Anda di halaman 1dari 22

Persekutuan Firma

Adalah suatu perserikatan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama Pengertian persekutuan dengan firma diatur dalam pasal 16 KUHD

Persekutuan dengan firma merupakan persekutuan perdata khusus dan kekhususannya terletak pada : 1.Menjalankan perusahaan 2.Memakai nama bersama 3.Pertanggungan jawab tiap-tiap sekutu (firma) adalah secara pribadi untuk seluruhnya

Kekhususan yg kesatu dan kedua juga di sebut unsur formal, sedang kekhususan ke tiga disebut unsur materiil Ketiga kekhususan tsb atau unsur-unsur formal dan materiil ini bersamaan adanya, kalau tidak demikian persekutuan tsb bukan persekutuan dengan firma Dalam KUHD unsur formal terdapat dlm pasal 16 KUHD, sedangkan unsur materiil terdapat dalam pasal 18 KUHD

Cara Mendirikan Persekutuan Firma


A. Pembuatan akte pendirian 1. Akta Pendirian Firma dibuat dan ditandatangani oleh Notaris yang berwenang dan dibuat dalam bahasa Indonesia 2. Persyaratan; a). Fotokopi KTP para pendiri Perseroan b). Data anggaran dasar Firma 3. Lama proses; 1-2 (satu-dua) hari kerja

Surat keterangan domisili


1. Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan, 2. Persyaratan lain yang dibutuhkan; a) Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha b) Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan c) Fotokopi PBB-pajak bumi dan bangunan tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan yang berdomisili di RUKO/RUKAN 3. Lama proses; 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diajukan

Nomor pokok wajib pajak (NPWP)


1. Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk mendapatkan; a) Kartu NPWP b) Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak 2. Persyaratan; a). Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung b). Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan c). Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha 3. Lama proses; 2-3 (dua-tiga) hari kerja setelah permohonan diajukan

Surat pengukuhan pengusaha kena pajak (SP-PKP)


1. Permohonan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. 2. Persyaratan; a) Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung b) Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan c) Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha 3. Lama Proses; 3-5 (tiga-lima) hari kerja setelah permohonan diajukan

Pendaftaran ke pengadilan negeri


1. Permohonan ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat dan kedudukan perusahaan berada. 2. Persyaratan lain yang dibutuhkan; a). Melampirkan NPWP-nomor pokok wajib pajak b). Salinan akta pendirian Firma 3. Lama proses; 1 (satu) bulan setelah permohonan diajukan

Surat ijin usaha perdagangan (SIUP)


Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil, atau Dinas Perdagangan Propinsi untuk SIUP besar sesuai dengan tempat kedudukan perusahaan berada. 2. Persyaratan lain yang dibutuhkan; a) SITU/HO untuk jenis kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan adanya SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan b) Photo direktur utama/pimpinan perusahaan (3x4) sebanyak 2 (dua) lembar 3. Lama Proses; 14 (empat belas) hari kerja untuk kecuali untuk SIUP besar

Tanda daftar perusahaan (TDP)


1. Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kantor Pendaftaran Perusahaan yang berada di Kota/Kabupaten cq. Dinas Perdagangan. 2. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan sebagai bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan 3. Lama Proses; 14 (empatbelas) hari kerja setelah permohonan diajukan

Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab


Sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk menjalankan tugas, pengurus ditentukan dalam anggaran dasar (akta pendirian) Firma

Hubungan Ke Dalam
Setiap sekutu memutuskan dan menetapkan dalam anggaran dasar sekutu yang ditunjuk sebagai pengurus firma. Setiap sekutu berhak melihat dan mengontrol pembukuan firma. Setiap sekutu memberikan persetujuan, jika firma menambah sekutu.

Setiap sekutu memberikan persetujuan, jika firma menambah sekutu. Penggantian kedudukan sekutu dapat diperkenan jika diatur dalam anggaran dasar.

Hubungan Ke Luar
Sekutu yang sudah keluar secara sah masih dapat dituntut oleh pihak ketiga bagi kepentingan pihak ketiga atas dasar perjanjian. Setiap pihak sekutu berhak mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi kepentingan firma, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari kewenangannya.

Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan firma yang dibuat oeh sekutu lain, termasuk juga perikatan karena PMH Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan tidak ada karena tidak ada fakta pendirian, maka pihak ketiga dapat membuktikan keberadaan firma.

Pertanggungjawaban Firma
Tiap sekutu/firmant bertanggung jawab utk sepenuhnya bagi perikatan-perikatan persekutuannya (PSL 18 KUHD) Pertanggung jawaban seperti ini juga disebut pertanggung jawaban solider atau pertanggungjawaban secara pribadi utk seluruhnya Pertanggung-jawaban seperti ini mutlak tdk boleh dibatasi sebab tanpa pertanggung-jawab an solider berarti itu bukan firma

Persekutuan firma adalah suatu persekutuan perdata yang menjalankan usaha, dalam menjalankan usaha tiap sekutu wenang untuk mengadakan perikatan dengan pihak ketiga demi kepentingan persekutuannya Tiap sekutu saling memberi kuasa bagi dan atas nama semua sekutu untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga Asas kewenangan ini berarti sekutu lain terikat atas perbuatan sekutunya

Pembubaran Firma
Persekutuan dengan firma dapat bubar sebagaimana halnya persekutuan perdata pada umumnya Dasar hukum yang diberlakukan padanya adalah pasal-pasal 30, 32,33, 34 dan pasal 35 KUHD

Firma berakhir apabila waktu yang diberikan/ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Firma juga dapat bubar sebelum jangka waktu dalam akte pendirian karena pengunduran diri atau berhentinya sekutu.

Kebaikan Firma
Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja diantara para sekutu. Pendiri firma relatif mudah. Kebutuhan modal mudah dipenuhi.

Keburukan Firma
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap semua hutang perusahaan. Kerugian ditanggung bersama. Kelangsungan perusahaan tidak menentu.

Anda mungkin juga menyukai