Modal Dasar
Ilustrasi
——————————– Pasal 4 ——————————–
Penyetoran Saham
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
I. Nama : Tuan I S
Alamat :
Pekerjaan
No. KTP :
II. Nama : AS
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP :
III.Nama : Tuan T W
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP :
Kami sebagaimana tersebut diatas adalah para pendiri dan
pemegang saham Perseroan Terbatas PT. MSI selanjutnya
disebut sebagai "Para Pihak", dengan ini menyatakan : Bahwa
telah disetorkan ke dalam kas perusahaan dan akan
disetorkan rekening setelah SK Pengesahan ditandatangani.
( IS ) ( AS ) ( TW )
Pengambilan saham, baik pada saat PT didirikan maupun
setelah PT sah sebagai badan hukum, dilakukan dengan
melakukan penyetoran modal ke dalam kas PT. Menurut
Pasal 34 ayat (1) UU PT penyetoran atas saham dapat
dilakukan dalam bentuk uang dan atau dalam bentuk lainnya.
Dalam praktek, jika ada pendiri atau pemegang saham
menyetor modal dalam bentuk selain uang, maka
sebelumnya dibuatkan akta tentang pengkonversiannya ke
dalam nilai rupiah. Bentuknya bisa akta notaris, bisa pula
berupa akta PPAT. Tentang nilai rupiahnya tergantung pada
penilaian seorang ahli. Dari nilai rupiahnya, kemudian dinilai
berapa jumlah saham yang akan dimiliki. Dengan demikian,
dalam Akta Pendirian PT, selalu muncul atau ditulis bahwa
seolah-olah semua penyetoran bersifat tunai atau riil rupiah.
KETENTUAN PENUTUP
Akhirnya, para penghadap bertindak dalam
kedudukannya sebagaimana tersebut diatas
menerangkan bahwa :
1. Untuk pertama kalinya telah diambil bagian dan
disetor penuh dengan uang tunai melalui kas
Perseroan sejumlah 12500 (dua belas ribu lima
ratus) saham atau seluruhnya dengan nilai
nominal Rp12.500.000.000,- (dua belas miliar
lima ratus juta rupiah), yaitu oleh para pendiri :
– penghadap Tuan AAA
sejumlah 7500 (tujuh ribu lima ratus) saham
dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp7.500.000.000,- (tujuh miliar lima
ratus juta rupiah).
– penghadap Tuan BBB
sejumlah 2000 (dua ribu) saham dengan nilai
nominal seluruhnya
sebesar Rp2.000.000.000,- (dua miliar
rupiah).
– penghadap Tuan CCC
sejumlah 1500 (seribu lima ratus) saham
dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp1.500.000.000.,- (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
– penghadap Tuan DDD
sejumlah 1500 (seribu lima ratus) saham
dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp1.500.000.000.,- (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
Pemilikan Saham
Atas Nama
Menurut Pasal 48 ayat (1) UU PT saham dapat
dikeluarkan atas nama, dicantumkan nama pemegang/
pemiliknya
Bukti pemilikan
Berdasarkan Pasal 51 UU PT kepada pemegang
saham diberikan bukti pemilikan saham untuk saham yang
dimilikinya. Namun, dalam praktik umumnya phisik saham
tidak pernah dicetak. Bukti sebagai pemegang saham,
namanya ada ditulis di dalam Daftar Pemegang Saham PT
yang bersangkutan.
Ketentuan Penutup
---------------------------
------------------------
---------------------------
Sehingga seluruhnya berjumlah Rp 25.000.000.000 (lima miliar rupiah)
Aset CV Mulia Jaya ----------------(uraikan secara komprehensif perjalanan CV)
----kekayaan bersihnya adalah sebesar Rp 25.000.000.000 (lima miliar rupiah)
demikian sebagaimana ternyata dari Surat Neraca CV Mulia Jaya per tanggal ----
yang dibuat secara dibawah tangan bermaterai cukup oleh Direktur CV Mulia Jaya,
yang dilekatkan pada minuta akta ini
Seluruh aset tersebut oleh segenap Pesero CV Mulia Jaya, yakni para Penghadap
------------, ------------, ------------
Kesemuanya telah dimasukkan (inbreng) ke dalam PT Jaya Abadi, dengan segala
aktiva, pasiva, beban-beban, hak-hak, ijin-ijin, lisensi-lisensi, dan lain-lainnya,
tidak satupun dikecualikan.
Dengan demikian, maka terhitung mulai tanggal -----, ----,----, hari ini segala
keuntungan yang diperoleh dari dan segala kerugian yang diderita oleh CV Mulia
Jaya tersebut telah menjadi hak dan risiko PT Jaya Abadi
Dengan pemasukan asset (inbreng) dari CV Mulia Jaya tersebut, maka para
pendiri/pemegang saham PT Jaya Abadi menyatakan telah menyetorkan seluruh
nilai saham-saham yang telah diambil (ditempatkan) oleh mereka masing-masing,
yang kesemuanya berjumlah/bernilai Rp 75.000.000.000 (lima miliar rupiah)
kepada PT Jaya Abadi
SAHAM
Pasal 1 angka 1 UU PT :
modal tersebut. Di dalam Penjelasan Pasal 60 ayat (1) UUPT, ditegaskan bahwa
maka jika akan dijadikan jaminan hutang, akan diikat dengan gadai atau fidusia
Gadai Saham
Pemilikan Saham
pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi, artinya para pemegang saham tidak
sendiri. Lebih ditegaskan dalam Pasal 54 ayat (2) UU PT bahwa dalam hal
satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, maka hak yang timbul dari
saham tersebut hanya dapat digunakan dengan cara menunjuk satu orang
wakil bersama.
Atas Nama
Bukti pemilikan
bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Namun, dalam praktik
bersangkutan.
d. nama dan alamat pemegang gadai dan tanggal perolehan hak gadai
Komisaris beserta keluarganya pada PT tersebut dan atau pada PT lain, serta
tanggal saham itu diperoleh. Daftar Khusus tersebut merupakan salah satu