Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336868531

PERUBAHAN MAKNA BAHASA ARAB

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 5,541

1 author:

Mustakim Rahmad
YouTube
13 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CARA PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK View project

All content following this page was uploaded by Mustakim Rahmad on 29 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SORONG
MATA KULIAH BAHASA ARAB SEMESTER 1
Dosen Pengampuh: Ismail Suardi Wekke, Ph.D.
Email: mustachim.rachmat@gmail.com

TOPIK : PERUBAHAN MAKNA BAHASA ARAB

ABSTRAK
Bahasa senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Bahasa mengalami
perubahan sejalan dengan perubahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat penuturnya.
Hal ini seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Perkembangan tersebut terjadi lantaran bahasa memang memiliki karakteristik produktif.
Artinya, bahasa akan selalu diciptakan manusia sesuai dengan kebutuhan komunikasi.
Karakteristik ini yang mengakibatkan bahasa akan terus mengalami produktivitasnya.
Perubahan dan perkembangan dalam satu bahasa adalah wajar terjadi karena adanya kontak
bahasa antar pengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung antar manusia yang
berlainan bahasa, bahkan berlainan budaya, menimbulkan kontak bahasa yang pada akhirnya
akan saling memengaruhi. Hal ini disebut sebagai penyerapan bahasa. Penyerapan bahasa
terjadi karena adanya kontak yang berkelanjutan dalam waktu lama antar penutur bahasa
yang berbeda. Kontak bahasa adalah hubungan kebahasaan yang terjadi antara satu
masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya. 1

Kata kunci : bahasa arab, bahasa al-quran, perubahan makna

PENDAHULUAN
Kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia semakna atau sama dengan kata lughat
dalam bahasa Arab, language dalam bahasa Inggris, taal dalam bahasa Belanda,
kokugo dalam bahasa Jepang dan bhasa dalam bahasa Sansekerta. Atas dasar
perbedaan sebutan ini tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengertian untuk

1
Rohbiah, Tatu Siti. “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Inggris Pada Istilah
Ekonomi.” Buletin Al-Turas 23, no. 2 (2017). https://doi.org/10.15408/bat.v23i2.5790.
sebagian orang yang belum tepat. Hingga kini “bahasa” didefinisikan dengan beragam
pengertian. Sebagianmengatakan bahwa bahasa adalah perkataan-perkataan yang diucapkan
atau ditulis. Sebagian lainnya mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi bagi
manusia. Sekelompok lainnya mendefinisikan bahasa sebagai kata benda, kata kerja, kalimat-
kalimat, ungkapan-ungkapan dan sebagainya yang dipelajari di sekolah. Ada juga yang
mendefinisikan bahasa hanya sebagai kumpulan kata-kata, kaidah-kaidah atau peraturan-
peraturan.2
Bahasa merupakan salah satu dari gejala sosial masyarakat yang digunakan sebagai
alat komunikasi sesama manusia. Sebagai gejala komunikatif, perlu dibedakan penggunaan
dan fungsi dari bahasa tersebut. Fungsi bahasa dalam masyarakat berhubungan dengan
pemakaian dengan bidang kehidupan yang khas artinya di luar bidang itu bahasa digunakan
secara umum. Bidang pertama ialah bidang agama dan ibadah, contoh bahasa Arab klasik
sebagai bahasa umat Islam, sehingga dalam hal ini bahasa Arab berperan sebagai bahasa
3
agama dan ibadat. Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan sempurna bila
dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Kesempurnaan dan kelengkapannya itulah
merupakan keistimewaan baginya. Karena bahasa Arab mempunyai keistimewaan di bidang
tata bahasa di samping keistimewaannya yang lain, maka banyak orang menganggap bahasa
Arab itu rumit, komplek, sukar dan lain sebagainya, terutama di kalangan pelajar dan
mahasiswa. Salah bukti keistimewaan bahasa arab itu adalah kemampuannya mengurai
sesuatu dan yang sukar menjadi mudah, dan yang belum dimengerti dapat dimengerti dan
yang belum baik (indah) menjadi baik dan indah dan lain sebagainya. 4

PEMBAHASAN
Salah satu bahasa besar di dunia ini yang banyak dipergunakan oleh umat manusia
adalah bahasa Arab. Bahasa Arab dianggap sebagai bahasa yang paling banyak menyandang
atribut. Selain disebut sebagai bahasa kitab suci Al-Qur`an dan hadis, bahasa Arab juga
sering dinamai sebagai bahasa agama dan umat Islam, bahasa dhad (lughah ad-dhâd) dan

2
Sartika, Tri. “Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sebagai Pengantar Pembelajaran Di
Indonesia,” August 2019. https://doi.org/10.31227/osf.io/y8tq4.
3
Tiawaldi, Adit, and Muhbib Abdul Wahab. “Perkembangan Bahasa Arab Modern Dalam Perspektif Sintaksis
Dan Semantik Pada Majalah Aljazeera.” Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban 4, no.
1 (2017). https://doi.org/10.15408/a.v4i1.5328.
4
Dhita, Wiwin. “Bahasa Arab Bahasa Al-Quran,” 2019. https://doi.org/10.31227/osf.io/3xcnb.
bahasa warisan sosial dan budaya (lughah at-turâts). Di samping itu, bahasa Arab tercatat
sebagai bahasa nasional lebih dari 25 negara di dunia yang terletak di kawasan Timur
Tengah, dan sebagian Afrika, serta menjadi salah satu bahasa resmi di Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).5 Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an. Bahasa Arab adalah salah satu
bahasa tertua di dunia. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang awal mula munculnya
bahasa Arab. Teori pertama menyebutkan bahwa manusia pertama yang melafalkan bahasa
Arab adalah Nabi Adam as. Analisa yang digunakan Nabi Adam as (sebelum turun ke bumi)
adalah penduduk syurga, dan dalam suatu riwayat dikatakan bahwa bahasa penduduk syurga
adalah bahasa Arab, maka secara otomatis bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam as adalah
bahasa Arab dan tentunya anak-anak keturunan Nabi Adam pun menggunakan bahasa Arab.
Setelah jumlah keturunan Adam as bertambah banyak dan tersebar ke beragai
tempat, bahasa Arab yang digunakan saat ini berkembang menjadi jutaan bahasa yang
berbeda. Teori ini kurang populer di kalangan ahli bahasa modern, khususnya di kalangan
orientalis, dengan asumsi bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa Adam
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari. 6

Bahasa Arab di Indonesia


Sejarah perkembangan bahasa Arab di Indonesia dimulai sejak masyarakat Indonesia
mulai memeluk islam. Dalam hal ini bahasa di pelajari semata-mata Sebagai alat untuk
mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan Islam,baik di Surau, dimasjid, pondok
pesantren maupun madrasah-madrasah. Sejak zaman penjajahan Belanda,banyak sekali
mahasiswa Indonesia yang melanjutkan di beberapa perguruan tinggi di Timur Tengah.
Mereka pada umumnya, mempelajari bahasa Arab bukan semata-mata sebagai alat,
melainkan sebagai tujuan. Karena itu, setelah studi mereka berhasil, banyak diantara mereka
yang tergolong ahli bahasa Arab dan mampu menggunakan bahasa Arab secara aktif karena
mempunyai empat segi kemahiran bahasa: menyimak (mendengar), berbicara dan menulis.
Setelah mereka pulang ke Tanah air,mereka mengusahakan pembaharuan metode untuk
pengajaran bahasa Arab. Dengan metode tersebut, maka berhasil menumbuhkan perhatian
5
Buhori, Buhori, and Besse Wahidah. “Bahasa Arab Dan Peradaban Islam: Telaah Atas Sejarah Perkembangan
Bahasa Arab Dalam Lintas Sejarah Peradaban Islam.” Al-Hikmah 11, no. 1 (January 2017).
https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v11i1.822.
6
Mukhibat, Mukhibat. “Analisis Semi-Historis Unsur-Unsur Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia.” Cendekia:
Journal of Education and Society 13, no. 2 (April 2016): 323. https://doi.org/10.21154/cendekia.v13i2.252.
bahwa bahasa Arab (fusha) perlu untuk tidak menyebut harus dipelajari juga sebagai tujuan,
yakni untuk membentuk ahli-ahli bahasaArab dan menghasilkan alumni yang mampu
menggunakan bahasa Arab secara aktif sebagai alat komunikasi untuk berbagai keperluan. 7

Perubahan makna bahasa Arab


Penyebab terjadinya perkembangan atau perubahan makna dapat bersifat eksternal
dan internal. Penyebab eksternal berupa perkembangan sosial dan peradaban, sementara yang
bersifat internal adalah karena pemakaian bahasa itu sendiri. Bahasa diciptakan agar manusia
dapat berkomunikasi satu sama lain dengan cara bertukar lafaz seperti halnya
mempertukarkan uang dengan barang. Hanya saja, pertukaran bahasa melalui akal dan
perasaan dan ini bisa berbeda untuk setiap person dan lingkungan. Ketika generasi berikutnya
mewarisi satu makna maka sesungguhnya dia tidak lagi mewarisi makna yang sepenuhnya
sama dengan generasi sebelumnya, tetapi telah mengalami beberapa perubahan atau
penyimpangan. Kadang-kadang pula terjadi penambahan makna baru terhadap kata yang
lama karena salah mengerti, dan lain sebagainya. 8

1. Sebab-sebab yang Bersifat Kebahasaan


Faktor ini erat kaitannya dengan perubahan aspek fonologi, morfologi dan sintaksis.
Dalam bahasa Arab, perubahan pada aspek fonologi misalnya, kata ‫ ر صو‬yang berarti
“menolong” akan berubah maknanya menjadi “melihat” jika fonem „ ‫ „ ن‬terletak di awal kata
tersebut diubah menjadi fonem „ ‫ „ ب‬menjadi ‫ ت صر‬. pada aspek morfologi, misalnya kata
‫ ذك ر‬yang berarti “menyebut” atau “mengingat” akan berubah maknanya menjadi “saling
mengingatkan, bermusyawarah atau berdiskusi” jika kata ‫ ذك ر‬mendapat infiks huruf alif
sehingga menjadi ‫ ذاك ر‬. Sedangkan dari segi sintaksis, kata ‫ ضرب‬yang bermakna
“memukul”, jika dibaca ‫( ضرب‬duriba) maka maknanya berubah menjadi “dipukul”, atau
berubah dari makna aktif menjadi pasif.
Sebab-sebab kebahasaan juga berupa proses penularan makna (contagion) dalam arti
makna sebuah kata mungkin dialihka kepada kata yang lain hanya karena kata-kata itu selalu
hadir bersama-sama dalam banyak konteks. Dalam bahasa Indonesia misalnya, jika orang

7
Pantu, Ayuba. “Pengaruh Bahasa Arab Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia.” ULUL ALBAB Jurnal Studi
Islam 14, no. 3 (January 2014). https://doi.org/10.18860/ua.v14i3.3154.
8
Nurbayan, Yayan. “Pengaruh Struktur Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia Dalam Terjemahan Al-
Qurʼan.” ARABIYAT: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban 1, no. 1 (2014).
https://doi.org/10.15408/a.v1i1.1128.
bertanya “apa arti kata itu?”, jawaban yang diperoleh mungkin “tidak Tau”. Kedua kata itu
sudah begitu akrab, sehingga pemakai bahsa Indonesia dialek Jakarta menyatukan keduanya,
jika tidak tau mereka menjawab “tahu” atau “tau” dengan intonasi tertentu. Ini berarti bahwa
tahu, yang semula bermakna positif sekarang bermakna negatif. Yaitu “tidak tau”, atau
makna negatif “tidak” masuk ke dalam tahu.

2. Sebab-sebab Historis
Sebab-sebab historis berkaitan dengan penciptaan dan penemuan hal-hal baru yang
menyangkut benda, lembaga, gagasan, dan menyangkut konsep ilmiah karena benda,
lembaga, pikiran dan konsep-konsep ilmu pengetahuan tersebut terus berkembang sesuai
dengan zamannya. Kondisi kehidupan manusia dalam masyarakat, hasil karya mereka, adat
kebiasaan mereka, bentuk-bentuk organisasi mereka, dan sebagainya selalu mengalami
perubahan. Akibatnya referen dari banyak kata dalam bahasa dan situasi pemakaian kata-kata
tersebut juga mudah berubah sejalan dengan berubahnya zaman. Produk-produk baru juga
memerlukan nama baru sedangkan sejumlah kata menghilang dari kosa kata sekarang karena
jenis benda atau cara berprilaku yang diacu oleh kata-kata tersebut telah menjadi kuno.
Semua perkembangan atau perubahan tersebut memerlukan bahasa sebagai sarana
komunikasi dan perekam kemajuan kebudayaan.
3. Sebab-sebab Sosial
Dua gejala perkembangan atau perubahan makna yang berhubungan dengan pengaruh
social adalah generalisasi dan spesialisasi. Sebuah kata yang semula dipakai dalam arti umum
kemudian dipakai dalam bidang yang khusus, misalnya dipakai sebagai istilah perdagangan
atau kelompok terbatas yang lain, kata itu cenderung untuk memperoleh makna terbatas.
Sebaliknya, kata-kata yang dipinjam dari bahasa kelompok lalu menjadi pemakaian umum
akan memperoleh perluasan makna. Generalisasi muncul berdasarkan pengalaman
masyarakat ketika mereka hendak mengidentifikasi suatu hal yang berlaku di mana saja dan
kapan saja. Misalnya, kata “virus” yang pada awalnya hanya berhubungan dengan penyakit,
sekarang menjadi kata umum untuk mengartikan semua yang mengganggu dan menghambat
kelancaran pengerjaan sesuatu, seperti virus komfuter dan virus masyarakat.
Dalam bahasa Arab misalnya, kata ‫ ةعجى ال‬yang pada mulanya hanya bermakna minta hujan (
‫) ال غ يث ط لة‬, sekarang menjadi kata umum untuk mengartikan setiap bentuk permintaan.
Contoh lainnya adalah kata ‫ ال مى يحة‬yang pada awalnya bermakna pemberian berupa unta
atau domba betina untuk diminum susunya, kemudian mengalami perkembangan makna
sehingga setiap jenis pemberian disebut ‫( ال مى يحة‬pemberian donasi).
Adapun gejala spesialisasi misalnya, kata ‫ ال فراوى‬yaitu jenis makanan ringan (snack)
yang dipanggang dalam oven. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini mengalami
spesialisasi makna, yaitu terbatas pada roti yang dipanggang dalam oven. Dalam bahasa
Indonesia spesilisasi makna dilakukan masyarakat berdasarkan pengalaman awal pemakai
bahasa. Kata “preman” bagi masyarakat Jakarta sudah mendapatkan makna “orang atau
sekelompok orang (biasanya laki-laki usia muda) yang mengganggu ketertiban umum di
pasar-pasar, stasiun kereta api atau bus, atau di tempat-tempat umum dengan perbuatan yang
tidak menyenangkan masyarakat”, pada hal, makna “preman” dalam bahasa Indonesia berarti
“partikelir, swasta, bukan tentara” dan lain-lain. Contoh lain adalah kata “kitab” dalam
bahasa sumbernya berarti “buku”, tetapi dalam masyrakat Indonesia khususnya di kalangan
penganut agama, maka kitab mengacu pada “kitab suci”. 9

Bentuk-bentuk Perubahan Makna dalam Al-Qur’an

Perluasan Makna
Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem
yang pada mulanya hanya memiliki sebuah „makna‟, tapi kemudian karena berbagai faktor
menjadi memiliki makna-makna lain. Misalnya, kata ‫ ال ال‬mempunyai makna secara khusus
‫ه ال و‬ ‫( الح ال ر‬tersesat dari jalan kebenaran). Kemudian kata ‫ ضال‬mengalami perluasan
makna, seperti disebutkan dalam Al-Qur‟an dalam beberapa makna, yaitu:
1. Sesat dari jalan yang benar, QS Dhuha:7
‫الضحً( َو َو َجدَكَ ض ا‬: 7)
‫َاًّل فَ َهدَي‬
(Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang tersesat, lalu Dia memberikan
petunjuk).
2. Lupa, Qs asy-Syu‟ara: َ‫ (قَا َل فَعَ ْلت ُ َها إِذًا َوأَنَا مِنَ الضَّا ِلّين‬20)
(Berkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu
termasuk orang-orang yang lupa.)
3. Rusak dan hancur
ٍ ‫ض أَئِنَّا لَفِي خ َْل‬
َ‫ق َجدِي ٍد بَ ْل هُ ْم بِ ِلقَاءِ َزبِّ ِه ْم آَاف ُِسون‬ َ ‫َوقَالُىا أَئِرَا‬
ِ ‫ضلَ ْلنَا فِي ْاْل َ ْز‬
(‫السجدة‬: 10)
9
Asriyah, Asriyah. “Bahasa Arab Dan Perkembangan Makna.” Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3, no. 1
(2017): 36. https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1.2911.
(Dan mereka berkata, "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam
tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan
mereka ingkar akan menemui Tuhannya).

Penyempitan Makna
Menurut Chaer (1995), yang dimaksud dengan makna mengurang atau menyempit
adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya memiliki makna yang cukup
luas, lalu berubah menjadi terbatas. Misal kata yang mengalami penyempitan makna adalah
kata ‫عا ِل ٌم‬
َ yang berarti cendekiawan, tenaga ahli, pakar, atau sarjana. Namun kata ini
mengandung beberapa arti lain, yaitu (1) berilmu dalam ajaran agama Islam, misalnya ia
seorang alim yang disegani di komplek perumahan itu, dan (2) saleh. Seperti dalam kalimat:
kelihatannya ia sangat alim dan tidak pernah meninggalkan shalat. Penyempitan terjadi
karena kata „alim‟ hanya ditujukan kepada orang yang ahli ibadah dan berilmu saja. Sama
halnya
kata ulama dalam QS: Fathir: 28
(‫فاطر‬: 28) ‫َّللاَ ِمنْ ِع َبا ِد ِه ا ْلعُلَ َماء‬
َّ ‫ِإنَّ َما َي ْخشَى‬
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama
Kata „ulama‟ telah mengalami perubahan dari makna dasarnya. Kata „ulama‟ yang
diserap dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata „alim pada mulanya mengacu pada
para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga para pakar ilmu bahasa, pakar pertanian,
pakar ekonomi, pakar informasi, pakar ilmu agama, dan lainnya juga disebut dengan „ulama‟.
Akan tetapi, ketika kata „ulama‟ ini diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan berbagai
variabel kultural yang mempengaruhi, maka kata ini sudah dibatasi hanya untuk para pakar di
bidang ilmu agama Islam atau kaum agamawan (muslim). Perubahan inilah yang disebut
dengan penyempitan makna.

Perubahan Makna Total


Perubahan makna secara total adalah perubahan sebuah makna dari makna asalnya ke makna
baru, walaupun kemungkinan ditemukan unsur keterkaitan antara makna asal dengan makna
yang baru (Chaer: 1995). Munsyi mencontohkan, bahwa dalam bahasa Indonesia sekarang
kata ‟gapura‟ telah berubah artinya menjadi ‟pintu gerbang‟. Kata ini berasal dari bentuk
adjektiva nama Allah SWT ‫غفُ ْى ٌز‬
َ yang artinya “Maha Pengampun”. Asal-usulnya tentunya di
zaman Walisongo, yaitu ketika Sunan Kalijaga menginginkan adanya islamisasi budaya
melalui simbol-simbol keislaman seperti pintu gerbang dinamakan dengan „gapura‟. 10

DAFTAR PUSTAKA

Rohbiah, Tatu Siti. “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Inggris
Pada Istilah Ekonomi.” Buletin Al-Turas 23, no. 2 (2017).
https://doi.org/10.15408/bat.v23i2.5790.

Sartika, Tri. “Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sebagai Pengantar
Pembelajaran Di Indonesia,” August 2019. https://doi.org/10.31227/osf.io/y8tq4.

Tiawaldi, Adit, and Muhbib Abdul Wahab. “Perkembangan Bahasa Arab Modern Dalam
Perspektif Sintaksis Dan Semantik Pada Majalah Aljazeera.” Arabiyat : Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban 4, no. 1 (2017). https://doi.org/10.15408/a.v4i1.5328.

Dhita, Wiwin. “Bahasa Arab Bahasa Al-Quran,” 2019. https://doi.org/10.31227/osf.io/3xcnb.

Buhori, Buhori, and Besse Wahidah. “Bahasa Arab Dan Peradaban Islam: Telaah Atas
Sejarah Perkembangan Bahasa Arab Dalam Lintas Sejarah Peradaban Islam.” Al-Hikmah
11, no. 1 (January 2017). https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v11i1.822.

Mukhibat, Mukhibat. “Analisis Semi-Historis Unsur-Unsur Bahasa Arab Dalam Bahasa


Indonesia.” Cendekia: Journal of Education and Society 13, no. 2 (April 2016): 323.
https://doi.org/10.21154/cendekia.v13i2.252.

Pantu, Ayuba. “Pengaruh Bahasa Arab Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia.” ULUL
ALBAB Jurnal Studi Islam 14, no. 3 (January 2014). https://doi.org/10.18860/ua.v14i3.3154.

Nurbayan, Yayan. “Pengaruh Struktur Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia Dalam
Terjemahan Al-Qurʼan.” ARABIYAT: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban
1, no. 1 (2014). https://doi.org/10.15408/a.v1i1.1128.

Asriyah, Asriyah. “Bahasa Arab Dan Perkembangan Makna.” Diwan : Jurnal Bahasa Dan
Sastra Arab 3, no. 1 (2017): 36. https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1.2911.

Yasin, Afjalurrahmansyah. “Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia (Analisis Kritis


Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab.” Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3,
no. 2 (2018): 44. https://doi.org/10.24252/diwan.v4i1.4670.

10
Yasin, Afjalurrahmansyah. “Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia (Analisis Kritis Perubahan Makna Kata
Serapan Bahasa Arab).” Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3, no. 2 (2018): 44.
https://doi.org/10.24252/diwan.v4i1.4670.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai