Latar Belakang
Keinginan reunifikasi Korea telah muncul sejak kedua negara Korea ini
terpisah. Keduanya sadar bahwa terpisahnya Korea menjadi Korea Selatan dan
Korea Utara bukanlah keinginan dari rakyat Korea itu sendiri, tetapi karena adanya
faktor kekuatan eksternal. Oleh karena itu, kedua pihak ingin melakukan reunifikasi
meskipun dengan cara pandang yang berbeda. Korea Selatan mengartikan
reunifikasi sebagai cara untuk mengubah sistem yang ada di Korea Utara. Di sisi
lain, Korea Utara melihat bahwa reunifikasi merupakan cara untuk mengembalikan
kemurnian nasionalisme Korea.2
Upaya reunifikasi telah dilakukan sejak lama. Korea Utaralah yang pertama
kali mengupayakan ide reunifikasi ini melalui jalur perang dan mengabsorpsi
wilayah Korea Selatan, dan disampaikan pada pertemuan People’s Democratic
Front for the Unification of the Fatherland pada tanggal 28 Juni 1949.3 Disusul
oleh Korea Selatan yang juga mengupayakan reunifikasi secara lebih aktif. Korea
Selatan bahkan memberi mandat kepada setiap presiden Korea Selatan yang
tercantum dalam pasal 66 Konstitusi Korea 1948. Pasal ini berbunyi, “The
1
Oriza Sativa, 2017, Perubahan Kebijakan Korea Selatan Terhadap Korea Utara dari Masa
Pemerintahan Park Chung Hee hingga Park Geun Hye : Antara Pilihan Reunifikasi atau Co-existence.
Hlm. 1
2
Ibid. Hlm. 2
3
Ibid.
President shall have the duty to pursue sincerely the peaceful unification of the
homeland.”4 Dengan dasar tersebut, maka setiap presiden Korea Selatan kemudian
melanjutkan mandat dengan membuat kebijakannya masing-masing mengenai
reunifikasi.
Salah satu presiden Korea Selatan yang melakukan upaya reunifikasi ialah
Kim Dae-jung. Kim Dae-jung memerintah sebagai presiden Korea Selatan sejak 25
Februari 1998 hingga 25 Februari 2003. Kim Dae-jung ialah seorang aktivis
gerakan pro-demokrasi dan antimiliterisme. Karena hal tersebut, Kim Dae-jung
disebut sebagai “musuh negara”, dan dianggap sebagai penghambat atau
penghalang karena potensinya dalam mengancam stabilitas kekuasaan pemerintah
yang sangat berkepentingan menjaga status quo.5
4
Ibid. Hlm. 3
5
Dessy Fathimatuzzahrah & Leo Agung S., Upaya Reunifikasi Korea (Studi Tentang Pemerintahan
Presiden Kim Dae Jung di Korea Selatan Tahun 1998-2003). Hlm. 6
6
Ibid. Hlm. 7
ada kekerasan apa pun. Diharapkan agar sunshine policy dapat memberi kehangatan
dan rasa nyaman bagi pihak mana pun.
Hal lain yang dilakukan Kim Dae-jung selain membuat Sunshine Policy
adalah juga mengupayakan reunifikasi kedua Korea dalam forum-forum
internasional, salah satunya adalah dalam APEC Forum on Shared Prosperity and
Harmony di Seoul. Selain itu, Kim Dae-jung pun selalu berusaha memprioritaskan
pemulihan hubungan bilateral Korea Selatan dengan Korea Utara. Upaya-upaya
reunifikasi yang dilakukan oleh Kim Dae-jung tidak hanya karena adanya mandat
yang tercantum dalam pasal 66 Konstitusi Korea 1948 saja. Upaya dan keinginan
Kim Dae-jung dalam hal reunifikasi juga didukung oleh pribadinya sendiri yang
konsisten, cinta damai, dan ambisius.
Saat perayaan tahun baru 2018 lalu, presiden Korea Utara, Kim JongUn,
membuat banyak pihak menaruh harapan lebih akan keinginannya yang berniat
mengajak Korea Selatan untuk berdialog 7 . Hal ini semakin di perkuat dengan
dikeluarkannya pengumuman oleh Kim JongUn pada bulan Juli yang mengatakan
bahwa Korea Utara mengakhiri program nuklirnya dan mulai fokus membangun
perekonomian nasionalnya8.
7
Agni Vidya Perdana. 2018. Korea Utara di 2019: Antara Denuklirisasi dan Reunifikasi, [Online].
Diakses pada 6 Desember 2019 di
https://internasional.kompas.com/read/2018/12/31/23430011/korea-utara-di-2019--antara-
denuklirisasi-dan-reunifikasi?page=all.
8
Ibid.
ini, tentu banyak pihak yang berharap akan keberhasilan reunifikasi dua negara
tersebut.
Berbagai kerjasama antar dua negara ini mulai banyak dilakukan, seperti
contohnya kerjasama ekonomi di kawasan industri Gaesong yang juga untuk
meningkatkan economic linkage12, dan rencana pembangunan kereta cepat yang
9
Riva Dessthania Suastha.2018. Reunifikasi dan Denuklirisasi Korea Masih Jauh dari Kenyataan,
[Online]. Diakses pada 6 Desember 2019 di
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180426195602-106-293927/reunifikasi-dan-
denuklirisasi-korea-masih-jauh-dari-kenyataan
10
Ibid.
11
Mega Aldikawati. 2015. MASA DEPAN REUNIFIKASI KOREA (Dinamika Hubungan Korea Utara-
Korea Selatan dan Dampaknya Terhadap Stabilitas Keamanan di Kawasan Asia Timur Pasca
Perang Dingin), [Online]. Diakses pada 6 Desember 2019 di
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/polhi/article/view/63/45
12
Op.cit.
menghubungkan kedua negara 13 . Dapat dilihat keuntungan yang didapat kedua
negara dengan adanya kerjasama ini.
13
Ardi Priyatno Utomo. 2018. Kim dan Moon Berencana Bangun Kereta Cepat yang Hubungkan
Korsel-Korut, [Online]. Diakses pada 6 Desember di
https://internasional.kompas.com/read/2018/04/27/16402131/kim-dan-moon-berencana-
bangun-kereta-cepat-yang-hubungkan-korsel-korut
perbedaan budaya, kontras ideologi politik dan diskriminasi juga perlu untuk
diselesaikan. Korea Selatan berpendapat reunifikasi harus dicapai untuk
mewujudkan keinginan bebas 70 juta rakyat Korea yang sama sekali bebas dari
kekerasan. Kebijakan reunifikasi tersebut dimaksudkan untuk mengangkat cita-
cita, kebebasan, demokrasi, dan perdamaian yang berlawanan dengan rencana
Korea Utara untuk menyatukan Semenanjung Korea dengan kekuatan dibawah
komunisme.14
14
Suara Pembaruan, “Korea Selatan Perkuat Upaya Diplomatik Hadapi Korea
Utara”, 14 Mei 2007
15
Kompas, “Pertemuan Dua Korea Belum Membuahkan Hasil”, 19 Mei 2007
16
Park Young Ho,”International Perceptions of Korean Unification Issue”, Korean
Focus, Vol. 6, No.1, 1998, h. 147-8.
Korea Utara harus mengalami krisis penggantian kekuasaan besar ketika
pemimpinnya meninggalkan ajang politik. Bila melihat prospek tersebut, untuk
mewujudkan reunifikasi di Semenanjung Korea sangat sulit terwujud
dikarenakan perbedaan pengalaman dalam penanganan politiknya.
Dalam hal bidang ekonomi, Korea Utara dan Korea Selatan terpisah oleh
jembatan kesenjangan ekonomi yang sangat lebar. Korea Selatan yang menjadi
sekutu negara barat seperti Amerika Serikat serta dengan Jepang yang kini menjadi
negara dengan ekonomi terkuat di Asia. Sebagai negara industri, pendapatan per
kapita masyarakat Korea Selatan cukup tinggi. Sementara Korea Utara, yang
bertahun-tahun dapat dikatakan tertutup dari dunia internasional, menjadi negara
miskin dengan pendapatan per kapita yang rendah. Praktis kehidupan negara
komunis tersebut banyak bergantung kepada sekutu terdekatnya yaitu Cina.
Sejumlah embargo ekonomi yang hingga kini belum dicabut justru semakin
memperburuk perekonomian Korea Utara. Bila melihat prospek tersebut, untuk
mewujudkan reunifikasi di Semenanjung Korea sangat sulit terwujud. Adanya
perbedaan ideologi kedua negara tersebut serta keadaan perang yang hanya diakhiri
suatu gencatan senjata dan bukan oleh suatu perjanjian damai permanen. Disinilah
letak permasalahannya, bila nantinya isi perjanjian damai untuk menyelesaikan
konflik secara permanen, maka hal tersebut akan menentukan status akhir kedua
negara tersebut mengingat kedua negara ini memiliki ideologi yang sangat berbeda.
Selain itu, terdapat fakta selama adanya pemisah yaitu timbul suatu kesenjangan
kesejahteraan ekonomi antara kedua negara tersebut maka akan sulit bagi mereka
untuk bekerja sama mewujudkan reunifikasi ini. Korea Selatan muncul sebagai
salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi (2006: US$ 24,500)
sebaliknya Korea Utara diperkirakan merupakan salah satu negara termiskin saat
ini (GDP tahun 2006: US$ 1,800). Faktor-faktor itu tentunya semakin mempersulit
prospek reunifikasi.17
17
Byung-Joon Ahn,“Semenanjung Korea dan Keamanan Asia Timur”, dalam Robert A. Scanlapino,
Selzaburo Sato dan Yusuf Wanandi, “Masalah Keamanan Asia”, CSIS, Jakarta, 1990, h. 187.
Peluang Dalam Proses Reunifikasi Korea
Saat Inter-Korean Summit Pertama dilaksanakan pada 2000 sebagai salah
satu perwujudan Sunshine Policy mantan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung
yang ingin merekatkan kembali hubungan kedua Korea. Sejak saat itu, reunifikasi
selalu menjadi salah satu kebijakan penting dalam pemerintahan setiap presiden
Korea Selatan. Upaya-upaya jalur damai juga telah dilakukan untuk meredakan
berbagai ketegangan. Kondisi ini terjadi karena pada saat itu reunifikasi yang
dimaksudkan oleh masing-masing Korea adalah penyatuan kembali menjadi satu
negara utuh dalam satu sdministrasi kepemerintahan. Hingga pada tahun 2000,
kesepatakan reunifikasi melalui jalur damaipun disepakati oleh pemimpin masing-
masing Korea, Presiden Kim Dae Jong dan Kim Jong Il pada KTT yang dilakukan
di Pyongyang. Dan Sejak saat itulah, konsep baru reunifikasi Korea mulai
dikuatkan, yakni hidup bersama dengan damai dan sejahtera dengan mengakui
masing-masing pemerintahan, bukan reunifikasi dalam bentuk struktur tunggal
antara Utara – Selatan (Yoon 2004)18.
Di area demilitarized zone (DMZ), bendera reunifikasi, harapan-harapan
publik mengenai reunifikasi, dan sarana-sarana menuju reunifikasi (seperti
pembangunan Stasiun Dorasan yang memiliki rute kereta api menuju Pyong yang)
terpampang begitu nyata. Harapan tersebut kembali terulang pada Inter-Korean
Summit Kedua yang menekankan kerja sama ekonomi (menuju reunifikasi) dan
denuklirisasi kedua negara pada 2007. Pada Inter-Korean Summit kali ini, isu
reunifikasi dan denuklirisasi kembali menjadi hal yang paling disoroti. Dalam
deklarasi resmi yang dikeluarkan ke dua pihak (dan diterjemahkan secara resmi
oleh CNN), dinyatakan mendeklarasikan bahwa mereka sepakat untuk mengakhiri
permusuhan di antara mereka dan menekankan kedua pihak memiliki tujuan untuk
18
Arsyad, Rafika. "PELUANG DAN HAMBATAN UPAYA REUNIFIKASI KOREA PADA ERA
KIM JONG UN." Jurnal Power in International Relations (PIR) 3.1 (2018): 76-92.
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PIR/article/view/447/501
mencapai permanent peace (perdamaian secara permanen) melalui complete
denuclearization (denuklirisasi sepenuhnya)19.
Selain itu, sarana-sarana lain seperti pembangunan resort Kumgang yang
terdapat di Gunung Kumgang merupakan satu dari dua proyek ekonomi terbesar
kerja sama Korea Utara - Korea Selatan. Korea Utara melayangkan
pemberitahuan ke Korea Selatan kalau negaranya ingin mendiskusikan kerja sama
pembangunan sejumlah fasilitas yang dibangun oleh Korea Selatan di resort
gunung Kumgang yang berada di wilayah Korea Utara. Pembangunan di kawasan
gunung Kumgang ini adalah simbol kerja sama yang amat penting antara kedua
negara. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan fasilitas terbelakang
dan lusuh milik Korea Selatan di resor yang jarang digunakan Korea Utara harus
dipindahkan dan dibangun kembali dengan cara modern. Tetapi dari pihak Korea
selatan tidak memberikan jawaban secara langsung. Korea selatan akan
membicarakannya terlebih dahulu dengan pihak perusahaan seperti Hyundai Asan
sebelum menjawab surat pemberitahuan yang dilayangkan Korea Utara itu 20.
Melihat dari hambatan dan juga peluang dari upaya reunifikasi semenanjung
korea ini, reunifikasi sebenarnya sebagai sebuah proses sudah dimulai untuk
mencapai satu negara dengan satu system. Berbagai upaya dalam bentuk
pertemuan, semuanya memiliki solusi dan kesepakatan yang dapat dikerjakan oleh
kedua belah pihak untuk terus menerus mengurangi ketegangan.
19
Pratamasari, Annisa. “Peluang Reunifikasi Dua Korea.” 30 April 2018. Diakses pda 06 Desember
2019. [online]
http://hi.fisip.unair.ac.id/peluang-reunifikasi-dua-korea-oleh-annisa-pratamasari/
20
Tempo.Co. “Korea Utara ajak Korea Selatan Bahas Kerja Sama Resort Kumgang”. 25 Oktober
2019. Diakses pada 07 Desember 2019.
https://dunia.tempo.co/read/1264336/korea-utara-ajak-korea-selatan-bahas-kerja-sama-resort-
kumgang
meskipun ada naik turunnya, tetapi proses tersebut berada dijalan yang benar
dengan adanya pertemuan Inter-Korea Summit, September 19th Decoration,
Panmunjom Decoration,