PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
(CITIZEN LAWSUIT)
dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan dukunga moril
maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini
(CITIZEN LAWSUIT) “
B. LATAR BELAKANG
(UUD 1945) Pasal 1 ayat (3) hasil Amandemen, d an tentunya hal ini sudah cukup
jelas dan memberikan isyarat bahwa segala aspek yang terjadi di dalam negara
hukum tentunya di atur melalui sebuah peraturan (Hukum), dan hal tersebut juga
mengisyaratkan bahwa UUD 1945 telah menjamin hak-hak warga Negara agar
setiap warga Negara mendapat perlindungan dari Pemerintah Negara. Dan salah
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam mewujudkan tujuan
sebagaimana yang sudah disampaikan diatas yang tertuang di dalam Pasal 1 ayat
(3) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan: “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Selanjutnya, Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan bahwa
Dasar”, yang bermakna kedaulatan berada di tangan rakyat dan segala tindakan
yang dijalankan ataupun diputuskan oleh alat kelengkapan negara dan masyarakat
bahwa yang memerintah dalam negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang
pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum, bukan tercermin
pada pribadi atau orang. Konsep negara hukum menghendaki adanya unsur-unsur
adanya jaminan hak asasi manusia (HAM). Sejatinya negara terbentuk karena
adanya kontrak sosial. Dari kontrak sosial inilah individu-individu dalam ikatan
kehidupan kemasyarakatan.3
dirasa sangat perlu akan adanya sebuah mekanisme untuk menjamin dan
melindungi hak-hak warga Negara tersebut, yang salah satunya dijalankan melalui
1
Kedaulatan berada ditangan rakyat dapat diartikan sebagai demokrasi, akan tetapi demokrasi yang
konstitusional (consti- tutional democracy), yaitu demokrasi yang berdasarkan oleh hukum. Lihat Jimly Asshiddiqie.
2010. Green Constitution. Jakarta: Rajawali Pers, h. 108. Hal ini sejalan juga dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Krabe bahwa negara sebagai pencipta dan penegak hukum di dalam segala kegiatannya harus tunduk pada
hukum yang berlaku.Ini berarti hukum membawahkan negara. Berdasarkan pengertian hukum itu bersumber dari
kesadaran hukum rakyat, maka hukum mempunyai wibawa yang tidak berkaitan dengan seseorang (impersonal).
Lihat Usep Ranawijaya,1983. Hukum Tata Negara:Dasar-Dasarnya. Jakarta: Ghalia Indonesia, h.181.
2
Mukthie Fadjar. 2004. Tipe Negara Hukum. Malang:Bayu Media,h.19.
3
Hestu Cipto Handoyo. 2015. Hukum Tata Negara Indonesia. Yogyakarta: Cah
Kll aya Atma Pustaka, h.17.
penyelesaian di Pengadilan. Pada Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang mana dalam
pasal tersebut telah diatur tentang Kekuasaan Kehakiman yang dilaksankan oleh
Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
Peradilan menjadi salah satu ujung tombak dalam upaya penegakkan Hukum dan
Keadilan, lembaga Peradilan juga berperan penting sebagai pengawal bagi para
Sejarawan Moralis Inggris Lord Acton (John Emerich Edward Dalberg Acton)
untuk korup, dan kekuasaan yang mutlak pasti mutlak untuk korup), dan dari sini
dapat kita pahami bahwa, tidak menutup kemungkinan sebuah Negara yang
kemudian dianggap tidak adil, tidak berpihak kepada rakyat bahkan dianggap
memang adanya sebuah sistem atau mekanisme guna terlaksananya check and
balances dalam kehidupan berbangsa serta bernegara, dan dalam beberapa dekade
gugatan yang sebelumnya tidak dikenal dalam proses beracara dalam lingkungan
Peradilan di Indonesia yang merupakan adopsi dari sistem Hukum lain. Model
gugatan tersebut dikenal dengan istilah gugatan “Citizen Lawsuit” atau dalam
Negara”.
Pada masalah yang penulis teliti, upaya penegakan hukum sebagai salah
4
M. Busyoro Muqodas Salman Luthan san Muh Miftahudin, 1992, Politik Hukum
Nasional sebuah Pengantar, ULI Press, Yogyakarta, hlm. 2.
hukum tidak bisa dilepaskan dari sektor-sektor lainnya. Maka dari sebuah metode
Check and Balances seperti Gugatan warga Negara ini sangat penting.
sistem hukum acara tentunya harus lengkap, namun hingga sampai saat ini penulis
dan mencari diberbagai literatur tentang Gugatan Warga Negara atau Citizen
Lawsuit, ternyata prosedur dan tatacara ber-acara gugatan ini masih belum diatur
secara jelas. Dari praktik yang ada selama ini di Indonesia, Citizen Lawsuit hanya
meski begitu Citizen Lawsuit tetap dapat digunakan sebagai mekanisme gugatan
warga negara, seperti yang sudah diamanatkan oleh Undang-Undang dasar 1945
hukum yang memadai, baik menyangkut penuntutan hak oleh seseorang atau oleh
sarana yang dapat dipergunakan oleh sekelompok orang dalam jumlah yang besar
atau masyarakat luas untuk menuntut haknya melalui pengadilan atau lembaga
yang telah dikukuhkan secara tradisional (lewat budaya, hukum, agama) tidak
sarana yang tepat, memadai, terarah dan jelas bagi Masyarakat untuk dapat
secara langsung, kejadian semacam ini dapat menimbulkan sifat tidak percaya
terhadap penegak hukum atau Negara selain itu juga dapat menimbulkan sikap
pesimistis Masyarakat terhadap penegakkan hukum dan apabila sifat pesimistis ini
muncul disetiap Individu yang ada di negara ini, maka hal ini sangat
Hukum untuk memberikan sebuah jalan atau upaya terhadap Warga negaranya
untuk melakukan sebuah upaya guna terwujudnya usaha Check and Balance
kelalaian.
5
Bruce J. Choen, Sosiologi, Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 338
6
Kerawanan Sosial ialah suatu keresahan sosial yang berkepanjangan, yang diakibatkan
oleh proses konflik yang ditimbulkan dari perbedaan pendapat suatu masyarakat/kelompok
golongan tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan
masyarakat/kelompok golongan tersebut. Indra Kertati, dalam Majalah Ilmiah FISIP UNTAG
Semarang, Volume 1 No. 21 Oktober 2020
Berbicara tentang upaya Hukum, di Indonesia Secara umum upaya
Hukum yang ditempuh melalui jalur perdata ada 2 (dua) macam yaitu sebagai
berikut:
dengan Litigasi.
sudah penulis sampaikan pada uraian diatas ada gugatan yang merupakan adopsi
dari Hukum di Negara lain yang dapat dilakukan oleh sekelompok Warga Negara
yang merasa memiliki kesamaan tujuan dan merasa dirinya dirugikan oleh Negara
dalam memenuhi hak Warga Negara, dan gugatan tersebut dikenal dengan istilah
gugatan Citizen Lawsuit ini dengan gugatan Class Action, mengingat keduanya
sama-sama diajukan lebih dari 1 orang sehingga masih banyak orang yang masih
sulit membedakan gugatan Citizen Lawsuit ini dengan gugatan Class Action,
bahkan bagi para praktisi Hukum sekalipun, padahal terdapat beberapa perbedaan
yang cukup signifikan diantara keduanya, oleh karena itulah sebelum melangkah
lebih jauh disini penulis merasa perlu untuk membuat sedikit penjabaran tentang
perbedaan keduanya.
masyarakat diganggu oleh adanya suatu perbuatan hukum yang mana dalam hal
bukanlah kepentingan yang bersifat langsung namun lebih kepada hak-hak warga
negara secara umum. Yang dimajukan dalam hal ini adalah “kepentingan untuk
yang dilingkupi peraturan yang akan jadi objek) dan bukan lagi semata-mata
Menurut Ten Berge7 kepentingan dalam hukum publik memiliki dua arti, yakni:
Perwakilan Kelompok) adalah suatu tata cara pengajuan gugatan, dalam mana
satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk diri
7
J.B.J.M. Ten Berge, dan A.Q.C. Tak, Hoofdlijnen van het Nederlands Administratief
Processrecht, Zwolle: W. E. J. Tjeenk Willink, 1987, hlm. 65.
banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok
suatu peraturan atau kebijakan yang dianggap keliru dan bisa merugikan rakyat
atau Warga Negara, atau bisa juga karena terjadi Omisi (Pembiaran) atas suatu
kejadian yang bisa merugikan Masyarakat. Lebih lanjut dalam hasil penelitiannya
“Class Action & Citizen Lawsuit Laporan Penelitian” H. Anwar Usman, SH.,
Negara atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga Negara. Kelalaian tersebut
didalilkan sebagai perbuatan melawan Hukum. Oleh karena itu atas kelalaian
tersebut, Negara dihukum untuk melakukan tindakan tertentu atau mengeluarkan
suatu kebijakan yang bersifat pengaturan umum agar kelalaian tersebut tidak
Bentuk
Penggugat Tergugat Tuntutan Keterangan
Gugatan
Mengalami
- Individu 1. Pemerintah ‐ Pemulihan kerugian
2. Perusahan Keadaan langsung
- Kelompok
Class Action 3. Badan lingkungan maupun
masyarakat
hukum dll berpotensi
4. Individu ‐ Ganti rugi mengalmi
kerugian
Class Action dengan gugatan Citizen Lawsuit, baik dari para pihak yang terlibat
8
H.Anwar Usman, SH., MH. Dalam Class Action dan Citizen Lawsuit Laporan
penelitian 2009 Hal. 57
di dalamnya serta pada petitum gugatannya.
Gugatan Citizen Law Suit atau Action Popularis9 atau gugatan Warga Negara
adalah sebuah mekanisme gugatan yang sudah cukup lama dikenal dan
mekanisme bagi warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Negara atas
Citizen Law Suit ini merupakan salah satu upaya hukum yang jarang diketahui
secara jelas oleh Masyarakat awam. Oleh karena itu salah satu keprihatinan dalam
aturan beracara yang jelas mengenai Citizen Lawsuit ini dan batas kewenangan
Gugatan Citizen Lawsuit ini sudah dikenal lebih dulu dan lahir di luar
negeri dan di Negara-Negara yang menganut sistem Hukum Common Law, dan
lingkungan yang diajukan oleh warga Negara Amerika pada Tahun 1970 yang
dikenal dengan Clean Air Act (Pasal 304), selain itu hak gugat ini juga dapat
ditemui pada beberapa undang-undang lainnya, antara lain dalam Clean Water Act
(Pasal 505),
9
adalah prosedur pengajuan gugatan yang melibatkan kepentingan umum secara
perwakilan Syahdeini, Dikutip dari Sudikno Mertokusumo, Actio Popularis,
http://sudikno.blogspot.com, 07-03-2008.
10
Kesalahan (schuld) dapat berupa kesengajaan (dolus) maupun kelalaian (culpa).
11
Isrok dan Rizki Emil Birham, Citizen Lawsuit: Penegakan Hukum Alternatif Warga
Negara, Malang: Universitas Brawijaya Press, 2010, hlm. 21.
Melihat dari penjelasan diatas, tentunya hasil atau output daripada
gugatan Warga Negara ini menimbulkan dampak yang sangat luar biasa apabila
pelanggaran. Dari praktik yang ada selama ini dan berdasarkan yurisprudensi-
yurisprudensi yang kemudian dijadikan sebagai dasar hukum, maka saat ini
Citizen Lawsuit ini dapat digunakan sebagai salah satu mekanisme gugatan
peraturan tertentu.
Mekanisme bagi Warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Negara atas
kesalahan dalam memenuhi hak-hak Warga Negara, yang mana bahwa setiap
Warga Negara berhak dan memiliki kedudukan yang sama untuk menggugat
Negara di muka hakim agar Negara memenuhi hak-hak yang dilanggar oleh
terdapat sebuah pengaturan yang jelas dan baku mengenai tata cara ber-acaranya,
atau gugatan Warga Negara ini karena Beberapa referensi menyatakan bahwa hak
gugat warga Negara (Citizen Law Suit) masih belum diatur di Indonesia namun telah
Karakteristik utama yang membedakan antara sistem Common Law dan Civil Law
dalam proses peradilan. Berbeda halnya dalam sistem hukum Civil Law yang
maka beberapa pakar menyimpulkan bahwa citizen law suit tidak diterapkan di
negara yang menganut sistem hukum Civil Law dengan dalih untuk menjamin
kepastian hukum. Hal ini tentu perlu ditelaah lebih lanjut, apakah memang demikian
bahwa citizen law suit hanya dianut oleh negara-negara yang bersistem Common
Law.
Dalam sistem Common Law, prinsip citizen law suit sama dengan prinsip
12
Stare decisis adalah presedenatau suatu prinsip hukum menurut tradisi Common Law, dalam hal mana
suatu pengadilan yang menghadapi masalah tertentu akan menerapkan atau mengikuti keputusan pengadilan
sebelumnya yang memuat masalah hukum yang sama dengan yang dihadapi oleh pengadilan tersebut.
13
Adversary system merupakan sistem yang umumnya berlaku di negara yang menganut Common
Law.Sistem ini men- empatkan hakim sebagai wasit yang tidak berpihak dan menjaga supaya para pihak dan
pengacaranya bertindak sesuai prosedur pengadilan. Kemudian hakim memutuskan perkara berdasarkan bukti-bukti
yang dikemukakan oleh para pihak dan hukum yang berlaku.
14
Inkuisitorial maksudnya bahwa dalam sistem itu, hakim mempunyai peranan besar dalam
mengarahkan dan memutus- kan perkara. Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti.
15
E. Sundari, 2000, Pengajuan Gugatan Secara Class Action (Suatu Studi Perbandingan dan
Penerapannya di Indone- sia), Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, h.18.
umum secara perwakilan. Gugatan dapat ditempuh dengan acuan bahwa setiap
warga negara tanpa kecuali mempu- nyai hak membela kepentingan umum.
maupun warga Negara. Akhir-akhir ini, pro dan kontra terhadap permasalahan
sensitif karena tidak saja berkaitan dengan permasalahan yuridis semata namun
Perdebatan yang terjadi pun menjadi tidak jelas dan jauh dari penyelesaian.
kelompok secara terbuka sebagai jalan keluar permasalahan ini; Dan masih
undang No. 27 tahun 2003 tentang panas bumi, Undang-undang No. 7 tahun
2004 tentang sumber daya air, undang undang No. 31 tahun 2004 tentang
perikanan, semuanya Pada dasarnya merupakan pedoman kata dari istilah class
action dan Citizen Lawsuit serta legal standing yang sering digunakan dalam
dapat dilihat bahwa di antara Hakim masih belum ada kesesuaian pendapat
mengenai bentuk gugatan Citizen Lawsuit. Ada Hakim yang berpendapat dapat
menerima kehadiran gugatan Citizen Lawsuit, namun ada pula Hakim yang
masih tidak dapat menerima bentuk Citizen Lawsuit. Hal ini dimaklumi karena
hingga saat ini prosedur gugatan Citizen Lawsuit memang belum diatur dalam
Undang Hukum Acara Perdata itu sendiri, lain halnya dengan bentuk gugatan
Class Action yang telah tercantum dalam beberapa Undang-undang serta telah
1 Tahun 2002. Pada intinya Citizen Lawsuit adalah mekanisme bagi Warga
Perbuatan Melawan Hukum. Oleh karena itu Atas kelalaiannya tersebut, Negara
yang bersifat pengaturan umum agar kelalaian tersebut tidak terjadi lagi di
kemudian hari.
dibuat oleh Mahkamah Agung tahun 2009, ada sedikit gambaran mengenai isi
petitum yang dapat diajukan dalam citizen law suit antara lain, adalah:16
16
Mahkamah Agung, 2009, Laporan Penelitian Class action dan Citizen Lawsuit,
Bogor: Badan Penelitian, Pengemban- gan, Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Mahkamah
1. Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta adanya ganti rugi
materiil, karena warga negara yang menggugat bukan kelompok yang dirugikan
secara materiil dan memiliki kesamaan kerugian dan kesamaan fakta hukum
hukum berupa kelalaian dalam pemenu- han hak warga negara tersebut di masa
kongkrit, individual, dan final karena hal terse- but merupakan kewenangan dari
4. Petitum citizen law suit juga tidak boleh berupa pembatalan atas
Konstitusi (MK). Selain itu, citizen law suit juga tidak boleh meminta
tergugat yang sudah berisi dasar pelanggaran dan tuntutan spesifik yang dim-
namun tetap saja belum ada pengaturan yang jelas baik itu tata cara beracaranya
yang jelas mengenai Citizen Lawsuit agar tidak terjadi kebingungan seorang
hakim dalam memutus sebuah perkara, karena apabila kita telaah dalam Pasal 28
D ayat 1 UUD 1945 sudah dijelaskan bahwa warga negara Indonesia berhak atas
perlakuan sama di depan hukum. Apabila hak tersebut dilanggar maka dapat
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur gugatan warga negara (citizen lawsuit) dalam sistem
peradilan di Indonesia?
D. TUJUAN PENULISAN
E. MANFAAT PENELITIAN
secara teoritis maupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
ilmu pengetahuan dan wawasan baik peneliti sendiri atau orang lain.
2. Manfaat Praktis
F. TINJAUAN PUSTAKA
dimana terdapat pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lainnya, yang kemudian
terjadilah apa yang dinamakan sengketa. Dalam konteks hukum kontrak, sengketa
merupakan perselisihan yang terjadi di antara dua pihak atau lebih dalam
perjanjian, karena terdapat adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu
pihak.
Menurut Takdir Rahmadi, sengketa merupakan suatu situasi dan kondisi,
maupun perselisihan yang ada pada persepsi para pihak masing-masing. Sengketa
dapat timbul oleh beberapa faktor, yang terrangkum dalam beberapa teori sebagai
berikut :
terdapat beberapa perbedaan di antara para pihak. Para penganut teori ini
c. Teori Identitas
latar belakang budaya yang berbeda satu dengan lainnya. Penganut teori
e. Teori Transformasi
yang dimaksud adalah kebutuhan substantif, dalam hal ini adalah sumber
daya hutan dan lahan dari hutan yang dapat dimanfaatkan guna
masyarakat setempat.
Jalur Litigasi
Penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi dapat diartikan sebagai
para pihak saling berlawanan antara satu dengan yang lainnya. Penyelesaian
sengketa melalui jalur litigasi merupakan sarana akhir setelah alternatif
penyelesaian sengketa lainnya tidak mampu membuahkan hasil bagi para pihak.
pidana, perdata dan tata usaha negara (TUN). Hasil akhir dari penyelesaian
sengketa melalui jalur litigasi adalah putusan yang menyatakan bahwa ada pihak
yang menang dan ada pihak yang kalah, atau disebut win-lose solution.
Gugatan warga negara atau citizen lawsuit adalah termasuk dalam salah
bahwa gugatan hanya dapat diajukan di dalam pengadilan. Maka dari itu, di dalam
Jalur Non-Litigasi
Penyelesaian sengketa melalui jalur non-litigasi dapat diartikan sebagai
arbitrase yang dibuat oleh para pihak yang bersengketa secara tertulis.
pendapat, melalui prosedur yang telah disepakati oleh para pihak, yaitu
kliennya.
5. Penilaian ahli: pendapat para ahli untuk menjawab suatu hal yang
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang menggunakan
objek kajian penulisan berupa pustaka-pustaka yang ada, baik berupa buku-
pembahasan masalah, sehingga penulisan ini juga bersifat penulisan pustaka (library
reseach).
2. Sifat Penelitian
dengan cara menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas
menggunakan data sekunder, diantara nya asas, kaidah, norma dan aturan
3. Tipe penelitian
1. Undang-Undang:
1945;
Usaha Negara
Kehutanan
Usaha Negara
Kehakiman.
(8) Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
penelitian.
6. Metode Analisis
hukum tersier.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang menyajikan teori dan konsep yang bersumber dari
Pengadilan.
BAB IV PENUTUP
rumusan masalah dan dilengkapi dengan saran sebagai bahan rekomendasi dari
hasil penelitian.