Anda di halaman 1dari 24

Laporan Hasil Praktikum

KECEPATAN REAKSI

CHARMELIA ASMA SUKMASTUTY


H031 17 1307

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
LEMBAR PENGESAHAN

KECEPATAN REAKSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

Charmelia Asma Sukmastuty


H031 17 1307

Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Makassar, 7 November 2017


Asisten,

NADYA YULI PARMITHA


H311 14 023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak terlepas dari bahan-bahan kimia. Hampir seluruh

bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan bahan-bahan kimia.

Dalam bidang kehidupan rumah tangga, kesehatan, aksesoris dan lain-lain hampir

seluruhnya menggunakan bahan kimia. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

melihat reaksi-reaksi kimia dengan kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang

berlangsung sangat cepat seperti petasan yang meledak, ada juga reaksi yang

berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi. Dalam suatu reaksi kimia

terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang lain

(Chairns, 2009).

Kecepatan reaksi sangat penting untuk dipelajari karena dengan mengetahui

kecepatan reaksi dan hal-hal yang mempengaruhinya dapat menerapkannya dalam

kehidupan, misalnya dalam kegiatan industri. Dalam proses industri yang melibatkan

adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang memberi dasar untuk

mengetahui agar suatu proses industri dapat menghasilkan bahan industri yang

sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat. Laju atau kecepatan reaksi adalah

jumlah perubahan konsentrasi suatu zat terhadap suatu satuan waktu yang dapat

dinyatakan dalam bentuk produk atau reaktan. Dengan mengetahui kecepatan reaksi

dapat membuat produksi lebih terkendali sehingga didapat jumlah produk dalam

waktu yang bisa diperhitungkan (Chairns, 2009). Oleh karena itu, percobaan ini

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan


reaksi serta mengetahui bagaimana reaksi kimia berlangsung dan berapa kecepatan

reaksinya.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui perubahan laju reaksi pada saat

konsentrasi pereaksi dan produk dalam keadaan tertentu serta suhu tempat

berlangsungnya reaksi kimia.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. mempelajari pengaruh konsentrasi pada kecepatan reaksi.

2. mempelajari pengaruh suhu pada kecepatan reaksi

3. menentukan orde reaksi untuk pengaruh Na2S2O3 dan untuk pengaruh konsentrasi

H2SO4.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Pengaruh Konsentrasi

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kecepatan reaksi berdasarkan

pengaruh konsentrasi, dimana mereaksikan Na2S2O3 yang konsentrasinya tetap

dengan H2SO4 dengan konsentrasi bervariasi, begitupun sebaliknya.Diamati waktu

yang dibutuhkan untuk bereaksi.

1.3.2 Pengaruh Suhu

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kecepatan reaksi berdasarkan

pengaruh suhu, dimana H2SO4 dan Na2S2O3 yang konsentrasinya sama direaksikan
pada suhu dingin, suhu kamar dan suhu panas. Diamati waktu yang dibutuhkan untuk

bereaksi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Laju reaksi adalah mengukur seberapa cepat reaktan habis bereaksi atau

seberapa cepat produk terbentuk. Laju dinyatakan sebagai perbandingan perubahan

konsentrasi terhadap waktu (Chang, 2004). Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan

pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi

berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan

memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam tekhnik kimia dan kajian keseimbangan

kimia (Fatimah, 2015).

Hukum laju pengukuran secara percobaan menghasilkan hukum laju untuk

reaksi, yang menyatakan laju dalam konstanta laju dan konsentrasi reaktan.

Ketergantungan laju pada konsentrasi menghasilkan orde reaksi. Suatu reaksi dapat

dinyatakan berorde nol jika laju tidak bergantung pada konsentrasi rekatan atau

berorde pertama jika lajunya bergantung pada konsentrasi reaktan dipangkatkan satu.

Orde yang lebih tinggi dan orde pecahan juga dikenal. Satu ciri penting dari laju

reaksi ialah waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi suatu reaktan

menjadi setengah dari konsentrasi awalnya, disebut waktu paruh. Untuk reaksi orde

pertama, waktu paruh tidak bergantung pada konsentrasi awal (Chang, 2004).

Masih banyak reaksi yang tetapan kesetimbangannya telah diketahui dengan

cermat, tetapi perincian lintasan reaksinya masih belum dipahami. Ini terutama

berlaku untuk reaksi yang melibatkan banyak unsur reaktan dalam membentuk

produknya. Contohnya ialah reaksi (Ugye, dkk, 2013):

5Fe2+(aq) + MnO4-(aq) + 8H3O+(aq) 5Fe3+ (aq) + Mn2+ (aq) + 12H2O (2.1)


Seberapa cepat atau lambat suatu reaktan habis atau suatu produk terbentuk, konsep

ini

tidak dapat dijelaskan dengan metode ceramah saja. Perlu adanya peran media visual

yang dapat memaparkan bagaimana proses itu berlangsung (Ugye, dkk, 2013).

Dalam teori tumbukan 'faktor frekuensi' A dalam persamaan Arrhenius 'adalah

ditafsirkan sama dengan frekuensi benturan Z antara reaktan. Teori tumbukan

mengasumsikan bahwa semua reaktan adalah bidang keras dan itu Setiap tabrakan

yang memiliki energi cukup untuk mencapai keadaan yang diaktifkan akan percobaan

untuk menyelesaikan reaksinya (Hettema, 2012).

Bidang kimia yang mengkaji kecepatan, atau laju, terjadinya reaksi kimia

dinamakan kinetika kimia (chemical kinetics). Kata “Kinetik” menyiratkan gerakan

atau perubahan energi kinetik sebagai energi yang tersedia karena gerakan suatu

benda. Di sini kinetika merujuk pada laju reaksi (reaction rate), yaitu perubahan

konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (M/s). Kita telah mengetahui bahwa

setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan umum (Kristianingrum, 2003):

Reaktan Produk (2.2)

Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi,

molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai hasilnya, kita

dapat mengamati jalannya reaksi dengan cara memantau menurunnya konsentrasi

reaktan atau meningkatnya konsentrasi produk.

2.1 Asam sulfat (H2SO4)

Bahan utama untuk membuat asam sulfat adalah sulfur atau sulfur dioksida.

Sumber untuk bahan kimia ini telah berubah dari waktu ke waktu, didasari atas
pertimbangan harga dan keinginan untuk mengurangi pencemaran udara. Asam sulfat

ini tidak berwarna, berupa cairan kental yang membeku pada suhu 10,4 ℃ dan titik

didih pada suhu 279,6 ℃. Materi ini bereaksi keras dengan air dalam segala

perbandingan, dengan membebaskan banyak sekali kalor. Di samping kekuatan

asamnya mudah ditangani dan diangkut dalam drum baja. Fakta ini bersama dengan

kekuatan asamnya dan harganya yang murah, menyebabkan asam sulfat ini

digunakan secara luas diberbagai bidang (Nachtrieb dkk, 2001).

Kimiawan Jerman Andreas Libavius (1540-1616) memaparkan proses untuk

mendapatkan asam sulfat H2SO4 dengan membakar belerang dalam udara basah.

S + O2 → SO2 (2.3)

2 SO2 + O2 → 2 SO3 (2.4)

Glauber, insinyur kimia pertama, menemukan di pertengahan abad 17 proses

untuk mendapatkan asam klorida dengan memanaskan garam dan asam sulfat. Asam

klorida yang didapatkannya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari pada yang

didapatkan dalam proses sebelumnya (Sidabutar, 2013).

2 NaCl+H2SO4 → Na2SO4+2 HCl (2.5)

Glauber mengiklankan natrium sulfat sebagai obat dengan efek yang

menakjubkan dan mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan garam ini. Proses

yang lebi praktis untuk menghasilkan asam sulfat dikenalkan yakni dengan cara

memanaskan belerang dengan kalium nitrat KNO3. Awalnya pembakaran dilakukan

di wadah gelas besar yang mengandung air. Asam sulfat yang terbentuk terlarut

dalam air. Walaupun proses kedua (SO2 → SO3) lambat dan endotermik, dalam

proses ini oksida nitrogen nampaknya berfungsi sebagai katalis yang mempromosikan

reaksi ini. Dengan meningkatnya kebutuhan asam sulfat khususnya dengan


berkembangnya proses Leblanc yang membutuhkan asam sulfat dalam kuantitas

besar, alat baru, proses kamar timbal yang menggunakan ruangan yang dilapisi timbal

sebagai ganti wadah gelas dikenalkan yang membuat produksi skala besar

dimungkinkan. Produksi asam sulfat skala besar otomatis berarti pembuangan

nitrogen oksida yang besar juga. Sedemikian besar sehingga pada waktu itupun

bahaya ke lingkungannya tidak dapat diabaikan. Berbagai perbaikan proses dilakukan

dengan menggunakan tanur Gay-Lussac dan Glover. Hal ini digunakan dengan luas

karena nitrogen oksida dapat digunakan ulang dan rendemen nitratnya lebih besar.

Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat, atau secara khusus dalam

oksidasi belerang dioksida telah dikenali sejak

kira-kira tahun 1830. Katalis platina terbuki efektif tetapi sangat mahal sehingga tidak

digunakan secara meluas. Seteleah setengah abad kemudian, ketika kebutuhan asam

sulfat meningkat banyak, ide penggunaan katalis muncul kembali. Setelah masalah

keracunan katalis diselesaikan, proses penggunaan katalis platina, yakni proses

kontak, menjadi proses utama dalam produksi asam sulfat. Proses kontak masih

digunakan sampai sekarang walaupun katalisnya bukan platina, tetapi campuran

termasuk vanadium oksida V2O5 (Takeuchi, 2006).

2.2 Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)

Natrium Tiosulfat adalah kristal tak berwarna titrasi iodometrik melibatkan

reaksi yodium dengan jumlah zat pereduksi yang diketahui, biasanya natrium tiosulfat

atau fenilarsin oksida (PAO). Larutan pati yang digunakan adalah indikator untuk

mendeteksi titik akhir titrasi. Jadi, jumlah pasti yodium yang akan bereaksi dengan

volume terukur natrium tiosulfat dari kekuatan yang diketahui ditentukan. Dari sini,
konsentrasi analit dalam sampel, yang sebanding dengan jumlah iodium yang

direaksikan dengan tiosulfat atau PAO, kemudian dihitung (Patnaik, 2006).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Menurut (Kristianingrum, 2003) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut:

a. Sifat dan Keadaan Zat

Dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan, dimana jenis

ikatan yang dimiliki oleh rea-ban dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain itu, luas

permukaan zat-zat yang bereaksi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga

suatu zar dalam benruk serbuk dan bongkahan/kepingan akan memiliki laju reaksi

yang berbeda.

b. Konsentrasi

Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan terjadinya

tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksinya akan semakin cepat. Tumbukan yang

efektif adalah tumbukan antar molekul yang menghasilkan reaksi, dan hanya dapar

terjadi bila molekul yang, bertumbukan tersebut memiliki energi aktivasi yang cukup.

Energi aktivasi adalah energi minimum yang hanls dimiliki molekul agar

tumbukannya menghasilkan reaksi.

c. Temperatur

Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energi kinetik

molekulmolekul akan meningkat. Akibatnya molekul-molekul yang bereaksi menjadi

lebih aktif mengadakan tumbukan. Dengan kata lain, kenaikan suhu menyebabkan
gerakan molekul makin cepat sehingga kemungkinan tumbukan yang efektif makin

banyak terjadi.

d. Katalisator

Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.

Katalis akan menurunkan energi aktivasi (Ea) suatu reaksi (Kristianingrum, 2003).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan dan Alat Percobaan

3.1.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah H2SO4 0,1 M, Na2S2O3

0,1 M dan akuades.

3.1.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah tabung reaksi, stopwatch,

kaki tiga, rak tabung reaksi, gelas piala, kawat kasa dan spiritus.

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Menyediakan lima buah tabung reaksi dan mengisi tabung tersebut dengan 5

mL H2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). Mengisi lima buah tabung reaksi yang lain dengan 5

mL,

4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL Na2S2O3. Kemudian, mengencerkannya hingga volume

5 mL dengan akuades. Selanjutnya, mencampur isi tabung reaksi tersebut dari 5

sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat tersebut, langkah selanjutnya adalah menjalankan stopwatch.

Kemudian, mematikan stopwatch setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang

berlebihan. Selanjutnya mencatat waktu yang digunakan dan menentukan nilai m, k

dan membuatpersamaan kecepatan reaksinya.

3.2.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


Menyediakan lima buah tabung reaksi dan mengisi tabung tersebut dengan 5

mL H2SO4 0,1 M (Na2S2O3 tetap). Mengisi lima buah tabung reaksi yang lain dengan

5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL H2SO4. Kemudian, mengencerkannya hingga

volume

5 mL dengan akuades. Selanjutnya, mencampur isi tabung reaksi tersebut dari 5

sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat tersebut, langkah selanjutnya adalah menjalankan stopwatch.

Kemudian, mematikan stopwatch setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang

berlebihan. Selanjutnya mencatat waktu yang digunakan dan menentukan nilai m, k

dan membuat persamaan kecepatan reaksinya.

3.3.2 Pengaruh Suhu

Memilih salah satu konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3. Menyiapkan 6 buah tabung

reaksi dan mengisi 3 buah tabung reaksi dengan Na2S2O3 dan mengisi 3 buah tabung

reaksi yang lain dengan H2SO4. Kemudian, memasukkan sepasang tabung ke dalam

gelas piala yang berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata

termasuk suhu larutannya. Selanjutnya, mengambil sepasang tabung reaksi (1 buah

yang berisi H2SO4 dan 1 buah berisi Na2S2O3). Mencampur isi tabung tersebut, dan

bersamaan bercampurnya kedua zat tersebut, langkah selanjutnya adalah menjalankan

stopwatch (tabung reaksi yang terlah berisi campuran H2SO4 dan Na2S2O3 tetap pada

gelas piala yang berisi air es). Kemudian mematikan stopwatch setelah terjadi reaksi

pada percobaan pengaruh konsentrasi. Selanjutnya, mencatat waktu yang digunakan

dan suhu reaksi. Hal yang sama dilakukan pada suhu ruangan dan suhu panas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Tabel 4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

[Na2S2O3] (M) [H2SO4] (M) Waktu (detik) 1/Waktu (det)-1


0,02 0,1 112 0,0089
0,04 0,1 78.486 0,0127
0,06 0,1 48,48 0,0206
0,08 0,1 36,5 0,0273
0,1 0,1 26 0,0384

4.1.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Tabel 4.1.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4


[H2SO4] (M) [Na2S2O3] (M) Waktu (detik) 1/Waktu (det)-1
0,1 0,1 32,449 0,0308
0,08 0,1 34,589 0,0289
0,06 0,1 34,088 0,0293
0,04 0,1 54,189 0,0184
0,02 0,1 55,854 0,0179

4.1.3 Pengaruh Suhu

Table 4.1.3 Pengaruh Suhu


[Na2S2O3] (M) [H2SO4] (M) Suhu (oC) Waktu (detik)

0,1 0,1 28 29,66

0,1 0,1 20 56,30

0,1 0,1 90 03,00

4.2 Reaksi
H2SO4 + Na2S2O3 → Na2SO4 + H2O + S↓ + SO2

4.3 Grafik

4.3.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


Tabel 4.3.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
NO [Na2S2O3] (M) [M/S] V Log [Na2S2O3] Log V y regresi
1 0,1 0,000446 -1 -3,3506 -3,2777
2 0,08 0,0005 -1,0969 -3,3010 -3,2891
3 0,06 0,0006 -1,2218 -3,2218 -3,3038
4 0,04 0,000547 -1,3979 -3,2620 -3,3245
5 0,02 0,00038 -1,6989 -3,4202 -3,36

Grafik 4.3.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Na2S2O3
-3.2
-2 -1 -3.25 0
-3.3
log V

-3.35 Series1
y = 0.1178x - 3.1599 -3.4 Linear (Series1)
R² = 0.1766
-3.45
log [Na2S2O3]
Slope = 0,1178 Log ka = 3,1599

Intercept = 3,1599 ka = 0,4996

Log ka = intercept

4.3.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Table 4.3.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4


Log
NO [Na2S2O3] (M) [M/S] V Log V y regresi
[Na2S2O3]
1 0,1 0,0015 -1 -2,8239 -2.7903
2 0,08 0,0011 -1,0969 -2,9586 -2,958
3 0,06 0,0008 -1,2218 -3,0969 -3,1743
4 0,04 0,0003 -1,3979 -3,5228 -3.4791
5 0,02 0,0001 -1,6989 -4 -4,0003
Grafik 4.3.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

H2SO4
0
y = 1.7313x
-2 - 1.059 -1 0
R² = 0.9902 -2 Series1
log V

-4 Linear
(Series1)
-6
log [H2SO4]

Slope = 1,059 Log ka = 1,7313

Intercept = 1,7313 ka = 0,2383

Log ka = intercept

4.3.3 Pengaruh Suhu

Table 4.1.3 Pengaruh Suhu

NO [M/S] V T (0C) ln V 1/T y regresi


1 0,0016 20 -6,4377 0,05 0,0372
2 0,0008 28 -7,1308 0,0347 0,0442
3 0,0166 90 -4,0983 0,0111 0,01388

Grafik 4.3.3 Pengaruh Suhu


Pengaruh Suhu
0.06

0.04

In V
Series1
y = -0.01x - 0.0271 0.02
R² = 0.6616 Linear
0 (Series1)
-10 -5 0
1/T

Slope = 0,0271

Intercept = 0,01

Log ka = intercept

Log ka = 0,01 ka = -2
4.4 Pembahasan

Konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi, apabila konsentrasi diperbesar

maka kecepatan laju reaksi akan meningkat. Hal ini dikarenakan molekul-molekul akan

semakin banyak bila konsentrasi semakin besar sehingga frekuensi tumbukan yang

terjadi akan semakin besar pula dan hal ini akan mempercepat terjadinya reaksi. Pada

kali ini dilakukan dua kali percobaan yaitu pengaruh konsentrasi H2SO4 dan Na2SO4

serta pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

Percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi H2SO4 dan Na2SO4 terhadap laju

reaksi. Pada percobaan ini terlebih dahulu dilakukan pengenceran atau penambahan

akuades terhadap larutan Na2SO4 0,1 M. Dan didapatkan 5 konsentrasi berbedadari

larutan Na2SO4 yaitu 0,02 M, 0,04 M, 0,06 M, 0,08 M, dan 0,1 M. Ketika larutan

Na2SO4 0,02 M direaksikan dengan H2SO4 tetap didapatkan waktu sebesar 112 detik.

Ketika 0,04 M Na2S2O3 direaksikan dengan 0,1 M H2SO4 tetap maka didapatkan waktu

sebesar 78,486 detik, ketika 0,06 M Na2S2O3 direaksikan dengan 0,1 M H2SO4 tetap

maka didapatkan waktu sebesar 48,48 detik, ketika 0,4 M Na2S2O3 direaksikan dengan

larutan 0,1 M H2SO4 tetap maka didapatkan waktu sebesar 36,5 detik dan ketika larutan

0,02 M Na2S2O3 direaksikan dengan 0,1 M H2SO4 tetap maka didapatkan waktu

sebesar 26 detik. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa semakin besar

konsentrasi, kecepatan reaksi pun akan semakin meningkat.

Untuk percobaan dengan larutan Na2SO4 tetap dengan H2SO4 0,1 M, 0,08 M,

0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M didapatkan waktu berturut-turut untuk larutan tersebut

yaitu 32,449 detik, 34,589 detik, 34,088 detik, 54,189 detik, dan 55,854 detik. Hasil

yang didapatkan pun telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi semakin cepat pula kecepatan reaksinya.


Selain karena pengaruh konsentrasi suatu laju rekasi juga dipengaruhi oleh

besarnya suhu yang ada disekitarnya. Pada percobaan ini dibuktikan pengaruh suhu

terhadap laju reaksi yang dilakukan dengan membandingkan tiga suhu yaitu suhu

dibawah suhu kamar, suhu kamar, dan suhu diatas suhu kamar. Dan didapatkan data

yang sesuai teori bahwa semakin tinggi suatu suhu senyawa atau larutan maka semakin

cepat kecepatan reaksi yang terjadi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dipetik dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut.

1. konsentrasi suatu zat atau larutan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Semakin

besar konsentrasi suatu zat atau larutan, maka reaksinya akan berlangsung cepat.

2. suhu suatu zat atau larutan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Semakin tinggi

suhu suatu zat atau larutan, maka reaksinya akan belangsung cepat.

3. nilai kecepatan reaksi pada larutan Na2S2O3 untuk konsentrasi dari 0,1 M, 0,08 M,

0,06 M, 0,04 M dan 0,02 M berturut-turut adalah 112 detik, 78,486 detik, 48,48

detik, 36,5 detik dan 26 detik Sedangkan nilai orde reaksi pada larutan H2SO4

untuk konsentrasi 0,1M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M dan 0,02 M berturut-turut adalah

32, 449 detik, 34,589 detik, 34,088 detik, 54,189 detik dan 55,854 detik.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Merawat atau memperbaiki sarana dan prasana yang ada di laboratorium seperti

kursi yang sudah tidak baik sebaiknya diganti atau di perbaiki, selalu menjaga agar lab

tidak kotor.

5.2.2 Saran Untuk Praktikum

Dalam melakukan praktikum sebaiknya memahami prosedur praktikum, dapat

bekerja sama dengan baik degan anggota kelompoknya, dapat memanfaatkan waktu

sebaik baiknya agar kegiatan praktikum tersebut dapat selesai tepat waktu sesuai waktu

yang telah di tentukan.


5.2.3 Saran Untuk Asisten

Dapat mempertahankan sikap baik dan ramah terhadap praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D., 2009, Intisari Kimia Farmasi Edisi 2, Jakarta, Buku kedokteran.

Chang, R., 2004, Kimia Dasar, Jakarta, Erlangga.

Fatimah, I., 2015, Kimia Fisika, Yogyakarta, CV Budi Utama.

Hettema, 2012, Reaction Of Theory, International Journal For Philosophy of


Chemistry, 18(2): 148.

Kristianingrum S., 2003, Kinetika Kimia, Sidoarjo, Workshop Guru Bidang Studi
Kimia.

Nachtrieb, Norman, H., Gillis, David, W., Oxtoby, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia
Modern, Jakarta, Erlangga.

Patnaik, P., 2006, Handbook of Environmental Analysis, Lewis Publishers.

Takeuchi, Y., 2006, Buku Teks Pengantar, Tokyo, Iwanami Shoten.

Sidabutar, D.C., Elizabeth, Faniudin, N.M, 2013, Pengaruh Rasio Reaktan Dan Jumlah
Katalis Terhadap Konveksi Minyak Jagung Menjadi Metil Ester, Jurnal Teknik
Kimia, 19(1): 40.

Ugye, J.T., Uzairu, A., Idris, S.O., dan Kwanashie, H.O., 2013, Temperature Effect On
The Rate Of Reactioon Of Plasma Albumin With Formaldehyde In Water
Solution And Ethanol-Water-Mixtures, Chemistry Journal, 3(5): 128.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Pengaruh Konsentrasi

1.1 Pengaruh Konsentrasu H2SO4

5 mLH2SO40,1 M

Dimasukkan ke dalam lima buah tabung reaksi.

Lima tabung reaksi lain diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2mL dan 1 mL

Na2SO3 0,1 M dan mengencerkannya hingga volume 5 mL dengan

akuades.

Tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertama ke dalam

masing-masing sediaan kedua dan stopwatch dijalankan.

Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh).

Dicatat waktu yang digunakan dan ditentukan nilai m, k, dan dibuat

persamaan kecepatan reaksinya.

Hasil
1.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

5 mLNa2S2O3 0,1 M

Dimasukkan ke dalam lima buah tabung reaksi

Lima tabung reaksi lain diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2mL dan 1 mLNa2SO3

0,1 M dan mengencerkannya hingga volume 5 mL dengan akuades.

Tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertama ke dalam

masing-masing sediaan kedua dan stopwatch dijalankan.

Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh).

Dicatat waktuyang digunakan dan ditentukan nilai m, k, dan

dibuat persamaan kecepatan reaksinya.

Hasil

2. Pengaruh Suhu

H2SO4dan Na2SO3

3 buah tabungdiisi dengan Na2SO3dan 3 buah tabung lainnya

diisi dengan H2SO4.

. Dimasukkan sepasangtabung reaksi (ad-2) ke dalam gelas piala yang

berisi air dingin (air es).

Diambil sepasang tabung reaksi (1 tabung yang berisi Na2SO3dan 1

tabung yang berisi H2SO4).

Dicampurkan isi tabung tersebut.Kemudian dijalankan stopwatch.

Stopwatch dimatikan.

Dicatat waktu yang digunakan dan suhu reaksi.

Diberi perlakuan yang samauntuk air panas dan suhu ruangan.

Hasil

Anda mungkin juga menyukai