Anda di halaman 1dari 50

ANALISIS MENGENAI

D A M PAK L I N G K U N G A N

(Proyek Apartement Pancoran Riverside)

Disusun oleh : ~ Hilmi Azis


(1110030025)
~ Shifa Fauziah
(1110030016)

L ATAR B E L A K A N G

Dengan berkembangnya kegiatan perekonomian nasional


khususnya dikota Jakarta, maka timbulnya keinginan
masyarakat dari luar jakarta ingin mengadukan nasibnya di
Jakarta.
Hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk
sehingga lahan untuk tempat tinggal mejadi semakin
terbatas. Salah satu solusi yang tepat dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan berkurangnya lahan adalah dengan
mendirikan apartement.

DESKRIPSI PROYEK
Nama Proyek : PANCORAN RIVERSIDE
Pemberi Tugas : PT. GRAHA RAYHAN
TRIPUTRA
Kontraktor : PT. ABADI PRIMA
INTIKARYA
Lokasi : KAWASAN PANGADEGAN,
PANCORAN
Total Luas Lahan : 5 ha

LOKASI PROYEK

LOKASI
PROYEK

Proyek ini terletak di


Jl. Pengadegan timur
1 No 30 Kecamatan
Pancoran, Jakarta
Selatan.

Batas-batas wilayah Proyek Apartement


Pancoran Riverside :
1. Bagian Utara : Berbatasan dengan Kantor
Kelurahan
Pengadegan, SDN
Pengadegan 05 Pagi
2. Bagian Selatan : Berbatasan dengan
Sungai Ciliwung,
Pemukiman
Penduduk
3. Bagian Timur : Berbatasan dengan Sungai
Ciliwung,
Pemukiman Penduduk
4. Bagian Barat : Berbatasan dengan Sungai
Ciliwung,
Pemukiman Penduduk,
Perumahan DPR

PENDAHULUAN
AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan disebutkan
bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar
dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL

PRO SEDUR
PEMBUATAN AMDAL
1.
2.
3.
4.

Proses penapisan (screening) wajib AMDAL;


Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat;
Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL;
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL dan RPL;

PROSES PENAPISAN

PENAPISAN
1.
2.

3.

Bertujuan untuk memilih rencana pembangunan


mana yang harus dilengkapi dengan AMDAL
Penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui
sedini mungkin apakah proyek tersebut akan
terkena AMDAL
Pemrakarsa dapat merencanakan anggaran biaya
dan waktu sedini mungkin

P R O S E S P E M U S ATA N D A M PA K B E S A R D A N
PENTING
Identifikasi
Dampak Potensial

Evaluasi Dampak
Potensial

Pemusatan
Dampak Besar dan
Penting

Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
kemacetan lalu lintas kemacetan lalu lintas kemacetan lalu lintas
dan kerusakan jalan dan kerusakan jalan
Penurunan kualitas
udara

Penrunan kualitas
udara

Peningkatan
kebisingan

Penigkatan
kebisingan

Maningkatnya
volume sampah
padat

Meningkatnya
volume sampah
padat

Perubahan
keanekaragaman
flora darat

Perubahan
keanekaragaman
flora darat

Gangguan keamanan Meningkatnya


volume air larian
Peningkatan volume

Peningkatan volume
air larian

KERANGKA ACUAN ANDAL


(KA-ANDAL)

KA-ANDAL
Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah:
1.
Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
2.
Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan
waktu yang tersedia.

KA-ANDAL PR OY EK
PANC OR AN RI VER SI DE
1.
2.
3.
4.

STATUS DAN LINGKUP RENCANA USAHA


DAN/ATAU KEGIATAN YANG AKAN DITELAAH
ALTERNATIF-ALTERNATIF
YANG
AKAN
DIKAJI DALAM ANDAL
BATAS WILAYAH STUDI
HASIL TELAAH PADA TAHAP KONSTRUKSI

L I N G K U P R E N C A N A U S A H A D A N / ATAU
K E G I ATAN YAN G AK A N D I T E L A A H
KEGIATAN-KEGIATAN YANG ADA DI SEKITAR
RENCANA LOKASI
1. Kantor Kelurahan Pengadegan
2. SDN Pengadegan 05 Pagi
3. Perumahan penduduk
4. Perumahan DPR
5. Sungai Ciliwung

A LT E R N AT I F- A LT E R N AT I F YA N G
A KA N D I KA J I D A L A M A N D A L
1.
2.
3.
4.

Penjelasan dasar pemikiran dalam penentuan faktor-faktor


yang dipertimbangkan dalam mengkaji alternatif
Penjelasan prosedur yang akan digunakan untuk melakukan
pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang tersedia.
Penjelasan alternatif-alternatif yang telah dipilih yang akan
dikaji lebih lanjut dalam dokumen ANDAL,
Pencantuman pustaka-pustaka yang akan atau sudah
digunakan sebagai sumber informasi dalam pemilihan
alternatif.

BATAS WILAYAH
STUDI
Batas Proyek
Batas-batas wilayah Proyek Pembangunan :
1. Bagian Utara : berbatasan dengan Kantor Kelurahan
Pengadegan, SDN Pengadegan 05 Pagi
2. Bagian Selatan
: berbatasan dengan Sungai Ciliwung,
Pemukiman Penduduk
3. Bagian Timur : berbatasan dengan Sungai Ciliwung,
Pemukiman Penduduk
4. Bagian Barat : berbatasan dengan Sungai Ciliwung,
Pemukiman Penduduk, Perumahan DPR

Batas Administrasi
Batas administrasi meliputi Kelurahan
Pengadegan, Kecamatan Pancoran di Jakarta
Selatan.

HASIL TEL A AH PADA


TAHAP KONSTRUKSI
Kriteria dampak penting dilakukan dengan menghubungkan setiap
dampak penting sehingga dapat ditentukan penting tidaknya
dampak :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak.
2. Luas wilayah persebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena
dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

P RA K I RA A N DA N P E N E N T U A N
DA M PA K B E S A R DA N P E N T I N G

Penurunan Kualitas Udara


Penurunan kualitas udara yang berasal dari kendaraan pengangkut bahan
meterial dan bahan bersifat temporer dengan perkiraan dampak bersifat
lokal yaitu lokasi jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut bahan
material.

Peningkatan kebisingan
Sumber kebisingan adalah aktifitas lalu lintas kendaraan pengangkut alat-alat
material dan bahan pada pelaksanaan konstruksi atau pembangunan
berlangsung. Kebisingan hanya bersifat temporer yaitu pada saat dilakukan
kegiatan pengangkutan bahan dan material. Komponen lingkungan yang terkena
dampak juga bersifat lokal yaitu jalan yang dilewati oleh kendaraan
Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan Proyek Apartement Pancoran
Riverside dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di dalam proyek dan
sepanjang jalan lokasi proyek masih dibawah dari nilai ambang yang disyaratkan
yaitu 85 dBA. Sehingga kebisingan yang dihasilkan proyek tidak mengganggu
kenyamanan masyarakat.

Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL)

RKL
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
upaya penanganan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat
dari rencana usaha dan/atau kegiatan

R K L P R O Y E K PAN C O R A N R I V E R S I D E
Meningkatnya Kepadatan Lalu Lintas dan Kerusakan
Jalan
Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Pelaksanaan pengangkutan dengan intensitas tinggi dilaksanakan pada
malam hari dimulai pada pukul 22.00-06.00.
2. Pengaturan tata cara muat dan beban muatan.
3. Pengaturan keluar masuk kendaraan oleh Security.

Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi


Pengaturan sirkulasi kendaraan di dalam lokasi kegiatan yaitu dengan
Memasang rambu-rambu lalu lintas, rambu penunjuk arah serta rambu
pemberi keterangan lainnya, disekitar akses keluar masuk lokasi kegiatan

Penurunan Kualitas Udara


Rencana Pengelolaan Selama Tahap Konstruksi
1. Menyedikan car wash untuk membersihkan roda kendaraan proyek
2. Kontraktor secara rutin membersihkan dan mengumpulkan puing-puing
atau sisa-sisa konstruksi
3. penyiraman jalan dan areal proyek secara rutin

Rencana Pengelolaan Selama Tahap Operasi


1. Menetapkan area publik dilingkungan apartemen sebagai kawasan dilarang
rokok
2. Memelihara dan merawat areal penghijauan di dalam lokasi kegiatan,
terutama dengan tanaman yang berfungsi ekologis meredam debu dan gas
pollutan.

Peningkatan Intensitas Kebisingan


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Penggunaan peralatan dan kendaraan proyek yang layak operasi
2. Membatasi jam pekerjaan proyek, sehingga tidak dilakukan 24 jam
nonstop.

Meningkatnya Volume Sampah Padat


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Menyediakan tempat penampungan sampah sementara di lokasi proyek.
2. Mempercepat pengangkutan tumpukan sisa-sisa puing material bangunan
dan sampah pekerja konstruksi ke lokasi pembuangan akhir.
3. Segera membersihkan tapak proyek dan badan jalan disekitar tapak dari
tumpukan sampah konstruksi maupun ceceran material

Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi


1. Menerapkan konsep 3R(reduce, reuse, dan recycle) dalam
pengelolaan sampah.
2. Menyediakan TPS berupa bak beton yang terpilah
3. Mengurus ijin penempatan TPS B3 ke BPLHD Prov DKI Jakarta

Perubahan Keragaman flora darat


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Menyediakan lokasi penghijauan 40% dari luas daerah perencanaan
proyek.
2. Menanam berbagai jenis tumbuhan yang selain berfungsi estetis juga
memiliki fungsi ekologi.

Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi


1. Mempertahankan dan merawat area penghijauan dan atau ruang terbuka
hijau di dalam lokasi kegiatan.
2. Melakukan pemeliharaan dengan penyiraman 2 kali sehari pagi dan sore
serta pemupukan 3 bulan sekali.
3. Melakukan pemangkasan untuk menjaga bentuk dan keindahan.

Gangguan Keamanan dan ketertiban masyarakat


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Memberikan sosialisasi dan informasi secara rutin kepada masyarakat mengenai
kegiatan proyek dan kemungkinan dampak yang akan muncul.
2. Melibatkan masyarakat dalam pengawasan kegiatan proyek, terutama untuk
kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak.
3. Tetap melakukan koordinasi dengan Dewan Kelurahan setempat selama
Pembangunan proyek berlangsung untuk mengetahui keluhan-keluhan
masyarakat terhadap keberadaan pembangunan proyek serta upaya
penyelesaiannya.

Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi


1. Mensosialisasikan kepada seluruh penghuni untuk ikut serta menjaga
kamtibmas di lingkungan masing-masing
2. Menyediakan aparat satuan pengaman selama 24 jam serta pemeriksaan
pengunjung/tamu dan kendaraan yang masuk ke lokasi kegiatan.

Peningkatan Volume Air Larian


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Membangun lubang resapan biopori.
2. Membangun 3 STP masing-masing seluas 348.36 m2 dengan
kedalaman 5 m.
3. Menyediakan lahan penghijauan dengan tumbuhan ekologis menyerap
air.
Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi
4. Perawatan lubang resapan biopori setiap 3 bulan sekali.
5. Perawatan 3 STP masing-masing seluas 348.36 m2 setiap 3 bulan
sekali.
6. perawatan ruang terbuka hijau.

Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Melaksanakan pengelolaan terhadap dampak-dampak primer
2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kegiatan
konstruksi, kemungkinan dampak yang akan timbul dan upaya
pengelolaan yang akan dilakukan pemrakarsa
3. Berpartisipasi membantu dalam hal perbaikan lingkungan di wilayah
RT/RW setempat.

Rencana Pengelolaan Pada Tahap Operasi


1. Melaksanakan pengelolaan terhadap dampak-dampak primer seperti yang
telah disebutkan sebelumnya
2. Membangun sarana komunikasi dengan warga sekitar
3. Membangun hubungan antar komunikasi melalui kesempatan kerja yang
diprioritaskan bagi warga setempat.

Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Peluang berusaha.


Rencana Pengelolaan Pada Tahap Konstruksi
1. Berkoordinasi dengan pihak kelurahan setempat dalam hal perekruitan
tenaga kerja konstruksi.
2. Kebutuhan tenaga kerja akan diprioritaskan berasal dari warga masyarakat
sekitar (Kel. Pengadegan dan sekitarnya) sesuai persyaratan dan
kualifikasi/ keterampilan yang dibutuhkan.

Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL)

RPL
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah
upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.

RPL Proyek Pembangunan Apartement Pancoran Riverside


Pemantauan Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan observasi, pengamatan
dan pencatatan langsung di lapangan
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan membuat analisi deskripsi hasil dari
pengumpulan data.

Pemantauan Kualitas Udara


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung
di lapangan dengan menggunakan gas sampler dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan laboratorium.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan membandingkan hasil pemeriksaan dengan Baku
mutu SK Gub KDKI Jakarta N0.551/2001

Pemantauan Peningkatan Kebisingan


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di
lapangan dengan menggunakan sound level meter.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan tabulasi, kemudian membandingkan
dengan baku mutu SK Gub KDKI Jakarta No.551/2001

Pemantauan Peningkatan Volume sampah padat


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di
lapangan dan wawancara.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh dari
lapangan dan wawancara

Pemantauan Perubahan Keragaman Flora Darat


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengamatan
lapangan mengenai keanekaan, kerapatan dan tingkat
pertumbuhan flora darat
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan membuat analisi deskripsi
hasil dari pengumpulan data.

Pemantauan Keamanan & Ketertiban Masyarakat


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengamatan dan dan
pencatatan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat sekitar, wakil
komunitas dan pihak kelurahan
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan membuat analisi deskripsi hasil dari
pengumpulan data.

Pemantauan Peningkatan Volume Air Larian


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung

Pemantauan Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengamatan
lapangan dan wawancara dengan pihak perwakilan proyek dan komunitas
masyarakat sekitar.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan membuat analisi deskripsi hasil dari
pengumpulan data.

Pemantauan Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Peluang


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengamatan dan dan
pencatatan di lapangan dan wawancara
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan membuat analisis deskripsi hasil dari
pengumpulan data.

KESIMPULAN
Hasil telaah didapatkan identifikasi dampak besar dan penting
sebagai berikut :
1.
2.
3.

Peningkatan kemacetan lalu lintas dan kerusakan jalan mempunyai


dampak negatif (-) dengan besaran dampak sangat kecil.
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat merupakan dampak
negatif (-) dengan potensi besaran dampak sangat kecil.
Meningkatnya volume air larian merupakan dampak negatif (-)
dengan potensi besaran dampak sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai