Anda di halaman 1dari 18

1.

Komunikasi Agribisnis
Pada umumnya, pengertian komunikasi paling tidak melibatkan dua orang
atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang
melalui tulisan, lisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal. Di dalam dunia praktis,
dikenal komunikasi antarpribadi (interpersonal communications), yang merupakan
bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung
lebih fleksibel dan informal. Jenis komunikasi tersebut lazim dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya komunikasi yang dilakukan di dalam suatu
keluarga, antarkeluarga, antartetangga, untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan
dalam dunia agribisnis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
agribisnis untuk menyampaikan pesan-pesan agribisnis kepada pihak lain baik
secara tertulis maupun lisan. Dalam dunia agribisnis, seseorang dapat saja
mengekspresikan pesan-pesannya secara nonverbal (tidak secara tertulis atau
lisan). Namun, ekspresi secara nonverbal memiliki suatu keterbatasan dalam
mengomunikasikan suatu pesan kepada pihak lain.
2. Tahapan Proses Pekerjaan
Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang data
memahami

apa

yang

disampaikan

oleh

pengirim

pesan

dengan

baik

Penyampaian suatu pesan lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa
seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan dengan
baik dan benar. Komunikasi agribisnis yang efektif sangat bergantung pada
keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Oleh karena
itu, sangat diperlukan pembentukan sifat dasar keahlian dalam komunikasi
agribisnis agar proses komunikasi agribisnis dapat berjalan sesuai tujuannya,
salah satunya ialah dengan memahami tahapan proses pekerjaan dalam
komunikasi agriagribisnis yang meliputi penulisan surat lamaran kerja, penulisan
resume, wawancara kerja, presentasi agribisnis, dan negosiasi. Untuk masingmasing penjelasan dari tiap tahapan akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

A. Penulisan Surat Lamaran Kerja


Surat lamaran kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk
melamar kerja pada suatu organisasi/ lembaga yang membutuhkan karyawan
atau pimpinan pada suatu bidang tertentu. Pada umumnya ketika melamar
kerja, seseorang harus menulis surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan
sebuah resume (daftar riwayat hidup). Dalam surat lamaran kerja, dijelaskan
berbagai kemampuan yang dimiliki oleh pelaar kerja yang cocok atau sesuai
dengan posisi/ jabatan yang ditawarkan, atau sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pelamar kerja hanya mengemukakan poin-poin penting yang
relevan dengan persyaratan pekerjaan yang ditawarkan.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja
adalah pendekatan AIDA. Sebagaimana penulisan resume, penulisan surat
lamaran kerja juga perlu menggunakan pendekatan attention, interest, desire,
and action atau yang sering disingkat dengan AIDA. Pendekatan AIDA ini lebih
menekankan pada sisi sikap pelamar kerja dan apa manfaat yang didapat
oleh pembaca.
Prinsip pertama dalam penulisan surat lamaran kerja adalah attention
(perhatian). Hal ini mengindikasikan bahwa pelamar harus dapat meyakinkan
pihak organisasi atau lembaga yang berwenang pencari kerja (pembaca)
bahwa pelamar kerja memiliki sesuatu yang bermanfaaat atau dapat
menumbuhkan rasa tertarik bagi pembaca. Prinsip kedua dalam penulisan
surat lamaran ialah interest atau minat. Hal ini menggambarkan bahwa
pelamar kerja harus dapat menarik perhatian pembaca dengan menjelaskan
relevansi pesan-pesan yang disampaikan. Prinsip ketiga ialah desire atau
hasrat. Artinya, pelamar kerja harus dapat menumbuhkan hasrat pembaca
untuk mengetahui lebih jauh apa yang sudah dituliskan dalam surat tersebut.
Prinsip terakhir dalam penulisn surat lamaran kerja adalah action atau
tindakan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelamar kerja harus dapat
memberikan saran kepada pembaca untuk mengambil suatu tindakan tertentu
berkaitan dengan harapan atau keinginannya dalam menulis surat tersebut.
Penulisan surat lamaran kerja yang baik perlu memerhatikan kaidahkaidah baku dalam penulisan surat lamaran kerja. Artinya seorang pelamar
kerja harus memahami dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya apa saja
yang

perlu

dituliskan

dalam

surat

lamaran

kerja

serta

bagaimana

pengorganisasian penulisannya. Hal ini memiliki arti penting bagi pelamar


kerja maupun bagian evaluasi lembaga atau organisasi penerima kerja.
Secara garis besar, surat lamaran kerja mencakup tiga hal, yaitu
paragraph pembuka, paragraph pertengahan, dan paragraph penutup.
Paragraf pembuka lebih menekankan bagaimana pelamar kerja dapat menarik
perhatian pembaca melalui suatu pernyataan rangkuman, nama person,
sumber publikasi, pertanyaan, dan cuplikan berita. Paragraf pertengahan
menceritakan penjelasan terhadap apa yang diminati dan sangat diharapkan
oleh pembaca seperti kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja, dan berbagai
minat dan aktivitas. Dalam surat lamaran kerja, paragraph penutup mencakup
tindakan yaitu untuk wawancara. Oleh karena itu, untuk mempermudah
pemanggilan pelamar kerja, pelamar kerja perlu mencantumkan alamat yang
lengkap yang menmudahkan organisasi yang menawarkan lowongan kerja
menghubungi pelamar.
B. Penulisan Resume
Istilah resume atau daftar riwayat hidup memang bukan sesuatu yang baru
bagi mereka yang telah memasuki pintu gerbang dunia kerja, karena resume
merupakan salah satu prasyarat yang sangat penting pada saat memasuki
dunia kerja. Dalam dunia agribisnis, istilah resume sering disebut juga dengan
CV (Curriculum vitae) atau daftar riwayat hidup. Menurut KC Bay dalam
Purwanto (2011), suatu resume sebenarnya merupakan presentasi penjualan
formal diri anda yang sangat penting. Hal ini dikarenakan di dalam resume
tercakup semua fakta menarik dan relevan mengenai latar belakang,
kualifikasi, pengalaman kerja, dan sebagainya yang disusun dalam suatu
format yang teratur, mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.
Secara umum, resume afalah suatu daftar dokumen yang bersi kualifikasi
dan jalur karier yang disusun secara teratur, rapi, dan menarik perhatian
pembaca. Melalui resume ini diharapkan pimpinan suatu organisasi/
perusahaan seudah dapat mengetahui kemampuan seseorang, walaupun
belum pernah bertemu langsung dengan orang tersebut. Oleh karena itu,
resume yang anda buat harus dibuat sederhana dan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian pembaca.
Dalam mempersiapkan resume, ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu:
(a) mencari informasi penting; (b) merencanakan resume; (c) membuat
resume. Sebelum membuat resume, langkah pertama yang perlu dilakukan

adalah mencari informasi penting yang relevan dengan jenis pekerjaan yang
diinginkan. Untuk mencarinya, dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu analisis
diri, analisis karier, dan analisis pekerjaan.
Tujuan dari pembuatan resume adalah agar seseorang dapat melakukan
wawancara dengan tim organisasi (perusahaan) yang dilamar. Resume yang
dibuat merupakan rincian atau pelengkap terhadap surat lamaran kerja yang
telah dibuat. Dalam merencanakan resume, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu tujuan karier, informasi pribadi, dan referensi.
Resume dapat dibuat dalam berbagai bentuk. Resume yang baik,
menekankan pada kompabilitas kualifikasi anda dan prospektif persyaratan
kerja. Secara umum, resume mencakup nama, alamat lengkap, tujuan kerja,
kualifikasi, informasi pribadi, dan referensi. Usahakan informasi tersebut
relevan dengan jenis pekerjaan yang diharapkan. Jadi, tidak berarti semua
kemampuan atau keahlian yang anda miliki perlu dicantumkan dalam resume,
tetapi informasi yang dapat mendukung pekerjaan anda tesebut.
Berdasarkan cara pengorganisasiannya, resume dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis resume, yaitu resume kronologis, resume fungsional, dan
resume kombinasi. Resume kronologis adalah cara pengorganisasian resume
yang didasarkan pada kronologisnya, yaitu pendidikan dan pengalaman
sebagai judul isinya. Resume fungsional adalah resume yang disususn atas
dasar fungsi-fungsi dalam organisasi yang dapat dilakukannya dengan baik.
Adapun resume kombinasi adalah kombinasi antara resume kronologis dan
fungsional. Bentuk resume kombinasi ini memberikan suatu keyakinan bahwa
persyaratan pendidikan dan pengalaman terpenuhi dan masih menggunakan
judul-judul lain yang lebih menekankan pada kualifikasi yang dibutuhkan.
Untuk membuat resume yang baik, perlu diperhatikan empat hal, yaitu
kerapian, sederhana, akurat, kejujuran. Dalam menulis resume, usahakan
menggunakan kertas yang bersih dan berkualitas baik, tanpa coretan, dan
ketiklah dengan memilih huruf yang baik. Aturlah kalimat resume serapi
mungkin, agar nyaman dibaca dan berisi. Di samping kerapian, bahasa yang
digunakan juga tidak boleh bertele-tele.
C. Wawancara Kerja
Wawancara ialah tanya jawab antara pewawancara dengan yang
diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.
Wawancara dapat dilakukan oleh direksi kepada pelamar pekerjaan,
pelanggan atau pihak lainnya.

Teknik Wawancara, adalah suatu cara atau kepandaian melakukan tanya


jawab untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. Wawancara
berdasarkan cara pelaksanaannya dibagi dua yaitu :
a. Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman
pada

daftar

pertanyaan.

Wawancara

ialah

tanya

jawab

antara

pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau


pendapat mengenai suatu hal. Wawancara dapat dilakukan oleh direksi
kepada pelamar pekerjaan, pelanggan atau pihak lainnya.
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi
suatu perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Seorang calon
pelamar mungkin saja diwawancarai lebih dari satu kali. Selain berlatih menulis
resume dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri menghadapi wawancara juga
termasuk bagian dari usaha untuk mencapai pekerjaan. Berbagai aspek,
khususnya kepribadian seseorang akan ditampilkan baik secara verbal maupun
nonverbal.
Wawancara pada tahap awal sering disebut juga dengan wawancara
pendahuluan. Pada tahap ini, wawancara yang dilakukan didasarkan pada surat
lamaran dan resume yang telah dibuat oleh pelamar. Hal ini untuk memastikan
bahwa pelamar secara administrasi telah memberikan atau mengisi semua
informasi penting dan untuk menilai kesesuaian antara kulifikasi pelamar dengan
jenis jabatan yang diisi.
Selama kegiatan wawancara berlangsung, berusahalah untuk memberikan
informasi secara jelas, padat, akurat, dan tidak berbelit-belit. Jawablah semua
pertanyaan yang diminta dengan baik dan jangan memberikan informasi di luar
yang ditanyakan atau tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara.
Setelah wawancara pendahuluan, wawancara tahap selanjutnya adalah
wawancara seleksi, yang pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama
daripada wawancara pendahuluan. Dalam wawancara seleksi, seseorang akan
mungkin diwawancarai oleh satu tim yang biasanya terdiri lebih dari satu orang.
Pada tahapan ini, calon pelamar akan ditanya berbagai hal mengenai latar
belakangnya yang mencakup kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan
semangat kerja secara umum untuk memperoleh informasi penting bagi
pewawancara agar sesuai dengan posisi yang dikehendaki oleh pelamar tersebut.

Sebelum melakukan wawancara, perlu dilakukan pencarian berbagai


informasi yag berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar serta perkembangan
perusahaan. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah merupakan
kesempatan yang baik bagi seseorang untuk menanyakan secara langsung
mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang anda ajukan dalam wawancara sangat
penting artinya bagi pewawancara terutama dalam kaitannya dengan tingkat
keseriusan seseorang dalam melamar posisi pekerjaan tersebut. Jika seseorang
sudah diberi kesempatan untuk menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan
pekerjaan maupun perusahaan tetapi tidak dimanfaatkan, pewawancara dapat
menilai seseorang pelamar yang diragukan tingkat keseriusannya.
Dalam wawancara, berbagai jenis pertanyaan akan ditanyakan kepada
pelamar, dan pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri untuk dapat
menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan
yang ditanyakan kepada pelamar dapat saja berkaitan dengan pekerjaan yang
dilamar, program pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, pengalaman kerja,
pergaulan antarsesama, pimpinan, penilaian pribadi pelamar, kepribadian, latar
belakang, dan tujuan karier.
Segera setelah wawancara berakhir, selayaknya

apabila pelamar

menyampaikan suatu penghormatan melalui surat ucapan terimakasih, terutama


kepada pewawancara yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan
wawancara dengan anda.
D. Presentasi Agribisnis
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin.
Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan
acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara agribisnis.
Presentasi agribisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap
kegiatan
agribisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens
tentunya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Secara umum, presentasi agribisnis memiliki empat tujuan pokok, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Menginformasikan pesan-pesan agribisnis kepada audiens.


Menghibur audiens.
Menyentuh emosi audiens.
Memotivasi audiens untuk bertindak seseuatu.

Persiapan-persiapan tersebut meliputi :


1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
3. Menganalisis siapa audiens -> Who, What, Where, When, Why, How
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Dalam dunia agribisnis, kegiatan presentasi atas berbagai peristiwa penting
seperti pengajuan usulan proyek-proyek baru, pengembangan produk baru,
perluassan pasar, dan sebagainya. Presentasi agribisnis yang baik akan
memberikan dampak yang baik pula bagi lembaga atau institusi yang melakukan
presentasi. Oleh karena itu, dalam melakukan presentasi agribisnis harus
dilakukan persiapan secara matang sehingga tujuan presentasi agribisnis yang
efektif dan efisien dapat tercapai.
Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan pemirsa tentunya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut,
seorang presenter perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik yang
berkaitan dengan persiapan mental, pemahaman materi yang ingin di sampaikan,
alat bantu yang digunakan, dan pemahaman yang baik terhadap audiens.
Presentasi agribisnis memiliki empat tujuan pokok, di antara lain ialah
menginformasikan pesan-pesan agribisnis kepada audiens, menghibur audies,
menyentuh emosi audiens, memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu. Salah
satu tujua presenasi agribisnis yang paling umum adalah menyampaikan atau
menginformasikan

pesan-pesan

agribisnis

kepada

audiens.

Pesan-pesan

agribisnis yang disampaikan harus menarik, sederhana, mudah dipahami, dan


enak didengar audiens.
Selain memberikan informasi, presentasi agribisnis juga mempunyai tujuan
untuk menghibur audiens. Artinya, untuk mencapai tujuan presentasi agribisnis,
seorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor segar yang mampu
menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana dalam presentasi agribisnis
juga perlu dikendalikan agar tidak lepas kendali sehingga suasana tak ubahnya
seperti lelucon. Seorang pembcara yang berpengalaman tentunya mengetahui
bagaimana menyampaikan pesan-pesan agribisnis yang mampu menyentuh
emosi audiens. Dengan gaya bicara dan intonasi suara yang menarik, seorang
pembicara mampu menggugah emosi audiens. Tujuan terakhir dari presentasi
agribisnis adalah memberikan motivasi kepada audiens untuk melakukan atau
bertindak sesuatu yang sesuai yang dikehendaki pembicara. Dalam memotivasi
audiens, seorang pembicara perlu menyatakannnya secara eksplicit dan bukan

menggunakan bahasa basa-basi. Dalam arti bahwa apa yang diinginkan


pembicara harus secara tegas dan jelas mencakup dalam presentasi.
Presentasi Lisan yang baik akan ditunjang oleh Kepiawaian pembicara
dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimiliki oleh
pembicara tersebut antara lain :
1.
Mempunyai
2.

mengetahui

dengan

tepat

kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya.


Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha
memahami
kesempatan

3.

wawasan,

sifat

pihak

untuk

yang

telah

menyampaikan

memberikannya
presentasi

dan

menunjukkan kepedulian kepada mereka.


Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan
berharap dapat memenuhi alas an tersebut melalui

4.

presentasi yang disampaikan.


Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan kebutuhan informasi di pihak audiens dan
bersedia memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan

5.

yang mungkin diajukan oleh audiens.


Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah
prestasi. Menyadari bahwa ia harus berusaha keras untuk
dapat menarik perhatian audiens terhadap materi yang
disampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak

6.

selalu konsisten.
Dapat menerima kritik atau analisis selesai kegiatan
presentasi mengenai berbagai hal berkenaan dengan

presentasinya.
Sedangkan syarat untuk menjadi seorang pembicara yang handal
meliputi :
1. Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi
2. Menguasai subjek presentasi
3. Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat bagi
pendengarnya
4. Mengetahu latar belakang audiens
5. Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens
6. Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri
7. Mengusai teknik dasar berkomunikasi agribisnis yang efektif
Dalam bidang apapun keberhasilan dapat diraih apabil persiapan dilakukan
dengan baik. Begitu halnya dengan presentasi agribisnis, presentasi agribisnis
yang baik hanya akan dapat dicapai jika persiapan untuk melakukan presentasui
tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini persiapan yang

diperlukan untuk presentasi agribisnis mencakup beberpa hal, antara lain ialah
penguasaan terhadap topic atau materi yang akan dipresentasikan, penguasaan
berbagai alat bantu presentasi dengan baik, menganalisis audiens, dan
menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan salah
satu syarat penting agar apa yang disampaikan kepada audiens dapat mencapai
sasaran. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan bukan saja
menghambat penyampaian pesan kepada audiens, tetapi juga akan memberikan
citra yang kurang baik bagi pembicara yang bersangkutan. Di samping
penguasaan materi yang baik, yang juga penting adalah bagaimana seorang
pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu presentasi agribisnis demi
pencapaian tujuan yang dikehendaki.. Berbagai alat bantu presentasi agribisnis
yang dapat digunakan antara lain: whiteboard, spidol, overhead projector, slide,
computer, camera video,, tape, dan LCD projector.
Agar tujuan presentasi agribisnis dapat tercpaai dengan baik, seorang
pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui
pendekatan bertanya dengan menggunakan kata Tanya seperti: apa, siapa, di
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, seorang pembicara akan dapat
mengidentifikasi siapa sebenarnya audiesn yang dimaksud sehingga dapat
melakukan berbagai persiapan partisipatif.
Agar presentasi agribisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan,
seorang pembicara pelu mengenal lebih dekat lingkungan lokasi tempat ia akan
melakukan presentasi agribisnis. Pemahaman terhdapa lingkungan atau suasana
lokasi untuk presentasi agribisnis tersebut akan membaerikan kemudahan kepada
seorang pembicara dalam mengatur alat bantu yang digunakan untuk presentasi
memiliki ruang yang cukup luas, bagaimana tata letak ruangan, bentuk meja, dan
tempat duduk untuk audiens, dan lain-lain.
Untuk melakukan presentasi agribisnis yang baik, salah satu persyaratannya,
pembicara harus dapat menganalisis audiens secara tepat. Ketidaktepatan dalam
menganalisis audiens akan membuat pembicara gagal atau kecewa karena tidak
mampu menyampaikan presentasi dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan yang
biasanya sering diajukan mengenai audiens ialah, siapa audiensnya, apa yang
diinginkan audiens, di mana melakukan presentasinya, kapan melakukan
presentasi,

mengapa

melakukan

presentasi,

dan

bagaimana

melakukan

presentasinya.
Dalam melakukan presentasi agribisnis, sebenarnya bukan saja ucapan
pembicara yang menjadi perhatian, tetapi juga munculnya gerakan-gerakan

10

tertentu yang dilakukan oleh pembicara. Gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan


oleh si pembicara pada saat melakukan presentasi agribisnis termasuk salah satu
bentuk komunikasi nonverbal. Gerakan-gerakan yang sering dilakukan pembicara
dalam melakukan presentasi agribisnis antara lain meliputi ekspresi wajah,
senyuman, kontak mata, gerakan tangan, gerakan bahu, gerakan kepala, dan
cara berdiri.
Ekspresi wajah merupakan salah satu bahasa tubuh yang dapat memeberikan
arti karena wajah dapat mengungkakan emosi dirinya dengan polos, apa adanya,
tanpa harus ditutup-tutupi. Senyuman juga merupakan hal yang penting karena
senyum dapat menghapus beda pendapat, mengobati perasaan sakit, memulai
hubungan, meyakinkan teman, dan menyampaikan pengahrgaan. Adapun
kecenderungan seseorang akan senang melihat orang lain tersenyum daripada
cemberut. Kontak mata yang efektif dan efisien adalah cirri-ciri profesionaitas
pembicara. Mata juga menunjukkan apa yang dirasakan dalam hati. Oleh karena
itu, kontak mata yang baik membantu penyampaian pesan-pesan kepada
audiens. Pada menit pertama melakukan presentasi agribisnis, kontak mata
memiliki makna yang cukup menentukan bagi keberhasilan suatu presentasi.
Gerakan tangan pada saat melakukan presentasi agribisnis akan dapat
membantu pembicara untuk lebih meyakinkan atau memperkuat topic bahasan
tertentu. Gerakan bahu pembicara dalam melakukan presentasi agribisnis untuk
menunjukkan kepercayaan diri atau menyerah. Gerakan kepala bagi pembicara
dapat digunakan untuk menunjukkan sikap setuju atau menolak sesuatu, Berdiri
dalam melakukan presentasi agribisnis merupakan hal yang positif terutama
karena posisi seseorang Nampak menjadi lebih tinggi dan mempermudah
gerakan pernapasan.
Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan presentasi agribisnis
adalah adanya faktor percaya diri yang kuat dari pembicara. Pembicara yang
tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat akan berdampak pada penyampaian
presentasi agribisnis yang asal-asalan sehingga tidak mencapai sasaran yang
diinginkan. Ketidakpercayaan diri seorang pembicara dalam suatu presentasi
agribisnis diekspresikan dalam berbagai macam sikap atau perilaku gemetar,
bicara terputus-putus, tangan berkeringat, mulut kering, tersengal-sengal, tegang
wajah dan tenggorokan tersumbat.
Setelah seorang pembicara sudah memahami secara garis besar tentang
prinsip-prinsip presentasi agribisnis, langkah selanjutnya yang sangat penting
ialah berlatih presentasi agribisnis. Berlatih presentasi agribisnis dapat dilakukan

11

dalam berbagai kegiatan di dalam organisasi agribisnis, mulai lingkup kecil


sampai lingkup lebih luas. Agar presentasi agribisnis yang dilakukan oleh
pembicara dapat mencapai sasarannya, perlu diperhatika beberapa hal berikut ini.
Identifikasi audiens
Pemahaman terhadap audiens secara tepat akan mempermudah si

pembicara dalam melakukan presentasi agribisnis.


Menyiapkan pokok-pokok pikiran
Hal yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan poin-poin penting

apa saja yang pelu disampaikan dalam presentasi agribisnis.


Menulis teks lengkap
Bagaimana mengembangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi
lebih rinci sehingga menjadi suatu naskah/ teks yang lengkap dan

akan menambah percaya diri sang pembicara.


Menyiapkan rangkuman ke dalam subjudul
Setelah menulis teks lengkap, cara yang dapat dilakukan ialah

membuat kerangka atau rangkuman naskah secara garis besarnya.


Menulis ke dalam kertas ukuran postcard
Cara ini merupakan cara yang paling praktis, sederhana, dan terkesan
bersifat informal.

E. Negosiasi Agribisnis
Dalam dunia agribisnis, istilah negosiasi bukanlah hal yang baru.
Negosiasi digunakan untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda,
misalnya antara penjual dan pembeli, atau antara produsen dan pelanggan. Oleh
karena itu, agar terjadi suatu kesepakatan di antara kedua belah pihak,
diperlakukan negosiasi. Sementara itu, orang yang melakukan negosiasi sering
disebut sebagai seorang negosiator.
Pada setiap proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang
berlawanan atau berbada sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu
atau kesepakatan, kedua belah pihat perlu bernegosiasi. Menurut Hartman dalam
Purwanto (2011), pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut
pandang siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak
yang berkepentingan dalam bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Lebih lanjut,
Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi
antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang
mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua
belah pihak mengenai masalah yang sama.

12

Dalam buku "Teach Yourself Negotiating", karangan Phil Baguley,


dijelaskan tentang definisi negosiasi yaitu suatu cara untuk menetapkan
keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa
dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Sedangkan
negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu:
Senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan

organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;


Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik
yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir

negosiasi;
Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar

menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);


Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa

lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;


Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu
yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi;

Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua
belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk
tidak sepakat. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang;
dalam setiap negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan
sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke
arah hasil yang positif bagi kepentingan bersama. [Ron Ludlow & Fergus Panton
dalam Purwanto, 2011].
Adapun beberapa prasyarat negosiasi agar proses negosiasi dapat
berjalan secara efektif, antara lain:
1)

Para pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasarkan

2)

kesadaran yang penuh (willingness)


Para pihak memiliki kesiapan

3)

(preparednees)
Para pihak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan

4)

(authoritative)
Para pihak memiliki kekuatan yang relatif seimbang (relative equal

5)

bargaining power)
Para pihak memiliki kemauan menyelesaikan masalah (sense

untuk

melakukan

negosiasi

problem solving)
Strategy negosiasi dapat dilakukan agar kegiatan negosiasi lebih tepat
sasaran, jenis dari strategi negosiasi tersebut, ialah:

13

a) A competitive strategy: mengutamakan pencapaian tujuan dirinya


dengan mengorbankan tujuan pihak lain ( i win you lose );
b) A collaborative strategy: menekankan pada pencapaian tujuan kedua
belah pihak, strategi ini memerlukan komu nikasi yg akurat sesuai
dengan keinginan pihak lain (apa jalan terbaik untuk kedua belah
pihak);
c) A sub ordinating strategy: menekankan satu pihak mencapai tujuan
setelah pihak lain menghiindari konflik ( you win i lose ).
Menurut Hartman, ada empat poin penting yang perlu diperhatikan sebelum
bernegosiasi, antara lain pencarian fakta terutama dari pihak lain (lawan
negosisasi), menaksir posisi lawan negosisasi, membuat perencanaan yang baik,
dan memilih serta mengatur tim negosiasi. Sementara itu, menurut Casse, ada
tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum
negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan
(setelah negosiasi).
1) Tahap perencanaan.
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama,
yaitu merencanakan sasaran negosiasi, memutuskan strategi, dan
memperjelas proses negosiasi.
Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi adalah apa hasil yang diharapkan dalam
bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama
mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran atau
target dalam bernegosiasi sangatlah penting sebagai arahan
atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada dua jenis sasaran
dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar

(batas minimal yang dapat dicapai).


Strategi Negosiasi
Komponen kedua adalah strategi
merupakan

cara atau teknik

untuk

negosiasi
mencapai

yang
tujuan

bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah


pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Ada beberapa
strategi

negosiasi

yang

dapat

anda

gunakan

dalam

bernegosiasi, antara lain : strategi kooperatif, strategi

kompetitif, dan strategi analitis.


Proses Negosiasi
Sebelum mencapai sasaran

yang

telah

ditentukan

sebelumnya, perlu diketahui bahwa dalam setiap negosiasi

14

sangat diperlukan yang namanya proses negosiasi yang


melibatkan kedua belah pihak. Proses negosiasi merupakan
suatu prses tawar-menawar yang diharapkan mampu
menghasilkan suat kesepakatan di kedua belah pihak yang
salng menguntungkan. Proses negosiasi pada dasarnya
merupaka

suatu

proses

yang

dinamis

dalam

dunia

agribisnis.
Lebih lanjut, menurut Casse dalam Purwanto (2011), dalam
proses negosiasi ada enam tahapan penting yang perlu
diperhatikan, keenam tahapan tersebut ialah persiapan,
kontak pertama, kofrontasi, konsiliasi/ kompromi, solusi, dan
pascanegosiasi/

konsolidasi.

Tahapan

pertama

yaitu

persiapan merupakan tahapan yang berkaitan dengan


pengumpulan informasi secukupnya dan penentuan tim
negosiasi yang sebaik-baiknya yang akan diikutsertakan
dalam proses negosiasi . Kontak pertama merupakan tahap
pertemuan secara langsung antara kedua belah pihak yang
terlibat dalam proses negosiasi. Tahap penilaian mulai
berlangsung di antara para negosiator saat kontak pertama.
Konfrontasi merupakan tahap saling berargumentasi
terhadap segala sesuatu yang akan dinegosiasikan. Tahap
ini juga dikenal sebagai tahap perdebatan yang sengit di
antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses
negosiasi. Dalam proses ini, perbedaan dan potensi
perdebatan yang semakin memanas dan tak terkendali
dapat saja terjadi, jika masing-masing pihak tidak dapat
menahan emosinya. Tahap keempat yang merupakan tahap
konsiliasi adalah tahap untuk saling melakukan proses tawar
menawar. Proses ini diperlukan untuk memperoleh titik temu
yang betul-betul disepakati dan bermanfaat bagi kedua
belah pihak.
Tahap kelima ialah solusi, dimana kedua belah pihak mulai
saling menerima dan member. Para negosiator mulai
menemukan titik-titik kesepakatan bagi kedua belah pihak
dengan cara mereka masing-masing. Tahap yang terakhir
ialah pascanegosiasi, merupakan tahap untuk melakukan

15

konsolidasi bagi kedua belah pihak. Tahap ini merupakan


tahap menerjemahan kesepakatan ke dalam suatu tindakan
yang riil.
Dalam tahap perencanaan ini, seorang negosiator dapat
melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara
lain berperan sebagai seorang pemimpin, factual, analitis,
relasional, dan intuitif.
2) Tahap Implementasi.
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan
yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi.
Implementasi memiliki komponen penting antara lain : taktik
negosiasi, keterampilan negosiasi, dan perilaku negosiasi.
Taktik Negosiasi
Macam-macam taktik negosiasi, antara lain:
o Taktik dengan cara anda.
o Taktik bekerja sama.
o Taktik tidak bertindak apa-apa.
o Taktik melangkah ke tujuan lain.
Keterampilan bernegosiasi.
Macam-macam keterampilan bernegosiasi, antara lain:
o Persiapan.
o Memulai negosiasi.
o Strategi dan teknis.
o Kompromi
o Menghindari kesalahan taktis
3) Tahap peninjauan negosiasi.
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu
proses negosiasi. Tahapan ini memiliki arti yang sangat penting
bagi seorang negosiator dalam meninjau apa yang sudah
dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada beberapa alasan penting mengapa

tahap

peninjauan

negosiasi perlu dilakukan, antara lain :


a) Untuk memeriksa apakah anda sudah mencapai tujuan anda.
b) Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus
c)

pengalaman yang sangat berharga bagi seorang negosiator.


Jika ya, maka pastikan apa yang sudah anda lakukan dengan
baik dan bangunlah kesuksesan anda.

Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh


berbagai faktor penting, di antaranya adalah keterampilan seorang negosiator
dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Menurut Hatman, ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam keterampilan bernegosiasi.

16

Hal pertama yang perlu diperhatikan ialah persiapan yang baik yang merupakan
salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa negosiasi yang baik, hasil yang
diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua belah pihak atau
bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dua
belah pihak. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai
negosiasi, antara lain ialah pemilihan waktu, tempat, suasana yang kondusi,
merumuskan tawaran, menghadapi konflik, dll. Selain itu, negosiasi yag sukses
bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan yang baik, tetapi juga hasil atas
implementasi yang baik dari sebuah negosiasi.
Dalam upaya menuju pencapaian kesepakatan kedua belah pihak dalam
bernegosiasi dilakukan sebuah upaya kompromi. Agar negosiasi dapat berjalan
sukses, perlu dilakukan penghindaran segala kesalahan teknis. Menurut Oliver,
ada enam kunci dasar yang perlu diperhatikan dalam negosiasi agar terhindar
dari kesalahan taktis, persiapan itu antara lain ialah: persiapan yang baik, berlatih,
menggambarkan posisi, membuat usulan, penawaran, dan persetujuan.
Persiapan

negosiasi

yang

tidak

baik

akan

mampu

menghasilkan

kesepakatan secara optimal. Semakin penting negosiasi, maka semakin banyak


persiapan yang harus dilakukan. Lakukan identifikasi pada tahap persiapan atas
hal-hal berikut, misalnya kemungkinan pihak lawan membuka pernyataan dan
posisi, bagaimana bergerak dari posisi awal pihak lawan menjadi pihak
negosiator,s ll. Berlatih bernegosiasi merupakan kunci percaya diri. Hal itu dapat
menjadi pintu pembuka besar atau kecil masalah dan kesulitan yang akan
muncul. Selain itu, berikan kesempatan pada pihak lawan untuk berbicara tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan apa, bagaimana, kapan, di mana dan
mengapa negosiasi perlu dilakukan.
Negosiator harus dapat mengendalikan apa yang harusnya dilakukan dan
janagn sampai terpemgaruh oleh pihak lawan anda. Semakin banyak pihak lawan
berbicara, semakin baik bagi kita untuk mengetahui tentang pihak lawan tersebut.
Jika pihak lawan mengisyaratkan tidak membuat suatu udulan yang ingin diajukan
dalam bernegosiasi, saatnya untuk meengusulkannya. Hal ini akan memberikan
suatu konsesi yang terlalu dini oleh pihak lawan. Salah satu respons yang efektif
dalam bernegosiasi adalah bagaimana melakukan tawaran bagi pihak lawan
dengan cara-cara yang baik. Dalam proses penawaran yang intens, sangat
mudah

untuk

melupakan

apa

yang

telah

disetujui

sebelumnya.

Suatu

kesepakatan tidak hanya terbatas pada hasil akhir dari kesepakatan, tetapi butir-

17

butir dari setiap kesepakatan juga menjadi bagian penting tak terpisahkan dalam
proses negosiasi.
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai macam
negosiator

akan

membantu

mempermudah

dalam

penentuan

strategi

bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator. Macam-macam


negosiator ialah sebagai berikut ini.
a) Negosiator curang
Diperlukan kehati-hatian saat berhadapan dengan seorang negosiator
yang curang karena pada dasarnya yang terlintas dalam benak pikirannya
adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan anda.
Yang penting bagi negosiator curang adalah dapat memenangkan
negosiasinya.
b) Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang
dinegosiasikan,

dan

tahu

bagaimana

memperoleh

apa

yang

diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan ketrampilan bernegosiasi


dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal
tentang lawan negosiasinya.
c) Negosiator bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan
untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang anda lakukan, ia akan
berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa menang. Yang penting
baginya tidak ada yang menang dalam negosiasi. Oleh karena itu, untuk
menghadapi negosiator macam ini, anda harus memahami apa yang
sebenarnya terjadi di balik perilaku pihak lawan yang berpura-pura bodoh
tersebut. Jika ia takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki motivasi yang
kuat untuk bernegosiasi dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah
pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga ia memahaminya dengan
baik. Jika ia merasa terancam, maka bersikaplah arif dan bijak dalam
bernegosiasi.
d) Negosiator Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak
tahu pokok persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung
percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Kalau perlu, ia
bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak negosiasinya.
Dengan seorang negosiator yang naf, pihak lawan jelas dapat menang
dengan mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus lebih berhati-

18

hati, karena bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu


yang tidak diketahui pihak lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui
apa yang diinginkan pihak lawan negosiasi, karena ia mempunyai tujuan
lain yang menurutnya sangat berarti baginya.
Daftar Pustaka
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Agribisnis. Jakarta: Erlangga
Kustiawati, Ningsih. 2011. Komunikasi agribisnis: wawancara. [online]. Tersedia:
ningsihkustiawati.blogspot.com. Diakses tanggal 23 September 2013.
Darnia,

Gina.

2011.

Komunikasi

agribisnis.

[online].

Tersedia:

darnia.blogspot.com. Diakses tanggal 23 September 2013.

gina-

Anda mungkin juga menyukai