Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
2023
Kata Pengantar
Dalam kesempatan ini, saya dengan bangga mempersembahkan makalah ini yang membahas
tentang komersialisasi pedofilia melalui media hiburan Jepang. Pengangkatan isu ini
merupakan salah satu upaya penulis untuk mempelajari dan memahami lebih dalam tentang
kekayaan budaya dan soft power yang dimiliki oleh bangsa Jepang.
Makalah ini bertujuan untuk mencari tahu lebih dalam bagaimana bentuk pedofilia
dikomersialisasikan melalui media hiburan dewasa Jepang, mencari tahu lebih dalam sikap
masyarakat lokal dan pemerintah Jepang mengenai komersialisasi pedofilia, dan mengetahui
dampak yang timbul dari hal tersebut kepada citra negara Jepang.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi
pembaca tentang sikap dan akibat yang muncul dari komersialisasi pedofilia melalui media
hiburan dewasa Jepang.
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepada dosen mata kuliah
Dinamika Kebudayaan Jepang, yaitu Prof. Dr. Bambang Wibawarta S.S., M.A. yang telah
memberikan kami pemahaman mengenai soft power serta kesempatan untuk mempelajari hal
ini lebih dalam. penulis juga ingin berterima kasih kepada sumber daya yang kami gunakan
dalam penelitian.
Daftar Isi
Bab I.......................................................................................................................................................1
Pendahuluan...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian.............................................................................................................2
Bab II..........................................................................................................................................3
Pembahasan................................................................................................................................3
2.1 Komersialisasi Pedofilia...................................................................................................3
2.2 Sikap Masyarakat Lokal Jepang.......................................................................................3
2.3 Sikap Pemerintah Jepang..................................................................................................3
Bab III........................................................................................................................................4
Penutup.......................................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................4
Daftar Pustaka............................................................................................................................5
Bab I
Pendahuluan
Salah satu media Jepang yang sering kita temukan di Indonesia adalah media hiburan.
Media-media hiburan Jepang yang umumnya kita ketahui adalah komik, anime, dan game.
Hal tersebut dinikmati oleh berbagai kalangan di Indonesia mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa.
Salah satu media hiburan Jepang yang dinikmati oleh orang dewasa adalah media hiburan
dewasa. Contoh dari media yang dimaksud adalah komik dewasa, anime untuk dewasa, dan
lain-lain. Dalam media hiburan dewasa Jepang kita dapat menemukan berbagai macam genre
dari yang normal hingga yang tidak. Pedofilia merupakan salah satu dari genre dari media
hiburan dewasa Jepang yang dikomersialisasikan. Banyak dari komik, anime, game yang
mengandung unsur pedofilia.
Pedofilia merupakan hal yang tidak lazim di Indonesia dan menimpulkan kontroversial
pada masyarakat global. Bahkan Australia sudah pengedaran dari beberapa media hiburan
Jepang yang memiliki unsur pedofilia. Namun, apakah masyarakat Jepang sendiri
menormalisasikan hal tersebut? Maka dari itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui
mengenai kegiatan komersialisasi pedofilia di Jepang lebih jauh lagi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Terdapat banyak rumusan masalah yang dapat dikaji dari topik komersialisasi pedofilia
yang terjadi di Jepang. Namun penelitian ini akan berfokus kepada beberapa rumusan
masalah yaitu:
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mencari tahu lebih dalam dari sikap
masyarakat lokal dan pemerintah Jepang mengenai komersialisasi pedofilia yang dilakukan
oleh Jepang. Kemudian, mengetahui dampak yang timbul dari hal tersebut di masyarakat
lokal jepang dan global.
Penelitian ini dibuat menggunakan metode studi literatur dalam pengambilan data-data
yang diperlukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan mencatat, dan mengolah
beberapa sumber seperti buku, jurnal ilmiah, dan makalah ilmiah yang berkaitan dengan
masalah dan tujuan penelitian ini.
2
Bab II
Pembahasan
Industri hiburan Dewasa di Jepang memang dikenal dengan konten seksual yang
ekstrem dan sering kali bertentangan dengan nilai kesopanan. Salah satu genre yang
dikomersialisasikan adalah pedofilia, seperti lolicon dan shotacon. Genre lolicon dapat
didefinisikan sebagai komik, anime, game, dan lain-lain yang menggambarkan situasi anak
gadis di bawah umur yang menjadi objek seksual. Sedangkan genre shotacon merupakan
anak laki-laki di bawah umur yang menjadi objek seksual.
Penyebaran dan penjualan hiburan dewasa dengan genre ini merupakan hal yang legal
di Jepang. Komik, anime, game, dan media hiburan lainnya yang bergenre pedofilia dapat
ditemukan dengan mudah di banyak toko pop culture di Jepang. hal tersebut menimbulkan
opini-opini masyarakat lokal maupun global.
3
Sampai saat ini, pemerintah tidak memberikan larangan terhadap peredaran hiburan
dewasa yang bergenre pedofilia. Karena hal ini sebenarnya membuat Jepang mendapatkan
keuntungan secara ekonomi dan politik dari perkembangannya.
Media hiburan dewasa ini merupakan salah satu barang yang diekspor oleh Jepang.
Para penggemarnya menghabiskan banyak uang untuk hal ini baik di dalam maupun di luar
Jepang sehingga budaya ini telah mendapatkan popularitas yang luar biasa. Menggunakan
soft power sebagai ekspor juga telah mengubah citra Jepang di muka seluruh dunia. Soft
power berhasil menggeser citra Jepang dari citra kekuatan militan yang ditinggalkan saat
Perang Dunia ke-2 menjadi negara yang diasosiasikan dengan keimutan yang polos dan
erotis.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Industri hiburan Dewasa di Jepang memang dikenal dengan konten seksual yang
ekstrem dan sering kali bertentangan dengan nilai kesopanan. Salah satu genre yang
dikomersialisasikan adalah pedofilia.
Hal ini sudah seperti hal yang normal karena dijual di pasaran dengan bebas tanpa ada
aturan yang melarang hal tersebut bahkan sudah menjadi salah satu barang yang di jual ke
mancanegara. Hal ini sebenarnya membuat Jepang mendapatkan keuntungan secara ekonomi
dan politik dari perkembangannya.
Para penggemarnya rela untuk mengeluarkan uang untuk media ini. Hal tersebut
membuat pemasukan yang besar untuk Jepang. hal ini juga telah mengubah citra Jepang di
muka seluruh dunia dengan menggunakan soft power sebagai ekspor. Soft power berhasil
menggeser citra Jepang dari kekuatan militan yang ditinggalkan saat Perang Dunia ke-2
menjadi negara yang diasosiasikan dengan keimutan yang polos dan erotis.
4
Daftar Pustaka
Clements, Sam. 2012. Have Cartoons Legitimised Pedophilia in Japan?. Vice. Diambil dari
https://www.vice.com/en/article/5gaxdk/have-cartoons-legitimised-paedophilia-in-japan
Sluzhevsky, Megan. 2022. The Costs of Lolicon: Japan’s Pedophilia Trade. [tesis]. New York:
Fordham University