Anda di halaman 1dari 4

EAGLE LAW OFFICE

ADVOKAT/PENGACARA & KONSULTAN HUKUM


Jl. KH. Abdul halim, no. 46 kecamatan majalengka, kabupaten
majalengka
Telp. 021 23456789//No. HP : 082217328867
E-mail : EGLELAW_OFFICE@GMAIL.COM

EKSEPSI

Dalam Perkara Pidana
No.Reg. : 231/Pid.Sus/2021/PN MJLK
Atas nama terdakwa
Kimpul

Majelis Hakim
Penuntut Umum ,
Hadirin Persidangan Sidang yang kami hormati,
Bahwa pengajuan eksepsi merupakan hak terdakwa sebagaimana tercantum dalam
pasal 156 (A) KUHAP.
Selain itu, pengajuan eksepsi ini bukan semata-mata mencari kesalahan dari dakwaan,
melainkan guna mencari keadilan demi tegaknya hukum sebagaimana adagium “fiat
justitia ruat coulum” yang berarti “meskipun langit akan runtuh, keadilan harus tetap
ditegakkan”

Majelis Hakim
Penuntut Umum ,
Hadirin Persidangan Sidang yang kami hormati,
Berikut eksepsi kami atas surat dakwaan:
A. EKSEPSI TERHADAP KEWENANGAN RELATIF MENGADILI
Mengenai Penentuan kewenangan pengadilan secara relatif, dasar yang kami gunakan
adalah pasal 84 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa “Pengadilan Negeri
berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam
wilayah hukumnya”. ---------------------------
Apabila dicermati dan diperhatikan surat dakwaan Penuntut Umum, Sebagaimana
disebutkan dalam surat dakwaan Penuntut Umum sebagai berikut: ---------------------------
 “Bahwa, Tanggal 16 tahun 2021 Terdakwa mengajak korban asha benti
bermain di rumah korban Gg. Legi No. 11 rt. 007 Rw. 006, kel awiligar,
kec. Maja, kab. majalengka yang berkedudukan di kabupaten
majalengka
 “Bahwa, tanggal 16 oktober tahun 2021 pukul 13.30 terdakwa
membangunkan korban asha benti untuk pindah ke ruang depan,
terdakwa kemudian duduk didepan korban dan menyuruh membuka pakaian
atas (baju) dan pakaian dalamnya.
 “kemudian, korban menolaknya dan terdakwa merayu lagi untuk melepas
pakaian (baju) dan pakaian dalamnya dengan memberikan janji akan di
membelikan sesuatu untuk korban. Karena mungkin korban merasa
senang akan dibelikan sesuatu akhirnya korban mengikuti apa
kemauan dari terdakwa yaitu dengan cara terdakwa membuka pakaian
korban termasuk celana dalamnya, kemudian terdakwa juga membuka
pakaianya selanjutnya terdakwa merentangkan korban dan sambil
tanganya meraba-raba payudara dan kemaluanya kemudian alat vitalnya
terdakwa yang sudah tegang dimasukkan ke kemaluan korban sambil
digerak-gerakan naik turun kira-kira lima menit terdakwa mengeluarkan alat
vitalnya dan disudahi pada pukul 14.05 WIB.
 “Bahwa, pada hari sabtu tanggal 17 oktober 2021 sekitar pukul 12.55 WIB
setelah terdakwa selesai menuntaskan hasrat dengan korban Asha benti
namun merasa tidak puas akhirnya terdakwa pulang terlebih dahulu menuju
rumahnya yang bertempat tinggal di wilayah hukum Jln. Siti Armila No.5 Gg.
Satosi RT.02 RW.02 Kel. Awiligar, Kec. Maja, Kabupaten Majalengka.
 “ Bahwa, pada waktu yang bersamaan pula terdakwa kembali ke rumah
korban lalu ketika sampai dirumah korban terdakwa melihat adik daripada si
korban Asha benti yaitu Aditea dengan hasrat yang belum puas terhadap
korban Asha benti maka terdakwa pada saat dirumah korban memilki niatan
untuk memuaskan hasratnya dengan terhadap adik korban Aditea.
 “Pada waktu yang sama juga tepat terdakwa melangsungkan niat nya untuk
melakukn perbuatan seksual dengan memasukan alat vitalnya ke dalam
anus adik korban Aditea dengan cara mengeluar masukan alat vitalnya
beberapa kali sampai korban Aditea berteriak kesakitan lalu kemudian
terdakwa merasa takut akan ketahuan maka terdakwa mengancam korban
untuk tidak memberi tahu siapa siapa kemudian menutup mulut korban
Aditea yang sedang berteriak supaya korban Aditea diam kira-kira lima
menit terdakwa langsung mengeluuarkan alat vitalnya dan disudahi pada
13.15 WIB
 “Bahwa, pada tanggal 17 oktober tahun 2021, sekitar pukul 13.30 WIB
terdakwa membawa boneka untuk korban Asha benti sesuai janjinya
pada hari jum’at tanggal 16 Oktober 2020 namun terdakwa merasa tidak
puas pada waktu itu terhadap korban Asha maka terdakwa kemudian
melangsungkan niatnya kembali kepada korban untuk memuaskan
hasratnya, karena korban merasa ketakutan akan ancaman dari terdakwa
maka korban menuruti kemauan terdakwa dengan cara memasukan alat
kelamin terdakwa ke kemaluannya sambil digerak-gerakan naik turun kira-
kira tujuh menit terdakwa mengelurkan alat vitalnya dan disudahi pada pukul
14.00 WIB sehingga Terdakwa telah melakukan pencabulan dan
pelecehan sexual tersebut”.----------------
Berdasarkan kutipan diatas dapat dilihat, bahwa Jaksa Penuntut Umum terlalu cepat
membuat kepastian bahwa Pengadilan Negeri Tual yang memiliki kewenangan untuk
mengadili tanpa memerhatikan fakta yang telah diungkapkan oleh Penuntut Umum
sendiri. Dari uraian fakta dalam surat dakwaan Penuntut Umum diatas, Penuntut Umum
menyatakan bahwa perbuatan Pidana dilakukan di wilayah maluku tenggara yang
merupakan wilayah hukum PN Ambon

Bahwa berdasarkan Pasal 84 ayat (1) KUHAP yang


berbunyi:----------------------------------“Pengadilan negeri berwenang mengadili segala
perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah
hukumnya”--------------------------------------------------------------

Berdasarkan ketentuan Pasal 84 ayat (1) KUHAP tersebut menunjukkan asas bahwa
pengadilan negeri yang berwenang adalah pengadilan negeri maluku tenggara yaitu di
mana tindak pidana itu dilakukan di wilayah hukumnya .

Sehingga Sebagai seorang ahli hukum dan telah sering membuat surat dakwaan,
Penuntut Umum jelas telah mengabaikan fakta-fakta yang ada dalam surat dakwaan ini.
Dimana dalam surat dakwaan Penuntut Umum jelas mencantumkan fakta bahwa
perbuatan perencanaan terjadinya perbuatan tindak pidana dilakukan di Kota Ambon,
Maluku. Dimana Kota Ambon maluku merupakan wewenang Pengadilan Negeri
Ambon. --------------------------------------------------------------------------------

Dengan demikian jelaslah bahwa Pengadilan Negeri Tual tidak berwenang untuk
mengadil Perkara, dan yang berwenang mengadili adalah Pengadilan Negeri Ambon,
Oleh sebab itu, surat dakwaan Penuntut Umum TIDAK DAPAT DITERIMA.
----------------------------------------------------------------------

B. EKSEPSI TERHADAP DAKWAAN YANG ERROR IN PERSONA


Bahwa Surat Dakwaan mengandung Error In Persona (Kekeliruan mengenai orang
yang diajukan sebagai terdakwa). Sebagaimana uraian surat dakwaan,yakni :
“hasil limbah tersebut langsung dibuang oleh ARIEF MEXSASAI, Ph.D., tanpa adanya
proses pengelolaan limbah tersebut”, serta tanpa sepengetahuan atau saran dan/atau
se-izin dari Terdakwa, di pesisir pantai Maluku Tenggara. ----------------------------------------

Dari uraian tersebut Terlihat jelasbahwa ARIEF MEXSASAI, Ph.D., adalah pelaku
yang menyebabkan terjadinya tindak pidana

Selain itu,menurut kami bahwa apabila Penuntut Umum melakukan kesalahan


pendakwaan maka dakwaan menjadi tidak dapat diterima

Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut,maka dakwaan menjadi tidak dapat


diterima.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut dengan alasan-alasan dan pertimbangan yang


kami uraikan di atas, dengan ini Kami mohon Kepada Majelis Hakim berkenan untuk
memutuskan perkara ini sebagai berikut: --------------------------------------------------------------

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi untuk seluruhnya;


2. Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri tual tidak berwenang untuk mengadili
perkara
3. Menyatakan secara hukum Surat Dakwaan Penuntut Umum \ TIDAK DAPAT
DITERIMA;

Kami ucapkan terima kasih.

Hormat Saya
Penasihat Hukum Terdakwa

Anda mungkin juga menyukai