Anda di halaman 1dari 15

Fenomena Era

Disrupsi Digital
dan Post-truth
- moderasi beragama -
KELOMPOK 10: 1. DHEA EKA VITALOKA (2107016093)
2. ZAKIYYATUL FAKIROH (2107016104)
3. FITRIYA ATIKASARI (2107016117)
01. Diskursus era
disrupsi digital
dan post-truth

DHEA EKA VITALOKA (2107016093) 2


APA SIH ERA DISRUPSI
DAN POST-TRUTH ITU ?

3
era disrupsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata disrupsi didefinisiskan


sebagai “ hal tercabut dari akarnya”. Biasanya,disrupsi dikaitkan dengan
pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, yang kini
memasuki revolusi industri digital 4.0. Era disrupsi mengakibatkan
terjadinya perubahan radikal dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali
bidang kehidupan keagamaan. Istilah disruptive technology ditandai
dengan kemajuan teknologi informasi, komputasi, otomasi, dan robotisasi.
Kondisi inilah yang kemudian melahirkan suatu perubahan radikal yang
sangat cepat dan mengakibatkan efek domino yang luar biasa masif,
termasuk dalam perilaku beragama.

4
post-truth

Post-truth dalam Kamus Oxford didefinisikan sebagai suatu kondisi


dimana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik
dibanding emosi dan keyakinan personal. Pada pandangan lain, post-truth
turut memunculkan perdebatan klasik tentang nilai kebenaran itu sendiri.
Dalam perspektif perkembangan kebenaran bertali-temali dengan
subjektivisme dan relativisme sehingga kebenaran yang dihasilkan selalu
diperebutkan. Kenyataannya, kebenaran kemudian menjadi sebuah
kepercayaan dalam suatu masyarakat tertentu.

5
era disrupsi DIGITAL dan post truth

Pada saat ini terdapat banyak sekali situs dakwah, baik berupa youtube,
website bertajuk islam, akun media sosial, dan lain sebagainya, menjadi
alternatif pilihan ditengah kesibukan masyarakat terhadap pekerjaanya
masing-masing. Maka, dapat disimpulkan bahwa internet sebagai jalan pintas
dalam memperdalam pemahaman agama. Namun, tidak jarang juga ideologi
yang dibranding sesuai dengan kecenderungan zaman. Tak terkecuali ideologi
yang bersifat radikalisme, juga banyak beredar di media online, terutama
media sosial.Maka, penguatan islam moderat di era disrupsi dan post- truth
sangat penting ditegakkan karena dalam islam moderat sebagai jembatan
untuk mengambil solusi dari permasalahan yang ada pada era disrupsi digital
dan post-truth .

6
Fenomena keberagaman
02. masyarakat Indonesia
dan global di era
disrupsi dan
post-truth

FITRIYA ATIKASARI (2107016117) 7


Fenomena keberagaman masyarakat Indonesia dan
global di era disrupsi dan post-truth

Dalam KBBI, keberagaman adalah berbagai


perbedaan yang melekat pada manusia, seperti
etnos, jenis kelamin, identitas gender, orientasi
seksual, usia, kelas sosial, abilitas/disabilitas,
nilai-nilai agama atau etika, dan asal
kebangsaan.

8
era disrupsi DIGITAL dan post truth
Keberagaman itu sendiri secara tidak langsung mendidik
orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bisa
menghargai dan menerima setiap perbedaan satu sama lain.
Pribadi yang toleran bukan hanya sekadar bentuk pengakuan
tetapi juga sikap nyata yang dituang ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain sikap toleransi yang dapat menghindari perpecahan
akibat kesenjangan rasa menghargai, moderasi juga sikap
yang dapat mencegah pepercahan akibat kekstriman pada
suatu hal. Moderasi dalam beragama dan kebhinekaan patut
dilakukan untuk mencegah perpecahan akibat keberagaman

9
my values
Di era digitalisasi saat ini, terjadi disrupsi teknologi. Disrupsi teknologi memberikan
dampak negatif dan positif, dampak positif dari disrupsi teknologi antara lain
memudahkan kita dalam mendapatkan informasi, komunikasi jarak jauh, dan manfaat
lainnya yang kita dapat dari penggunaan teknologi. Namun yang menjadi perhatian
banyak orang saat ini adalah dampak negatif dari disrupsi teknologi karena dapat
membahayakan kita sebagai pengguna teknologi. Maraknya berita hoaks adalah salah
satu dampak negatif disrupsi teknologi yang akhir-akhir ini sedang terjadi

Pornografi, penipuan cyber bullying


10
Peluang dan
03. tantangan moderasi
beragama di era
disrupsi digital dan
post-truth

ZAKIYYATUL FAKIROH (2107016104) 11


PELUANG
esensi hadirnya konten dakwah
01. internet 02. digital
Islam mendekatkan yang jauh, Meski dakwah konvensional tetap
bukan menjauhkan yang dekat. berjalan, namun dakwah digital tidak boleh
Tujuannya agar komunikasi atau dikesampingkan. Jangan sampai dunia maya,
silaturahmi tetap terjalin. Dengan dari hari ke ke hari semakin dikuasai oleh
adanya internet memudahkan kita untuk informasi-informasi untuk menyebarkan
berkomunikasi dari jarak jauh. ideologi radikalisme agama.

03. redaksi islam


Islam memilih tulisan yang layak
diberitakan, tujuannya bermanfaat bagi
publik dalam mempelajarinya.
12
TANTANGAN
Generasi milenial cenderung lebih banyak mengakses sosial media
dan game online dibandingkan situs online yang berisi konten
dakwah keagamaan.

Generasi milenial memiliki psikis dan spiritual yang lemah dan rentan
terpengaruhi oleh berbagai ideologi yang ada di dunia maya. Akibatnya
konten-konten keagamaan yang radikal dan ekstrem menjadi mudah mereka
konsumsi tanpa ada konsultasi dengan otoritas-otoritas keagamaan
tradisional yang ada

13
KESIMPULAN
Di era digital, masyarakat dituntut untuk berhati-hati agar tak terjerumus
atau terpengaruhi oleh berbagai ideologi yang ada di dunia maya. Ilmu
pengetahuan harus benar-benar dikaji dan diteliti, agar tidak terjerembab
dalam kanal-kanal informasi digital yang kemudian menjadi sandaran untuk
bertindak sesuai dengan yang diperoleh dari media tersebut. Oleh karena
itu, moderasi beragama menjadi basis penguatan paham keagamaan melalui
ruang digital yang memiliki karakteristik multitasking untuk mengokohkan
pemahaman keagamaan yang moderat, toleran dan penuh kasih sayang.

14
THANKS!
KELOMPOK 10: 1. DHEA EKA VITALOKA (2107016093)
2. ZAKIYYATUL FAKIROH (2107016104)
3. FITRIYA ATIKASARI (2107016117)

Anda mungkin juga menyukai