Anda di halaman 1dari 6

HUKUM DAGANG

Nama: Tsabitah Rizqi Ekanoviarini


NIM: 010001800497
Dosen: N. G. N. Renti Maharaini

1. Pasal di KUHD untuk Pendaftaran dan Pengumuman akta firma


 Pasal 23 KUHD Tentang Pendaftaran:
“Para persero firma diharuskan mendaftarkan akta tersebut dalam register yang
disediakan untuk itu di kepaniteraan Pengadilan Negeri yang dalam daerah
hukumnya perseroan mereka bertempat kedudukan.”
 Pasal 28 KUHD Tentang Pengumuman:
“Selain daripada itu, para persero diwajibkan pula menyelenggarakan
pengumuman dari petikan akta sebagaimana termaksud dalam ketentuan pasal 26,
dalam Berita Negara.”

2. Pasal di KUHPerdata tentang jenis sekutu


 Pasal 1636 KUHPerdata
“ Si sekutu yang dengan suatu janji khusus dalam perjanjian persekutuan
ditugaskan melakukan pengurusan persekutuan dapat, biarpun bertentangan
dengan sekutu-sekutu lainnya, melakukan segala perbuatan yang berhubungan
dengan pengurusannya asal dia dalam hal itu berlaku dengan itikad baik.
Kekuasaan ini selama berlangsungnya persekutuan tak dapat ditarik kembali tanpa
alas an yang sah; namun jika kekuasaan tersebut tidak telah diberikan didalam
perjanjian persekutuan melainkan didalam suatu akta yang terkemudian, maka
dapatlah ia ditarik kembali sebagaimana halnya dengan suatu pemberian kuasa
biasa. “
3. Perbedaan Sekutu Gerand Statuter dan Gerand Mandater
 Sekutu Gerand Statuter :
a. Diangkat dan ditunjuk saat pembentukan badan usaha
b. Penunjukan pengangkatannya ditetapkan atau dimasukan dalam akta pendirian
 Sekutu Gerand Mandater
a. Sekutu yang diangkat dan ditunjuk hanya berdasarkan surat kuasa saja dari
para sekutu
b. Penunjukan pengangkatannya tidak dimasukan dalam akta pendirian

4. Pasal di KUHPerdata pembagian keuntungan dalam persekutuan


 Pasal 1633 KUHPerdata :
“ Jika didalam perjanjian persekutuan tidak telah ditentukan bagian masing-
masing sekutu dalam untung dan ruginya persekutuan maka bagian masing-
masing adalah seimbang dengan apa yang ia telah masukkan dalam persekutuan.
Terhadap si sekutu yang hanya memasukkan kerajinannya bagian dari untung rugi
ditetapkan sama dengan bagian si sekutu yang memasukkan uang atau barang
paling sedikit. “
 Pasal 1634 KUHPerdata :
“ Para sekutu tidaklah dapat memperjanjikan bahwa mereka akan menyerahkan
pengaturan tentang besarnya bagian masing-masing kepada salah seorang dari
mereka atau kepada seorang pihak ketiga. Suatu janji yang demikian harus
dianggap sebagai tidak tertulis, dan peraturan-peraturan dari pasal yang lalu harus
tetap diindahkan “
 Pasal 1635 KUHPerdata
“ Janji dengan mana kepada salah seorang sekutu dijanjikan semua keuntungan,
adalah batal. Namun itu adalah diperbolehkan untuk memperjanjikan bahwa
semua kerugian semata-mata akan dipikul oleh salah seorang sekutu atau lebih. “

5. Pasal di KUHD tentang sekutu pengurus dalam CV


 Pasal 20 KUHD
“ Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea
kedua, maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma.
(KUHD 19-21)
Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam
perusahaan perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun.
(KUHD 17, 21, 32)
Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah
dimasukkannya dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa
diwajibkan untuk mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya
(KUHPerdata 1642 dst) “

6. Perbedaan hubungan eksternal di PP dengan di Firma


 Persekutuan Perdata
a. Semua sekutu dapat melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, hanya
saja tindakan dari masing-masing sekutu tersebut tidak secara otomatis
mengikat bagi sekutu lainnya
b. Tindakan salah satu sekutu dalam Persekutuan Perdata menjadi tanggung
jawab masing-masing sekutu yang melakukan, kecuali jika tindakan tersebut
memang disetujui atau diberi kuasa oleh sekutu lainnya maka bias sekutu
lainnya ikut bertanggung jawab

 Firma
a. Semua sekutu boleh melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga
b. Semua sekutu saling memberikan kuasa satu sama lain, jika salah seorang
sekutu Firma melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga maka otomatis
secara hukum sekutu-sekutu yang lain bertanggung jawab.

7. Pasal di KUHPerdata pembubaran persekutuan


 Pasal 1646 KUHPerdata
Persekutuan berakhir:
a. Dengan lewatnya waktu untuk mana persekutuan telah diadakan;
b. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi
pokok persekutuan;
c. Atas kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang sekutu;
d. Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh dibawah pengampuan, atau
dinyatakan pailit.
8. Uraian penjelasan tahap-tahap pendirian PT dengan pasal di UUPT
 Ada 3 Tahap:
a. Tahap pembuatan akta pendirian
Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007 Tahap Pembuatan Akta Pendirian terdiri atas:
(1) Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan
dengan pendirian Perseroan.
(2) Keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-
kurangnya:
a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan
alamat lengkap serta nomor dan tanggal keputusan menteri mengenai
pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan;
b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali
diangkat;
c. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah
saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. (3)
Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain
berdasarkan surat kuasa.

b. Tahap pengesahan untuk status badan hukum


Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007, Tahap Pengesahan untuk status badan hukum terdiri dari :
(1) Untuk memperoleh keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4), pendiri bersama-
sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem
administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi
format isian yang memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan;
b. jangka waktu berdirinya Perseroan;
c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. alamat lengkap Perseroan.
(2) Pengisian format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didahului dengan pengajuan nama Perseroan.
(3) Dalam hal pendiri tidak mengajukan sendiri permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pendiri hanya dapat memberi kuasa
kepada notaris.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan dan pemakaian nama
Perseroan diatur

c. Tahap pengumuman dan pendaftaran


Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Tahap Pengumuman dan Pendaftaran terdiri dari :
(1) Permohonan untuk memperoleh keputusan menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) harus diajukan kepada Menteri paling lambat
60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani,
dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung.
(2) Ketentuan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan menteri.
(3) Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan
keterangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri
langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan
secara elektronik.
(4) Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan
keterangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri
langsung memberitahukan penolakan beserta alasannya kepada pemohon
secara elektronik.
(5) Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik surat
permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.
(6) Apabila semua persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah
dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 (empat belas) hari, Menteri
menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang
ditandatangani secara elektronik.
(7) Apabila persyaratan tentang jangka waktu dan kelengkapan dokumen
pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dipenuhi, Menteri
langsung memberitahukan hal tersebut kepada pemohon secara elektronik, dan
pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi
gugur.
(8) Dalam hal pernyataan tidak berkeberatan gugur, pemohon sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dapat mengajukan kembali permohonan untuk
memperoleh keputusan menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).

(9) Dalam hal permohonan untuk memperoleh keputusan menteri tidak


diajukan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akta
pendirian menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan Perseroan
yang belum memperoleh status badan hukum bubar karena hukum
danpemberesannya dilakukan oleh pendiri.
(10) Ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
juga bagi permohonan pengajuan kembali.

Anda mungkin juga menyukai