----------------------------
Jawaban :
PENDAHULUAN
Halo adik-adik para pejuang pencari ilmu, bagaimana kabarnya ?. kali ini Insha Allah
kakak akan membantu menjawab pertanyaan adik-adik diatas yaitu “Sebutkan sumber
sumber hukum islam dan jelaskan 1 per 1 ” . yuk langsung saja kita bahas.
PEMBAHASAN
Islam merupakan agama yang sempurna, satu-satunya agama yang didalamnya terdapat
berbagai macam penjelasan mengenai cara menjalani kehidupan. baik itu hukum
keluarga, muamalat ( perdata ), jinayat ( pidana ), murafaat ( acara ), ketatanegaraan,
hukum ekonomi, keuangan, bahkan hubungan antar bangsa. Tidak adasatupun
permasalah yang terjadi dalam kehidupan ini tanpa adanya hukum yang mengatur
dalam islam.
maka para ulama berpendapat bahwa ada 4 sumber-sumber hukum yang digunakan di
dalam islam, yaitu : Al Quran, as Sunnah ( hadist ), Ijma dan qiyas yang akan kaka
jelaskan dibawah ini
"Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan.
Katakanlah, 'Kelebihan (dari apa yang diperlukan) '."(QS. Al-Baqarah/2: 219)
ت َح ٰ ّتى ي ُْؤمِنَّ َواَل َ َم ٌة م ُّْؤ ِم َن ٌة َخ ْي ٌر مِّنْ ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَ ْو اَعْ َج َب ْت ُك ْم َواَل ُت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َح ٰ ّتى ي ُْؤ ِم ُن ْوا
5ِ َواَل َت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ٰك
)٢٢١ : (البقرة.َولَ َع ْب ٌد م ُّْؤ ِمنٌ َخ ْي ٌر مِنْ ُّم ْش ِركٍ َّولَ ْو اَعْ َج َب ُك ْم
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh,
hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik
meskipun dia menarik hatimu.Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik
(dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman.Sungguh, hamba sahaya
laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik
hatimu."(QS. Al-Baqarah/2: 221)
Contoh penentuan hukum dengan hadist yaitu perintah sholat lima waktu, di AL Quran
hanya diperintahkan untuk sholat, namun tidak ada keterangan jumlah dan tata
caranya, kemudian lewat hadist kita tahu bagaimana cara sholat yang benar sesuai yang
diingkan ALLAH Azza Wa Jalla.
3. Ijma, yaitu sebuah kesepakatan ulama mengeanai suatu perkara bila tidak
ditemukan hukumnya yang jelas dalam AL quran dan hadist. Ulama sampaikan arti ijma
adalah “Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad umat Muham-mad, sesudah wafatnya
pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum)."
Ijma dapat dibagi dua, yaitu ijma Qauli dan ijma sukuti. Ijma Qauli adalah dimana para
ulama berijtihad dengan menetapkan suatu hukum dengan lisannya maupun tulisan
yang menjelaskan tentaang persetujuan akan suatu perkara. Kemudian ijma sukuti
adalah diamnya ulama terhapap suatu perkara yang telah ditentukan hukumnya oleh
mutjahid lainnya. Karena persetujuan.
b. Pendapat imam madzab ( sekarang hanya ada 4 yaitu imam syafi’i, maliki,
hanbai, hanafi), bila tidak ada
c. Hasil dari ijma ulama yang mutawatir , atau umum digunakan yang sebagian
besar ulama diseluruh dunia menyetujuinya. Jangan gunakan pendapat ahad , atau
hanya disetujui satu orang ulama.
Contoh penyelesaian dengan ijma adalah penentuan sholat tarawih dalam satu jamaah
pada zaman sayiddina umar, dan pembukuan Al quran yang dimulai pada zama sayiidina
abu bakar.
lanjutan dikomentar !
5.0
2 pilih
TERIMA KASIH
4. Qiyas , yaitu penentuan suatu hukum yang belum ada ketentuan hukumnya baik
dari Al Quran, Hadist maupun ijma. Dengan cara membandingkan atau mengibaratkan
dengan suatu hukum yang telah ada , yang ada persamaan didalamnya.
Contoh qiyas adalah pengharaman segala sesuatu yang memabukkan, hukum asalnya
adalah ALLAh melarang meminum khamar karena memabukkan, kemudian kita
mengambil qiyas untuk memberi hukum haram pada segala hal lain selain khamar yang
dapat memabakkan. Yaitu sabu, ganja, pil koplo, dan narkoba jenis lainnya.
KESIMPULAN
Dari penjelasan kakak diatas maka sumber hukum dalam islam ada 4, yaitu AL Quran, As
sunnah, Ijma dan Qiyas.
Demikian jawaban kakak, semoga dapat membantu, nah adik-adik untuk soal-soal
perkara agama lain, adik-adik bisa cek link dibawah ini yaa. Insha ALLAH jawaban-
jawabannya khair karena sudah terverifikasi oleh team brainly . cekidot !
Allah swt menciptakan alam semesta dab segala isinya denga sangat bijaksana sehingga
berjalab dengan teratur dan seimbang . Jelaskab ini bukti bahwa allah bersifat ?
https://brainly.co.id/tugas/18235049
Allah swt menciptakan alam semesta dab segala isinya denga sangat bijaksana sehingga
berjalab dengan teratur dan seimbang . Jelaskab ini bukti bahwa allah bersifat ?
https://brainly.co.id/tugas/18234145
https://brainly.co.id/tugas/18234147
#optitimcompetition
...............................................................................................................................................
..........
DETAIL JAWABAN
Kelas : XI
Pelajaran : Agama
Kode : 11.14.1
Hal ini sesungguhnya sudah ada sejak jaman dahulu, dimulai sejak
jaman tabi’in hingga para imam madzhab dan sampai sekarang.
2. Sunnah
Sunnah yang dimaksud dalam hal ini adalah hadits.
3. Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan para mujtahid setelah wafatnya Nabi SAW
mengenai hukum suatu peristiwa.
4. Qiyas.
Qiyas adalah menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada teksnya di
dalam Al Quran dan hadits, tetapi mempunyai alas an (‘illat) yang
sama. Dengan kata lain, membandingkan hukum suatu peristiwa yang
belum ada ketentuan hukumnya dengan peristiwa lain yang sudah ada
ketentuan hukumnya atas dasar persamaan ‘illat. Misalnya : Minuman
keras seperti, tuak, dan bir diqiyaskan dengan khamar karena memiliki
‘illat yang sama, yaitu memabukkan. Contoh lain adalah Haramnya
memukul orang tua diqiyaskan dengan larangan berkata ah,
sebagaimana disebutkan dalam QS Al Isra’(17);23.
5. Istihsan
Istihsan artinya memandang lebih baik. Istihsan menentukan hukum
bukan berdasarkan qiyas yang jelas melainkan berdasarkan qiyas yang
tidak jelas, karena maslahat menghendaki demikian. Misalnya air
bekas minuman harimau itu najis. Akan tetapi, bekas minuman burung
elang itu tidak najis. Perbedaannya, harimau minum dengan lidahnya,
sementara burung elang dengan paruhnya.
7. ‘Urf
‘Urf artinya adat atau tradisi masyarakat setempat yang tidak
bertentangan dengan Al Quran dan Hadits. Imam Malik banyak
memakai ‘urf Madinah sebagai sumber hukum. Demikian juga Imam al
Syafi’I, Fatwanya di Irak (Qaul Qadim) berbeda dengan fatwanya di
Mesir (Qaul Jadid)
Beberapa contoh ‘urf antara lain membayar makanan atau minuman
setelah habis disantap, membayar taksi setelah sampai tujuan, serta
bolehnya transaksi jual-beli buah-buahan ketika sudah mulai tampak
matan di pohon. (Wahbah Al Zuhaili, Al WQajiz fi Ushul Al Fiqh, hal 99-
100)
8. Istishhab
Istishhab artinya berpegang pada hukum semula selama tidak timbul
perubahan. Segala sesuatu di ala mini memiliki hukum ibahah (boleh)
selama tidak ada dalil Al Quran, hadits atau dalil lain yang
membatalkannya. Contoh-contoh lain seperti berikut ini.
a. Orang yang yakin punya air qudhu, tetapi ragu sudah
berhadas atau belum; dianggap suci menurut jumhur, selain
Malikiyyah.
b. Orang yang meragukan benda suci yang dapat mengubah
air, baik itu sedikit maupun banyak, air tersebut tetap suci. (Wahbah Al
Zuhaili, Al WQajiz fi Ushul Al Fiqh, hal 116-117)
ٍ ٍ
ْ ىِف ُك ِّل َكبِد َرطْبَة أ
َجٌر
ال لِلنَّىِب ِّ – صلى اهلل عليه وسلم – ْابتَ ْع َ َرأَى ُع َمُر ُحلَّةً َعلَى َر ُج ٍل ُتبَاعُ َف َق
س َه َذا َم ْن َف َق َ ِمَّن. َه ِذ ِه احْلُلَّةَ َتْلبَ ْس َها َي ْو َم اجْلُم َع ِة وإِ َذا َجاء َك الْوفْ ُد
ُ َال « إ َا َي ْلب َ َ َ ُ
ول اللَّ ِه – صلى اهلل عليه وسلم – ِمْن َها ُ فَأُتِ َى َر ُس. » اآلخَر ِة ِ الَ خالَ َق لَه ىِف
ُ َ
ت فِ َيها َما َ ف أَلْبَ ُس َها َوقَ ْد ُقْل َ ال عُ َمُر َكْي َ َف َق. حِب ُلَ ٍل فَأ َْر َس َل إِىَل عُ َمَر ِمْن َها حِب ُلَّ ٍة
فَأ َْر َس َل هِب َا. » وها ِ
َ تَبِيعُ َها أ َْو تَ ْك ُس، ت قَ َال « إِىِّن مَلْ أَ ْك ُس َك َها لَت ْلبَ َس َها َ ُقْل
َخ لَهُ ِم ْن أ َْه ِل َم َّكةَ َقْب َل أَ ْن يُ ْسلِ َم
ٍ ُع َمُر إِىَل أ
“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun
berkata pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian
seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum’at dan ketika ada tamu
yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini
tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan beberapa
pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar.
‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya
sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian
seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian
ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka
engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian ‘Umar
menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya di Makkah
sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari no.
2619). Lihatlah sahabat mulia ‘Umar bin Khottob masih berbuat
baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang non muslim.
Toleransi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas