Anda di halaman 1dari 6

CORPORATE GOVERNANCE

CPMK 9
“PERILAKU BISNIS YANG BERETIKA DALAM MEWUJUDKAN PRAKTIK
GCG”

OLEH
KELOMPOK 5:

1. NI KADEK ANANDA PUTRI ANGGARANI (02/2002622010121)


2. NI MADE WISWAPUJITA SARI (03/2002622010122)
3. NI KOMANG DIAH TRI UTARI SN (05/2002622010124)
4. I WAYAN SEDANA ARTA (28/2002622010148)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
1.1 PERLINDUNGAN HAK TERHADAP PEMEGANG SAHAM
Bahwa didalam pasal 1 angka 4 Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) dijelaskan definisi/pengertian dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
yaitu organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan oleh Undang-undang dan/atau anggaran dasar
perseroan. Selanjutnya didalam UUPT dikenal asas one share one vote (satu saham satu
suara), yaitu setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran
dasar menetukan lain. Dalam hal ini hak suara tersebut tidak berlaku untuk
a) Saham perseroan yang dikuasai sendiri oleh perseroan
b) Saham induk perseroan yang dikuasi oleh anak perusahannya secara
langsung/tidak langsung
c) Saham perseroan yang dikuasi oleh perseroan lain yang sahamnya secara
langsung/tidak langsung telah dimiliki oleh perseroan

Hak-hak Pemegang Saham


Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk :
1. Hak untuk menghadiri dan memberikan suara pada RUPS berdasarkan prinsip satu
saham satu suara.
2. Hak untuk mendapatkan informasi mengenai perseroan secara tepat waktu dan teratur.
3. Hak untuk diperlakukan secara adil dan ikut serta dalam pembagian
keuntungan/deviden.
Salah satu akibat dari struktur kepemilikan saham yang berbeda-beda adalah terciptanya
struktur pemegang shaam mayoritas dan minoritas. Dengan demikian pentingnya
perlindungan hukum terhadap kepentingan dari pemegang saham minoritas atas tindakan
perseroan yang menimbulkan kerugian. Hal ini mengingat posisi pemegang saham mayoritas
yang sedemikian dominan, maka diperlukan suatu perlindungan khusus terhadap pemegang
saham minoritas untuk mencapai suatu kondisi keseimbangan antara pemegang saham,
sebagai berikut :
Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas.
1. Mengajukan gugatan terhadap Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris.
Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke Pengadilan
Negeri yang meliputi daerah hukum tempat kedudukan Perseroan, apabila dirugikan karena
tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan
RUPS, Direksi dan/atau Dewan Komisaris (pasal 61 ayat (1) dan (2) UUPT).

Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui
Pengadilan Negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya
menimbulkan kerugian pada Perseroan (pasal 97 ayat (6) UUPT).

Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui
Pengadilan Negeri terhadap anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan (pasal 114 ayat (6) UUPT).

2. Pembelian Saham dengan Harga yang Wajar.

Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan
harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang
merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa : a) Perubahan anggaran dasar; b)
pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% (lima
puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau c) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan
atau pemisahan (pasal 62 ayat (1) UUPT).

3. Meminta Penyelenggaraan RUPS.

Penyelenggaraan RUPS tahunan dan RUPS lainnya dapat dilakukan atas permintaan 1 (satu)
orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau
lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu
jumlah yang lebih kecil (pasal 79 ayat (2) huruf a UUPT).

4. Pemeriksaan terhadap Perseroan.

Pemeriksaan terhadap Perseroan dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau
keterangan dalam hal terdapat dugaan bahwa : a) Perseroan melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga; atau b) anggota Direksi atau
Dewan Komisaris melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseroan atau
pemegang saham atau pihak ketiga. Dalam hal ini permohonan tersebut diajukan secara
tertulis beserta alasannya ke Pengadilan Negeri yang dalam daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan serta dapat diajukan oleh 1 (satu) pemegang saham atau lebih
yang mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah saham dengan hak suara (pasal 138
ayat (1), (2) dan (3) huruf a UUPT).

5. Mengajukan Pembubaran Perseroan.

Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili 1/10 (satu
persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat mengajukan usul
pembubaran Perseroan kepada RUPS (pasal 144 ayat (1) UUPT).
1.2 KASUS PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk

DAFTAR PUSTAKA

http://shnplawfirm.com/portfolio/hak-hak-para-pemegang-saham-dan-perlindungan-
hukum-terhadap-pemegang-saham-minoritas/

Anda mungkin juga menyukai