Anda di halaman 1dari 33

Organ Perseroan Terbatas &

Perbuatan Hukum PT

Tim Dosen :
Tuti Rastuti, SH.,MH
Dr. Elli Ruslina, SH.,MH.
Dr. Siti Rodiah, SH.M.Hum
Tisni Santika, SH.,MH.
Gandhi Pharmacista, S.H.,M.H
Yudi Prihartanto, S.H., M. Hum
PT Sebagai Subjek Hukum

PT merupakan perusahaan yang oleh undang-undang


dinyatakan sebagai perusahaan yang berbadan hukum

PT SUBJEK HUKUM

Dapat Melakukan LEGAL STANDING


Perbuatan Hukum
ORGAN PERSEROAN TERBATAS

Komisari
RUPS Direksi
s
RUPS
RUPS adalah organ PT yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan
Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UUPT
dan/atau Anggaran Dasar.
RUPS terdiri atas :

-RUPS tahunan
- RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling
lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. Sebagaimana
dimaksuk dalam pasal 56

RUPS lainnya
-RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan
kebutuhan untuk kepentingan P.T. sebagaimana dimaksuk dalam
pasal 66 ayat (2), apabila direksi atau komisaris setelah lewat
waktu 30 hari terhitung sejak permintaan tidak melakukan
pemanggilan RUPS lainnya.
SAHAM
• Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Termaksuk dalam
pasal 52
• Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Termaksuk dalam pasal 51 ayat (1)
• Dalam hal persyaratan kepemilikan saham sebagaimana telah ditetapkan
dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut
tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut
tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. Termaksuk dalam
pasal 52 ayat (1)
Hak Pemegang Saham
1. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam
RUPS; temaksuk dalam pasal 52 ayat (1)
2.menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi; termasuk dalam pasal
79 ayat (2)
3.menjalankan hak lainnya berdasarkan
Undang-Undang PT ; termaksuk dalam pasal
79 ayat (2)
Satu Saham dimiliki lebih dari 1 orang?
• Setiap saham memberikan kepada
pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi.
Termaksuk dalam pasal 62 ayat (1)
• Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih
dari 1 (satu) orang, hak yang timbul dari
saham tersebut digunakan dengan cara
menunjuk 1 (satu) orang sebagai wakil
bersama. Termaksuk dalam pasal 48
Klasisifikasi Saham
• Anggaran dasar menetapkan 1 (satu) klasifikasi
saham atau lebih. Termaksuk dalam Pasal 53 ayat (1) 
• Setiap saham dalam klasifikasi yang sama
memberikan kepada pemegangnya hak yang sama.
Termaksuk dalam pasal  Pasal 53 ayat (3) 
• Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi
saham, anggaran dasar menetapkan salah satu di
antaranya sebagai saham biasa. Termaksuk dalam
pasal 53 ayat (3)
Lanjutan …
• Klasifikasi saham yang dimaksud tersebut, antara lain:
1. saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;
2. saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris;
3. saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar
dengan klasifikasi saham lain;
4. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima
dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian
dividen secara kumulatif atau nonkumulatif;
5. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih
dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan
Perseroan dalam likuidasi. termaksuk pasal 53 ayat (4)
Pemindahan Hak atas Saham
• Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak.
• Akta pemindahan hak atas saham atau salinannya disampaikan secara tertulis
kepada Perseroan.
• Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan
hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan
memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk
dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak.
• Dalam hal pemberitahuan belum dilakukan, Menteri menolak permohonan
persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan
nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.
• Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan
di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal. Termaksuk dalam pasal 56
Perlindungan Pemegang Saham
• Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila
dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap
tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat
keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.
Termaksuk Pasal 61 ayat (1) 
• Gugatan pemegang saham diajukan ke pengadilan
negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan. Pasal 3 ayat (1)
Lanjutan …
Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya
dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau
Perseroan, berupa:
1. perubahan anggaran dasar;
2. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai
lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
3. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.
termaksuk dalam Pasal 21 ayat (2)

• Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan
pembelian kembali saham oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1) huruf b UUPT, Perseroan wajib mengusahakan agar sisa
saham dibeli oleh pihak ketiga.
Perlindungan Pemegang Saham
• Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila
dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap
tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat
keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.
• Gugatan pemegang saham diajukan ke pengadilan
negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan.
Lanjutan …
Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya
dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau
Perseroan, berupa:
1. perubahan anggaran dasar;
2. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai
lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
3. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.

• Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan
pembelian kembali saham oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1) huruf b UUPT, Perseroan wajib mengusahakan agar sisa
saham dibeli oleh pihak ketiga.
Direksi

Direksi adalah organ PT yang berwenang dan bertanggung


jawab atas pengurusan PT untuk kepentingan PT sesuai
dengan maksud dan tujuan PT serta mewakili PT, baik di dalam
maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar.
Untuk pertama kali pengangkatan anggota Direksi dilakukan
oleh pendiri dalam Akta Pendirian.
Untuk selanjutnya anggota Direksi diangkat oleh RUPS.
Direksi PT terdiri atas 1 orang anggota Direksi atau lebih.
1. Direksi adalah organ PT yang berwenang dan bertanggung jawab atas
pengurusan PT (1.5)
2. Wewenang mengurus  (1) to manage the business (92:1 & 97:1) (2) to
administrate the assets (100:1), (3) acting (representation/agent) on
behalf the PT (98:1)
3. Landasan kewenangan: (1) UU PT, (2) AD, (3) Per-UU-an terkait
4. Pelaksanaan kewenangan dan batasannya: Intra vires vs. Ultra vires 
fiduciary duty (92:2), UUPT, AD, Good Faith (97:2)
5. Intra Vires, lawful, skillful (duty of skill), proper (duty of care)  tidak
bertanggung jawab secara pribadi
6. Ultra vires, unlawful, negligent  bertanggung jawab secara pribadi
(97:3)
Hak Direksi
1. Hak utk mewakili perseroan di dalam dan di luar
pengadilan
2. Hak utk memberikan kuasa tertulis kepada pihak
lain.
3. Hak utk mengajukan usul kpd Pengadilan Negeri
agar perseroan dinyatakan pailit setelah
didahului dg persetujuan RUPS.
4. Hak utk membela diri dlm forum RUPS jika
Direksi telah diberhentikan utk sementara waktu
oleh RUPS/Komisaris
5. Hak utk mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya
sesuai AD/Akte Pendirian.
Berakhirnya Masa Tugas Direksi
• Jangka waktu masa tugas direksi diatur dalam
AD/Akte Pendirian.
• Jika diberhentikan sementara waktu sbl berakhir
masa tugasnya oleh RUPS/Komisaris maka dlm
jangka waktu 30 hrs diadakan RUPS utk memberi
kesempatan Direksi tsb membela diri. Apabila dlm
jangka waktu 30 hr tdk ada RUPS maka
pemberhentian sementara demi hukum batal.
• Dlm kondisi tertentu Komisaris dpt bertindak sbg
pengurus perseoan.
Pembatasan Kewenangan Direksi
Wajib Mendapat Persetujuan RUPS untuk :

Mengalihkan kekayaan PT
Menjadikan jaminan utang kekayaan PT yang merupakan lebih
dari 50 % jumlah kekayaan bersih PT dalam 1 transaksi atau
lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak
Transaksi tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih
PT yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun buku atau jangka
waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar PT
Hilangnya Wewenang Anggota Direksi

Terjadi perkara di pengadilan antara PT


dengan anggota Direksi yang
bersangkutan
Anggota Direksi yang bersangkutan
mempunyai benturan kepentingan dengan
PT
Kewenangan Beralih Kepada:

Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai


benturan kepentingan dengan PT
Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota
Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan PT

Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal


seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan dengan PT
Anggota Direksi tidak dapat diminta pertanggungjawabannya
atas kerugian PT jika dapat membuktikan :

Kerugian tersebut bukan karena kesalahan


atau kelalaiannya

Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian


untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT

Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak


langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian

Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya


kerugian tersebut.
Anggota Direksi tidak bertanggung jawab
atas kepailitan PT apabila dapat membuktikan
Kepailitan tersebut terjadi bukan karena kesalahan
atau kelalaiannya.
Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik,
kehati-hatian dan penuh tanggung jawab untuk
kepentingan PT dan sesuai dengan maksud dan
tujuan PT
Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang dilakukan.
Telah mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kepailitan.
Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ P.T. yang


bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi.

Untuk pertama kali pengangkatan anggota Dewan


Komisaris dilakukan oleh pendiri dalam Akta
Pendirian. Untuk selanjutnya anggota Dewan
Komisaris diangkat oleh RUPS.
Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas


kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai P.T. maupun usaha PT
dan memberi nasihat kepada Direksi.

Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad


baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi untuk kepentingan P.T.
dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T.
KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS

-Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan PT


-Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara
pribadi atas kerugian PT apabila yang bersangkutan bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugasnya.
-Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 anggota Dewan Komisaris
atau lebih, tanggung jawab tersebut di atas berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.
Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian


Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap
pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan PT
tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban PT akibat
kepailitan tersebut maka setiap anggota Dewan Komisaris secara
tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota
Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.

Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan


Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 tahun sebelum putusan
pernyataan pailit diucapkan.
PEMBEBASAN TANGGUNG JAWAB
Apabila terbukti bahwa keadaan adanya
Laporan Keuangan yang menyesatkan
tersebut bukan karena kesalahannya.

Apabila dapat membuktikan :

Tidak mempunyai
Telah melakukan Telah memberikan
kepentingan pribadi, baik
pengawasan dengan nasihat kepada
langsung maupun tidak
itikad baik dan Direksi untuk
langsung atas tindakan mencegah timbul
kehati-hatian sesuai
pengurusan Direksi atau berlanjutnya
dengan maksud dan kerugian tersebut.
yang mengakibatkan
tujuan PT
kerugian
Pertanggungjawaban Pribadi DK
• Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian
Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap
pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan
Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban
Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan
Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab
dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.
• Tanggung jawab berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris
yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan
pernyataan pailit diucapkan.
Lanjutan …
• Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan apabila dapat
membuktikan:
a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b. telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan
kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh
Direksi yang mengakibatkan kepailitan; dan
d. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah
terjadinya kepailitan.
Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham
(Ps 3 UUPT 40/2007)
• Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab
atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
• Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:
1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
2. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan
pribadi;
3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang
mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi
utang Perseroan.
• Sifat Kontraktual dari AD
• Piercing the Corporatye Veil
• Ultra Vires
• Fiduciare Duty
• Duty of Skill and Care
• Doctrine of Separate Corporate Personality

Anda mungkin juga menyukai