nisa’ : 3

‫َت أَ ْي َمانُ ُك ْم‬


ْ ‫اح َدةً أَوْ َما َملَك‬
ِ ‫ث َو ُربَا َع ۖ فَإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تَ ْع ِدلُوا فَ َو‬
َ ‫اب لَ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء َم ْثن َٰى َوثُاَل‬
َ َ‫ۚ فَا ْن ِكحُوا َما ط‬

.‫تَعُولُوا‬ َ ِ‫ٰ َذل‬


‫ك أَ ْدن َٰى أَاَّل‬

Artinya:

"Kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau


empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya,”

2. Q. S An-Nisa : 129

‫َۚ ولَن َتسْ َتطِ يعُوا أَن َتعْ دِلُوا َبي َْن ال ِّن َسا ِء َولَ ْو َح َرصْ ُت ْم ۖ َفاَل َتمِيلُوا ُك َّل ْال َمي ِْل َف َت َذرُو َها َك ْال ُم َعلَّ َق ِة‬

َ ‫َوإِن ُتصْ لِحُوا َو َت َّتقُوا َفإِنَّ هَّللا َ َك‬


‫ان غَ فُورً ا رَّ حِيمًا‬

Artinya:

“Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung
(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.”

Namun demikian, Islam sejatinya tidak memerintahkan poligami. Islam


tidak mewajibkan dan tidak menganjurkan poligami. Hal ini telah menjadi
kesepakatan ulama (ijma’) sebagaimana keterangan Syekh M Khatib As-Syarbini
dalam Mughnil Muhtaj berikut ini:

2
ُ َّ‫اب لَ ُك ْم ِم ْن النِّ َسا ِ•ء إذ ْال َوا ِجبُ اَل يَتَ َعل‬
‫ق بِااِل ْستِطَابَ ِة‬ َ َ‫إنَّ َما لَ ْم يَ ِجبْ لِقَوْ لِ ِه تَ َعالَى فَا ْن ِكحُوا َما ط‬

ِ ‫ث َو ُربَا َع َواَل يَ ِجبُ ْال َع َد ُد بِاإْل ِ جْ َم‬


‫اع‬ َ ‫َولِقَوْ لِ ِه َم ْثنَى َوثُاَل‬

Artinya:

“Nikah itu tidak wajib berdasarkan firman Allah (Surat An-Nisa ayat 3) ‘Nikahilah
perempuan yang baik menurutmu.’ Pasalnya (secara kaidah), kewajiban tidak
berkaitan dengan sebuah (seorang perempuan) pilihan yang baik. Nikah juga tidak
wajib berdasarkan, ‘Dua, tiga, atau empat perempuan.’ Tidak ada kewajiban
poligami berdasarkan ijma‘ ulama,” (Lihat Syekh M Khatib As-Syarbini, Mughnil
Muhtaj, Beirut, Darul Fikr, tanpa keterangan tahun, juz 3, halaman 125).

Para ulama fiqh konvensional atau ulama empat mazhab, mencatat


bahwa surat An-Nisa ayat 3 adalah mendukung kebolehan poligami maksimal 4
orang. Hanya imam syafi’i yang menyimpulkan bahwa keadilan yang dituntut
oleh surat An-Nisa ayat 3 adalah keadilan yang berhubungan dengan kebutuhan
fisik, karena keadilan batiniah seperti yang tercatat dalam an-nisa 129, mustahil
akan bisa diwujudkan.

Syekh Wahbah Az-Zuhayli berpendapat bahwa poligami bukan


bangunan ideal rumah tangga Muslim. Bangunan ideal rumah tangga itu adalah
monogami. Menurutnya, poligami adalah sebuah pengecualian dalam praktik
rumah tangga. Praktik ini dapat dijalankan karena sebab-sebab umum dan sebab
khusus. Walhasil, hanya kondisi darurat yang membolehkan seseorang
menempuh poligami.

B. Hadits
 Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya memiliki
delapan istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan saya, lalu
beliau bersabda: “Pilih empat diantara mereka”. (H.R. Ibnu Majah)
 Dari Salim, dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa Ghalian Ibnu Salamah
masuk Islam dan ia memiliki sepuluh orang istri yang juga masuk Islam
bersamanya. Lalu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk
memilih empat orang istri di antara mereka dan ceraikan selebihnya. Hadits
ini didapat dari Imam Malik dari Zuhri, Hadits Ghailan.(Musnad Imam yafi’i
: 1338 [274/1])

3
2.3 Hukum Poligami

 Menurut Mahmud Syaltut, mantan Syekh Al-Azhar, hukum poligami


adalah mubah. Poligami dibolehkan selama tidak dikhawatirkan
terjadinya penganiayaan terhadap para istri.
 Dalam tafsir al-Kassyaf, Zamakhsyari mengatakan bahwa poligami
dalam Islam suatu rukhshah (kelonggaran ketika darurat). Kelonggaran
boleh berpoligami untuk menghindarkan terjadinya perzinaan. Dengan
demikian, haram berpoligami bagi seseorang yang merasa khawatir tidak
akan berlaku adil.

2.4 Adab Berpoligami

a. Berpoligami tidak boleh menjadikan seorang lelaki lalai dalam ketaatan


pada Allah.
b. Orang yang berpoligami tidak boleh beristri lebih dari empat dalam satu
waktu.
c. Jika seorang lelaki menikahi istri ke lima dan dia mengetahui bahwa hal
tersebut tidak boleh, maka dia dirajam. Sedangkan jika dia tidak
mengetahui, maka dia terkena hukum dera.
d. Tidak boleh memperistri dua orang wanita bersaudara (kakak beradik)
dalam satu waktu.
e. Tidak boleh memperistri seorang wanita dengan bibinya dalam satu
waktu.
f. Walimah dan mahar boleh berbeda dia antara para istri.
g. Jika seorang pria menikah dengan gadis, maka dia tinggal bersamanya
selama tujuh hari. Jika yang dinikahi janda, maka dia tinggal bersamanya
selama 3 hari. Setelah itu melakukan giliran yang sama terhadap istri
lainnya.
h. Wanita yang dipinang oleh seorang pria yang beristri tidak boleh
mensyaratkan lelaki itu untuk menceraikan istri sebelumnya (madunya).
i. Suami wajib berlaku adil dalam memberi waktu giliran bagi istri-
istrinya.

4
j. Suami tidak boleh berjima’ dengan istri yang bukan gilirannya kecuali
atas seizin dan ridha istri yang sedang mendapatkan giliran.

2.5 Manfaat Poligami


1. Poligami adalah syariat yang Allah pilihkan pada umat Islam untuk
kemaslahatan mereka.
2. Seorang wanita terkadang mengalami sakit, haid dan nifas. Sedangkan
seorang lelaki selalu siap untuk menjadi penyebab bertambahnya umat
3. Jumlah lelaki yang lebih sedikit dibanding wanita
4. Secara umum, seluruh wanita siap menikah sedangkan lelaki banyak yang
belum siap
5. Syariat poligami dapat mengangkat derajat seorang wanita yang ditinggal
atau dicerai oleh suaminya
6. Merupakan cara efektif menundukkan pandangan, memelihara
kehormatan dan memperbanyak keturunan
7. Memperbanyak jumlah kaum muslimin

2.6 Syarat Poligami


1. Mampu berbuat adil
2. Aman dari lalai beribadah kepada Allah
3. Mampu menjaga para istrinya
4. Mampu memberi nafkah lahir

2.7 Alasan Berpoligami


1. Istri mandul, dan suami sangat menginginkan keturunan (anak kandung).
2. Istri mempunyai penyakit yang dapat menghalangi memberikan nafkah
batin.
3. Jika suami memiliki naluri seks yang sangat tinggi, sehingga ketika
istrinya sedang berhalangan (haid) beberapa hari saja, dikhawatirkan
dirinya akan berbuat zina (selingkuh).

5
4. Bila suatu daerah yang jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-
laki, sehingga jika tidak berpoligami mengakibatkan banyak wanita
berbuat zina (selingkuh)

2.8 Dampak Poligami


1. Dampak Psikologis
2. Dampak Ekonomi
3. Dampak Hukum
4. Dampak Kesehatan
5. Kekerasan Terhadap perempuan

6
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa poligami itu
merupakan suatu sistem pernikahan seorang suami dengan istri lebih dari satu.
Pada dasarya poligami ditinjau dari segi hukum Islam memiliki hukum mubah
dan bersyarat dan tidak bisa dilakukan dengan cara asal-asalan. Didalam ajaran
agama Islam poligami diperbolehkan dengan syarat mampu berbuat adil, aman
dari lalai beribadah kepada Allah, mampu memberi nafkah lahir, dan mampu
menjaga para istrinya. Sesuai dengan syariat Islam.

2. Saran
 Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali masyarakat yang kurang
paham tentang poligami sehingga banyak menimbulkan permasalahan
karena kurang pemahaman akan hal tersebut
 Sebaiknya masyarakat yang kurang mengetahui tentang poligami untuk
mempelajari maksud dan tujuan berpoligami yang sesuai dengan ajaran
Islam sehingga tidak menjadi permasalahan lagi dikalangan masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ardika. 2014. Poligami Sesuai Dengan Syariat Islam.


https://www.slideshare.net/ArdikaNgegame/poligami-35839601 (Diakses tanggal
23 Januari 2021)

Sahma,Abu. 2019. Hukum Poligami: Tidak Dianjurkan, tapi Boleh Asal Darurat.
https://muslim.okezone.com/read/2019/09/23/614/2108118/hukum-poligami-
tidak-dianjurkan-tapi-boleh-asal-darurat (Diakses tanggal 23 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai