JAWABAN
1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan
Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan, dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil
uang perseroan di bank);
b. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di
luar negeri;
harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.
2. Persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan Pasal 102 UUPT
diperlukan Direksi untuk mengalihkan atau mengagunkan lebih dari 50% (lima puluh
persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan.
3. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perseroan.
4. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga yang
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka salah seorang anggota Direksi lainnya
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
5. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dengan memperhatikan ketentuan pasal 92 ayat (5) dan (6) UUPT.
6. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan
pribadi anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili sesuai dengan ketentuan pasal 99
UUPT.
7. Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Direktur Utama atau anggota Direksi yang lain dalam Anggaran Dasar
ini berlaku pula baginya.
8. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 1 (satu) orang karyawan Perseroan atau lebih
atau kepada orang lain untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum
tertentu.
RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS lainnya. RUPS Tahunan wajib diadakan dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir, dalam RUPS tahunan,
harus diajukan semua dokumen dari laporan tahunan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (2) UU PT, sedangkan RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan
kebutuhan untuk kepentingan Perseroan (Pasal 78 UU PT). lebih lanjut, terkait dengan RUPS
lainnya, setelah mengadakan RUPS Lainnya, maka ada kewajiban yang harus dilakukan
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (“KEMENKUMHAM”). Untuk RUPS
Lainnya yang mengubah ketentuan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 (Nama PT, Jangka Waktu
Pendirian PT, Maksud dan Tujuan PT dan Modal PT) harus dilakukan dengan Persetujuan
KEMENKUMHAM. Sedangkan untuk Agenda RUPS Lainnya yang mengubah pasal selain
pada Pasal 1 sampai dengan Pasal 4, cukup dilakukan pemberitahuan kepada
KEMENKUMHAM.
Lalu untuk melakukan pelaksanaan RUPS dalam suatu PT, maka yang perlu dilakukan adalah:
1. Direksi dalam jabatannya akan mengundang para Pemegang saham untuk mengadiri
RUPS. Pemanggilan RUPS dilakukan di dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
sebelum RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggalnya RUPS dan dilakukan dengan surat tertulis atau surat kabar.
2. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan
kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar.
3. Dalam RUPS Direksi harus memastikan kuorum RUPS terpenuhi. RUPS dapat
dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran
dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar. Dalam hal tidak terpenuhi maka
dapat dilakukan pemanggilan kedua dengan kuorum paling sedikit 1/3 (satu per tiga).
Apabila tetap tidak terpenuhi, maka dibutuhkan putusan pengadilan.
4. Dalam agenda RUPS, Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,