Anda di halaman 1dari 19

Penyetoran Modal

dalam Perseroan
Terbatas dan berbagai
permalahan Dalam
Praktek
Disampaikan pada acara Seminar Pengurus Wilayah
Jawa Timur Ikatan Notaris Indonesia
Surabaya, 23 November 2023
Dasar
Hukum
Penyetoran
Modal
Modal
Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor
Pasal 33

1) Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh.
2) Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan
bukti penyetoran yang sah.
3) Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang
ditempatkan harus disetor penuh.

Penjelasan Pasal 33 ayat 2 :


Ayat (2)
• Yang dimaksud dengan "bukti penyetoran yang sah", antara lain
• bukti setoran pemegang saham ke dalam rekening bank atas nama Perseroan,
• data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau
• neraca Perseroan yang ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris.


Modal Ditempatkan dan Disetor
Pasal 34
• Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
bentuk lainnya.
• Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai
wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi
dengan Perseroan.
• Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam 1
(satu) Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta
pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut.
Karakter Inbreng dan Penilaiannya Modal Ditempatkan dan Disetor
Penjelasan Pasal 34

• Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup
kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud
maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata
telah diterima oleh Perseroan.
• Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang
menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-
lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut.
• Nilai wajar setoran modal saham ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Jika nilai pasar
tidak tersedia, nilai wajar ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang paling sesuai
dengan karakteristik setoran, berdasarkan informasi yang relevan dan terbaik.
PP 8 Tahun 2021
Pasal 4
1) Modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) yang
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
2) Bukti penyetoran yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disampaikan secara elektronik kepacla Menteri dalam waktu paling lama 60
(enam puluh) Hari terhitung sejak tanggal:
a. akta pendirian Perseroan untuk Perseroan; atau
b. pengisian Pernyataan Pendirian untuk Perseroan perorangan.
Penyetoran Modal (Pasal 6 ayat 1 huruf e
Permenkumham 21 Tahun 2021)
bukti setor modal Perseroan, berupa:
1) salinan slip setoran atau salinan surat keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening
bersama atas nama para pendiri atau asli surat pernyataan telah menyetor modal Perseroan
yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua
anggota dewan komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk uang;
2) asli surat keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang jika
setoran modal dalam bentuk lain selain uang yang disertai bukti pengumuman dalam surat
kabar, jika setoran dalam bentuk benda tidak bergerak;
3) fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau Keputusan Menteri Keuangan bagi Perseroan persero
atau Peraturan Daerah dalam hal pendiri merupakan perusahaan daerah atau pemerintah
daerah provinsi/kabupaten/kota;atau
4) salinan neraca dari Perseroan yang meleburkan diri atau neraca dari perusahaan bukan badan
hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal;
BENTUK SETORAN DOKUMEN PENDUKUNG PENDIRIAN PERUBAHAN

Benda tidak bergerak atau inbreng a. Pengumuman dalam 1 surat kabar harian yang memuat mengenai v v

saham dari Perseroan yang memiliki penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak, dalam
aset benda tidak bergerak waktu 14 hari setelah Akta Pendirian atau RUPS;
b. Bukti Penilaian oleh ahli yang tidak terikat pada perseroan.
c. Akta Inbreng
inbreng saham, benda bergerak atau a. Bukti Penilaian oleh ahli yang tidak terikat pada perseroan. v v

CV b. Neraca

Persero (BUMN) atau fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau Keputusan Menteri Keuangan bagi v v

BUMD Perseroan Persero atau Peraturan Daerah dalam hal pendiri adalah Perusahaan
Daerah atau Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota; atau

Cara Kompensasi Bentuk-bentuk 1. Pengumuman dalam 1 (dua) surat kabar harian yang memuat mengenai v

Tagihan Tertentu IPP 15/1999) penyetoran saham yang dilakukan dengan cara kompensasi bentuk-
bentuk tagihan tertentu; dan
2. Surat perjanjian yang timbul akibat terjadinya penyetoran saham yang
dilakukan dengan cara kompensasi bentuk-bentuk tagihan tertentu.

Kapitalisasi Laba Ditahan Dan Atau Neraca Akhir Perseroan yang telah diaudit oleh Akuntan. v

Kapitalisasi Cadangan Umum


Penilaian Kembali Aktiva Tetap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Tentang Pengesahan Neraca Penyesuaian v

dalam rangka penilaian kembali aktiva tetap. Neraca akhir perseroan yang telah
di audit oleh Akuntan.
MODAL
Pasal 4.
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. _____________ (
________________Rupiah) terbagi atas ______ (_____________) saham,
masing-masing saham bernilai nominal Rp. ___ ( _________ Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
____ % (___persen) atau sejumlah ______ (________) saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp. _______________
(__________________________Rupiah) oleh para pendiri yang telah
mengambil bagian saham dari rincian serta nilai nominal saham yang
disebutkan sebelum akhir akta ini, dalam bentuk sebagai berikut :
a. sebesar Rp ___________ (____________ rupiah) memasukan (inbreng) benda tidak
bergerak yaitu 1 bidang tanah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan
_________________ berdasarkan penilaian dari penilai independen yaitu
______________ dengan suratnya tertanggal ________ nomor _________ dan akta
Pengikatan Pemasukan Kedalam Perseroan yang dibuat di hadapan saya Notaris,
tanggal hari ini setelah akta ini ditandatangani.
b. Sebesar Rp__________ (__________ rupiah) memasukan aktiva bersih Persekutuan
Comanditer sebagaimana dimaksud dalam akta tanggal ________ nomor _______
dibuat di hadapan _________, Notaris di Jakarta Selatan, berdasaarkan neraca tidak
diaudit yang fotokopinya dilekatkan pada minuta akta ini dan telah dilakukan penilaian
oleh penilai independen yaitu __________ dengan suratnya tertanggal ________
nomor _________.
c. ….......
Peningkatan Modal
Pasal 43

1) Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan modal harus


terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham
seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifikasi saham yang
sama.
2) Dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal
merupakan saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan,
yang berhak membeli terlebih dahulu adalah seluruh pemegang
saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya.
Peningkatan Modal
Pasal 43
3) Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal pengeluaran saham:
a) ditujukan kepada karyawan Perseroan;
b) ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi
saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; atau
c) dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS.
4) Dalam hal pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menggunakan hak
untuk membeli dan membayar lunas saham yang dibeli dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari terhitung sejak tanggal penawaran, Perseroan dapat menawarkan sisa saham yang tidak
diambil bagian tersebut kepada pihak ketiga.
Yang dimaksud dengan “reorganisasi dan/atau restrukturisasi”, antara lain Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan, kompensasi piutang, atau Pemisahan.
Pengurangan Modal
Pasal 44
• (1) Keputusan RUPS untuk pengurangan modal Perseroan adalah sah apabila dilakukan
dengan memperhatikan persyaratan ketentuan kuorum dan jumlah suara setuju untuk
perubahan anggaran dasar sesuai ketentuan dalam Undang-Undang ini dan/atau
anggaran dasar.
• Direksi wajib memberitahukan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
semua kreditor dengan mengumumkan dalam 1 (satu) atau lebih Surat Kabar dalam
jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS.
Pengurangan Modal
Pasal 45

• (1) Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2), kreditor dapat mengajukan keberatan
secara tertulis disertai alasannya kepada Perseroan atas keputusan pengurangan modal
dengan tembusan kepada Menteri.
Pengurangan Modal
Pasal 47
• (1) Keputusan RUPS tentang pengurangan modal ditempatkan dan disetor dilakukan
dengan cara penarikan kembali saham atau penurunan nilai nominal saham.
• (2) Penarikan kembali saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan atau terhadap saham dengan klasifikasi
yang dapat ditarik kembali.
• (3) Penurunan nilai nominal saham tanpa pembayaran kembali harus dilakukan secara
seimbang terhadap seluruh saham dari setiap klasifikasi saham.
Pengurangan Modal
Pasal 47
• (4) Keseimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikecualikan dengan
persetujuan semua pemegang saham yang nilai nominal sahamnya dikurangi.
• (5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, keputusan RUPS tentang
pengurangan modal hanya boleh diambil setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari semua pemegang saham dari setiap klasifikasi saham yang haknya dirugikan oleh
keputusan RUPS tentang pengurangan modal tersebut.
Perubahan Perseroan Perseorangan menjadi
Perseroan non Perorangan (Pasal 9 PP 8 Tahun 2021
jo Pasal 17 Permenkumham 21 Tahun 2021)

1. Perseroan perorangan harus mengubah status badan hukumnya menjadi Perseroan


jika:
a) pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang; dan/atau
b) tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai usaha mikro dan kecil.
2. Perseroan perorangan sebelum menjadi Perseroan melakukan perubahan status
melalui akta notaris dan didaftarkan secara elektronik kepada Menteri.
3. Akta notaris sebagaimana pada ketentuan pada ayat (2) memuat:
• pernyataan pemegang saham yang memuat perubahan status perseroan
perorangan menjadi Perseroan Non Perorangan;
• perubahan anggaran dasar dari semula pernyataan pendirian dan/atau
pernyataan perubahan perseroan perorangan menjadi anggaran dasar dan
data Perseroan menurut UUPT.
Sekian dan Terima Aulia Taufani
+62-816-1972-218
Kasih ataufani@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai