Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH INDONESIA

BENTUK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM


MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA

Oleh :
Arta Perdana Hutauruk
XI Mipa 2

SMA N 1 KABUN
Tahun ajaran 2021/2022

1
DAFTAR ISI :
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………...03
A. PERJUANGAN FISIK……………………………………………………………………………….03
B. PERJUANGAN DIPLOMASI……………………………………………………………………..15
BAB II
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………..20

2
BAB 1
I. PEMBAHASAN

“BENTUK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN


KEMERDEKAAN INDONESIA”

Keberhasilan Jepang dan belanda menguasai beberapa wilayah Indonesia setelah


merdeka, merupakan akibat dari propaganda-propaganda yang dilakukan oleh penjajah
terhadap bangsa Indonesia, tujuan nya adalah menarik simpati sehingga rakyat tidak melakukan
perlawanan.
Banyak masyarakat yang menderita saat wilayah nya dikuasai oleh penjajah. Tetapi, bangsa
Indonesia kemudian mencoba untuk melakukan perlawanan untung memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia
Bentuk perjuangan yang dilakukan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
yaitu : perjuangan/perlawanan fisik dan perjuangan diplomasi

A. PERJUANGAN FISIK
Perjuangan fisik merupakan perjuangan yang dilakukan dengan menggunakan senjata
atau mengandalkan kekuatan militer
Perjuangan fisik dilakukan lewat pertempuran. Berikut adalah perjuangan fisik yang
dilakukan bangsa Indonesia dalam mempertahan kan kemerdekaan:

1. Insiden Hotel Yamato


Peristiwa perobekan bendera merah putih terjadi di hotel ini. Pada tanggal 19
september 1945 karena perundingan karena perundingan antara insiden Surabaya
bernama sudirman dan Mr. W.V.Ch. ploegman untuk menurun kan bendera belanda
mengalami kegagalan. Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintahan presiden
Soekarno mengeluarkan maklumat pada tanggal 31 agustus 1945 untuk menetapkan
bendera merah putih sebagai bedera nasional yang harus ters dikibar kan diseluruh
wilayah idonesia.

3
Seluruh pelosok kota Surabaya juga turut melakukan gerakan pengibaran bendera
tersebut diberbagai lokasi strategis. Lokasi pengibaran bendera antara lain, adlah
teras atas gedung kantor karesidenan (kantor syucokan, gedung gubernur di jalan
pahlawan), di atas gedung enternatio, juga banyak pemuda yang datang dari segala
penjuru Surabaya membawa bendera ke tambak sari (lapangan stadion gelora, 10
november) untuk menghadiri rapat raksasa oleh barissan pemuda surabaya. Rapat
tersebut di penuhi lambaian bendera merah putih dan pekikan’ merdeka’ oleh
massa yang terdiri dari para pemuda pihak kempeitai melarang rapat tersebut
namun tidak berdaya untuk menghentikan dan membubar kan massa.
Pada malam hari tanggal 19 september 1945 pukul 21.00, peristiwa hotel yamato
dimulai ketika sekelompok orang belanda yang di pimpin oleh Mr. W.V.Ch.
Ploegman mengibarkan bendera belanda berwarna merah putih biru tanpa meminta
persetujuan pemerintah RIdaerah Surabaya. Mereka mengibarkan bendera pada
tiang di tingkat paling atas hotel yamato, di sisi utara yang akibat nya menjadi
penyebab peristiwa di hotel yamato, Surabaya. Para pemuda Surabaya melihat nya
keesokan hari dan marah karena menganggap belanda telah menghina kedaulatan
Indonesia dengan melakukan hal tersebut. Mereka juga menggap belanda ingin
kembali menguasai Indonesia dengan melecehkan pengibaran bendera merah putih
yang sedang berlangsung di seluruh penjuru Surabaya.

2. Pertempuran Lima hari di Semarang

4
Peristiwa lima hari di semarang terjadi menjelang hari minggu malam tanggal 15
oktober1945. Kondisi kota semarang saat itu sangat mencekam terutama di area pos
BKR dan para pemuda. Pasukan pemuda yang terdiri dari beberapa kelompok yaitu
BKR, polisi istimewa, AMRI,AMKA(Angkatan Muda Kereta Api) dan lainnya juga telah
berjaga- jag. Jepang dibantu oleh 675 orang pasukan, yang singgah ke semarang
untuk menambah logistic dalam perjalanan dari irian ke Jakarta dan berpengalaman
di medan perang irian. Kondisiinya sangat kontras dari para pejuang Indonesia yang
lebih mengandalkan keberanian dibandingkan dengan jepang yang persenjataannya
lebih lengkap. Pasukan para pemuda sama sekali belum pernah bertempur, jarang
mendapatkan pelatihan untuk pasukan polisi istimewa, mereka adalah anggota BKR
dan eks PETA, serta hampir tidak bersenjata.
Tanggal 15 oktober 1945 pukul 03.00 pasukan kidobutai menyerang mendadak ke
markas BKR Semarang, di kompleks bekas sekolah MULO di mugas, belakang bekas
pom bensin pandaranan. Tiba- tiba pasukan kidobutai menyerang dari sebuah bukit
rendah di belakang markas. Mereka diperkirakan berjumlah 400 orang dan
menyerang dari dua arah menggunakan tembakan pelempar granat dan senapan
mesin. Setelah perlawaanan selamasetengah jam, pemimpin BKR mengundurkan diri
dan meninggalkan markas untuk menghindari kepungan jepang. Pasukan bergabung
dengan pasukan Mirza sidharta dan para pemuda dari pati, lalu menyerag belasan
dengan sengit kepada jepang yang telah menguasai berbagai lokasi penting dalam
kota.
Pasukan Indonesia menggunakan taktik gerilya kota untuk eghindari pertempuran
terbuka, dengan serangan tiba tiba. Berkat taktik tersebut serangan kepada jepang
selalu datang dalam bentuk bergantian dan bergelombag, sehingga serangan tidak
dapat diprediksi dan menyulit kan jepang untuk menguasai kota. Diperkirakan
sekitar 2ribu orang tentara jepang menggunakan senjata modern terlibat dalam
peristiwa 5 hari di semarang tersebut. Simpang lima adalah lokasi paling sering
terjadi pertempuran. Disana merupakan lokasi monument tugu muda saat ini yang
juga berkaitan dengan sejarah lawang sewu sebagai saksi bisu pertempuran.
Puluhan pemuda yg terkepung dibantai dengan kejam oleh pasukan kidobutai. PMI
juga tidak dapat bergerak dengan leluasa untuk mengevakuasi mayat serta korban
luka. Bala bantuan untuk pemuda terus berdatangan dari area di sekitar semarang.
BKR berhasil berkonsolidasi untuk mendapatkan batuan dari wilyah lainya di jawa
tengah membuat keadaaan berbalik menyudutkan jepang. Jepang kemudian
meminta kepada Mr. wongsonegoro untuk menghentikan pertempuran sebagai
hasil akhir pertempuran lima hari di semarang walaupun para pemuda masih ingin
membalas, namun kedatangan sekutu di semarang pada 19 oktober 1945
mengakhiri pwristiwa lima hari di semarang.

5
3. Pertempuran ambarawa
Pada tanggal (20 oktober 1945), tentara sektu di bawah pimpinan brigadier bethel
mendarat di semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara
jepang yang berada di jawa tengah. Kedatangan sekutu ini di bonceng oleh (NICA ).
Kedatangan sekutu ini mula nya disambut baik, bahkan gubernur jawa tengah
(wongsonegoro /Mr. wongsonegoro) menyepakati akan menyediakan bahan
makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas sekutu, sedang sekutu berjanji
tidak akan mengganggu kedaulatan republic Indonesia.
Tanggal [23 november 1945 ] ketika matahari mulai terbit, mulailah tembak
menembak dengan pasukan sekutu yang bertahan di kompleks gereja dan kerkhop
belanda dijl. Margo agneng, pasukan Indonesia terdiri dari yon. [ilmam Adrongi], yon
[soeharto] dan yon [soegeng], tentara sekutu mengerah kan tawanan tawanan
jepang dengan diperkuat tank nya, menyusup ke tempat kedudukan indnesia dari
arah belakang karena itu pasukan Indonesia pindah ke bedono
Pertempuran ambarawa berlangsung 4 hari, dari 13-15 dsember 1945. Semangat
juang pasukan TKR menjadi penentu kemenangan dalam melawan musuh awall
pertempuran
Akhir pertempuran
Sekitar pukul 16.00 wib, TKR berhasil menguasai jalan raya ambarawa, semarang
dan pengempuan musuh dalam kota amabarawa berjalan dengan sempurna. Musuh
mulai mundur pada 14 desember 1945. Persediaan logistik maupun amunisi musuh
sudah jauh berkurang. Pada 15 desember 1945 pukul 17.30 wib, pertempuran
berakhir dengan kemenangan gemilang pada pihak TKR. Pasukan TKR berhasil
merebut benteng pertahanna sejkutu yang tangguh. Kemenangan pertemouran
ambarawa pada 15 deswmber 1945. Keberhasilan panglima besar jendral soedirman
kemudian di abadikan dalam bentuk monument palagan ambarawa. TNI AD
memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai hari invanteri.

6
4. Bandung Lautan Api
Pada 12 oktober 1945, pasukan inggris, brigader McDonald dan tentara belanda tiba
di kota bandung. Mereka menuntut agar seluruh senjata api yang ada di tangan
penduduk di serah kan pada mereka selain melucuti senjata, mereka juga meminta
bantuan untuk membebaskan tentara jepang dan tawanan eropa
Pada tanggal 25 november 1945 terjadi pertempuran di sejumlah daerah seperti
cihargeulis, sukajadi, pasirkailiki, viaduct [jembatan di atas jalan] dan balai kereta
api. Pesawat inggris menjatuh kan bom ke lengkong besar dan cicadas. Dilengkong
besar, tentara sekutu berusaha membebas kan tawanan eropa.
Pada 11 maret 1945 piihak sekutu berencana memindahkan basis militernya dari
Jakarta ke Bandung. Konvol terpanjang dari gabungan terbesar tentara sekutu pun di
hadang dalam perjalanan. Pertempuran pun bergolak selama lima hari. Pada tanggal
15 maret 1946 sekutu datang ke bandung dengan babak belur. Tercatat sekitar 115
tentara sekutu luka parah, 20 di antaranya terbunuh. Didasari pada kerugian perang
tersebutlah, inggris memberi ultimatum melalui pesawat perang untuk
menggososngkan kota bandung selambat lambat nya tengah malam 24 maret 1946.
Hal tersebut juga didasari oleh rencana sekutu yang ingin menjadi kan bandung
sebagai basis militer yang baru
Pada tanggal 24 maret 1946, eksekusi membumihanguskan bandung dilakukan pada
dini hari, 24 maret 1946. Dengan terbakarnya kota bandung maka sekutu tidak bisa
memakai bandung sebagai markas nya. Serangan dan aksi pembakaran oleh pejuang
yang yakin 200.000 orang dalam waktu 7 jam saja

7
5. Pertempuran Medan Area
Sokarno dan mohammad. Hatta atas nama bangsa Indonesia telah menyatakan proklamasi
kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 di Jakarta. Kabar gembira tersebut baru sampai ke
rakyat medan sepuluh hari berselang atau pada 27 agustus 1945
Namun kedatangan pasukan sekutu yang di sertai oleh NICA atau bala tentara belanda
membuat rakyat dan kaum pejuang di Sumatra utara merasa terusik.
Dalam peristiwa yang di sebut pertempuran medan area itu, pihak republic berhasil
melumpuhkan hamper 100 orang serdadu belanda. Hal ini membuat militer belanda murka dan
menetapkan sejumlah aturan
Ditegas kan oleh belanda bahwa rakyat Indonesia di medan tidak boleh membawa senjata.
Mereka yang masih membawa senjata di wajibkan menyerahkan nya kepada pihak belanda
atau sekutu tentu saja rakyat medan tidak mematuhi aturan tersebut. Petrik matanasi dalam
“sejarah pertempuran medan area”. Menuliskan, tanggal 1 desember 1945, sekutu
menetapkan beberapa garis batas di beberapa titik kota medan

Konflik kian membara. Terjadilah peperangan lagi pada 10 desember 1945. Pasukan RI
dibawah komando abdul karim meladeni tentara sekutu atau belanda di delitua.
Dikota medan, sekutu dan NICA melancarkan serangan besar besaran. Tercatat dalam
sejarah nasional Indonesia VI (1984) karena merwati djoened poes ponegoro dan kawan
kawan, kaum rakyat pejuang di medan meladeni serbuan tersebut. Perang yang terjadi
membuat jatuh nya banyak korban dari kedua belah pihak
Aksi aksi bersenjata itu lalu di kenal sebagai pertempuran medan area. Setelah itu, medan
terbagi dua. Sisii timur yang kearah pedalaman Sumatra utara di kuasai rpublik. Jalan kereta
api dari pulau Brayan ke medan jadi pembatas nya
Pada bulan april 1945 pemerintah RI didalam kota medan terus di desa militer militer asing itu
hingga akhir nya gubernur Sumatra, walikota medan, dan petingggi TKR menyingkir ke

8
pematang siantar . setelah itu , medan menjadi salah satu kota penting bagi NICA dan menjadi
ibu kota negara Sumatra timur.

6. Perang Padri
Perang Padri merupakan perang yang pernah terjadi di Provinsi Sumatera Barat dan
sekelilingnya mulau tahun 1803 hingga 1838. Khususnya di wilayah Kerajaan Pagaruyung.
Awalnya perang ini terjadi karena perbedaan prinsip tentang agama tapi lama-lama menjadi
perjuangan melawan penjajah. Sejarah penting ini memang terjadi ketika masa penjajahan
Belanda di Indonesia. Penjajahan Belanda di Indonesia juga tak terlepas dari sejarah
berdirinya VOC. Sebelum Perang Padri, ada sejarah perang kamang yang termasuk perang
melawan penjajah.

Perang Padri ini tidak beda jauh dengan perang saudara. Maksudnya perang saudara antar
sesama penduduk Sumatera Barat. Diawali dengan timbulnya perbedaan pendapat antara
sekelompok ahli agama islam yang disebut dengan Kaum Padri dengan Kaum Adat di wilayah
Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya. Kaum Padri menilai bahwa kebiasaan Kaum Adat yang
berlawanan dengan syariat islam. Kebiasaan yang berlawanan seperti judi, sabung ayam,
penggunaan obat terlarang, konsumsi miras dan penggunaan hukum matriarkat untuk
pembagian warisan. Padahal sebelumnya Kaum Adat sudah menyatakan diri memeluk islam
dan berkata akan meninggalkan kebiasaan yang berlawanan dengan syariat islam.

Tingkah Kaum Adat ini membuat Kaum Padri marah sehingga meletuslah perang saudara di
tahun 1803. Perang saudara antar sesama Mandailing dan Minang. Pemimpin Kaum Padri
adalah Harimau Nan Salapan sementara Kaum Adat dipimpin Sultan Arifin Muningsyah. Tapi
pada tahun 1833, Perang Padri berubah dari perang saudara menjadi perang melawan
penjajah. Awal mulanya karena Kaum Adat yang terdesak malah memohon bantuan pada
Belanda di tahun 1821. Sayangnya, keterlibatan Belanda membuat keadaan semakin kacau
dan ruwet. Belanda malah terlalu mencampuri Kaum Adat. Daripada menghadapi dua musuh
yang sama yaitu Kaum Padri dan Belanda, Kaum Adat mulai melawan Belanda dan

9
bergabung dengan Kaum Padri. Akhirnya etnis Minang dan Mandailing bersatu untuk
mengalahkan penjajah bersama-sama.
Perang Padri adalah peperangan melawan penjajah yang mengorbankan banyak hal. Mulai
waktu yang cukup lama, harta benda dan banyak jiwa. Hasil akhir dari peperangan ini akhirnya
dimenangkan oleh Belanda. Dampak lainnya seperti runtuhnya Kerajaan Pagaruyung,
menurunnya ekonomi masyarakat Minang dan membuat orang-orang berpindah dari area
konflik.
Akhir yang buruk untuk semua etnis Minangkabau. Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap
dan Belanda berhasil menguasai Benteng Bonjol pada tahun 1837. Perang masih terus
berlanjut hingga pertahanan terakhir Kaum Padri, di Rokan Hulu, dikalahkan oleh Belanda
pada tahun 28 Desember 1838. Tuanku Tambusai yang waktu itu memimpin Rokan Hulu
terpaksa mundur dan pindah ke Negeri Sembilan yang terletak di Semenanjung Malaya.
Semua perlawanan rakyat Minangkabau berhasil ditumpas oleh Belanda. Padangse
Bovenlanden di bawah kendali Hindia Belanda dan Kerajaan Pagaruyung akhirnya menjadi
bagian Pax Netherlandica

Demikian informasi tentang sejarah Perang Padri. Mulai dari latar belakang, penyebab, proses
terjadi dan akhir ceritanya. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan sejarah pembaca
sekaligus menghormati perjuangan leluhur kita khususnya masyarakat Sumatera Barat dalam
melawan kolonialisme.

7. Perang Diponegoro
Salah satu bukti sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan Hindia Belanda adalah
Perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun, yakni 1825 hingga 1830.
Cikal bakal meletusnya peristiwa sejarah Perang Diponegoro adalah kedatangan Marsekal
Herman Willem Daendels di Batavia pada 1808. Diponegoro lahir pada 11 November 1785
dari pasangan R.A. Mangarawati dan Gusti Raden Mas Suraja yang di kemudian hari naik
takhta dan bergelar Hamengkubuwana II.

10
Sebagai Pangeran Kesultanan Yogyakarta, Diponegoro sewaktu lahir bernama Bendara
Raden Mas Mustahar. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Bendara Raden Mas
Antawirya.

Lalu berubah kembali seiring dengan ayahnya yang naik takhta menjadi raja. Setelah sang
ayah menjadi raja, maka nama Bendara Raden Mas Mustahar juga turut berubah menjadi
Pangeran Harya Dipanegara.
Pertikaian dan perseteruan Kerajaan Jawa dengan Belanda dimulai saat kedatangan Marsekal
Herman Willem Daendels di tanah Jawa tepatnya di Batavia pada 5 Januari 1808.

Sebagai utusan yang dikirim Perancis, Belanda ditugaskan mempersiapkan Jawa sebagai
basis pertahanan Perancis melawan Inggris.

Namun cara Daendels memerintah dianggap tidak berbudaya dan melanggar tata krama yang
menimbulkan kemarahan dari keraton. Daendels sering meminta akses pengelolaan sumber
daya alam dan perbudakan rakyat Jawa dengan tekanan kekuatan militer.
Daendels bahkan memaksa para penduduk Jawa membangun jalur transportasi dari Anyer
hingga Panarukan.

Terlebih setelah kematian Sri Sultan Hamengkubuwana I menjadi peluang bagi kolonial Hindia
Belanda memperkuat pengaruhanya di tanah Jawa khususnya di kalangan Kerajaan Jawa.
Pangeran Diponegoro awalnya tidak berniat campur tangan dalam urusan keraton. Dirinya
lebih memilih hidup terpisah karena posisi ibunya yang bukan seorang permaisuri.

Pangeran Diponegoro lebih tertarik pada masalah keagamaan dan hidup sebagai rakyat biasa.
Pangeran Diponegoro baru menaruh perhatian kepada keraton saat Belanda mulai banyak
mencampuri urusan internal keraton, masalah pungutan pajak yang tinggi kepada para petani.
Kemudian, puncak kemarahan sang pangeran terjadi saat makam leluhurnya akan dibongkar
untuk dijadikan jalan. Rencana pembangunan jalur transportasi yang melewati makam leluhur
dan kediaman neneknya membuat Pangeran Diponegoro murka dan memutuskan perang
dengan Belanda.
Pasak-pasak penanda yang telah dipasang para pekerja, dicabutnya dan digantikan dengan
tombak sebagai pernyataan perang.

11
Perang terbesar di Pulau Jawa ini dimulai pada 20 Juli 1825. Guna menghadapi Belanda,
Pangeran Diponegoro mengungsikan keluarganya dan bergerak secara gerilya.

Terbukti, Belanda gagal menangkap Pangeran Diponegoro di Tegalrejo meski akhirnya


kediamannya dibakar.

Pangeran Diponegoro dan pasukannya bergerak ke arah selatan dan membangun basis
militer di Goa Selarong yang terletak lima kilometer dari arah Kota Bantul.

Peristiwa sejarah Perang Diponegoro itu berhasil meraih simpati rakyat. Selama masa
peperangan, rakyat turut berjuang bersama melawan Belanda.

Aksi heroik Pangeran Diponegoro juga mendapat simpati dari kalangan bangsawan lainnya
dan pejuang lainnya seperti Kyai Mojo, Sentot Prawirodirdjo, dan Kerta Pengalasan.
Pada 1827 Belanda melancarkan penyerangan dengan sistem Benteng yang membuat posisi
pasukan Diponegoro terjepit.
Satu per satu para pemimpin perang yakni Kyai Mojo, Pangeran Mangkubumi, dan Sentot
Prawirodirjo ditangkap oleh Belanda.
Belanda melalui Jenderal De Kock berhasil menekan Pangeran Diponegoro dan pasukannya
di Magelang. Di sanalah Pangeran Diponegoro menyerah dan ditangkap.

Setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro kemudian diasingkan ke Manado lalu dipindahkan


ke Makassar hingga wafat di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.
Ditangkapnya Pangeran Diponegoro menjadi akhir perlawanan kaum bangsawan Jawa.
Pertempuran tersebut menewaskan banyak orang.
Merujuk M.C. Ricklefs dalam 'A History of Modern Indonesia Since 1300" disebutkan, peristiwa
sejarah Perang Diponegoro itu menimbulkan korban 8.000 jiwa dari pihak Hindia Belanda,
7.000 orang pribumi, dan 200.000 warga sipil.

8. Serangan Puputan
Sejarah perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Bali terwujud dalam
Puputan Margarana tanggal 20 November 1946. Ini adalah pertempuran habis-habisan yang
dilancarkan kaum pejuang dan rakyat Bali melawan pasukan Belanda yang ingin berkuasa
kembali.
Puputan Margarana merupakan salah satu perang terdahsyat yang terjadi di Bali pada masa
Revolusi Fisik. Perang ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf. I Gusti Ngurah Rai. Puputan
Margarana menjadi medan perjuangan rakyat Bali yang tidak ingin dijajah lagi oleh Belanda.
Dalam bahasa Bali, puputan dapat dimaknai sebagai perang yang dilakukan hingga mati atau
sampai titik darah penghabisan. Sedangkan Margarana merujuk pada lokasi pertempuran
yang kini menjadi kecamatan bernama Marga di Kabupaten Tabanan, Bali.

12
Pagi-pagi buta tanggal 20 November 1946, Belanda mengerahkan pasukan dan mengepung
desa yang menjadi pertahanan tentara rakyat Bali. Terjadilah aksi tembak-menembak yang
membuat Belanda agak terdesak.

Belanda terpaksa mengerahkan seluruh kekuatan militernya yang ada di Bali ditambah
mendatangkan pesawat pengebom dari Makassar.

Meskipun dikepung dan kalah jumlah prajurit maupun persenjataan, I Gusti Ngurah Rai dan
pasukannya serta rakyat Bali pantang menyerah. Mereka bertekad tidak akan mundur sampai
tetes darah terakhir.
Komando puputan pun diserukan. Perang habis-habisan dilancarkan demi tegaknya
kemerdekaan Indonesia sekaligus demi harga diri rakyat Bali. Terjadilah pertempuran besar
yang sejatinya tidak seimbang.

Pasukan Bali yang berjumlah kurang dari 100 orang seluruhnya gugur di medan laga,
termasuk I Gusti Ngurah Rai. Namun, Belanda juga mengalami kerugian besar. Sebanyak 400
orang tentaranya tewas.

Untuk mengenang peristiwa heroik itu, di lokasi Puputan Margarana kini berdiri Tugu
Pahlawan Taman Pujaan Bangsa. I Gusti Ngurah Rai pun ditetapkan sebagai pahlawan
nasional oleh pemerintah RI.

Selain itu, nama I Gusti Ngurah Rai juga diabadikan sebagai nama bandara internasional di
Bali dan Kapal Perang Republik Indonesia atau KRI, juga disematkan untuk profil mata uang
pecahan Rp50 ribu pada 2005.
Jika dari pihak Bali terdapat nama I Gusti Ngurah Rai sebagai tokoh utama, dari kubu Belanda
tersebutlah nama Kapten J.B.T König dan Letnan Kolonel F. Mollinger sebagai pemimpin
pasukan NICA.

13
B. PERJUANGAN DIPLOMASI
Perjuangan diplomasi adalah sebuah kebijakan luar negri untuk berkomunikasi, bekerja sama
lewat dialog, dan bernegosiasi. Perjuangan diplomasi bertujuan untuk menciptakan perdamaian
dunia. Diplomasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang seperti pertahanan, keamanan, politik,
ekonomi, dan budaya. Pada masa revolusi Indonesia, pemerintah Indonesia banyak melakukan
perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman belanda. Berbagai
perjuangan diplomasi yang dilakukan yatu sebagai berikut:

1. Perundingan linggar jati


PERUNDINGAN Linggarjati merupakan suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di
Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai
status kemerdekaan. Berikut isi kesepakan perjanjian Linggarjati yang dikutip lewat buku
Sejarah Nasional dan Sejaran Umum, Penerbit Angkasa (1995):
 Belanda mengakui secara de facto atas wilayah Jawa, Sumatera dan Madura
 Pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat membentuk RIS atau Republik Indonesia Serikat
pada 1 Januari 1949
 Republik Indonesia Serikat dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan
pesertanya RIS, Nederland, Suriname Curacao dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya

Tokoh yang terlibat dalam perundingan Linggarjati:


Di pihak Indonesia adalah:
1. Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia
2. Amir Sjarifuddin, Menteri Pertahanan
3. Johannes Leimena
Pihak Belanda terdiri dari:
1. Willem Schermerhorn, Perdana Menteri Belanda tahun 1945-1946
2. F. De Boer, politikus Partai Liberal
3. Max van Poll, politisi Partai Katolik
4. Hubertus van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. (OL-13)

Perundingan linggar jati

14
2. Perjanjian renville
Perjanjian Renville (1948) tercatat sebagai salah satu peristiwa sejarah dalam usaha
memperjuangkan kedaulatan bangsa Indonesia.
Perjanjian Renville diambil setelah Belanda tak kunjung menepati hasil Perjanjian Linggarjati
(1947) yaitu mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto.
Belanda terus melanggar perjanjian dengan berusaha menguasai wilayah Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS)
Sementara Indonesia juga merasa bahwa Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan karena
wilayah yang diakui sangatlah sempit
Agresi Militer Belanda I yang dimulai sejak 21 Juli 1947 tak hanya menimbulkan reaksi di
tanah air namun juga dunia Internasional.

Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) kemudian membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang
terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Indonesia memilih Australia yang diwakili oleh Richard Kirby sementara Belanda memilih
Belgia yang diwakili oleh Paul van Zeeland.

Kemudian Australia dan Belgia bersepakat memilih Amerika Serikat yang diwakili oleh Frank
Porter Graham.

Dalam perundingan tersebut, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan
pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo.

Pada 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948 Perjanjian Renville disepakati di atas kapal
perang Amerika Serikat USS Renville sebagai tempat netral.

15
3. Perundingan roem royyen
Perjanjian Roem-Royen menjadi salah satu dari perundingan dengan Belanda dalam sejarah
Indonesia pasca-kemerdekaan. Perundingan Roem-Roijen dimulai pada 14 April 1949 dan
ditandaangi pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

Nama Perjanjian Roem-Royen diambil dari para pemimpin delegasi di kedua pihak. Dari
Indonesia ada Mohamad Roem, delegasi Belanda yang dipimpin oleh Herman van Roijen
Sempat berjalan alot, Indonesia akhirnya dapat menjalankan kembali roda pemerintahannya
yang sebelumnya terhenti akibat Agresi Militer Belanda II.
Para pemimpin pemerintahan yang ditawan Belanda pun dibebaskan dan dipulangkan ke
Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota sementara Republik Indonesia.

Perjanjian Roem-Royen juga membuka peluang digelarnya Konferensi Meja Bundar (KMB)
dalam upaya pengakuan kedaulatan dari Belanda.
Pembuktian Eksistensi RI
Agresi Militer Belanda I berhenti dengan dilakukannya Perundingan Renville pada 8 Desember
1947. Namun, Belanda tidak menaati kesepakatan. Agresi Militer Belanda II dilakukan mulai
19 Desember 1948 dengan sasaran utama Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota
sementara RI.
Para petinggi pemerintahan RI, termasuk Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad
Hatta, dan sejumlah menteri ditawan oleh Belanda, bahkan diasingkan ke luar Jawa.
Indonesia ternyata belum habis. Kendali pemerintahan untuk sementara dialihkan kepada
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera
Barat.
Sementara itu, tanggal 1 Maret 1949 terjadilah serangan umum atau serangan besar-besaran.
Kota Yogyakarta yang semula diduduki Belanda mampu direbut oleh angkatan perang RI dan
dipertahankan selama 6 jam sebagai bukti eksistensi Indonesia.
Agresi militer kedua yang dibalas dengan Serangan Umum 1 Maret 1949 merugikan posisi
Belanda di peta politik internasional. Banyak negara, juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
yang mengecam aksi polisionil tersebut.
Pembuktian Eksistensi RI
Agresi Militer Belanda I berhenti dengan dilakukannya Perundingan Renville pada 8 Desember
1947. Namun, Belanda tidak menaati kesepakatan. Agresi Militer Belanda II dilakukan mulai
19 Desember 1948 dengan sasaran utama Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota
sementara RI.

Para petinggi pemerintahan RI, termasuk Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad
Hatta, dan sejumlah menteri ditawan oleh Belanda, bahkan diasingkan ke luar Jawa.

Indonesia ternyata belum habis. Kendali pemerintahan untuk sementara dialihkan kepada
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera
Barat.

16
Sementara itu, tanggal 1 Maret 1949 terjadilah serangan umum atau serangan besar-besaran.
Kota Yogyakarta yang semula diduduki Belanda mampu direbut oleh angkatan perang RI dan
dipertahankan selama 6 jam sebagai bukti eksistensi Indonesia.

Agresi militer kedua yang dibalas dengan Serangan Umum 1 Maret 1949 merugikan posisi
Belanda di peta politik internasional. Banyak negara, juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
yang mengecam aksi polisionil tersebut.
“Persetujuan Roem Roijen" membahas tentang ibu kota Yogyakarta yang sempat dikuasai
Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Adapun isi Perundingan Roem-Royen, seperti dikutip laman Kemendikbud, adalah sebagai
berikut:

Pemerintahan RI, termasuk para pemimpin yang ditawan, akan dikembalikan ke Yogyakarta.
Kedua pihak, Belanda dan Indonesia, memaksa untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang akan digelar di Den Haag, Belanda.
Delegasi Republik Indonesia juga mengajukan syarat dalam perundingan tersebut. Pemerintah
RI menuntut ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta.

Belanda menyetujuinya dan pengosongan wilayah Yogyakarta dilakukan mulai 2 Juni 1949 di
bawah pengawasan UNCI.

17
I. KESIMPULAN

Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, rakyat Indonesia harus


berjuang lagi agar kemerdekaan yang telah dicapai dihormati oleh bangsa
lain. Perjuangan rakyat Indonesia dilakukan dengan dua cara, yakni
perlawanan fisik dan diplomasi. Perlawanan fisik dilakukan dengan
kontak senjata. Sedangkan perjuangan dengan diplomasi dilakukan
melalui meja-meja perundingan dalam rangka menarik simpati dunia
internasional, serta menghasilkan kesepakatan.space

Dengan demikian, yang dimaksud perjuangan fisik adalah perjuangan


yang dilakukan dengan menggunakan senjata atau mengandalkan
kekuatan militer. Sedangkan perjuangan diplomasi adalah perjuangan
yang lebih mengutamakan perundingan, menarik simpati dunia
internasional, serta menghasilkan kesepakatan.space

18
DAFTAR PUSTAKA :
Triyanto, Niken Yuniari, Rumiyati 2006 IPS Terpadu Wajar dari Graham Pustaka.
Sutarto, Sunardi, Nanang Herjunanto dll, 2008 IPS untuk SMP/MTs Kelas IX Pusat Perbukuan BSE.
www.google.co.id

Penulis: Alhidayath Parinduri, Editor: Iswara N Raditya, Kontributor: Alhidayath Parinduri

Pertanto, E. 2010. Sejarah Indonesia. Jakarta: PT Bina Sumber Daya MIPA

19

Anda mungkin juga menyukai