Anda di halaman 1dari 10

hitamdanorange

Corrosive Substances ( zat korosif )

hitamdanorange

5 tahun yang lalu

Iklan

Gambar

korosif merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat permanen pada
jaringan yang terkena bahan korosif.

Bersentuhannya kulit dengan bahan-bahan korosif umumnya disadari sehingga kurang begitu berbahaya
bila dibandingkan dengan racun yang terisap. Banyak bahan yang tidak korosif tetapi menimbulkan iritasi
pada kulit dan dapat menyebabkan peradangan. Bahan tersebut misalnya senyawa alkali sabun dan
bahan-bahan higroskopik.

Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan yang tidak dapat terbakar, tetapi sering menimbulkan
panas dan nyala jika terkena udara atau uap air atau jika bersentuhan dengan bahan yang mudah
terbakar.

Contoh bahan-bahan korosif adalah:

Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol,
Perchlorat, Ammonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol,karbondioksida padat, Asam Format,
Hidrogen Peroksida, Fosfor Merah dan Fosfor kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat dan
Logam Natrium.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pengamanannya adalah:


Simpan bahan di tempat yang sesuai (cocok) dan lakukan pengontrolan atau pengawasan secara teratur.

Ikuti aturan-aturan penyimpanan, pemberian label, pemakaian dan pembuangannya.

Simpan persediaan di laboratorium dalam jumlah minimum.

Gunakan selalu pelindung atau sarung tangan, jas lab dan kaca mata.

Hindarkan jangan sampai tumpah dan jika bersentuhan dengan kulit, cucilah segera denagan air dan
sabun.

Jangan menggunakan pelarut untuk membersihkan kulit yang terkena bahan korosif atau bahan
penyebab iritasi, sebab pelarut akan mempercepat penyerapan (absorpsi) senyawa-senyawa tersebut
sehingga lebih membahayakan.

Untuk setiap bahan kimia yang tidak dapat dicuci dengan air gunakan emulsi pembersih kemudian basuh
dengan sabun dan air.

Contoh bahan korosif yang berwujud cair:

Asam mineral

asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam fosfat, asam florida

Asam organik

asam formiat, asam asetat, asam monokloro asetat


Pelarut organik

petroleum, hidrokarbon tetraklorinasi, karbondisulfida, terpentin

Bahan Korosif Padat

Sifat korosif

dan panas yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi yang sangat tergantung
pada kelarutan zat pada kulit yang lembab.

Contoh

zat korosif yang berwujud padat adalah :

Basa

NaOH, KOH, Natrium silikat, asam karbonat, CaO, CaC2,Ca(CN)2

Asam trikloroasetat

Lain-lain:

fenol, natrium, kalsium, fosfat, perak, nitrat


Bahan Korosif Gas

Bentuk gas paling berbahaya dibandingkan dengan bahan padat atau cair, karena bahan gas akan
menyerang saluran pernapasan yang ditentukan oleh kelarutan gas dalam permukaan saluran yang
lembab atau berlendir. Jenis iritan dapat digolongkan pada kecilnya kelarutan yang juga

menetukan daerah serangan pada alat pernapasan sebagai berikut:

Kelarutan tinggi, dengan daerah serangan pada bagian atas saluran pernapasan:

amoniak, HCl, HF, formaldehid, asam asetat, sulfur klorida, tionil klorida, sulfuril

klorida

Kelarutan sedang, efek pada saluran pernapasan bagian atas dan lebih dalam (bronchin) :

belerang oksida, klorin, arsen tri klorida, fosforpentaklorida dan lain-lain,

efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan:

akrolein, dikloroetil sulfida,dikloro metil eter, dimetil sulfat, kloro pikrin

CARA MENGGUNAKAN

1) Bahan tidak boleh dipanaskan langsung. Gunakan penangas uap atau


penangas air.

2) Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak

digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut.

3) Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil

gunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.

4) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.

5) Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah

terbakar melebihi ½ kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan

ledakan/letupan.

6) Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh,

sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan

jauhkan dan sumber perapian.

7) Kontrol semua bahan secara periodik.


8) Menggunakan pelindung diri.

9) Memasang detektor kebocoran gas.

10) Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gasinert

CARA MENYIMPAN

1) Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber

panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.

2) Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi

atau bahan korosif.

3) Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika

uapnya tercampur udara.

4) Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar

dari bahaya kebakaran.


5) Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari

sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.

6) Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi

atau bahan korosif.

7) Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika

uapnya tercampur udara.

8) Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar

dari bahaya kebakaran.

9) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang

mudah menjadi panas dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi dengan

udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas.

10) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau.

11) Menyingkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan.


12) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau
api otomatis dan diperiksa secara periodik.

13) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.

14) Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalamair dan kontrol selalu
permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.

15) Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam minyak parafin.

EFEK

1. Kebakaran

2. Ledakan

3. Keracunan Gas

CARA MENGATASI

a) Menghilangkan bahan yang dapat terbakar.

b) Membuang panas.

c) Mencegah masuknya oksigen ke dalam bahan yang terbakar.


d)Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

e) Mematikan sumber listrik.

f) Melokalisasi api agar tidak merembet.

g) Menghubungi PBK (Pertolongan Bahaya Kebakaran) jika api membesar.

h) Bersikap tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil tidakan

yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

i) Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke ruah sakit.

j) Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng) dalam keadaan murni, jangan
gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah serbuk pemadam.
Iklan

Kategori: Uncategorized

Tinggalkan sebuah Komentar

hitamdanorange

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

https://www.google.co.id/amp/s/hitamdanorange.wordpress.com/2012/12/22/corrosive-substances-
zat-korosif/amp/

Anda mungkin juga menyukai