Ada pada PT sendiri dengan segenp harta kekayaan yang dimiliki PT,
mengingat PT Sebagai Badan Hukum Merupakan Subyek Hukum Mandiri
semua perbuatan yang dilakukan atas nama PT, perbuatan mana terkait dengan
memperoleh status badan hukum. Dalam kondisi seperti ini, yang berwenang
melakukan perbuatan hukum adalah Pendiri, semua anggota Direksi dan semua
anggota Dewan Komisaris. Oleh karena itu, mereka bertanggung jawab secara
tanggung renteng, demikian ini yang ditentukan dalam Pasal 14 ayat (1) UU PT.
Berdasarkan Pasal 14 ayat (3) UU PT, tanggung jawab tersebut demi hukum
tanggung jawab pribadi Pendiri dan tidak mengikat PT. Namun, perbuatan hukum
tersebut tetap dapat mengikat dan menjadi tanggung jawab PT jika disetujui oleh
status badan hukum. Demikian ini yang diatur dalam Pasal 14 ayat (2) dan ayat (4)
UU PT.
Perseroan mana hingga saat ini belum mendapat pengesahan dari yang
berwenang, ----
dengan ketentuan bahwa segala hak dan kewajiban dari para penghadap
yang timbul berdasarkan akta ini dengan sendirinya menjadi hak dan
kewajiban perseroan pada saat perseroan tersebut menjadi Badan
Hukum. --------------------------------------
mandiri sebagai suatu “institusi”, terlepas dari pemegang saham, Direksi dan atau
juga Komisaris. Namun, sebagai “organ” PT, maka keberadaan pemegang saham,
Direksi dan atau Komisaris tidak dapat terlepas sama sekali dari suatu tanggung
Pasal 3
Pasal 3
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila:
Bagian Penjelasan
Ayat (1)
Ketentuan dalam ayat ini mempertegas ciri Perseroan bahwa
pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas
seluruh saham yang dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan
pribadinya.
Ayat (2)
Dalam hal-hal tertentu tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung
jawab terbatas tersebut apabila terbukti terjadi hal-hal yang
disebutkan dalam ayat ini.
Tanggung jawab pemegang saham sebesar setoran atas seluruh saham
yang dimilikinya kemungkinan hapus apabila terbukti, antara lain
terjadi pencampuran harta kekayaan pribadi pemegang saham dan
harta kekayaan Perseroan sehingga Perseroan didirikan semata-mata
sebagai alat yang dipergunakan pemegang saham untuk memenuhi
tujuan pribadinya sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf d
Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih,
tanggung jawab …… berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Direksi.
Pasal 155
Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan
Komisaris atas kesalahan dan kelalaiannya yang diatur dalam
Undang-Undang ini tidak mengurangi ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang tentang Hukum Pidana.
Kuasa Direksi
Namun, hingga saat ini lebih banyak yang berpendapat bahwa Penerima
Kuasa Direksi kedudukannya sebagai “Kuasa dari Direksi”, sehingga mewakili
Direksi. Saya berpendapat berbeda, yaitu bahwa penerima kuasa direksi adalah
wakil PT, bukan wakil direksi . Adapun argumen yang digunakan sebagai berikut :
Dari kalimat “untuk dan atas nama Perseroan” di dalam rumusan ketentuan
Pasal 103 UUPT, menunjukkan bahwa penerima kuasa direksi bertindak
“untuk dan atas nama Perseroan” bukan “untuk dan atas nama Direksi”
Direksi (dan juga Komisaris) merupakan “organ” PT. Organ bukan subyek
hukum yang memiliki kemandirian dalam melakukan tindakan hukum. Subyek
hukumnya adalah PT, jadi semua tindakan Direksi (termasuk pula saat
memberikan kuasa direksi), selalu bersifat untuk dan atas nama PT, mengingat
kedudukan direksi sbagai organ dari subyek hukum PT
Kuasa Cabang
Tuan A---------------------------
menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku
Kepala/Pimpinan Cabang Perseroan Terbatas PT. XXX --------------------
demikian berdasarkan Akta Pembukaan Cabang dan Kuasa, Nomor 00,
tanggal 00-00-0000, dibuat - di hadapan XXX, ---- - Notaris Kota
Surabaya, dan oleh karena itu sah mewakili untuk dan atas nama PT.
XXX, berkedudukan di XXX,