Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Penanam Modal Asing & Penanam Modal Dalam Negeri

HUKUM INVESTASI I

Penanaman Modal Asing

1. Definisi

Penanaman Modal Asing adalah, Kegiatan menanam modal untuk melakukan


usaha di wilayah negara republic Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik yang mengguanakan modal asing sepenuhnya maupu yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 angka 3 UU 25 Tahun
2007) Penanam Modal Asing (Subjek), Perseorangan warga Negara asing, badan
hukum asing, dan atau pemerintah asing yang melakukan kegiatan penanaman
modal di wilayah Repubik Indonesia. Terkait siapa yang berhak menjadi Penanam
Modal Asing, Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (2) UU 25 Tahun 2007 adalah
badan hukum berbentuk PT.

2. Adapun syarat- syarat mendirikan PT adalah :

1. PT (Perseroan Terbatas)

Merupakan badan hukum yang berisi persekutuan modal, didirikan berdasarkan


perjanjian. dalam hal ini modalnya berasal dari luar negeri.

Jenis - Jenis Modal dalam PT:

1. Modal Dasar

Berdasarkan ketentuan Pasal 32 UU 40 Tahun 2007 modal dasar perseroan paling


sedikit adalah Rp. 50.000.000,00. Namun dalam bidang tertentu modal dasar
tentukan lain.
2. Modal Ditempatkan & Modal Distor

Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) UU 40 Tahun 2007 modal distor dan
ditempatkan adalah 25%. Jadi seseorang yang ingin membangun wajib menyetor
modalnya sebesar 25% dari modal dasar yang mereka miliki.

Sistem Kepengurusan:

Sistem kepengurusan tertinggi dalam PT adalah Dewan Pemegang Saham


dimana forum tertinggi dalam PT adalah RUPS. adapun dalam sehari-hari PT
diajalankan oleh Dewan Direksi yang mengontrol langsung jalannya saham. hal ini
merupakan kewenangan yang tidak di berikan kepada pemegang saham selaku
pemilik PT. untuk terselenggaranya kepengurusan di dalam PT tersebut di buatlah
Dewan Komisaris yang berfungsi sebagai pengawas dalam kepengurusan yang di
laksanakan oleh Dewan Direksi adapun pertanggung jawab dewan komisaris dan
dewan direksi adalah kepada Pemegang saham

Sistem Pertanggung Jawaban pada PT:

Apabila sebuah PT telah memperoleh status badan hukum sebagaimana


diterangkan dalam Pasal 14 ayat (1) UU 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
maka anggota direksi bersama-sama pendiri serta semua anggota komisaris secara
renteng bertanggung jawab apabila terdapat perbuatan hukum yang mengakibatkan
kerugian

Pengecualian:

a. Direksi bertanggun jawab secara pribadi apabila tidak melaksanakan


kewajibannya sebagaimana di atur dari UU Perseroan Terbatas (Pasal 97
ayat (3))
b. Dewan Komisaris jawab secara pribadi apabila perusahaan mengalami
kerugian akibat kelalaiannya (Pasal 114 ayat (3))
Penanam & Penanaman Modal Dalam Negeri

1. Definisi

Penanaman Modal Dalam Negeri, Kegiatan menanam modal untuk melakukan


usaha di wilayah negeara Republik Indonesia yang di lakukan oleh penanam modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanam Modal Dalam
Negeri (Subjek), Perseorangan warga Negara Indonesia, badan usaha Indonesia,
Negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara Republik Indonesia. Terkait siapa yang berhak menjadi Penanam
Modal Dalam Negeri, berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU 25 Tahun 2007
adalah baik berupa Badan hukum maupun non- badan hukum. adapun bentuk-bentuk
yang dapat dipilih untuk melakukan penanaman modal yaitu:

1. PT (Perseroan Terbatas)

Merupakan badan hukum yang berisi persekutuan modal, didirikan berdasarkan


perjanjian. dalam hal ini modalnya berasal dari dalam negeri

Jenis - Jenis Modal dalam PT:

1. Modal Dasar

Berdasarkan ketentuan Pasal 32 UU 40 Tahun 2007 modal dasar perseroan paling


sedikit adalah Rp. 50.000.000,00. Namun dalam bidang tertentu modal dasar tentukan
lain.

2. Modal Ditempatkan & Modal Distor

Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) UU 40 Tahun 2007 modal distor dan
ditempatkan adalah 25%. Jadi seseorang yang ingin membangun wajib menyetor
modalnya sebesar 25% dari modal dasar yang mereka miliki.
Sistem Kepengurusan:

Sistem kepengurusan tertinggi dalam PT adalah Dewan Pemegang Saham


dimana forum tertinggi dalam PT adalah RUPS. adapun dalam sehari-hari PT
diajalankan oleh Dewan Direksi yang mengontrol langsung jalannya saham. hal ini
merupakan kewenangan yang tidak di berikan kepada pemegang saham selaku
pemilik PT. untuk terselenggaranya kepengurusan di dalam PT tersebut di buatlah
Dewan Komisaris yang berfungsi sebagai pengawas dalam kepengurusan yang di
laksanakan oleh Dewan Direksi adapun pertanggung jawab dewan komisaris dan
dewan direksi adalah kepada Pemegang saham

Sistem Pertanggung Jawaban pada PT:

Apabila sebuah PT telah memperoleh status badan hukum sebagaimana


diterangkan dalam Pasal 14 ayat (1) UU 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
maka anggota direksi bersama-sama pendiri serta semua anggota komisaris secara
renteng bertanggung jawab apabila terdapat perbuatan hukum yang mengakibatkan
kerugian

Pengecualian:

1. Direksi bertanggun jawab secara pribadi apabila tidak melaksanakan


kewajibannya sebagaimana di atur dari UU Perseroan Terbatas (Pasal 97 ayat (3))
2. Dewan Komisaris jawab secara pribadi apabila perusahaan mengalami kerugian
akibat kelalaiannya (Pasal 114 ayat (3))

2. Yayasan

Merupakan kekayaan yang dilepaskan. Adapun dalam mendirikan yayasan


modal yang diperlukan adalah: Modal yang berasal dari asing adalah Rp 100.000.000

Modal dari dalam negeri Rp 10.000.000


Sistem pertanggung jawabannya adalah secara renteng dalam hal akta pendirian
yayasan telah mendapat pengesahan ataupun perubahan anggaran dasar yayasan
yang telah disetujui, tidak atau belum digunakan dalam TBN

3. Koperasi

Tujuan daripada koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota-anggotanya.


Dalam pendiriannya koperasi di dirikan dengan menggunakan akta notaris dan untuk
pengesahannya diumumkan dalam berita Negara republik Indonesia. Sistem
pertanggungjawabannya adalah baik sendiri sendiri maupun bersama sama

4. Usaha Dagang

Usaha Dagang atau Perusahaan Perseorangan adalah sebuah usaha yang di


jalankan oleh satu orang. Tanggung jawab kepada pihak ke tiga di bebankan kepada
individu-individu yang menjalankan perusahaan yang bersangkutan adapun
tanggungjawab tersebut sampai kepada harta pribadi

Non- Badan Hukum

5. CV

Merupakan bentuk khusus dari firma diatur pada pasal 16 dan 35 KUHD.
adapun dalam struktur kepengurusan di bagi menjadi sekutu aktif dan sekutu pasif,
dalam pertanggung jawabannya sekutu aktif bertanggung jawab secara tanggung
menanggung. Sedangkan sekutu pasif bertanggung jawab terbatas sampai pada
bagiannya di dalam CV
6. Persekutuan Perdata

Yakni bentuk dimana 2 orang atau lebih mengikatkan diri untuk memberikan
sesuatu berupa uang atau tenaga dalam suatu bentuk kerjasama. Adapun dalam
struktur organisasi dibagi menjadi skutu mandater (pengurus) dan sekutu statutaer
(anggota). prihal tanggung jawab anggota para sekutu tidak terikat dan
bertanggungjawab untuk seluruh hutang persekutuan. sedangkan untuk pengurus
hanya bertanggung jawab pada siapa yang melakukan tindakan hukum.

7. Perkumpulan (1653 ~ 1665 BW)

Perkumpulan merupakan perhimpunan atau perserikatan orang baik yang


didirikan dan diakui oleh kekuasaan umum seperti daerah otonom, badan kegamaan
dan lainnya. Adapun dalam strukturnya perkumpulan di bagi menjadi dewan pengurus
dan anggota, setiap pengurus diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama
perkumpulan. adapun terkait anggota, anggota tidak bertanggung jawab secara
pribadi terhadap perikatan yang dibuat perkumpulan

8. Firma

Firma meruoakan persekutuan kerjasama diantara orang yang bersifat


pertemananan, perkawanan maupun perkumpulan. Firma adalah jenis perusahaan
yang diusahakan bersama oleh para anggota perseroannya. Dalam mendurukan
firma berdasarkan ketentuan Pasal 22 KUHD mengharuskan pendirian firma
berdasarkan persetujan tertulis dalam bentuk akta notaris, setelah akta pendirian di
buat haruslah di daftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri dan setelah itu
diumumkan di berita Negara.

Bentuk Pengurusan firma yakni setiap sekutu firma berhak untuk bertindak keluar atas
nama firma dan pertanggung jawabannya adalah tanggung renteng. namun
berdasarkan Pasal 17 ayat (2) KUHD pembebanan tanggung jawab solider hanya
dibebaskan apabila tindakan yang dilakukan anggota firma tersebut telah melampaui
batas (utra vires)
Ketentuan Nilai Investasi dan Permodalan
dalam PMDN dan PMA

Penanaman Modal
Patut diketahui sebelum membahas nilai investasi dan permodalan, bahwa sekarang
penanaman modal diselenggarakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik (“PP OSS”) yang mana sekarang perizinan penanaman modal umumnya
diselenggarakan berdasarkan sistem Online Single Submission (“OSS”). Akan tetapi,
PP OSS tidak mengatur ketentuan investasi dan permodalan.

Sedangkan untuk beberapa sektor berikut ini yang tidak diatur dalam PP OSS,
ketentuan mengenai investasi dan permodalan dapat mengacu pada Peraturan
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal(“PerBKPM 6/2018”):[1]
1. Beberapa perizinan pada sektor energi dan sumber daya mineral, termasuk:
a. Subsektor ketenagalistrikan (contoh: izin panas bumi);
b. Subsektor minyak dan gas bumi (contoh: izin pemanfaatan data minyak dan gas
bumi); dan
c. Subsektor mineral dan batubara (contoh: izin usaha pertambangan eksplorasi).
2. Beberapa perizinan sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat (contoh: izin
usaha bidang perumahan);
3. Fasilitas kepabeanan dan perpajakan (contoh: pemberian fasilitas importasi mesin);
dan
4. Beberapa perizinan bidang penanaman modal (contoh: izin kantor perwakilan
perusahaan asing).
Nilai Investasi dan Permodalan
Jika termasuk di dalam sektor yang telah disebutkan di atas, maka nilai investasi dan
permodalannya adalah sebagai berikut:

Jenis Investasi Nilai Investasi dan Permodalan

Penanaman Modal Tidak ditentukan besaran nilai investasi dan


Dalam Negeri (“PMDN”) permodalannya.

Penanaman Modal Asing Besaran nilai investasi dan permodalan ditentukan bagi
(“PMA”) perusahaan PMA yang dikualifikasikan sebagai usaha
besar berdasarkan PerBKPM 6/2018, yakni perusahaan
yang:[2]
1. Memiliki kekayaan bersih > Rp 10 miliar, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, berdasarkan laporan
keuangan terakhir; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan > Rp 50 miliar,
berdasarkan laporan keuangan terakhir.

Bagi perusahaan PMA dengan kualifikasi besar (kecuali


ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan), maka
ditentukan nilai investasi di bawah ini harus dipenuhi dalam
jangka waktu paling lama satu tahun setelah perusahaan
memperoleh izin usaha:[3]
1. Total nilai investasi > Rp 10 miliar, diluar tanah dan
bangunan;
2. Nilai modal ditempatkan sama dengan modal disetor, ≥ Rp
2,5 miliar;
3. Persentase kepemilikan saham dihitung berdasarkan nilai
nominal saham; dan
4. Nilai nominal saham untuk masing-masing pemegang
saham paling sedikit Rp 10 juta.
Jika perusahaan PMA bergerak di bidang pembangunan
dan pengusahaan properti, maka nilai investasinya
mengikuti ketentuan di bawah ini:[4]
1. Berupa properti dalam bentuk bangunan gedung secara
utuh atau komplek perumahan secara terpadu dengan
ketentuan:
a. Nilai investasi > Rp 10 miliar, termasuk tanah dan
bangunan; dan
b. Nilai modal disetor ≥ Rp 2,5 miliar dan nilai
penyertaan dalam modal perseroan.
2. Berupa unit properti tidak dalam satu bangunan gedung
secara utuh atau satu kompleks perumahan secara terpadu
dengan ketentuan:
a. Nilai investasi > Rp 10 miliar, diluar tanah dan
bangunan;
b. Nilai modal disetor ≥ Rp 2,5 miliar; dan
c. Nilai penyertaan dalam modal perseroan untuk
masing-masing pemegang saham paling sedikit Rp
10 juta dengan ketentuan Debt-to-Equity Ratio 4:1.

Meskipun ketentuan tentang nilai investasi dan permodalan telah ditentukan di dalam
PerBKPM 6/2018, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa peraturan sektoral per
bidang usaha dapat mengatur berbeda. Maka dari itu, jika dapat diberikan informasi
mengenai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”), maka kami akan
dapat mengkhususkan jawaban kami.
Kewajiban Pajak Perusahaan PMA

Berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan petunjuk


pelaksanaannya, PMA pada prinsipnya adalah Perseroan Terbatas yang
berkedudukan di Indonesia dan didirikan berdasarkan Hukum Indonesia. Hanya saja
berbeda dari Perseroan Terbatas lainnya, sebagian atau seluruh saham PMA dimiliki
oleh warga negara/badan hukum asing.

Sesuai Pasal 1 angka 2 UU KUP (Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 yang


telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007), Wajib Pajak
terdiri dari badan dan orang pribadi. Adapun berdasarkan angka 3 pasal yang sama,
definisi badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, … dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap. Dari dua ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa PMA
merupakan Wajib Pajak badan.

Secara umum di dalam undang-undang perpajakan yang saat ini masih


berlaku, tidak terdapat ketentuan yang memberikan perlakuan yang khusus terhadap
PMA. Dengan demikian, suatu PMA pada dasarnya memiliki hak dan/atau kewajiban
perpajakan yang sama dengan Wajib Pajak lainnya, yaitu menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Dari
keterangan yang Saudara berikan tidak dapat diketahui bidang usaha yang menjadi
pilihan investasi dari perusahaan tempat Saudara bekerja.

Seandainya perusahaan melakukan penanaman modal di bidang-bidang


usaha tertentu atau daerah-daerah tertentu seperti yang dimaksud dalam Lampiran I
dan II PP (Peraturan Pemerintah) No. 1 Tahun 2007, maka seperti perusahaan
penanaman modal asing atau dalam negeri lainnya, perusahaan berhak mendapatkan
fasilitas Pajak Penghasilan yaitu:

 Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal


yang dibebankan selama 6 tahun
 Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat
 Pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar
Negeri sebesar 10%/lebih rendah menurut
 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku
 Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun.

Anda mungkin juga menyukai