Anda di halaman 1dari 5

PERTANGGUNGJAWABAN & PENGURUSAN

BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM II

Ada dua sisi kepengurusan yang mempengaruhi kewenangan


bertindak dari pengurus, yaitu :
1. Perbuatan beheren (perbuatan sehari-hari/rutin), yaitu perbuatan yang
sesuai dengan maksud dan tujuan untuk mana wadah usaha itu didirikan,
yang dirumuskan dalam anggaran dasar
2. Perbuatan beshikking atau daden van eigendom, yaitu perbuatan yang
bersifat “khusus”, yang pengurus tidak dapat secara langsung bisa
melakukannya, melainkan terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan, dengan kata lain memerlukan keterlibatan pihak lain. Pada
umumnya perbuatan beshikking ini dirumuskan dalam Anggaran Dasar
setidak-tidaknya dalam dua perbuatan hokum :
- meminjam atau meminjamkan uang
- mengalihkan asset perusahaan
dan perbuatan-perbuatan hukum lainnya yang disepakati termasuk dalam
perbuatan beshikking

Rumusan Perbuatan Pemilikan Dan Pengurusan


Pada Firma dan atau Perserikatan

-------- “ Para pesero semuanya merupakan pesero-pesero pengurus


yang bertanggung jawab sepenuhnya mengenai segala hal yang
menyangkut pengurusan dan pemilikan (penguasaan) perseroan,
yaitu:
1. Pesero penghadap Tuan ------- dengan jabatan Direktur I
Perseroan
2. Pesero penghadap Tuan ------- dengan jabatan Direktur II
Perseroan

yang dalam jabatan mereka itu baik masing-masing ataupun secara


bersama-sama berwenang melakukan semua tindakan baik yang
mengenai pengurusan maupun yang mengenai pemilikan
(penguasaan) perseroan, menghubungkan perseroan dengan pihak
luar demikian pula pihak luar dengan perseroan dan menandatangani
surat-surat untuk dan tas nama perseroan dengan ketentuan bahwa
untuk :
a. Memperoleh, melepaskan atau memindahkan hak atas benda-
benda tak bergerak bagi atau kepunyaan perseroan
b. Meminjam dan meminjamkan uang untuk dan atas nama perseroan
c. Membebani kekayaan perseroan
d. Mengikat perseroan sebagai penjamin
e. Mengangkat seorang kuasa atau lebih dan mencabut kembali
pemberian kuasa itu
Para pesero harus bertindak bersama-sama ---------“

Berdasarkan ketentuan Pasal 1639 BW, para sekutu atau pesero pada
Firma ataupun Persekutuan/Perserikatan semuanya pengurus (direksi),
namun dengan tidak mengurangi hak bagi sekutu/pesero untuk tidak turut
menjadi pengurus. Terhadap sekutu yang tidak turut menjadi pengurus,
tetap harus dilibatkan manakala pengurus melakukan perbuatan yang telah
disepakati sebagai perbuatan beshiking.

Rumusan Perbuatan Pemilikan & Pengurusan CV

“Pesero….. tersebut adalah pesero pengurus yang bertanggung jawab


sepenuhnya dengan jabatan Direktur

“Pesero….. adalah pesero komanditer yang bertanggung jawab hanya


sampai bagiannya dalam modal perseroan
Direktur mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan dan
karenanya berwenang melakukan semua tindakan baik yang mengenai
pengurusan maupun yang mengenai pemilikan (penguasaan)
perseroan, menghubungkan perseroan dengan pihak luar demikian
pula pihak luar dengan perseroan dan menandatangani surat-surat
untuk dan tas nama perseroan dengan ketentuan bahwa untuk :
a. Memperoleh, melepaskan atau memindahkan hak atas benda-
benda tak bergerak bagi atau kepunyaan perseroan
b. Meminjam dan meminjamkan uang untuk dan atas nama
perseroan
c. Membebani kekayaan perseroan
d. Mengikat perseroan sebagai penjamin
e. Mengangkat seorang kuasa atau lebih dan mencabut kembali
pemberian kuasa itu
Harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari dan atau
bertindak bersama-sama dengan pesero komanditer

Sekalipun sekutu/pesero komanditer bukan direktur, namun dalam hal


Direktur melakukan tindakan bershikking harus melibatkan pesero
komanditer.
Dalam perkembangannya, banyak akta pendirian CV yang rumusannya
tidak dapat dibenarkan karena tidak lagi membatasi kewenangan Direktur,
artinya direktur berwenang melakukan perbuatan beshikking tanpa
melibatkan sekutu komanditer, sebagai rumusan berikut ini :

Penghadap Tuan … adalah pesero pengurus yang mengurus semua


pekerjaan perseroan dan mewakili perseroan di dalam dan di luar
pengadilan, serta berhak menandatangani atas nama perseroan,
menghubungkan perseroan dengan perseroan lain dan selanjutnya
melakukan segala perbuatan, baik perbuatan-perbuatan yang bersifat
pengurusan maupun perbuatan-perbuatan yang bersifat pemiliklan
tidak ada yang dikecualikan.
Direktur mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan
dan karenanya berhak untuk menandatangani atas nama perseroan,
mengikat perseroan pada pihak lain atau pihak lain pada perseroan
serta menjalankan segala tindakan baik mengenai pengurusan maupun
yang mengenai pemilikan, tanpa pembatasan

Suatu tindakan yang dilakukan tanpa ada pembatasan tidak dapat


dibenarkan, mengingat tidak adanya kontrol lagi dari pihak lain. Akan
menciptakan sosok yang akan melakukan apapun tanpa harus merasa
diawasi. Tindakan tanpa pengawasan potensi masuk dalam ranah ketentuan
Pasal 1337 BW.
Ditemukan lagi rumusan pengurusan yang juga tidak dapat dibenarkan
:
Pesero ……. sebagai pesero pengurus, dengan jabatan Direktur,
apabila ia berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, maka wakilnya atau yang ditunjuk berhak dan
berwenang mewakili …..

 Kedudukan semua pesero aktif dalam kepengurusan adalah


sederajat (bukan sebagai “wakil”)

 Jika yang ditunjuk itu sekutu pasif, maka harus diingat ketentuan
Pasal 20 jo Pasal 21 KUHD :

Pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan


atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada
pemberian kuasa sekalipun. Apabila dilanggar, maka ditentukan di dalam
Pasal 21 KUHD bahwa Sekutu pasif harus bertanggung jawab
secara pribadi untuk keseluruhan
Jika sekutu pasif melakukan tindakan pengurusan, maka yang
bersangkutan secara tanggung menanggung bertanggung jawab
untuk seluruhnya atas segala utang dan segala perikatan dari CV.
Dengan demikian, jika pesero pasif melakukan tindakan pengurusan,
maka tanggung jawabnya sama sebagaimana tanggung jawab pesero aktif,
artinya renteng dan hingga kekayaan pribadi. Perlu dicermati bahwa
perubahan sifat tanggung jawab pada pesero pasif ini hanya untuk
perbuatan untuk mana pesero pasif telah melakukan tindakan pengurusan.

Kembali mambahas rumusan yang memberikan kewenangan


bertindak dari direktur CV yang tanpa pembatasan, maka hal tersebut
sangat tidak obyektif, akan dan pasti melemahkan sekutu komanditer.
Perlindungan hukum terhadap sekutu pasif tersurat sebagaimana rumusan
yang ada sebagai berikut ini :
Pesero komanditer tidak turut campur dalam pengurusan perseroan,
akan tetapi berhak untuk pada setiap waktu yang pantas memeriksa
buku-buku atau surat-surat perseroan, uang kas perseroan dan
persediaan barang-barang darim perseroan, memasuki kantor dan
tempat-tempat milik perseroan, sedangkan pesero pengurus
diwajibkan memberi bantuannya kepada pesero komanditer untuk
keperluan itu.

Pesero komanditer berhak untuk setiap waktu kerja memasuki


bangunan, halaman dan tempat-tempat lain yang digunakan dan atau
dikuasai Perseroan, dan berhak memeriksa buku-buku, bukti-bukti,
surat-surat, memeriksa/mencocokan keadaan uang kas, dan lain
sebagainya serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan
oleh Pesero Pengurus
Persero pengurus diwajibkan memberi penjelasan tentang semua hal
yang ditanyakan dalam rangka pengawasan dan pemeriksaan yang
dilakukan oleh Persero Komanditer tersebut.

Anda mungkin juga menyukai