Anda di halaman 1dari 22

Oleh: Alwesius, SH, MKn

Notaris-PPAT
Dosen Prodi MKn UI dan Prodi MKn UNS Surakarta

“INPJAKARTA”
v DASAR HUKUM : PASAL 31 -47 UUPT DAN PERMENKUMHAM NO. 29
TAHUN 2016 (MODAL) DAN PASAL 48 – 62 UUPT (SAHAM)

v MODAL PT TERDIRI DARI MODAL DASAR, MODAL DITEMPATKAN DAN


MODAL DISETOR

v Modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai saham. (pasal 31 ayat 1
UUPT)

v Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000.- (lima puluh juta
Rupiah) (Pasal 32 ayat 1 UUPT) dan sekarang bedasarkan Pasal 31 ayat
3 UUPT jo Pasal 1 ayat 3 Permenkumham No. 29 Tahun 2016 Besaran
modal dasar PT ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri PT

v Paling sedikit 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar HARUS
DITEMPATKAN dan DISETOR PENUH (pasal 33 ayat 1 UUPT) === Modal
Ditempatkan adalah modal yang diambil bagian oleh para pendiri/para
pemgang saham PT. === MODAL DITEMPATKAN = ¼ X MODAL DASAR ATAU
MODAL DASAR MAKSIMUM 4 X MODAL DITEMPATKAN
v Modal ditempatkan dan disetor penuh dibuktikan dengan bukti penyetoran
yang sah. (pasal 33 ayat 2 UUPT)

v Bukti penyetoran yang sah tersebut antara lain bukti setoran pemegang saham
ke dalam rekening bank atas nama Perseroan, data dari laporan keuangan
yang telah diaudit oleh akuntan, atau neraca Perseroan yang ditandatangani
oleh Direksi dan Dewan Komisaris. (penjelasan pasal 33 ayat 2 UUPT)

v Sebagai implementasi penjelasan Pasal 33 ini, diterapkan dalam Proses


Pengesahan PT dibuat Pernyataan Modal dengan format yang telah
disetujui oleh KemenkumHAM.

v Pasal 2 ayat 2 Permenkumham no.29 Tahun 2016 menentukan bahwa bukti


penyetoran yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disampaikan secara elektronik kepada Menteri dalam waktu paling lama 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Perseroan
Terbatas ditandatangani.

v Penyetoran dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya.


v PENYETORAN DALAM BENTUK LAIN SELAIN
UANG

Penyetoran dalam bentuk lain selain uang harus disertai


rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau
macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang
dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran
tersebut. (penjelasan pasal 34 ayat 1 UUPT)

Jika penyetoran dilakukan dalam bentuk lain, penilaian


setoran modal ditentukan berdasarkan NILAI WAJAR
yang ditetapkan sesuai dengan HARGA PASAR atau
OLEH AHLI yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.
(pasal 34 ayat 2 UUPT)
v PENYETORAN BERUPA BENDA TIDAK BERGERAK (INBRENG)

Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus


DIUMUMKAN dalam 1 (satu) SURAT KABAR atau lebih, dalam
jangka waktu 14 (empat belas) harus setelah akta pendirian
ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham
tersebut. (Pasal 34 ayat 3 UUPT)

Dalam Pendirisn PT, Setelah PT memperoleh status Badan Hukum


maka dilakukan penyetoran dengan menanadatangani AKTA
PEMASUKAN KE DALAM PERUSAHAAN dihadapan PPAT

v PENYETORAN BERUPA HAK TAGIH KEPADA PERSEROAN

Pemegang saham dan Kreditor lainnya yang mempunyai tagihan


terhadap Perseroan TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN hak tagihnya
sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang
telah diambilnya, kecuali DISETUJUI OLEH RUPS. (pasal 35 ayat 1
UUPT), dengan kuorum = dengan perubahan AD = 2/3 (pasal 35
ayat 3 UUPT)
ž Hak tagih terhadap Perseroan yang dapat dikompensasi
dengan setoran saham adalah hak tagih atas tagihan
terhadap Perseroan yang timbul karena:
a. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda
berwujud atau benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan
uang;
b. pihak yang menjadi penanggung atau penjamin utang Perseroan
telah membayar lunas utang Perseroan sebesar yang ditanggung
atau dijamin; atau
c. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak
ketiga dan Perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau
barang yang dapat dinilai dengan uang yang langsung atau tidak
langsung secara nyata telah diterima Perseroan. (Pasal 35 ayat 2
UUPT)

ž Penyetoran atas saham yang dilakukan sebagai akibat


dari kompensasi bentuk tagihan tersebut, harus
diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian.(Pasal 6
PP No. 15 tahun 1999)
q PENYETORAN SAHAM DAPAT DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN SAHAM DALAM PT
LAIN (MISALNYA TUAN SURYA MENGGUNAKAN
SAHAM MILIKNYA YANG ADA DI DALAM PT ABADI

q UNTUK PENYETORAN SAHAM TERSEBUT WAJIB


TERLEBIH DAHULU DIADAKAN RUPS (JIKA AD
MENENTUKAN DEMIKIAN) === JADI PT ABADI
MENGADAKAN RUPS UNTUK MEMBERIKAN
PERSETUJUAN PENYERAHAN SAHAM MILIK
TUAN SURYA KEPADA PT XXXXX UNTUK
PENYETORAN MODAL

q SETELAH PT XXXX MEMPEROLEH STATUS BADAN


HUKUM MAKA DILAKUKAN PENYERAHAN HAK
ATAS SAHAM DENGAN MEMBUAT AKTA
PENYERAHAN HAK SAHAM
q Didalam AD dapat ditetapkan satu klasifikasi saham atau
lebih. (Pasal 53 ayat 1 UUPT)

q Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan


kepada pemegangnya hak yang sama. (Pasal 53 ayat 2 UUPT)

q Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, AD


menetapkan salah satu di antaranya sebagai SAHAM BIASA.
(pasal 53 ayat 3 UUPT)

q Saham biasa adalah saham yang mempunyai hak suara untuk


mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang
berkaitan dengan pengurusan Perseroan, mempunyai hak
untuk menerima dividen yang dibagikan dan menerima sisa
kekayaan hasil likuidasi.
q Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa
dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi
lain.(Penjelasan pasal 53 ayat 3 UUPT)

q Klasifikasi saham, antara lain :


a. saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;
b. saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;
c. saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali
atau ditukar dengan klasifikasi lain;
d. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menerima dividen lebih dahulu dari pemegang sahm
klasifikasi lain atas pembagian dividen secara kumulatif
atau nonkumulatif;
e. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi
lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam
likuidasi. (Pasal 53 ayat 4 UUPT)
§ Saham Seri A, B dan C dikeluarkan apabila terdapat
perbedaan hak atau kewenangan di antara saham-saham
yang ada . Misalnya saham Seri A memiliki kewenangan
untuk menentukan susunan angota Direksi, Saham Seri B
memepunyai kewenangan untuk menenetukan susunan
anggota Dewan Komisaris sedangkan Saham Seri C
merupakan saham biasa.

§ Untuk BUMN terdapat Saham Seri A yang disebut Saham


Dwi Warna (Merah Putih) dan Saham Seri B yang
merupakan saham biasa. Saham Dwi Warna hanya dapat
dimiliki oleh Negara RI yang berkedudukan sebagai
pengendali dari perusahaan. Saham Seri B dapat dimiliki
oleh Negara dan masyarakat
§ Contoh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang dalam Anggaran
Dasarnya menetapkan 2 jenis saham yaitu saham Seri A
Dwiwarna dan saham Seri B.

§ Dalam Pasal 5 Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (persero) Tbk.


Terdapat perbedaan atas hak yang dimiliki pemegang saham
Seri A dan Seri B. Dalam Anggaran Dasar Bank Mandiri tersebut
disebutkan bahwa saham Seri A Dwiwarna hanya khusus dapat
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan saham Seri B
adalah yang dapat dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
dan/atau masyarakat.

§ Dengan kata lain pada Bank Mandiri ada saham yang hanya bisa
dimiliki Negara yaitu saham Seri A dwiwarna, dan Saham Seri B
yang dapat dimiliki oleh Masyarakat. Pemilik saham Seri A
Dwiwarna pada Bank Mandiri memiliki hak istimewa untuk
menyetujui hal-hal dalam RUPS, hak untuk mengusulkan
agenda RUPS, hak untuk meminta dan mengakses data dan
dokumen Perusahaan dan untuk mengajukan pencalonan yang
mengikat atas calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan
Komisaris. Hak istimewa inilah yang tidak dimiliki oleh
Pemegang Saham Seri B.
Pasal 4
1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp200.000.000,-(dua ratus juta
Rupiah), yang terdiri dari :
a. 1.000 (seribu) saham Seri A, masing-masing saham dengan nilai
nominal sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah) atau dengan
jumlah seluruhnya sebesar Rp100.000.000,- (seratus jutaRupiah); dan
b. 1.000 (seribu) saham Seri B, masing- masing saham dengan nilai
nominal sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah) atau
dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp100.000.000,- (seratus
juta Rupiah).
2. Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 100 % (seratus
persen) atau sebesar Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta Rupiah), yang
terdiri dari 1.000 (seribu) saham Seri A, masing-masing saham dengan
nilai nominal sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah) atau dengan
jumlah seluruhnya sebesar Rp100.000.000,- (seratus juta Rupiah)
dan 1.000 (seribu) saham Seri B, masing-masing saham dengan nilai
nominal sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah) atau dengan
jumlah seluruhnya sebesar Rp100.000.000,-(seratus juta Rupiah).
1. Saham-saham Perseroan adalah saham-saham atas
nama dan dikeluarkan atas nama pemiliknya yang
terdiri dari saham Seri A dan saham Seri B.
2. Dalam Anggaran Dasar yang dimaksud dengan
“saham”ialah saham Seri A dan saham Seri B, yang
dimaksud dengan “pemegang saham” ialah
pemegang saham Seri Adan pemegang saham Seri B,
kecuali apabila dengan tegas dinyatakan lain.
3. Sepanjang dalam Anggaran Dasar tidak ditetapkan lain,
maka pemegang saham Seri A dan pemegang
sahamSeri B mempunyai hak yang sama.
Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham, dimana dalam Rapat Umum
Pemegang Saham tersebut dihadiri oleh pemegang saham
Seri A dan keputusan Rapat tersebut harus disetujui oleh
pemegang saham Seri A. Para anggota Direksi diangkat oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan calon yang diajukan
oleh pemegang saham Seri A pencalonan mana mengikat
bagi Rapat Umum Pemegang Saham.
q Hal ini tunduk pada ketentuan Pemindahan hak Atas saham yang
diatur dalam Pasal 56 – 59 UUPT
q Pasal 56 UUPT :
(1) Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak
(misalnya: akta jual beli saham).
(2) Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau
salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan
(3) Direksi wajib MENCATAT PEMINDAHAN HAK atas saham, tanggal, dan
hari pemindahan hak tersebut dalam DAFTAR PEMEGANG SAHAM atau
daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat
(2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada
Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari terhitung SEJAK TANGGAL PENCATATAN PEMINDAHAN HAK.
(4) Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau
pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama
pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.
(5) Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang
diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
q Pasal 57
(1) Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai
pemindahan hak atas saham, yaitu:
a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada
pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau
pemegang saham lainnya;
b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Organ Perseroan; dan/atau
c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham disebabkan
peralihan hak karena hukum, kecuali keharusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berkenaan
dengan kewarisan.
q Pasal 58
(1) Dalam hal AD mengharuskan PS penjual menawarkan terlebih dahulu
sahamnya kepada PS klasifikasi tertentu atau PS lain, dan dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan
ternyata PS tersebut tidak membeli, PS penjual dapat menawarkan dan
menjual sahamnya kepada pihak ketiga.
(2) Setiap PS penjual yang diharuskan menawarkan sahamnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berhak menarik kembali penawaran tersebut,
setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
(3) Kewajiban menawarkan kepada PS klasifikasi tertentu atau PS lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku 1 (satu) kali

q Penjelasan Pasal 58 ayat (3) UUPT :Yang dimaksud dengan “hanya


berlaku 1 (satu) kali” adalah anggaran dasar Perseroan tidak boleh
menentukan menawarkan sahamnya lebih dari 1 (satu) kali
sebelum menawarkan kepada pihak ketiga.
q Pasal 59
(1) Pemberian persetujuan pemindahan hak atas saham yang
memerlukan persetujuan Organ Perseroan atau penolakannya
harus diberikan secara tertulis dalam jangka waktu paling
lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal Organ
Perseroan menerima permintaan persetujuan pemindahan hak
tersebut.
(2) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah lewat dan Organ Perseroan tidak memberikan
pernyataan tertulis, Organ Perseroan dianggap menyetujui
pemindahan hak atas saham tersebut.
(3) Dalam hal pemindahan hak atas saham disetujui oleh Organ
Perseroan, pemindahan hak harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dan
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan diberikan.
q Pasal 28 :
(1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat 2)
juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara
elektronik.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pernyataan
secara elektronik dari Pemohon mengenai dokumen perubahan data Perseroan
yang telah lengkap.
(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pemohon juga harus mengunggah akta perubahan data Perseroan dan neraca
serta laporan laba rugi dari tahun buku bersangkutan bagi Perseroan yang wajib
diaudit.
(4) Dokumen perubahan data Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disimpan Notaris, untuk:
a. …
b. perubahan susunan pemegang saham karena pengalihan saham dan/atau
perubahan jumlah kepemilikan saham yang dimiliki, berupa:
1. akta tentang perubahan susunan pemegang saham yang meliputi
nama dan jumlah saham yang dimiliki; dan/atau
2. akta pemindahan hak atas saham sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
q Pengambialihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
atas Perseroan tersebut.(pasal 1 angka 11 UUPT)

q Pengambialihan dilakukan dengan cara PENGAMBILALIHAN SAHAM


YANG TELAH DIKELUARKAN dan/atau AKAN DIKELUARKAN oleh
Perseroan MELALUI DIREKSI PERSEROAN atau LANGSUNG DARI
PEMEGANG SAHAM. (pasal 125 ayat 1 UUPT)

q PENGAMBILALIHAN YANG DILAKUKAN LANGSUNG KEPADA


PEMEGANG SAHAM , Direksi wajib melakukan PENGUMUMAN
dalam SURAT KABAR DAN PENGUMUMAN secara tertulis kepada
karyawan Perseroan, yang wajib dilakukan dalam jangka waktu 30
hari sebelum dilakukannya PANGGILAN RUPS.

q Setelah dilakukan RUPS kemudian dilakukan jual beli saham


ž SAHAM YANG TIDAK MEMPUNYAI HAK SUARA.

ž Hak suara tidak berlaku untuk:

1. Saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan;


2. Saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak
perusahaannya secara langsung atau tidak langsung;
atau
3. Saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain
yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung
telah dimiliki oleh Perseroan.(pasal 84 ayat 2)
SEKIAN – SEMOGA BERMANFAAT

ALWESIUS, SH. MKn


HP : 081310438333 (WA)
Email: alwesius_notaris@yahoo.co.id dan
alwesius.notaris@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai