Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RIZQI AMELIA SEPTIANI

NPM : 2214010072

ASAL KAMPUS : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Peran Guru BK Dalam Membangun Etika dan Etiket Peserta Didik Pada Generasi Alpha

Generasi Alpha atau yang dikenal juga sebagai ‘anak-anak milenium’ merupakan generasi
termuda saat ini. Mereka adalah individu yang lahir pada tahun 2011-2025. Anak-anak Generasi
Alfa merupakan generasi pertama yang benar-benar telah hidup berdampingan dengan teknologi
canggih sejak mereka dilahirkan. Dari alasan inilah mereka juga kerap disebut sebagai “generasi
digital”dan generasi yang diklaim paling cerdas dibandingkan generasi generasi sebelumnya.
Dibuktikan dengan pemandangan anak berusia dua tahun yang telah lihai menggunakan
perangkat lunak tentu bukanlah pemandangan yang mengherankan di masa sekarang. Dibesarkan
pada era di mana teknologi selalu berkembang secara konstan, Generasi Alfa dapat menjadi
peran penting yang sangat berpengaruh terhadap berbagai industri untuk terus berevolusi dan
menciptakan inovasi terbaru.Generasi Alfa juga memberikan dampak pada dinamika dunia.
Dengan mudahnya akses dan komunikasi secara global, anak-anak yang termasuk generasi ini
mungkin akan lebih mampu memperluas kemampuan komunikasi linguistik mereka.

Generasi Alpha merupakan generasi paling akrab dengan internet sepanjang masa. Dari segala
kelebihannya, ternyata anak-anak yang termasuk dalam generasi ini juga diperkirakan memiliki
risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan mental. Beberapa di antaranya adalah
gangguan kecemasan dan depresi.Hal ini tak mengherankan, mengingat anak dituntut untuk
selalu menjadi progresif. Dunia yang mendorong mereka agar selalu bergerak lebih cepat tentu
juga dapat memberi tekanan pada anak terutama di bidang akademis. Oleh karena itu, penting
bagi orang tua untuk bekerja sama dengan guru di sekolah agar dapat selalu mengetahui
bagaimana perkembangannya. Konsultasi dengan guru BK salah satunya juga membantu dalam
menyusun strategi untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin dapat muncul di
kemudian hari.

Selain itu, Mc Crindler juga memprediksi bahwa generasi Alpha tidak lepas dari gadget,
sehingga menyebabkan kurangnya bersosialisasi, kurang daya kreativitas dan bersikap
individualis. Generasi alpha menginginkan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses.
Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka teralienasi secara sosial. Maka, penting bagi
kita untuk batasi juga waktu anak di depan gadget atau televisi. Jangan jadikan gadget sebagai
senjata untuk menenangkan anak ketika ia merengek. Nantinya, kebiasaan ini secara tak sadar
akan membuat anak jadi kecanduan gadget. Seperti yang sudah banyak diketahui, membiarkan
anak terlalu lama terpapar gawai juga memiliki bahaya yang tidak hanya bagi kesehatannya, tapi
juga untuk berpengaruh pada psikologi anak, kehidupan sosialnya, moral, dan sopan santun anak
yang menjadi penentu akhlak anak di kemudian hari.

Menurut Dr. Neil aldrin, m.psi, psikolog, generasi alpha cenderung bersikap lebih kepragmatis
materialistic, karena dibesarkan di era kemajuan teknologi. Mereka juga berpikir dengan sangat
praktis, kurang memerhatikan nilai-nilai, dan secara umum lebih egois di banding generasi-
generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi yang pesat ini pun ke depannya pasti akan
memengaruhi mereka: mulai dari gaya belajar, materi yang dipelajari di sekolah, sampai dengan
pergaulan mereka sehari-hari. Dari semua yang mereka dapatkan tadi, akan membuat generasi
alpha ini menjadi lebih cerdas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Seperti yang
diungkapkan professor of demography and director of the Australian demographic and social
research institute, peter mcdonald. “tentunya generasi alpha akan lebih pintar. Karena akses
mereka terhadap informasi sangat besar, dibandingkan dengan masa lalu” .

Begini karakteristik positif, dampak dari teknologi yang dimiliki oleh Generasi Alpha pada
umumnya : Memiliki potensi untuk membawa pembaruan bagi kehidupan sosial dan memajukan
masyarakat, Memiliki pemikiran dan opini yang kuat, Senang berinovasi, Mereka tidak takut
untuk mencari sesuatu yang baru dan tanpa ragu akan beralih pada hal tersebut. Tetapi dari
teknologi yang mereka miliki, jugamenyebabkan mereka memiliki karakteristik negatif seperti :
Lebih dominan suka mengatur karena mereka ingin menjadi yang pertama, Tak suka berbagi,
Tidak mau mengikuti aturan karena tidak suka dibatasi dengan aturan, Teknologi menjadi bagian
dari hidup mereka, Kurangnya kemampuan berkomunikasi langsung, Sehingga banyak dari
generasi alpha ini yang etika dan etiketnya kurang dan tidak sesuai harapan. Ini akan menjadi
dasar untuk mengambil tindakan dan kebijakan untuk memberikan rambu-rambu penggunaan
gadget secara bijak agar berdampak positif bagi anak dan juga menciptkan etika dan etiket yang
sesuai agar menjadi anak yang tidak hanya pandai dalam memanfaatkan teknologi tetapi juga
memiliki moral dan sopan santun.
Etika berasal dari kata Yunani Ethos berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini
etika berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik, yaitu baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat. Secara harfiah, etika berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia sosial dalarn sebuah adat kebiasaan yang kemudian
terwujud dalam pola perilaku yang baik dan terulang dalam kurun waktu yang lama. Etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Etika juga berarti kumpulan asas atau nilai-nilai moral, yang
dimaksud adalah kode etik. Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelomok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya bahwa perbuatan seseorang tidak
bermoral, dengan itu dimaksudkan bahwa perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-
norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Konsepsi etika dalam kehidupan sosial dipandang
pedoman atau petunjuk dalam bersikap, bertindak dan berprilaku sebagai kumpulan dari
seperangkat nilai-nilai yang dianggap etis, karena dapat berupa norma-norma atau kaidah atau
peraturan yang mengatur tentang sesuatu itu dianggap baik dan buruk dalam suatu lingkungan
kehidupan sosial. Etika sangat berhubungan erat dengan standar penilaian perilaku atau tingkah
laku yang mencerminkan tentang tindakan apa yang harus sebaiknya dilakukan dan apa yang
sebaiknya tidak dilakukan.Dalam ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai ilmu ke-susilaan
yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa yang baik dan
apa yang buruk.

Etiket sering disebut dengan etika yang artinya tata cara berhubungan dengan manusia lainnya.
Berpendapat bahwa etiket merupakan turunan atau bagian dari etika itu sendiri yang diwujudkan
sebagai tatakrama atau tara cara dalam membangun hubungan antara sesama manusia tetapi lebih
bersifat relatif. Artinya bahwa etiket tergantung dari sudut pandang dan kebiasaan- kebiasaan
yang dilakukan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh
menurut Sedarmayanti (2005) etiket adalah cara bicara yang sopan, cara duduk, menerima tamu
dan sopan santunya lainya. Selain dari itu, Ernawati, (2004) menjelaskan etiket, adalah tata cara
pergaulan antar manusia yang meliputi aturan, tata karma, tata tertib, sopan santun dalam
tindakanya. Dari kedua pandapat di atas, maka makna etiket lebih merujuk pada perbuatan yang
dapat digunakan dalam memperlancar pergaulan dan dapat pula untuk membantu dalam
menunjang dan mencapai tujuan yang diinginkan. Pada dasarnya, etiket adalah terjemahan dari
bahasa Inggris dan bahasa Perancis “etuquette” yang berarti “persyaratan konvensional mengenai
perilaku sosial. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia atau dapat disebut sebagai
kesopanan dan kegaliban. Tentunya bila dilihat dari hal itu, etiket terkadang mengakaburkan
makna yang penting dan tidak penting, karena pada dasarnya etiket hanya menunjukkan cara
yang tepat. Artinya apa diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Oleh sebab
itu, etiket berhubungan dengan cara atau bagaimana suatu perbuatan itu harus dilakukan.

Dengan demikian, sikap sopan santun sangat penting ditanamkan dan dibiasakan dalam
kehidupan. Guru BK sebagai salah satu pendidik harus memberikan contoh kepada anak agar
dapat bersikap sopan santun sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sekarang
ini. Dengan memberikan penjelasan dan contoh seperti : Saling Menghormati, Minta maaf
dengan tulus, Berterima kasih jika diberi sesuatu dan minta tolong saat saat membutuhkan,
Membantu orang lain, Bersosialisasi dengan orang lain. Solusi lain yang bisa diberikan guru BK
adalah dengan melakukan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan suatu layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok, atau dalam setting
kelompok. Bimbingan kelompok terdiri atas empat tahap yaitu tahap tahap pembentukan, tahap
peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.

Pada pelaksanaan bimbingan kelompok, seluruh anggota kelompok saling berinteraksi, bebas
mengutarakan pendapat, memberikan respon dan lain sebagainya yang bermanfaat untuk diri
peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk anggota kelompok lainnya. Layanan bimbingan
kelompok diberikan kepada siswa bertujuan untuk mencegah berkembangnya masalah atau
kesulitan pada diri siswa, berupa penyampaian informasi atau aktivitas kelompok membahas
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah social. Dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok, sangat diperlukan adanya dinamika kelompok, karena dalam
kegiatan bimbingan kelompok, seluruh anggota kelompok saling berinteraksi, aktif berpendapat,
memberikan tanggapan ataupun saran. Dengan demikian melalui layanan bimbingan kelompok,
siswa dilatihkan dan dibiasakan untuk berperilaku sopan santun. Layanan bimbingan kelompok
diarahkan untuk membantu individu dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal dalam
berbagai aspek pribadi, intelektual, sosial, moral, emosional, serta kemampuankemampuan khas
yang dimiliki individu. Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan sopan
santun siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok. Dengan bimbingan diharapakan akan
mampu memperbaiki perilaku siswa yang cendrung tidak sopan.

Kesimpulan :

Generasi Alpha adalah individu yang lahir pada tahun 2011-2025 dan mereka merupakan
generasi paling akrab dengan internet sepanjang masa. Diprediksi bahwa generasi Alpha akan
tidak lepas dari gadget, sehingga menyebabkan kurangnya bersosialisasi, kurang daya kreativitas
dan bersikap individualis. Generasi alpha menginginkan hal-hal yang instan dan kurang
menghargai proses. Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka teralienasi secara sosial.
Generasi Alpha berkarakteristik : Memiliki potensi untuk membawa pembaruan bagi kehidupan
sosial dan memajukan masyarakat, Memiliki pemikiran dan opini yang kuat, suka mengatur
karena mereka ingin menjadi yang pertama, Tak suka berbagi, Tidak mau mengikuti aturan. Ini
akan menjadi dasar untuk mengambil tindakan dan kebijakan untuk memberikan rambu-rambu
penggunaan gadget secara bijak agar berdampak positif bagi anak dan juga menciptkan etika dan
etiket yang sesuai agar menjadi anak yang tidak hanya pandai dalam memanfaatkan teknologi
tetapi juga memiliki moral dan sopan santun. Sebagai Guru BK harus memberi contoh etika dan
etiket yang baik dan dengan melakukan bimbingan kelompok.
Solusi :

Guru BK sebagai salah satu pendidik harus memberikan contoh kepada anak agar dapat bersikap
sopan santun sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sekarang ini. Dengan
memberikan penjelasan dan contoh seperti : Saling Menghormati, Minta maaf dengan tulus,
Berterima kasih jika diberi sesuatu dan minta tolong saat saat membutuhkan, Membantu orang
lain, Bersosialisasi dengan orang lain. Solusi lain yang bisa diberikan guru BK adalah dengan
melakukan bimbingan kelompok. Dengan demikian melalui layanan bimbingan kelompok, siswa
dilatihkan dan dibiasakan untuk berperilaku sopan santun.
Daftar Pustaka :

Fadlurrohim,Ishak. Husein,Asmar. Yulia,Liya. Wibowo,Hery. Tri R,Santoso. “Memahami


Perkembangan Anak Generasi Alfa Di Era IndustriI 4.0”. Jurnal Pekerjaan Sosial 02, no.2
(2019):1

http://jurnal.unpad.ac.id/focus/article/view/26235

Novianti, Ria. Hukmi. Maria,Ilga. “Generasi Alpha-Tumbuh Dengan gadget Dalam


Genggaman”. Jurnal Pendidikan Dan Sosial 8, no.2 (2019):67-68.

https://educhild.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSBE/article/download/7667/6475

Swandhina,Mutiara. Awal M,Redi. “Generasi Alpha:Saatnya Anak Usia Dini Melek Digital
Refleksi Proses Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19”. Jurnal Edukasi Sebelas April 6. no.1
(2022):3-4

https://ejournal.unsap.ac.id/index.php/jesa/article/download/10/20

Yasir,Muhamad. Susilawati. “Pendidikan Karakter Pada Generasi Alpha: Tanggung Jawab


Disiplin Dan Kerja Keras”. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 4. no.3 (2021):311

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/pkm/article/download/10116/4135

Saida F,Henny. “Etika Dan Tata Tertib Disiplin Mahasiswa”. Jurnal Law Pro Justitia 4. No.2
(2019):24-25

https://ejournal-medan.uph.edu/index.php/lpj/article/view/512/278
Iwan. “Merawat Sikap Sopan Santun Dalam Lingkungan Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Islam
4. no.1 (2020):110-111

https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/tarbawi/article/download/6258/3076

Sitorus,Rosita, “Upaya Meningkatkan Sikap Sopan Santun Siswa Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok Pada Siswa Kelas XI”. Journal of Education Action Research 5. no.1 (2021):11

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/article/download/31522/17549/68089

Yuliandari,Ria Norfika. “Pola Pendidikan Dan Pengasuhan Generasi Alpha”. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 4. no.2 (2020):109

https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/download/2438/2217/8049

Dewantari,Tiara Syabanira. “Mengenal Generasi Boomers, X, Y, Z, dan Alpha, Seperti Apa


Kepribadiannya?” www.brainacademy.id Diakses pada 24 Desember 2022.

https://www.brainacademy.id/blog/karakteristik-generasi-boomers-x-y-z-alpha.

Katyusha,Winona. “Siapa itu Generasi Alfa (Alpha) dan Bagaimana Cara Mendidiknya?”
www.hallosehat.com. Diakses pada 24 Desber 2022.

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/mengenal-
anak-generasi-alfa/

Anda mungkin juga menyukai