Anda di halaman 1dari 2

Kelompok legitimasi

B022202032, Abdullah Qadry (Ketua)


B022202049, Afandi Haris Raharjo
B022202036, Muhammad Anugerah M
B022202031 Syamsuriadi Syarif
TUGAS II
1. Kapan direksi tidak boleh mewakili Perseroan?
Pasal 99 UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, mengatur ketentuan, bahwa dalam
hal atau keadaan tertentu anggota Direksi, tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
a. Terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan, atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan
Dalam hal terdapat keadaan tersebut diatas terjadi, maka yang berhak mewakili Perseroan
adalah:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan
Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

2. Pada saat kapan komisaris mengambil kewenangan RUPS?

A:
1) Komisaris dapat mengambil kewenangan RUPS sebagaimana di jelaskan pada pasal 39
UUPT sebegaimana dijelaskan
2) RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris guna menyetujui
pelaksanaan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
3) Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap kali dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
4) Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sewaktu-waktu dapat
ditarik kembali oleh RUPS.
B:
1) Pada saat komisaris juga sebagai pemengang saham
2) Setelah surat tercatat diterima, Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS paling
lambat 15 hari setelah diterimanya Permintaan tersebut. Jika Direksi tidak melakukan
pemanggilan dalam jangka waktu yang ditentukan tersebut maka Pemegang Saham dapat
mengajukan kembali Permintaan tersebut kepada Komisaris. Yang kemudian dewan
komisaris wajib melakukan pemanggilan RUPS dengan batas waktu 15 hari setelah
diterimanya permintaan RUPS oleh Komisaris

3. Dimana letak prinsip mendasar penerapan lebih dari setengah (satu perdua) dan setengah
+ 1?
 Prinsip 50 +1 adalah prinsip yang menginginkan adanya pemengan saham
mayoritas dalam suata perusahaan
4. Kapan RUPS bias hanya 1 orang?
a) pada saat seluruh saham dimiliki hanya oleh satu pihak, ini dapat terjadi pada
beberapa perusahaan BUMN yang mana seluruh saham nya dimiliki oleh Negara
b) pada saat 1 orang tersebut adalah pemengang saham mayoritas suatu perusahaan
karena pasal 86 uupt mengatur bahwa RUPS dapat dilangsungkan jika dalam
RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar
menentukan jumlah kuorum yang lebih besar

5. Apa Konsekuensi kalau pemegang saham tinggal 1 orang?


Apabila salah satu pemegang saham menjual saham kepada pemegang saham lainnya yaitu si
A, yang mengakibatkan A sebagai satu-satunya pemegang saham dalam PT, maka dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang
bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan
mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2
(dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain
atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
Dalam hal jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut telah dilampaui, pemegang saham tetap kurang
dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan
kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubarkan Perseroan tersebut (Pasal 7 ayat (6) UUPT).
Jadi,dalam hal jangka waktu sebagaimana yang dijelaskan di atas telah dilampaui, pemegang
saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas
tas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan,
pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai