PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik pembelajaran kimia adalah adanya kajian pada level
materi, seperti atom, ion dan molekul. Kajian submikroskopis menyebabkan ilmu
kimia bersifat abstrak dan perlu penalaran tingkat tinggi untuk memahaminya. Selain
itu, konsep-konsep kimia juga cenderung saling berkaitan satu dengan lainnya
mahasiswa dalam ilmu kimia yang mendasar seperti struktur atom dan ikatan kimia
harus dijaring dan diluruskan sehingga pada gilirannya akan meningkatkan prestasi
alasan bagi kimiawan dalam pembentukan molekul dan senyawa. Penjelasan ini,
dirumuskan oleh Gilbert Lewis, yang menyatakan bahwa atom bergabung agar
membentuk ikatan kimia, hanya kulit luarnya yang berinteraksi. Untuk itu, ketika kita
Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang
menjelaskan bagaimana karakter hubungan atom dengan atom, yakni pembentukan
mekanika kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika
yang mempunyai ikatan elektrovalen dan yang kovalen dengan mereaksikan senyawa
Prinsip percobaan dalam praktikum ini yaitu membedakan senyawa ion dan
kovalen dengan cara dilarutkan dalam larutan AgNO3 setiap sampel dan kemudian
kompleks dan bukan kompleks dengan cara ditetesi larutan KCNS pada setiap
TINJAUAN PUSTAKA
mulia, melalui ikatan dengan atom-atom lain. Ikatan kimia terbentuk melalui
bersama (Suja, 2014). Pada tahun 1916, W. Kossel dan G.N. Lewis, mengembangkan
teori ikatan kimia secara terpisah untuk memahami mengapa atom dikombinasikan
dalam membentuk molekul. Menurut teori elektron valensi, sebuah ikatan kimia
Adanya gaya yang kuat dari ikatan antara dua atau banyak atom disebut
sebagai ikaan kimia dan hal itu menghasilkan formasi senyawa yang stabil dengan
sifatnya sendiri. Ikatan itu bersifat tetap hingga adanya faktor eksternal seperti faktor
kimia, suhu, energi dan lain-lain. seperti yang telah diketahui, molekul terdiri atas dua
atau banyak atom yang memiliki karakteristik tersendiri yang bergantung pada jenis
ikatannya. Ikatan kimia pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga jenis yang terdiri
atas ikatan ion atau elektrovalen, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi.
Sebagian besar, elektron valensi terluar atom yang dipakai dalam ikatan kimia
sehingga konfigurasi elektron gas mulia yang stabil dapat dicapai oleh atom. Kecuali
Helium, setiap gas mulia memiliki kulit valensi yang stabil dari delapan elektron.
Kecenderungan atom memiliki delapan elektron pada kulit terluar dengan berinteraksi
bersama atom lain melalui pemakaian bersama elektron atau transfer elektron dikenal
Kekuatan atau gaya yang menarik antara muatan yang berlawanan disebut
gaya elektrostatik. Ikatan yang terbentuk dari gaya elektrostatik disebut ikatan ion.
Dengan demikian, ikatan ion terbentuk jika ada transfer elektron yang menyebabkan
salah satu atom menjadi ion yang bermuatan positif dan atom lain menjadi ion yang
bermuatan negatif. Natrium klorida (NaCl) merupakan salah satu contoh dari
senyawa ionik. Senyawa ionik terbentuk ketika unsur yang ada di bagian kiri tabel
periodik (unsur elektropositif) mentransfer satu atau lebih elektron kepada unsur yang
berada pada bagian kanan tabel periodik (unsur elektronegatif) (Bruice, 2001).
Terobosan besar yang pertama datang dari Gilbert Lewis mengajukan bahwa
Jenis pasangan elektron seperti ini adalah satu contoh dari ikatan kovalen
yang merupakan ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama-sama dua elektron
ikatan kovalen. Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen berbeda.
Dua atom yang berikatan melalui sepasang elektron disebut ikatan tunggal. Dalam
beberapa senyawa, atom-atom berikatan dengan ikatan rangkap, yaitu ikatan yang
terbentuk jika dua atom menggunakan dua atau lebih pasangan elektron secara
METODE PERCOBAAN
adalah NaCl, AgNO3, CHCl3, KCNS, CH3COOH, CCl4, C2H5OH, K3Fe(CN)6, HCl,
indikator MO, BaCl2, K4Fe(CN)6, CuSO4, NH4OH, FeCl3, kertas label dan
tissue roll.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ikatan kimia ini adalah
1 mL AgNO3. Tabung (1) ditetesi NaCl, tabung (2) dengan CCl4 dan tabung (3)
dengan CHCl3, masing-masing sebanyak 3-5 tetes. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2)
2,5 mL. Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan indikator MO. Diamati dan
Tabung (1) dan (2) ditetesi dengan NH4OH sedikit, tabung (3) dan (4) ditetesi dengan
NH4OH berlebih, dan tabung (5) dan (6) tidak ditetesi dengan NH4OH. Kemudian,
tabung (1), (2), dan (5) ditambahkan larutan BaCl2, sedangkan tabung (2), (4), dan (6)
Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung (1) diisi dengan
FeCl3 dan tabung (2) dengan K4Fe(CN)6 masing-masing 1 mL. Kemudian, kedua
tabung ditambahkan 2-3 tetes KCNS. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
BAB IV
ikatan ion atau kovalen. Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah NaCl,
asam klorida (atau klorida-klorida yang larut) yang bereaksi dengan larutan AgNO3
akan membentuk endapan putih AgCl. Pada praktikum pengendapan garam klorida
ini pun didapatkan hasil yang sama yaitu saat NaCl ditambahkan larutan AgNO3
terbentuk endapan putih sehingga larutan bereaksi menghasilkan ion sehingga disebut
ikatan ion. Sedangkan pada CCl4 dan CHCl3, larutan tidak bereaksi dimana tidak
terjadi perubahan warna ataupun terbentuk endapan sehingga disebut ikatan kovalen.
Tabel 2. Pengendapan garam hidroksida
Ditambah Pereaksi
Larutan Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
CuSO4 + NH4OH Larutan berwarna Larutan berwarna CuSO4+ NH4OH
terbentuk endapan.
endapan.
dengan 2 cara yaitu terjadi endapan atau perubahan warna. Dalam percobaan ini ada 6
buah tabung reaksi yang masing-masing berisi larutan CuSO4 sebanyak 1 mL. Pada 2
dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6 akan terbentuk endapan berturut-turut endapan biru dan
endapan cokelat sedangkan pada praktikum didapatkan hasil yaitu pada saat sepasang
tabung reaksi pertama masing–masing diisi dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6, didapatkan
larutan yang berubah menjadi berwarna biru muda terdapat endapan berwarna putih,
sedangkan yang berubah menjadi warna biru terdapat endapan warna cokelat, kedua
tabung reaksi membentuk ikatan ion dan merupakan senyawa kompleks. Pada
sepasang tabung reaksi berikutnya yang berisi larutan NH4OH berlebih dan ditetesi
dengan larutan seperti dengan cara diatas, didapatkan tabung reaksi yang memiliki
warna biru muda terdapat endapan berlebih, dan yang satu lagi memiliki warna yang
sama yaitu biru muda dan banyak endapan, kedua tabung reaksi ini terdapat banyak
senyawa kompleks.
(garam sulfat) akan membentuk endapan putih BaSO4, serta larutan ion
cokelat tembaga heksasianoferat(II) dan pada praktikum didapatkan hasil yang sama
yaitu pada sepasang tabung reaksi yang terakhir yang hanya berisi larutan CuSO 4
perubahan warna serta terbentuk endapan putih, ada juga terbentuk endapan cokelat,
membedakan senyawa kompleks dan bukan kompleks dengan melihat apakah terjadi
perubahan warna atau tidak, berbeda dengan percobaan 3 yang juga melihat adanya
endapan. Dalam percobaan ini KCNS berfungsi untuk sebagai pendeteksi warna.
Menurut Svehla, larutan FeCl3 yang bereaksi dengan KCNS akan membentuk larutan
sedangkan pada praktikum didapatkan hasil yang sama yaitu pada saat FeCl3
ditambah KCNS mengalami perubahan warna menjadi merah kecokelatan hal ini
mengetahui tingkat keasaman beberapa senyawa. Dalam percobaan ini larutan yang
basa. Hasilnya pada saat HCl ditetesi indikator MO, larutan berubah warna menjadi
merah dan terdapat endapan hal ini menunjukkan HCl merupakan asam kuat. Pada
CH3COOH dengan indikator MO, larutan berwarna merah hal ini menunjukkan
CH3COOH merupakan asam lemah. C2H5OH dengan indikator MO, larutan kuning
hal ini menunjukkan C2H5OH bersifat basa. Tingkat keasaman dari tinggi kerendah
yaitu HCl, CH3COOH, C2H5OH sehingga semakin kuat tingkat keasaman maka
5.1 Kesimpulan
Ikatan ion dibentuk oleh gaya elektrostatik antara ion-ion. Ikatan ion
dihasilkan dari perpindahan elektron-elektron dari atom satu ke atom lainnya atau
dengan kata lain ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Sementara
itu, ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk karena adanya pemakaian
kompleks yang dikelilingi oleh molekul atau anion yang biasanya disebut ligan atau
agen pengompleks.
5.2 Saran
Bruice, P.Y., 2001, Organic Chemistry Fourth Edition, New York: Prentice.
Suyanti, R.D., dan Sugiyarto, K.H., 2012, Keefektifan Praktikum Multimedia Ikatan
Kimia, Fmipa UNY, 9 (4): 461-469.
Svehla, G., 1979, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro Jilid I Edisi Kelima, Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.