Anda di halaman 1dari 24

ANGGARAN DASAR

PT PERTAMINA INTERNATIONAL SHIPPING

Subholding Integrated Marine Logistics


NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan terbatas ini bernama: PT PERTAMINA INTERNATIONAL SHIPPING (selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di
Jakarta Selatan.
2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik di dalam maupun di luar
wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah menyelenggarakan usaha di bidang pelayaran dalam negeri.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas. Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
a. pengangkutan laut antar pelabuhan di Indonesia yang dilakukan secara tetap dan teratur
dan/atau pelayaran yang tidak tetap dan tidak teratur (tramper) dengan menggunakan
semua jenis kapal;
b. pelayaran /pengangkutan orang, hewan maupun barang;
c. Usaha jasa berkaitan dengan penyewaan alat-alat yang berhubungan dengan pelayaran
mencakup data processing, equipment part list serta kegiatan usaha yang terkait;
d. Dalam melaksanakan setiap kegiatannya, Perseroan harus selaras dan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan PT Pertamina (Persero).
MODAL
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan adalah sebesar Rp. 547.840.000.000,- (limaratus empatpuluh tujuh miliar
delapanratus empatpuluh juta Rupiah), terbagi atas 547.840 (limaratus empatpuluh tujuh ribu
delapanratus empatpuluh) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (duapuluh lima persen) atau
sejumlah 136.960 (seratus tigapuluh enam ribu sembilanratus enampuluh) saham sama dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 136.960.000.000,- (seratus tigapuluh enam miliar
sembilanratus enampuluh juta Rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil bagian saham
dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada bagian akhir sebelum penutup
akta.
3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan menurut keperluan
modal Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (untuk selanjutnya dapat
disingkat “RUPS”). Para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
mempunyai hak terlebih dahulu untuk mengambil bagian atas saham yang hendak dikeluarkan
dalam jangka waktu 14 (empatbelas) hari sejak tanggal penawaran dilakukan dan masing-masing

Anggaran Dasar 1
pemegang saham berhak mengambil bagian seimbang dengan sejumlah saham yang mereka
miliki (proposional) baik atas jumlah saham yang hendak dikeluarkan maupun terhadap sisa
saham yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya.
Jika setelah lewat jangka waktu penawaran 14 (empatbelas) hari tersebut, ternyata masih ada
sisa saham yang belum diambil bagian maka Direksi berhak menawarkan sisa saham tersebut
kepada pihak ketiga.
SAHAM
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
2. Yang boleh memiliki dan mempergunakan hak atas saham adalah Warga Negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia.
3. Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham atau surat keterangan kepemilikan saham.
4. Dalam hal Perseroan tidak menerbitkan surat saham, pemilikan saham dapat dibuktikan dengan
surat keterangan atau catatan yang dikeluarkan oleh Perseroan.
5. Jika dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap surat saham diberi sehelai surat saham.
6. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.
7. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:
a. Nama dan alamat pemegang saham;
b. Nomor surat saham;
c. Nilai nominal saham;
d. Tanggal pengeluaran surat saham;
8. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:
a. Nama dan alamat pemegang saham;
b. Nomor surat kolektif saham;
c. Nomor surat saham dan jumlah saham;
d. Nilai nominal saham;
e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham.
9. Surat saham, surat kolektif saham, dan surat keterangan kepemilikan saham harus
ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama, atau apabila Direktur Utama
berhalangan oleh salah seorang Direktur bersama-sama dengan Komisaris Utama, atau apabila
Komisaris Utama berhalangan, oleh Direktur Utama bersama-sama dengan salah seorang
anggota Dewan Komisaris.
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Apabila surat saham rusak atau tidak dapat dipakai lagi, maka atas permintaan mereka yang
berkepentingan, Direksi mengeluarkan surat saham pengganti, setelah surat saham yang rusak
atau tidak dapat dipakai tersebut diserahkan kembali kepada Direksi.
2. Surat saham sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dimusnahkan dan dibuat berita acara
oleh Direksi untuk dilaporkan dalam RUPS berikutnya.

Anggaran Dasar 2
3. Apabila surat saham hilang, maka atas permintaan tertulis dari mereka yang berkepentingan,
Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti setelah menurut pendapat Direksi kehilangan
tersebut cukup dibuktikan dan dengan jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi untuk tiap
peristiwa yang khusus.
4. Setelah surat saham pengganti tersebut dikeluarkan, maka saham yang dinyatakan hilang
tersebut tidak berlaku lagi terhadap Perseroan.
5. Semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran surat saham pengganti, ditanggung oleh
pemegang saham yang berkepentingan.
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 pasal ini
mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 7
1. Pemindahan hak atas saham, hiatus terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS dan akta
pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan
atau kuasanya yang sah.
2. Pemegang saham yang hendak memindahkan hak atas sahamnya harus menawarkan terlebih
dahulu secara tertulis kepada pemegang saham lain dengan menyebutkan syarat, jumlah dah
harga yang ditawarkan serta memberitahukan kepada Direksi secara tertulis tentang penawaran
tersebut.
3. Dalam hal pemegang saham Perseroan lainnya tidak ada yang berminat, maka pemegang saham
dapat menawarkannya kepada pihak ketiga dengan syarat dan kondisi yang sekurang-kurangnya
sama dengan penawaran yang diberikan kepada pemegang saham Perseroan.
4. Pemindahan hak atas saham harus mendapat persetujuan dari Instansi yang berwenang. Jika
peraturan perundang-undangan mensyaratkan hal tersebut.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran
Dasar telah terpenuhi.
6. Mulai hari panggilan RUPS sampai dengan hari dilaksanakan RUPS tersebut, pemindahan hak
atas saham tidak diperkenankan.
7. Segala tindakan pemindahan hak atas saham yang bertentangan dengan pasal ini, membawa
akibat bahwa hak-hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut tidak dapat dijalankan,
sedangkan pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 8
1. RUPS terdiri dari:
a. RUPS Tahunan;
b. RUPS lainnya yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut juga RUPS Luar Biasa.
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti kedua-duanya yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar
Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.
3. Dalam RUPS Tahunan:
a. Direksi menyampaikan:

Anggaran Dasar 3
- Laporan Tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat
persetujuan RUPS;
- Laporan Keuangan untuk mendapat pengesahan RUPS;
b. Ditetapkan penggunaan Laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
c. Diputuskan mata acara lainnya dari RUPS yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan
memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar.
4. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi
dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun
buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan.
5. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk
membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada
ayat 3 huruf a dan huruf b, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta
Anggaran Dasar.
6. Mata acara RUPS dapat diusulkan oleh 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS
Pasal 9
1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat-tempat Perseroan melakukan
kegiatan usahanya dan harus terletak di wilayah Negara Republik Indonesia.
2. RUPS diselenggarakan dengan melakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada para pemegang
shaam dengan surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar.
3. Pemanggilan dilakukan paling lambat 14 (empatbelas) hari sebelum RUPS diadakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS diadakan.
4. Dalam pemanggilan itu harus dicantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan
RUPS.
5. Pemanggilan RUPS tidak diperlukan jika semua pemegang saham menyetujui agenda rapat dan
keputusan disetujui dengan suara bulat.
6. RUPS dipimpin oleh Komisaris Utama.
7. Jika Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris
yang hadir dalam Rapat dan ditunjuk untuk itu oleh Rapat dan dalam hal semua anggota Dewan
Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS
dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dalam Rapat dan ditunjuk untuk
itu oleh Rapat.
8. Dalam hal semua Direksi tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan antara
mereka yang hadir dalam Rapat.

Anggaran Dasar 4
KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS
Pasal 10
1. RUPS dapat dilangsungkan apabila kuorum kehadiran sebagaimana disyaratkan dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas telah dipenuhi.
2. Pungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain dilakukan secara lisan, kecuali apabila pimpinan RUPS menentukan lain,
tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam RUPS.
3. Suara blanko (abstain) dan/atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada serta tidak dihitung
dalam menentukan keputusan yang diajukan dalam RUPS.
4. RUPS dapat mengambil keputusan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas.
5. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS secara
fisik, dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberitahu secara tertulis dan semua
pemegang saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis tersebut
serta menandatangani persetujuan tersebut.
6. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.
DIREKSI
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
Perusahaan. Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang Anggota Direksi, seorang di
antaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:
a. Dinyatakan pailit;
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan.
3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini, pengangkatan
anggota Direksi dilakukan berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, jujur,
berperilaku baik, dan berdedikasi tinggi untuk memajukan dan mengembangkan Perseroan serta
persyaratan lainnya berdasarkan peraturan perundangan.
4. Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris
dilarang memiliki hubunagn keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis ke samping, atau hubungan semenda (menantu atau ipar).
5. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS.
6. Anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh pemegang saham dan pencalonan
tersebut mengikat bagi RUPS.
7. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.

Anggaran Dasar 5
8. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS dengan
menyebutkan alasannya.
9. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:
a. Masa jabatannya berakhir;
b. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 19 pasal ini;
c. Kehilangna kewarganegaraan Indonesia;
d. Meninggal dunia; atau
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS berdasarkan alasan:
1) Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen;
2) Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
3) Tidak lagi memenuhi persyaratan dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
4) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara;
5) Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
yang tetap;
6) Terjadinya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 pasal ini, RUPS berwenang
memberhentikan salah satu diantara mereka; atau
7) Alasan lainnya yang ditetapkan oleh RUPS.
10. Rencana pemberhentian sewaktu-waktu anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat 8
pasal ini diberitahukan kepada anggota Direksi yang bersangkutan secara tertulis oleh pemegang
saham.
11. Keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat 9 huruf e butir 1), 2), 3), dan 4)
pasal ini diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
12. Dalam hal pemberhentian dilakukan dalam RUPS, maka pembelaan diri sebagaimana dimaksud
pada ayat 11 pasal ini dilakukan dalam RUPS.
Sedangkan dalam hal pemberhentian dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat 5 Anggaran
Dasar ini, maka pembelaan diri disampaikan secara tertulis kepada pemegang saham dalam
jangka waktu 14 (empatbelas) hari terhitung sejak anggota Direksi yang bersangkutan diberitahu
sebagaimana dimaksud pada ayat 10 pasal ini.
13. Dalam hal anggota Direksi yang diberhentikan telah melakukan pembelaan diri atau menyatakan
tidak berkeberatan atas rencana pemberhentiannya pada saat diberitahukan, maka ketentuan
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 12 pasal ini dianggap telah terpenuhi.
14. Apabila pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat 11 pasal ini masih dalam proses, maka
anggota Direksi tersebut diberhentikan secara sementara dan Dewan Komisaris menunjuk
anggota Direksi lainnya untuk melaksanakan tugas anggota Direksi dimaksud sesuai dengan
ketentuan pada pasal 16 ayat 3 huruf g Anggaran Dasar ini.
15. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat 9 huruf e butir 4) dan 5) pasal
ini merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.
16. Anggota Direksi diberi gaji dan tunjangan lain serta fasilitas yang jumlahnya ditetapkan oleh
RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila
terjadi rangkap jabatan sebagaimana pengecualian dalam Pasal ini ayat 24 huruf a, maka

Anggaran Dasar 6
anggota Direksi tersebut tidak memperoleh gaji, tunjangan, fasilitas, dan penghasilan tambahan
lainnya atas rangkap jabatan.
17. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun salah satu jabatan anggota Direksi Perseroan
lowong, maka:
a. Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan, harus
diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan jabatan Direksi tersebut dengan
memperhatikan ketentuan ayat 2 pasal ini.
b. Selama jabatan itu lowong dan penggantinya belum ada atau belum memangku jabatannya,
maka salah seorang Anggota Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris
menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan
wewenang yang sama.
18. Dalam hal pada suatu waktu oleh sebab apapun Perseroan tidak mempunyai Direksi, maka untuk
sementara waktu Dewan Komisaris berkewajiban menjalankan kewajiban Direksi, dengan
kewajiban dalam waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah terjadi lowongan, untuk
memanggil RUPS guna mengangkat anggota Direksi dimaksud.
19. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada pemegang saham dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan lainnya paling lambat 30 (tigapuluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya. Dalam hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran
diri, tidak ada keputusan dari RUPS, maka anggota Direksi tersebut berhenti dengan sendirinya
pada tanggal yang diminta atau dengan lewatnya waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal surat
pengunduran diri.
20. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun pada saat masa jabatannya berakhir,
kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggungjawab atas
tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
21. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 3 huruf g dan pasal 16
ayat 5 Anggaran Dasar ini.
22. Apabila seorang anggota Direksi berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
maka masa jabatan penggantinya adalah sisa masa jabatan anggota Direksi yang digantikannya,
kecuali RUPS menetapkan lain.
23. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota Direksi tersebut
akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi lainnya yang telah
ada kecuali RUPS menetapkan lain.
24. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu:
a. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha
Milik Swasta, kecuali anak perusahaan atau perusahaan patungan Perseroan; dan/atau;
b. Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan/atau
daerah;
c. Pengurus partai politik atau anggota legislatif;
d. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan; atau

Anggaran Dasar 7
e. Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak
langsung dengan Perseroan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DIREKSI
Pasal 12
1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian
dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, maka Direksi
berwenang untuk:
a. Menetapkan kebijakan dalam memimpin pengurusan Perseroan;
b. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk pembinaan
pegawai, penetapan upah, dan penghasilan lain, pesangon dan/atau penghargaan atas
pengabdian serta manfaat pensiun bagi para pegawai Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/atau keputusan RUPS;
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar
pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk
untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama atau kepada pihak lain;
e. Direksi dapat mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan berdasarkan aturan
dan ketentuan yang berlaku; dan
f. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurusan maupun mengenai
pemilikan kekayaan Perseroan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, maka Direksi
berkewajiban untuk:
a. Mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas,
kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan;
b. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan rencana strategis
yang memuat sasaran dan tujuan Perseroan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5
(lima) tahun, yang telah ditandatangani bersama dengan Dewan Komisaris disampaikan
kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan;
c. Menyiapkan rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan
penjabaran tahunan dari RJPP dan selanjutnya disampaikan kepada RUPS untuk
mendapatkan pengesahan;

Anggaran Dasar 8
d. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai kelaziman
yang berlaku bagi suatu Perseroan;
e. Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, menyampaikan Laporan
Tahunan yang telah ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris kepada RUPS untuk
mendapatkan pengesahan;
f. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan
prinsip-prinsip pengendalian internal, terutama fungsi pengurusan, pencatatan,
penyimpanan dan pengawasan;
g. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan jalannya
Perseroan berupa laporan kegiatan Perseroan termasuk laporan keuangan baik dalam
bentuk laporan berkala menurut cara dan waktu yang ditentukan dalam Anggaran Dasar ini
serta setiap kali diminta oleh RUPS;
h. Meyiapkan dan menetapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan
tugasnya;
i. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang dinyatakan atau diminta anggota Dewan
Komisaris;
j. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Aggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
k. Selaras dan sesuai dengan kebijakan dan peraturan PT Pertamina (Persero) serta sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
4. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali
apabila anggota Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa:
a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsugn maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
6. Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris untuk:
a. Menerima pinjaman jangka pendek, kecuali pinjaman dari pemegang saham mayoritas;
b. Memberikan pinjaman jangka pendek;
c. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penarikan kredit jangka
pendek;
d. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim
berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;

Anggaran Dasar 9
e. Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan persediaan barang mati;
f. Mengadakan kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, kerja sama operasi
dan perjanjian kerja sama lainnya dalam bidang usaha Perseroan sebagaimana ketentuan
pasal … Anggaran Dasar ini yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan oleh Dewan
Komisaris;
g. Mengadakan kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, kerja sama operasi
dan perjanjian kerja sama lainnya yang tidak dalam bidang usaha Perseroan sebagaimana
ketentuan pasal 3 Anggaran Dasar ini untuk jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun atau
yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris; dan
h. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi sampai dengan 1 (satu) tingkat di bawah
Direksi.
7. Perbuatan-perbuatan di bawah ini yang hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat
rekomendasi tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku, yaitu:
a. Menerima pinjaman jangka pendek dengan jumlah tertentu sama dengan atau di atas
batasan nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 huruf q pasal ini, dan pinjaman jangka
menengah/panjang dari Bank atau lembaga keuangan lain;
b. Memberikan pinjaman jangka pendek dengan jumlah tertentu sama dengan atau di atas
batasan nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 huruf q pasal ini;
c. Memberikan pinjaman jangka menengah/panjang;
d. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penerimaan pinjaman
sebagaimana dimaksud ayat 7 huruf a pasal ini;
e. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak Perseroan dengan umur eknomis
yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya lebih dari 5 (lima) tahun;
f. Melepaskan dan/atau menghapuskan aktiva tetap tidak bergerak;
g. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan barang dengan jumlah tertentu sama
dengan atau di atas batasan nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 huruf q pasal ini;
h. Mengadakan kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, kerja sama operasi
dan perjanjian kerja sama lainnya yang tidak dalam bidang usaha Perseroan sebagaimana
ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar ini untuk jangka waktu yang lebih dari 1 (satu) tahun atau
yang sama dengan atau melebihi nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 huruf q pasal ini;
i. Mengadakan kerja sama Bangun Guna Serah (Build, Operate and Transfer/BOT), Bangun
Guna Milik (Build, Operate and Owned/BOO) atau Bangun, Sewa Serah (Build, Rent and
Transfer/BRT);
j. Melakukan penyertaan modal Perseroan dalam badan usaha lainnya;
k. Melepaskan baik sebagian atau seluruhnya penyertaan modal Perseroan dalam badan
usaha lainnya;
l. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;
m. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak
perusahaan atau perusahaan patungan;

Anggaran Dasar 10
n. Mengambil atau melepaskan bagian baik sebagian atau seluruhnya partisipasi (working
interest) di wilayah kerja kegiatan minyak dan gas bumi serta energi terkait lainnya;
o. Mengikat Persroan sebagai penjamin (borg atau avalist);
p. Menempatkan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris
di anak perusahaan atau perusahaan patungan; dan
q. Tindakan-tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 6 pasal ini kecuali ayat 6 huruf h yang
mempunyai akibat keuangan bagi Perseroan yang memenuhi salah satu dari dua hal berikut
mana yang lebih kecil: (i) sama dengan atau lebih dari 2,5% (dua koma lima persen) dari
pendapatan (revenue) Perseroan; (ii) sama dengan atau lebih dari 5% (lima persen) dari
modal sendiri (total equity).
8. Perbuatan-perbuatan Direksi sebagaimana disebutkan di ayat 6 dan ayat 7 pasal ini, tidak perlu
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS sepanjang perbuatan-perbuatan
tersebut telah tertuang dalam RKAP berikut perubahannya yang telah disetujui oleh RUPS dan
pelaksanaannya tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
18 ayat 6 dan ayat 7 Anggaran Dasar ini.
9. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan sebagai jaminan hutang
seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan (yang bukan merupakan barang
dagangan) baik dalam suatu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili
Pemegang Saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian
dari jumlah suara tersebut.
10. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan hutang atau melepaskan
hak atas harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud ayat 9 pasal ini wajib pula
diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang terbit dan beredar
luas/nasional di wilayah Republik Indonesia paling lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak
dilakukan perbuatan hukum tersebut.
11. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, ayat 7, ayat 9 dan ayat 10 pasal ini, RUPS
dapat menentukan pembatasan atau syarat-syarat lain.
12. Direksi dalam mengurus Perseroan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh RUPS sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar ini.
13. Kebijakan kepengurusan ditetapkan oleh rapat Direksi.
14. Dalam rangka melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat 13 pasal ini, maka
Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan dengan ketentuan tindakan tersebut telah disetujui oleh Rapat Direksi.
15. Jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak dibuktikan
kepada pihak ketiga, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Direktur Utama berwenang
bertindak atas nama Direktur Utama.
16. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang Direksi yang tertua
dalam jabatan sebagai anggota Direksi Perseroan berwenang bertindak atas nama Direktur
Utama.

Anggaran Dasar 11
17. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang Direktur yang tertua dalam jabatan, maka Direktur
yang tertua dalam usia yang berwenang bertindak atas nama Direktur Utama.
18. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat
seseorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan memberikan kepadanya atau kepada
mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur dalam surat kuasa.
19. Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang
tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
20. Setiap anggota Direksi dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perseroan selain gaji dan fasilitas yang diterimanya
sebagai anggota Direksi yang ditentukan oleh RUPS.
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat direksi
2. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga diambil tanpa diadakan rapat direksi, sepanjang
keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh semua anggota Direksi
3. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu apabila:
a. Dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota direksi;
b. Atas permintaan tertulis dari seuorang atau lebih anggota dewan komisaris;atau
c. Pemegang saham yang memiliki jumlah saham terbesar dengan menyebutkan hal-hal
yang dibicarakan.
4. Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah rapat yang ditandatangani oleh pimpinan rapat
Direksi dan seluruh anggota Direksi yang hadir, yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk
pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion anggota Direksi (jika ada) dan hal-hal yang
diputuskan. Satu salinan risalah rapat Direksi agar disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk
diketahui.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan
atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi.
6. Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat
diadakan.
7. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 pasal ini harus mencantumkan acara,
tanggal, waktu dan tempat rapat.
8. Panggilan rapat terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan apabila semua anggota Direksi hadir
dalam rapat.
9. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh
lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Direksi atau wakilnya yang sah dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 pasal ini.
10. Dalam mata acara lain-lain, Rapat Direksi tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua
anggota Direksi atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan mata acara rapat.
11. Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama

Anggaran Dasar 12
12. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat Direksi dipimpin oleh Direktur
yang khusus ditunjuk untuk maksud itu oleh Direktur Utama.
13. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang Direktur yang tertua
dalam jabatan sebagai anggota Direksi Perseroan yang memimpin rapat Direksi.
14. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) orang Direktur yang tertua dalam jabatan, maka Direktur
yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi
15. Pada prinsipnya, semua keputusan dalam rapat Direksi diambil dengan musyawarah untuk
mufakat.
16. Apabila pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 15 pasal ini tidak dapat
dilaksanakan, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
17. Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan rapat
yang menentukan dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggungjawaban
sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat 5 Anggaran Dasar ini.
18. Setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk
anggota Direksi yang diwakilinya.
19. Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan, seorang anggota Direksi dapat diwakili
dalam rapat hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus
untuk keperluan itu.
20. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang anggota Direksi lainnya.
21. Suara blanko (abstain) dan/atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada serta tidak dihitung
dalam menentukan keputusan yang diajukan dalam rapat Direksi.
BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 14
1. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. Terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan;atau
b. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan
2. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, yang berhak
mewakili Perseroan adalah:
a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan
yang ditunjuk oleh anggota Direksi lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan; atau
c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi dan Dewan
Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
1. Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang anggota atau lebih, apabila terdapat lebih dari 1
(satu) orang anggota maka seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama.

Anggaran Dasar 13
2. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota merupakan majelis dan
setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris.
3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap
melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya
pernah:
a. Dinyatakan pailit;
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.
4. Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini, pengangkatan anggota
Dewan Komisaris dilakukan dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi, memahami
masalah-masalah manajemen Perseroan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen,
memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan, dan dapat menyediakan waktu
yang cukup untuk melaksanakan tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
5. Antara para anggota Dewn Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota
Direksi dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis kesamping, termasuk hubungan semenda (menantu atau ipar).
6. Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS.
7. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon-calon yang diusulkan para pemegang saham dan
pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS.
8. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
9. Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS
dengan menyebutkan alasannya.
10. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Masa jabatannya berakhir;
c. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia
d. Mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 18 pasal ini; atau
e. Diberhentikan berdasarkan RUPS dengan alasan:
1) Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
2) Tidak lagi memenuhi persyaratan dan/atau melanggar ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara;
4) Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap;
5) Terjadinya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 pasal ini, RUPS
berwenang-memberhentikan salah satu diantara mereka atau

Anggaran Dasar 14
6) Alasan lainnya yang ditetapkan oleh RUPS
11. Rencana pemberhentian sewaktu-waktu anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada
ayat pasal ini diberitahukan kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan secara tertulis
pemegang saham.
12. Keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud ayat 10 huruf e butir 1), 2), dan 3) pasal ini
diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
13. Dalam hal pemberhentian dilakukan dalam RUPS maka pembelaan diri sebagaimana dimaksud
pada ayat 12 pasal ini dilakukan dalam RUPS. Sedangkan dalam hal pemberhentian dilakukan
berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat 5 Anggaran Dasar ini, maka pembelaan diri disampaikan
secara tertulis kepada pemegang saham dalam jangka waktu 14 (empatbelas) hari terhitung
sejak anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberitahu sebagaimana dimaksud pada ayat
11 pasal ini.
14. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan telah melakukan pembelaan diri atau
menyatakan tidak keberatan atas rencana pemberhentiannya pada saat diberitahukan, maka
ketentuan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 13 pasal ini dianggap telah terpenuhi.
15. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat 10 huruf e butir 3) dan 4) pasal
ini merupkan pemberhentian dengan tidak hormat.
16. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan tunjangan/fasilitas yang jumlahnya
ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
17. Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka sendiri, dan untuk
kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang
diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan.
18. Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada pemegang saham dengan tembusan
kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi paling lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.
19. Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum maupun pada saat masa jabatannya
berakhir kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggung
jawab atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
20. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam waktu paling
lama 30 (tigapuluh) hari setelah terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi
lowongan itu dengan memperhatikan ayat 3 pasal ini.
21. Apabila karena sebab apapun juga Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Dewan
Komisaris maka dalam waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah terjadi lowongan, harus
diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Dewan Komisaris baru.
22. Apabila seorang anggota Dewan Komisaris berakhir atau berhenti atau diberhentikan sebelum
masa jabatannya berakhir, maka masa jabatan penggantinya adalah sisa masa jabatan anggota
Dewan Komisaris yang digantikannya, kecuali RUPS menetapkan lain.

Anggaran Dasar 15
23. Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris, maka masa jabatan anggota Dewan
Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisaris lainnya yang telah ada kecuali RUPS menetapkan lain.
24. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku rangkap sebagai:
a. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha milik Swasta dan/atau;
b. Pengurus partai politik dan/atau anggota legislatif;
c. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan; atau
d. Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau
tidak langsung dengan Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS


Pasal 16
1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan
oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap
pelaksanaan RJPP, RKAP serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan.
2. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran;
b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggungjawab kepada Perseroan dalam hal
ini diwakili oleh RUPS dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat
kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan;
c. Dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil
kepentingan Perseroan selain honorarium dan fasilitas yang ditentukan oleh RUPS.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Dewan Komisaris
berwenang untuk:
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan;
b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
menyangkut pengelolaan Perseroan;
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan
Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;
f. Mengangkat sekretaris Dewam Komisaris, jika dianggap perlu;

Anggaran Dasar 16
g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Perseroan Terbatas;
h. Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemampuan Perseroan;
i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas
beban perseroan, jika dianggap perlu;
j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan; dan
l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertenganggan dengan
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.
4. Dalam Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Dewan Komisaris
berkewajiban untuk:
a. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP yang diusulkan
Direksi;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada
RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan
c. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja
Perseroan
d. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi
serta menandatangani Laporan Tahunan;
e. Membentuk komite audit;
f. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam tugas pengawasan dan pemberian nasihat
sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan
Keputusan RUPS; dan
g. Selaras dan sesuai dengan kebijakan dan peraturan PT Pertamina (Persero) serta dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Dalam hal Dewan Komisaris melakukan pemberhentian sementara atas anggota Direksi
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 huruf g pasal ini, maka Dewan Komisaris harus
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan
tindakan itu.
6. Dalam waktu 30 (tigapuluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris
diwajibkan untuk memanggil RUPS yang akan memutuskan apakah Anggota Direksi yang
bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya,
sedangkan yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir dan membela diri.
7. RUPS sebagaimana dimaksud ayat 6 pasal ini dipimpin oleh salah seorang pemegang saham yang
dipilih oleh dan dari antara merea yang hadir.
8. Dalam hal RUPS tidak diadakan dalam waktu 30 (tigapuluh) hari setelah pemberhentian
sementara itu, maka pemberhentian sementara itu batal demi hukum.

Anggaran Dasar 17
9. Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 pasal ini.
10. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana
dimaksud pada ayat 9 pasal ini apabila dapat membuktikan:
a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan
c. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.

RAPAT DEWAN KOMISARIS


Pasal 17
1. Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam rapat Dewan Komisaris.
2. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga diambil tanpa diadakan rapat Dewan Komisaris,
sepanjang keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh semua anggota Dewan
Komisaris.
3. Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah rapat yang berisi hal-hal yang
dibicarakan (termasuk pendapat berbeda/dissenting opinion anggota Dewan Komisaris, jika ada)
dan hal-hal yang diputuskan.
4. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di
tempat kegiatan usahanya yang utama di dalam wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh
Dewan Komisaris.
5. Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut
Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.
6. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu apabila dipandang perlu oleh
Komisaris Utama atau usul paling sedikit ⅓ (satu per tiga) dari jumlah anggota Dewan Komisaris,
permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari pemegang saham yang memiliki jumlah
saham terbesar dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
7. Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh
anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan.
8. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud padat ayat Pasal ini harus mencantumkan acara, tanggal,
waktu dan tempat rapat.
9. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dalam
rapat.

Anggaran Dasar 18
10. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota dewan Komisaris.
11. Dalam mata acara lain-lain, rapat Dewan Komisaris tidak berhak mengambil keputusan kecuali
semua anggota Dewan Dewan Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui
penambahan mata acara rapat.
12. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Dewan
Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu.
13. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Komisaris
lainnya.
14. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama.
15. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh
seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.
16. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan, maka Komisaris yang tertua dalam
jabatan yang memimpin rapat Dewan Komisaris
17. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) orang atau tidak ada Komisaris yang tertua dalam jabatan,
maka Komisaris yang tertua dalam usia bertindak sebagai pimpinan rapat Dewan Komisaris.
18. Semua Keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat.
19. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat Dewan Komisaris
diambil dengan suara terbanyak.
20. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul yang
bersangkutan dianggap ditolak, kecuali mengenai diri orang akan ditentukan dengan undian
secara tertutup.
21. Suara blanko (abstain) dan/atau suara yang tidak sah diannggap tidak ada serta tidak dihitung
dalam menentukan keputusan yang diajukan dalam rapat Dewan Komisaris.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN
Pasal 18
1. Direksi wajib menyusun RKAP untuk setiap tahun buku, yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan Perseroan, dan program kerja/kegiatan;
b. Anggaran perseroan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan yang
meliputi anggaran investasi dan anggaran operasi;
c. Proyeksi keuangan Perseroan dan anak perusahaannya;
d. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS
2. Rancangan RKAP yang telah ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi disampaikan kepada
Dewan Komisaris untuk ditelaah dan ditandatangani sebelum disampaikan kepada Pemegang
Saham.
3. Rancangan RKAP yang telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan semua anggota
Dewan Komisaris disampaikan oleh Direksi kepada pemegang saham paling lambat 60
(enampuluh) hari sebelum tahun buku RKAP yang bersangkutan untuk mendapatkan
persetujuan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
4. Rancangan RKAP yang diajukan oleh Direksi dan telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris
akan disetujui oleh RUPS paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah tahun anggaran berjalan

Anggaran Dasar 19
(tahun anggaran RKAP yang bersangkutan), apabila sampai dengan batas waktu akhir
sebagaimana dimaksud di atas rancangan RKAP belum disetujui oleh RUPS, maka RKAP tahun
sebelumnya yang diberlakukan. Namun, apabila terdapat keputusan RUPS melebihi jangka waktu
30 (tigapuluh) hari setelah tahun anggaran berjalan, maka RKAP yang berlaku adalah RKAP hasil
keputusan RUPS.
5. Rancangan RKAP sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini harus disediakan di kantor
Perseroan sejak tanggal panggilan sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS persetujuannya
untuk kepentingan pemegang saham.
6. Setiap pengalihan anggaran investasi yang telah ditetapkan dalam RKAP maupun perubahan
rencana kerja dan anggaran yang belum dan yang telah ditetapkan dalam RKAP, harus
memperoleh persetujuan RUPS.
7. Perubahan penggunaan anggaran investasi yang telah ditetapkan dalam RKAP, sebagaimana
dimaksud pada ayat 6 pasal ini, sepanjang nilainya tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari total
RKAP cukup memperoleh persetujuan Dewan Komisaris.
TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 19
1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tigapuluh
satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. Untuk pertama
kalinya buku perseroan dimulai pada tanggal dibuat akta pendirian ini dan ditutup pada tanggal
31 (tigapuluh satu) Desember tahun berikutnya.
2. Direksi wajib menyusun Laporan Tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang
baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, neraca gabungan
dan konsolidasi, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, dan catatan atau laporan keuangan tersebut;
b. Laporan mengenai kegiatan Perseroan;
c. Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial lingkungan;
d. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha
Perusahaan;
e. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris
selama tahun buku yang baru lampau;
f. Nama anggota direksi dan anggota Dewan Komisaris; dan
g. Gaji dan tunjangan/fasilitas bagi anggota Direksi dan honorarium dan tunjangan/fasilitas
bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
3. Rancangan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik,
yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris
untuk ditelaah dan ditandatangani sebelum disampaikan kepada pemegang saham.
4. Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini ditetapkan oleh RUPS.
5. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini, yang telah ditandatangani oleh
semua Anggota Direksi dan semua anggota Dewan Komisaris disampaikan oleh Direksi kepada

Anggaran Dasar 20
pemegang saham paling lambat 6 (enam) bulan setelah Tahun Buku berakhir dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku.
6. Dalam hal ada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak menandatangani Laporan
Tahunan dimaksud harus disebutkan alasannya secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan
oleh Direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam Laporan Tahunan.
7. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani
Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat - Pasal ini dan tidak memberi alasan secara
tertulis, yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi laporan Tahunan.
8. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 5 pasal ini, dilakukan oleh RUPS paling lambat pada akhir bulan keenam
setelah tahun buku berakhir.
9. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan kepada kepada para Anggota Direksi dan Anggota
Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku
yang lalu, sejauh tindakan tersebut ternyata dalam laporan tahunan termasuk laporan keuangan
serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Laporan tahunan termasuk laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini harus
disediakan di kantor Perusahaan sejak tanggal panggilan sampai dengan tanggal
pelaksanaan RUPS persetujuannya untuk kepentingan Pemegang Saham.

PELAPORAN
Pasal 20
1. Direksi wajib menyiapkan laporan berkala yang memuat pelaksanaan RKAP
2. Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini meliputi laporan bulanan,
triwulanan dan laporan tahunan.
3. Selain laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini, Direksi sewaktu-waktu dapat
pula memberikan laporan khusus kepada Dewan Komisaris, pemegang saham, dan/atau RUPS.
4. Laporan berkala dan laporan lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 3 pasal ini,
disampaikan dengan bentuk, isi dan tata cara penyusunan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat 3 huruf k Anggaran Dasar ini dan/atau peraturan
perundang-undangan.
5. Direksi wajib menyampaikan laporan triwulanan kepada Dewan Komisaris dan/atau pemegang
saham paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah berakhirnya periode triwulanan tersebut.
6. Laporan triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 pasal ini ditandatangani oleh semua
anggota Direksi.
7. Dalam hal ada anggota Direksi tidak menandatangani laporan triwulanan sebagaimana dimaksud
pada ayat 6 pasal ini, maka harus disebutkan alasannya secara tertulis.
PENGGUNAAN LABA
Pasal 21

Anggaran Dasar 21
1. Penggunaan laba bersih termasuk jumlah penyisihan untuk cadangan kerugian diputuskan oleh
RUPS.
2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1
8. Pembagian dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 7 pasal ini, ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris
9. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim
yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan.
10. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian
Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim
sebagaimana dimaksud pada ayat 9 pasal ini.
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 22
1. Perseroan membentuk cadangan wajib dan cadangan lainnya.
2. Penyisihan laba bersih untuk cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini berlaku
apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan wajib segaiamana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini
dilakukan sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% (duapuluh persen) dari jumlah
modal yang ditempatkan dan disetor.
4. Cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini yang belum mencapai jumlah
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini hanya dapat dipergunakan untuk menutup kerugian
Perseroan yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lainnya.
5. Apabila dana cadangan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini telah melebihi jumlah
20% (duapuluh persen) tersebut, maka RUPS dapat memutuskan agar kelebihan dari dana
cadangan tersebut digunakan bagi keperluan Perseroan.
6. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan
cara yang dianggap baik oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Laba yang diperoleh dari dana cadangan itu dimasukkan dalam perhitungan laba rugi.
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
1. Sepanjang tidak diatur tersendiri dalam Anggaran Dasar ini, berlaku Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus
dalam RUPS dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan.
Akhirnya, para penghadap bertindak dalam kedudukannya sebagaimana tersebut diatas
menerangkan bahwa:
1. Modal ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar telah diambil
bagian dan disetor penuh dengan uang tunai melalui kas Perseroan oleh para pendiri:

Anggaran Dasar 22
a. PT PERTAMINA (Persero) tersebut sejumlah 136.275 (seratus tigapuluh enam ribu
duaratus tujuhpuluh lima) saham atau dengan nilai seluruhnya sebesar seratus tigapuluh
enam miliar duaratus tujuhpuluh lima juta rupiah Rp. 136.275.000.000,
b. PT PERTAMINA LUBRICANTS tersebut, sejumlah 685 (enamratus delapanpuluh lima)
saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar enamratus delapanpuluh lima juta
Rupiah Rp. 685.000.000,
Sehingga seluruhnya berjumlah 136.960 (seratus tigapuluh enam ribu sembilanratus
enampuluh) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar seratus tigapuluh enam
miliar sembilanratus juta Rupiah Rp. 136.960.000.000,
2. Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 11 ayat 5 dan pasal 15 ayat 6 Anggaran Dasar ini
mengenai tata cara pengangkatan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris, telah diangkat sebagai:
- DIREKSI:
- Direktur: Tuan SOEBAGJO HARI MOELJANTO (dalam Kartu Tanda Penduduk tertulis IR.
SUBAGJO H MOELJANTO), lahir di Probolinggo, pada tanggal 16-06-1962 (enambelas
Juni seribu sembilanratus enampuluh dua), bertempat tinggal di Jakarta, Jalan
Cempaka Putih Tengah 27 nomor 60, Rukun Tetangga 015, Rukun Warga 004,
Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3175071606620008,
Warga Negara Indonesia;
- DEWAN KOMISARIS
- Komisaris: Tuan AHMAD BAMBANG (dalam Kartu Tanda Penduduk tertulis IR. AHMAD
BAMBANG), lahir di Kediri, pada tanggal 05-07-1962 (lima Juli seribu sembilanratus
enampuluh dua) bertempat tinggal di Jakarta Komplek Pas Kalibata Tengah nomor 5,
Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 007, Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran,
Jakarta Selatan, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3174080507620008 Warga Negara Indonesia;
Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut telah diterima oleh masing-masing
yang bersangkutan.

Anggaran Dasar 23

Anda mungkin juga menyukai