Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI)

MENGUNGKAP KETERKAITAN BUDAYA “ORA ELOK” DALAM


IMPLEMENTASI MASA KINI DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

AURANINGTYAS EKA PUTRI


EVA CHALIA ARDIANY HARTANTO

XI IPS 2
SMA NEGERI 1 PUNDONG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1. 1.1 LATAR BELAKANG


Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta masih memegang erat kepercayaan yang
diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini. Salah satu kepercayaan yang masih
kental pada masyarakat Yogyakarta adalah kepercayaan terhadap larangan kuno yang
biasa diungkapkan dengan kata “ora elok”. Kata ora elok sendiri memiliki terjemahan
“tidak baik” dalam bahasa Indonesia. Larangan kuno ini juga terkenal dengan sebutan
“pamali”. Menurut Danadibrata (2009) dalam kamusnya menyebutkan pamali adalah
sebagai suatu larangan yang jika dilarang akan mendatangkan celaka.
Pada masa kini, pamali menuai berbagai kontroversi. Kontroversi tersebut terjadi
karena perbedaan pola pikir antara orang tua dan generasi muda. Generasi muda
menganggap bahwa pamali ketinggalan zaman dan kurang rasional. Makna dan latar
belakang pamali dianggap kurang jelas sehingga mereka sulit untuk percaya adanya
pamali. Pola pikir generasi muda yang semakin kritis adalah salah satu faktor penyebab
anggapan bahwa pamali tidak rasional. Pemikiran kritis generasi muda tersebut
memunculkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan pamali, hal tersebut karena
mereka kerap dilarang dengan kaitan pamali. Larangan tersebut menimbulkan banyak
sekali pertanyaan apa dan mengapa serta apa hubungannya antara suatu tindakan dengan
apa yang didapatkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap kali mendapatkan jawaban
yang kurang memuaskan. Contohnya saja ketika mereka menanyakan sebab yang
didapatkan ketika melanggar larangan tersebut kepada orang tua, mereka kerap kali
mendapatkan jawaban kurang memuaskan berupa “ora elok”.
Jawaban yang diberikan orang tua kepada generasi muda tersebut juga dilatar
belakangi oleh pola pikir generasi pada zaman yang berbeda. Dahulu generasi tua hanya
sekedar patuh dengan larangan tersebut karena takut akan terjadinya hal yang tidak
diinginkan, maka mereka memilih patuh dan tidak ingin menanyakan pamali tersebut
kepada orang tua mereka. Selain hal tersebut kata ora elok sendiri pada masanya
dianggap memiliki makna yang mendalam bagi generasi tua. Maka dari itu generasi
terdahulu enggan untuk menanyakan makna dari larangan tersebut. Hal tersebut terjadi
hingga turun temurun hingga ke anak cucu, hingga akhirnya makna sebenarnya dari
larangan tersebut menjadi samar-samar atau tidak jelas. Generasi tua yang sudah terbiasa
mematuhi larangan pamali tersebut tanpa menanyakan maksud dari larangan tersebut
terbawa hingga zaman ini tanpa mengetahui makna tersirat dalam larangan tersebut.
Larangan pamali tersebut masih kerap kita jumpai pada zaman modern. Namun
generasi muda yang semakin berpikir kritis beranggapan bahwa hal ini hanyalah omong
kosong belaka, karena tidak jelasan fakta dan hubungan dari larangan tersebut. Selain hal
itu, ada beberapa pamali yang sudah tidak cocok dengan zaman sekarang karena itulah
generasi muda menganggap pamali terdengar tidak rasional. Namun beberapa larangan
pamali jika ditelusuri lebih jauh pada zamannya memiliki makna yang rasional dan masuk
akal. Makna-makna tersebut dapat diimplementasikan pada masa kini. Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mencari tahu mengenai makna-makna rasional
yang terkandung dalam pamali. Oleh karena itu, judul penelitian yang akan diambil
peneliti adalah “Mengungkap Keterkaitan Budaya “Ora Elok” dalam Implementasi
Masa Kini.”

1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perspektif generasi tua terhadap budaya “ora elok”?
2. Bagaimana perspektif generasi muda terhadap budaya “ora elok”
3. Bagaimana keterkaitan budaya “ora elok” dalam implementasi masa kini?

1. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perspektif generasi tua terhadap budaya “ora elok”.
2. Untuk mengetahui perspektif generasi muda terhadap budaya “ora elok.
3. Untuk mengetahui keterkaitan budaya “ora elok” dalam implementasi masa kini.

2. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu untuk membantu pemerintah
dalam menjaga kebudayaan yang memiliki sarat makna.
2. Bagi Masyarakat
Guna menambah pengetahuan masyarakat dibidang sosial budaya. Diharapkan penelitian ini
mampu dipahami oleh masyarakat untuk mengetahui makna-makna tersirat dari larangan pamali
supaya masyarakat tidak menelan mentah-mentah mengenai maksud dari larangan pamali
tersebut. Kami berharap dengan adanya penelitian ini, kami dapat memberikan sedikit informasi
kepada generasi tua mengenai maksud dari larangan pamali tersebut yang selama ini masih
kurang diketahui.
3. Bagi Pelajar
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengedukasi mengenai hubungan dan
makna tersirat suatu larangan pamali pada generasi masa kini khususnya pelajar. Sehingga
pelajar mengetahui hubungan pamali pada implementasi kehidupan keseharian. Sehingga
generasi muda tetap mengetahui makna yang sebenarnya dari larangan pamali tersebut, dan
tidak melupakan pamali yang sarat akan makna serta arti pada kehidupan sehari-hari. Kami
melakukan penelitian ini juga berharap dapat memberikan sedikit pengetahuan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Pustaka
1. Budaya Ora Elok
Budaya merupakan hasil dari pemikiran manusia. Budaya timbul dari cipta rasa
dan karsa manusia yang dijadikan kebiasaan dalam kehidupannya. Manusia sebagai
makhluk sosial tentunya tidak akan pernah bisa hidup sendiri, dalam kehidupan
sosialnya budaya hidup mempengaruhi cara manusia bersosialisasi. Hal ini
diungkapkan oleh William A. Haviland dalam Sundjaya (2008).
Ora elok juga sering disebut pamali. Menurut Danadibrata (2009) yang ditulis dalam
kamusnya menyebutkan bahwasanya pamali adalah sebagai suatu larangan yang jika dilarang
akan mendatangkan celaka. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pamali
atau yang biasa diucapkan dengan kata ora elok oleh masyarakat jawa menjadi budaya di
masyarakat karena hal tersebut sudah turun temurun sejak zaman dahulu dan sudah menjadi
kata yang biasa digunakan untuk kata larangan ataupun peringatan.
2. Implementasi Masa Kini
Menurut Widodo dalam Syahida (2014), implementasi berarti menyediakan
sarana untuk menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat
menimbulkan dampak / akibat terhadap sesuatu. Dari pernyataan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa implementasi pada masa kini atau sekarang yang dikaitkan dengan
suatu peristiwa secara langsung dan pertama kali.
Implementasi masa kini adalah suatu hubungan pelaksanaan pada masa kini yang terkait
dengan pamali. Mengingat pada masa kini generasi muda menganggap bahwa pamali hanya
omong kosong belaka, karena mereka beranggapan bahwa larangan pamali hanya dibuat buat
saja tanpa ada alasan yang jelas dan asal usulnya pun tidak diketahui. Namun, pada masa
lampau pamali sangat ditakuti oleh para anak-anak pada zamanya. Orang tua pada zaman
dahulu hanya menyebutkan kata ora oleh ngono, ora elok atau tidak boleh begitu, tidak bagus
saja anak- anak pada zaman itu sudah takut akan sesuatu yang akan menimpa jika mereka
melanggar hal tersebut. Ketakutan tersebut yang menjadi momok anak-anak pada zaman
dahulu. Hingga ketakutan tersebut membuat mereka enggan untuk menanyakan kejelasan dari
hubungan suatu larangan pada kehidupan sehari hari. Kata ora elok sendiri pada zamanya
dianggap kata-kata yang sakral, namun pada zaman sekarang kata kata tersebut tidaklah
membuat generasi masa kini takut. Malahan generasi masa kini bertanya-tanya mengenai
keterkaitan ungkapan larangan pamali terhadap kehidupan sehari hari.
2. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti perlu melakukan beberapa tinjauan pustaka agar tidak
terjadi penulisan ulang sehingga pembahasan yang dilakukan tidak sama dengan
penelitian sebelumnya. Terdapat skripsi, tesis, jurnal, atau sejenisnya yang menuliskan
hal mengenai budaya ora elok, diantaranya:
1. Hesti Widiastuti (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pamali Dalam
Kehidupan Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan (Kajian
Semiotik Dan Etnopedagogi)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
pamali yang ada di masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan,
mengklasifikasi pamali yang ditemukan, memberi interpretasi melalui teori
semiotic, dan mengungkap nilai moral yang ada dalam pamali melalui teori
etnopedagogi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah meotde kualitatif
dengan metode deskriptif.
2. Habib Maulana Malik H. (2020) melakukan penelitian dengan judul “Eksistensi
Budaya Pamali Sebagai Upaya Bimbingan Keluarga Sakinah di Masyarakat
Kampung Naga Tasikmalaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
eksistensi budaya pamali saat ini di Kampung Naga Tasikmalaya sebagai upaya
dalam bimbingan keluarga Sakinah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, dan
penarikan kesimpulan. Adapun validasi data menggunakan trigulasi sumber daya.
3. Sri Dwi Fajarini dan Dhanurseto (2019) melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Budaya Pamali dan Adat Istiadat dalam Kehidupan Masyarakat
Kampung Adat Kuta Kabupaten Ciamis Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji penerapan faktor budaya lokal dalam kehidupan Masyarakat Adat
Kampung Kuta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran,
dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain eksploratif sekuensial.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan menyebarkan
penelitian Kampung Kuta kepada masyarakat.
BAB 3. METODE PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian : Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu
penelitian sejak Bulan Juli 2023.
2. Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan di SMAN 1 Pundong dan di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Sumber Data, Alat, dan Bahan
1. Angket Generasi Tua
2. Angket Generasi Muda
3. Metode Pemerolehan Data
Metode pemerolehan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Observasi
2. Wawancara Terstruktur
Dalam melakukan wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis yang akan diajukan kepada
narasumber.
3. Angket/Kuisioner
Pemerolehan data dengan angket/kuisioner dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab.
4. Dokumentasi
Dokumentasi menurut adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. yaitu dokumen- 44 dokumen yang terkait dengan data, baik
primer maupun sekunder (Sugiyono, 2019).
4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, data selanjutnya diolah menggunakan model Miles
dan Huberman dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya
(triangulasi) (Sugiyono, 2019).
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilah dan memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Kemudian dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono,
2019).
3. Penyajian Data
Pada penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono,
2019).
4. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Tahap yang terakhir dalam pengolahan data ini adalah pembuatan
kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti membuat kesimpulan
berdasarkan empat tahap sebelumnya yaitu pengumpulan data,
reduksi data, dan penyajian data. Verifikasi data dilakukan untuk
menguji validitas data yang diperoleh.
5. Analisis Data
Metode analisis data yang akan digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,
yaitu menelaah seluruh data yang diperoleh kemudian diuraikan dalam bentuk
uraian kalimat yang logis dan sistematis. Bognan menyatakan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono,
2019).
REFERENSI

Danadibrata. 2009. Kamus Basa Sunda. Kiblat, Bandung.

Fajarini, S.D., Dhanurseto. 2019. Penerapan Budaya Pamali dan Adat Istiadat dalam
Kehidupan Masyarakat Kampung Adat Kuta Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/prof/article/view/942 [07 Mei 2023].

Malik, H.M. 2020. Eksistensi Budaya Pamali Sebagai Upaya Bimbingan Keluarga
Sakinah di Masyarakat Kampung Naga Tasikmalaya [Skripsi]. Surakarta: Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D


dan Penelitian Pendidikan). Alfabeta, Bandung.

Sundjaya. 2008. Dinamika Kebudayaan. Nobel Edumedia, Jakarta.

Widiastuti, H. 2015. Pamali Dalam Kehidupan Masyarakat Kecamatan Cigugur


Kabupaten Kuningan (Kajian Semiotik Dan Etnopedagogi).
https://ejournal.upi.edu/index.php/lokabasa/article/view/3149 [07 Mei 2023].

Anda mungkin juga menyukai