Anda di halaman 1dari 10

KTSP 2006

Kel a s

XII
Sejarah
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI
DAERAH I

SEMESTER: 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK – KURIKULUM: KTSP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menganalisis perjuangan bangsa 1.3. Menganalisis perjuangan bangsa


Indonesia sejak Proklamasi hingga Indonesia dalam mempertahankan
Lahirnya Orde Baru kemerdekaan dari ancaman disintegrasi
bangsa.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Mampu memahami insiden Hotel Yamato di Surabaya.
2. Mampu memahami Pertempuran Lima Hari di Semarang.
3. Mampu memahami Pertempuran Ambarawa di Magelang.
4. Mampu memahami Pertempuran Medan Area.
5. Mampu memahami Bandung Lautan Api.
6. Mampu memahami Peristiwa Merah Putih di Manado.
7. Mampu memahami Puputan Margarana di Bali.
A. Insiden Hotel Yamato Surabaya
1. Latar Belakang
Kedatangan pasukan Sekutu dan Belanda yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands
East Indies (AFNEI), pada tanggal 18 September 1945, dan menempati Hotel Yamato di Jln.
Tunjungan nomor 65 tanpa seizin karesidenan Surabaya.
Aksi provokasi dimulai pada malam, tanggal 19 September 1945, sekelompok orang
Belanda di bawah pimpinan Ploegman, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-
Biru) di atas Hotel Yamato, tanpa persetujuan Pemerintah RI atau Karesidenan Surabaya.
Keesokan harinya, sekitar Hotel Yamato dipenuhi warga Surabaya yang marah atas
tindakan Belanda dan menganggap Belanda telah menghina kemerdekaan Indonesia.
Kemudian Residen Surabaya, Sudirman yang ditemani Sidik dan Hariyono masuk ke Hotel
Yamato untuk meminta Ploegman menurunkan bendera Belanda. Permintaan tersebut
ditolak Ploegman sekaligus menyatakan tidak mengakui kedaulatan RI. Perundingan yang
memanas berujung pada perkelahian yang menyebabkan Ploegman dan Sidik terbunuh.
Sementara Sudirman dan Hariyono berhasil melarikan diri.

2. Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato


Kegagalan perundingan antara Sudirman dan
Ploegman di dalam Hotel Yamato menyebabkan
rakyat Surabaya yang berada di luar hotel
merangsek masuk ke Hotel Yamato dan
berkelahi dengan tentara AFNEI yang berjaga-
jaga di sekitar hotel. Sementara sebagian lagi
berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan
bendera Belanda dan merobek bagian birunya
sehingga yang dikibarkan lagi adalah bendera
Merah Putih. Tokoh yang terlibat dalam
perobekan bendera Belanda adalah Hariyono,
Gambar 3.1 Perobekan Bendera di atas Hotel Yamato.
Sudirman, dan Kusno Wibowo.

3. Dampak Peristiwa
Dampak insiden Bendera di Hotel Yamato adalah mulai munculnya sikap anti-Sekutu dan
Belanda di Surabaya.

Sikap anti-Sekutu dan Belanda ditandai dengan peristiwa berikut.


a. Terjadinya serangan-serangan terhadap tentara AFNEI di Surabaya yang dimulai
tanggal 27 Oktober 1945. Hal ini menyebabkan jatuh korban baik militer maupun sipil,

2
sehingga Jenderal Hawthorn meminta Presiden Soekarno untuk menandatangani
gencatan senjata.
b. Bentrokan dengan tentara AFNEI tetap berlanjut meski gencatan senjata sudah
ditandatangani. Salah satu bentrokan yang terjadi di Jembatan Merah menyebabkan
Jenderal Inggris, A.W.S Mallaby terbunuh yang menjadi latar belakang pertempuran
10 November di Surabaya.

SUPER "Solusi Quipper"


Sudirman merobek bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya, Ploegman kesal pimpin
bersihin sepeda (September) lalu bertempur hingga 10 November 1945.

B. Pertempuran Lima Hari Di Semarang


Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan serangkaian pertempuran yang dilakukan
rakyat Semarang melawan Jepang sejak tanggal 15-20 Oktober 1945.

Adapun latar belakang Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah sebagai berikut.
1. Tentara Jepang lari ketika akan dipindahkan dari Cepiring ke Bulu untuk bergabung
dengan pasukan Jepang lainnya di Markas Kidobutai, Jatingaleh.
2. Gugurnya dr. Karyadi oleh Jepang saat akan mengecek kebenaran desas-desus
reservoir Siranda, sumber air Kota Semarang yang kabarnya diracun Jepang.

Kematian dr. Karyadi berawal dari penyerangan Jepang ke reservoir Siranda yang
dijaga 8 Polisi Istimewa pada tanggal 14 Oktober 1945. Penyerangan reservoir Siranda
menyebabkan tersebarnya desas-desus bahwa Jepang telah meracuni reservoir yang
merupakan sumber air bagi rakyat Semarang tersebut. Mendengar hal itu, dr. Karyadi yang
merupakan Kepala RS. Purusara memeriksa kebenaran kabar tersebut. Namun, di tengah
jalan, tepatnya ketika di Jln. Pandanaran, mobil yang ditumpangi dr. Karyadi ditembaki
oleh Jepang dan menyebabkan dirinya gugur.
Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945, Jepang menyerang pusat Kota
Semarang yang dipertahankan oleh rakyat Semarang. Berita gugurnya dr. Karyadi cepat
meluas dan menyebabkan kemarahan rakyat Semarang tersulut sehingga pertempuran
meluas ke berbagai penjuru Kota Semarang. Dalam penyerangan tersebut, Jepang berhasil
menawan Gubernur Jawa Tengah, Mr. Wongonegoro.
Pertempuran Lima Hari di Semarang, diselingi dengan usaha gencatan senjata
oleh Jenderal Nakamura dan Kasman Singodimejo. Pertempuran mulai reda pada
tanggal 19 Oktober 1945, ketika Sekutu datang ke Semarang dan memerintahkan untuk

3
gencatan senjata dalam konferensi di Hotel du Pavilion tanggal 20 Oktober 1945. Untuk
memperingati Pertempuran Lima Hari di Semarang, dibangun Monumen Tugu Muda
pada tanggal 10 November 1950.
SUPER, Solusi Quipper
Untuk mengingat peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang, perhatikan
kumpulan kata kunci berikut ini.

Dokter Karyadi reservasi (reservoir) tiket dari Semarang ke Jepang selama 5 hari untuk
beli Octopus (Oktober).

C. Palagan Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 dan berakhir pada
tanggal 15 Desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyat Indonesia
melawan pasukan Sekutu.

1. Latar Belakang Palagan Ambarawa


Pertempuran di Ambarawa dimulai ketika Brigade Artileri Sekutu di bawah pimpinan
Brigadir Bethell untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang pada tanggal
20 Oktober 1945. Namun, kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA. Pada awalnya
kedatangan Sekutu disambut baik oleh Gubernur Jawa Tengah, Mr. Wongsonegoro dan
Sekutu berjanji tidak mengganggu kedaulatan RI.

Awal Pertempuran Ambarawa adalah tindakan Sekutu dan NICA yang mempersenjatai
kembali tawanan perang.

Namun, Sekutu mengingkari Janji dengan mempersenjatai kembali tawanan


yang dibebaskan sehingga menimbulkan Insiden di Magelang yang kemudian dapat
diselesaikan melalui campur tangan Presiden Soekarno.

SUPER, Solusi Quipper


Kutu kuasai 2 Rawa (Ambarawa), dengan TiKaR (TKR) Tawanan Perang.

4
2. Pertempuran Ambarawa
Setelah insiden di Magelang, secara diam-
diam Sekutu mundur sehingga dikejar
oleh pasukan TKR. Saat pengunduran
diri, Sekutu mencoba menduduki dua
desa di Ambarawa. Pasukan TKR di bawah
pimpinan Letkol. Isdiman mencoba
membebaskan dua desa tersebut, namun
beliau gugur.
Gugurnya Letkol. Isdiman
digantikan oleh Kolonel Sudirman. Di Gambar 3.2 Sudirman (memakai jubah), pemimpin
pertempuran Ambarawa.
bawah pimpinan Kolonel Sudirman, Sumber: Wikipedia.org
TKR mengadakan koordinasi di sekitar
Ambarawa untuk melakukan pengepungan dari segala sisi dan kemudian melakukan
serangan serentak.
Pertempuran di Ambarawa dimulai sejak tanggal 12 Desember 1945 – 15 Desember
1945. Pertempuran Ambarawa berakhir ketika TKR berhasil memukul mundur Sekutu
sampai Semarang. Karena jasanya, maka pada tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Sudirman
diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jenderal. Untuk memperingati
pertempuran Ambarawa, tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Angkatan Darat
atau Hari Juang Kartika.

D. Pertempuran Medan Area


1. Latar Belakang
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D
Kelly mendarat di Sumatra Utara yang diikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini menyatakan
kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan dan mengevakuasi
tawanan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan
dipersenjatai.
Selain itu, ada beberapa peristiwa yang melatarbelakangi pertempuran Medan Area,
antara lain sebagai berikut.
a. Insiden tanggal 13 Oktober 1945 di Hotel, Jln. Bali, Medan. Seorang penghuni hotel
merampas dan menginjak lencana merah putih dari warga setempat. Insiden ini
mengakibatkan 96 korban luka-luka yang sebagian besar adalah orang-orang NICA.
b. Ultimatum Inggris pada tanggal 18 November 1945 agar rakyat Indonesia di Sumatra
Utara menyerahkan senjatanya.
c. Aksi sepihak Inggis yang menentukan batas kekuasaannya di Medan pada tanggal

5
1 Desember 1945 dengan memasang spanduk yang bertuliskan “Fixed Boundaries
Medan Area” di berbagai sudut Kota Medan.

Tanggal 10 Oktober TKR Sumatra Timur dibentuk dan dipimpin oleh Achmad
Tahir.

2. Pertempuran Medan Area


Pemasangan spanduk oleh Sekutu
merupakan tantangan bagi Pemuda
Medan. Pada tanggal 10 Desember
1945, Sekutu dan NICA melancarkan
serangan besar-besaran terhadap kota
Medan yang dipertahankan oleh TKR.
Gambar 3.3 Para Pejuang Kemerdekaan RI.
Serangan ini menimbulkan banyak Sumber: Wikipedia.org

korban di kedua belah pihak. Pada


bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki Kota Medan dan memaksa Pemerintah RI
keluar dari Medan. Unsur pemerintah RI seperti gubernur, TKR, dan walikota memindahkan
markasnya di Pematang Siantar. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan dan sekaligus
menyatukan semua kekuatan perjuangan. Pada tanggal 10 Agustus 1946 dibentuk
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area yang bermarkas di Trepes. Komando
resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan.

SUPER, Solusi Quipper


Kelly dari Inggris bebaskan Tawon (Tawanan) bersenjata di Medan untuk makanan
Octopus (Oktober) saat Natal (Desember)

E. Bandung Lautan Api


Bandung Lautan Api merupakan peristiwa kebakaran besar di Bandung, Jawa Barat, pada
tanggal 23 Maret 1946. Pembakaran ini dilakukan oleh penduduk Bandung dalam proses
pengosongan Kota Bandung.

1. Latar Belakang
Pasukan AFNEI di bawah pimpinan Brigadir MacDonald memasuki Kota Bandung pada
tanggal 12 Oktober 1945. Ketegangan terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut.

6
a. Sekutu menuntut penduduk Bandung menyerahkan semua senjata dari hasil
pelucutan tentara Jepang.
b. Ultimatum Sekutu untuk mengosongkan Bandung Utara selambat-lambatnya
tanggal 29 November 1945 dengan alasan keamanan rakyat.
c. Sekutu tanggal 23 Maret 1946 untuk mengosongkan Bandung Selatan.

2. Bandung Lautan Api


Sejak kedatangan Sekutu dan NICA di Bandung, banyak tindakan provokatif yang dilakukan
Sekutu seperti meminta pelucutan senjata dan tindakan tentara Belanda yang baru
dibebaskan dari Jepang yang mengundang amarah warga Bandung. Puncak kemarahan
ini ditandai dengan penyerangan TKR dan badan perjuangan lainnya ke markas-markas
Sekutu di Bandung Utara, seperti Hotel Homann dan Preanger.
Menanggapi serangan tersebut, tanggal 21 November
1945, MacDonald memberikan ultimatum kepada warga
Bandung dan TKR untuk mengosongkan Bandung Utara.
Namun, ultimatum tidak dihiraukan sehingga terjadi
beberapa insiden di Bandung. Untuk menyelesaikan
masalah, maka diputuskan Bandung dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Bandung Utara di bawah kekuasan Sekutu dan NICA
b. Bandung Selatan di bawah kekuasaan Republik
Indonesia
Namun, Sekutu dan NICA tetap merasa terancam, maka
Gambar 3.4 Monumen Bandung
tanggal 23 Maret 1946 mengeluarkan ultimatum kedua agar Lautan Api.
Sumber: Wikipedia.org
Bandung Selatan juga dikosongkan dan penduduk beserta
TRI (perubahan dari TKR-red) mundur sejauh 11 km dari Bandung Selatan.
Karena campur tangan Pemerintah Pusat di Jakarta, TRI melakukan evakuasi
penduduk untuk mengosongkan Bandung Selatan. Namun, sebelum mengosongkan
kota, warga Bandung dan TRI membakar rumah-rumah dan bangunan di Bandung agar
tidak dapat dimanfaatkan sebagai pertahanan Sekutu.

Pembumihangusan Bandung merupakan ide dari Kolonel A.H. Nasution dengan tujuan
agar Sekutu tidak dapat memanfaatkan fasilitas dan bangunan di Bandung sebagai
pertahanan.

Selain membakar Bandung, TRI dan milisi rakyat menyerang di beberapa pos Sekutu.
Pertempuran besar terjadi di Dayeuhkolot yang terdapat gudang amunisi Sekutu. Dua

7
milisi rakyat bernama Muhammad Toha dan Ramdan berhasil meledakkan gudang
amunisi tersebut.

SUPER, Solusi Quipper

Nasution orang Bandung menemukan Kutu di warung Pak Mac Donald lalu diBAKAR.

F. Peristiwa Merah Putih Di Manado


Peristiwa Merah Putih di Manado adalah bentuk perjuangan yang dilakukan oleh Pemuda
Manado dan pejuang dari KNIL untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan
merebut tangsi militer Teling, Manado dari kekuasaan NICA. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 14 Februari 1946.

Disebut sebagai Peristiwa Merah Putih sebab setelah merebut tangsi militer Teling,
para pejuang mengibarkan dan melakukan upacara bendera sebagai tanda Indonesia
telah merdeka dan siap mempertahankan kemerdekaannya.

Aksi ini dilatarbelakangi oleh diskriminasi yang diterima tentara KNIL dari pribumi
serta misi khusus yang diberikan oleh Gubernur Sulawesi, Sam Ratulangi untuk melakukan
gerakan bawah tanah dalam rangka mendukung kemerdekaan RI. Tujuan peristiwa Merah
Putih di Manado adalah sebagai berikut.
1. Melucuti dan menangkap prajurit KNIL keturunan Belanda dan pejabat NICA.
2. Menguasai pos militer di Manado dan Tomohon.
3. Menguasai jaringan telepon dan pengangkutan.

Namun, rencana ini tercium oleh Belanda sehingga beberapa pemimpin perjuangan
seperti C.H. Taulu dan Wuisan ditangkap.
Dalam peristiwa Merah Putih, direncanakan tanpa letusan senjata dan hanya ada
kokangan senjata “houderbak” sebagai gertakan. Peristiwa Merah Putih dipimpin oleh
Kopral Mambie Runtukahu beserta pemimpin dari Kompi 7 dimulai pukul 01.00 dini hari
dan langsung menguasai pos penjagaan serta membebaskan C.H Taulu dan Wuisan yang
juga ikut melucuti tentara Belanda.
Sekitar pukul 04.00, terjadi perobekan bendera Belanda di bagian birunya yang
disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih di tangsi Teling. Usai perebutan dan
pengibaran bendera merah putih, dilakukan upacara bendera di tangsi Teling dengan
Runtukahu sebagai inspektur upacara.

8
Peristiwa Merah Putih di Manado juga berhasil menangkap perwira KNIL seperti
Letkol De Vries, Kapten Blom, Letnan Verwayen, dan semua anggota NICA di Sulawesi
Utara. Selain itu, para pejuang juga berhasil membesarkan pejuang politik yang ditahan
seperti GE Dauhaan, A Manoppo, OH Pantouw, Max Tumbel, Dr Sabu, FH Kumontoy, CP
Hermanses, HC Mantiri, NP Somba, John Rahasia, dan Mat Canon.

Dampak Peristiwa Merah Putih di Manado adalah Indonesia berhasil menunjukkan pada
dunia bahwa perjuangan Indonesia tidak hanya terbatas di Pulau Jawa seperti yang
diucapkan Belanda di forum-forum internasional.

SUPER, Solusi Quipper


Sam Ratulangi melakukan upacara bendera di bawah tanah kota Manado di hari
Valentine /kasih sayang (14 Februari).

G. Puputan Margarana Di Bali


Perang Puputan Margarana terjadi pada tanggal 20 November
1946 di Bali. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan
Belanda untuk mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT)
setelah perundingan Linggarjati. Tokoh Puputan Margarana
yang terkenal adalah Letkol I Gusti Ngurah Rai. Pusat
kekuatan pasukan I Gusti Ngurah Rai yang dikenal dengan
nama pasukan Ciung Wanara ditempatkan di Desa Adeng
Kecamatan Marga.
I Gusti Ngurah Rai selaku Komandan Resimen Sunda
Kecil berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan
Gambar 3.5 I Gusti Ngurah Rai.
mengadakan serangan ke tangsi Belanda di Tabanan untuk Sumber: Wikipedia.org
merebut senjata NICA. Dalam serangan tersebut, pasukan I
Gusti Ngurah Rai berhasil memenangkan pertempuran.
Akibat kekalahan tersebut, tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar
Belanda mengurung dan melancarkan serangan udara di Desa Marga. Dalam serangan
tersebut, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti
bertempur habis-habisan. Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta 96 anggota pasukannya gugur
dalam pertempuran tersebut, sedangkan korban pihak Belanda diperkirakan 400 orang.
Sebagai peringatan atas peristiwa Puputan Margarana, didirikanlah Tugu Pahlawan
Taman Pujaan Bangsa, di Desa Marga. Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai telah
memudahkan Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur.

9
SUPER, Solusi Quipper
PUPUT dan NITa pergi ke bandara Ngurah Rai, tiketnya habis-habisan diborong Novi
(November).

10

Anda mungkin juga menyukai