Anda di halaman 1dari 19

PASAR MODAL

RESUME TM 5

“Hukum dan Etika Regulasi Terkait Perusahaan Efek”

Disusun Oleh :

Kelas G

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024
REGULASI TERKAIT PERUSAHAAN EFEK
Definisi Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi (Pasal 1 angka 21 UUPM). Yang dapat
melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam (OJK). (pasal 30 ayat (1) UUPM).
Perusahaan Efek dapat melakukan kegiatan usaha sebagai:
1).Perantara Pedagang Efek (PPE), atau yang sering disebut sebagai broker-dealer,
2).Penjamin Emisi Efek (PEE), atau yang sering disebut sebagai underwriter,
3).Manajer Investasi (MI), atau yang sering disebut sebagai fund manager /Investment
company

Jenis Perusahaan Efek Berdasarkan Kepemilikan


A. Menurut PP No.45 Tahun 1995 Perusahaan Efek dapat berbentuk :
(1) Perusahaan Efek nasional, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang
perseorangan WNI dan atau badan hukum Indonesia;
(2) Perusahaan Efek patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan
WNI, badan hukum Indonesia dan atau badan hukum asing yang bergerak di bidang
keuangan.
B. Menurut POJK No. 20/POJK.04/2016  Bentuk dari Perusahaan Efek menurut POJK
ini sama seperti PP No 45 Tahun 1995.  Presentase Kepemilikan Saham Perusahaan
Efek Patungan:
1) Dimiliki oleh Badan Hukum Asing yang bergerak di bidang jasa keuangan selain
sekuritas paling banyak 85% (delapan puluh lima persen) dari Modal Disetor
2) Dimiliki oleh Badan Hukum Asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah
memperoleh negara asalnya paling banyak 99% ( sembilan puluh sembilan persen)
dari modal disetor.

Syarat Permodalan Perusahaan Efek


A. Syarat Permodalan Perusahaan Efek Menurut PP No 45 Tahun 1995
1) Untuk Perusahaan Efek Nasional:
a. Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek:
Modal disetor : Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
Modal kerja bersih disesuaikan : Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
b. Perantara Pedagang Efek:
Modal disetor : Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Modal kerja bersih disesuaikan : Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
c. Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan Manajer Investasi
Modal disetor : Rp10.500.000.000,00 (sepuluh milyar lima ratus juta rupiah)
Modal kerja bersih disesuaikan : Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
d. Perantara Pedagang Efek dan Manajer Investasi
Modal disetor : Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Modal kerja bersih disesuaikan : Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
2) Untuk Perusahaan Patungan dengan pihak asing:
a. Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek:
Modal disetor : Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
Modal Kerja Bersih Disesuaikan : Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
b. Perantara Pedagang Efek
Modal disetor : Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Modal Kerja Bersih Disesuaikan : Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
c. Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan Manajer
Investasi Modal disetor : Rp11.000.000.000,00 (sebelas milyar
rupiah)
Modal Kerja Bersih Disesuaikan : Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
d. Perantara Pedagang Edek dan Manajer Investasi
Modal disetor : Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
Modal Kerja Bersih Disesuaikan : Rp400.000.000,00 (empat ratus juta
rupiah)
B. Syarat Permodalan berdasarkan POJK No. 20/POJK.04/2016
a. Penjamin Emisi Efek
Modal disetor : Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
b. Perantara Pedagang Efek yang Mengadministrasikan Rekening Efek
Nasabah Modal disetor : Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah)
c. Perantara Pedagang Efek yang tidak Mengadministrasikan Rekening Efek
Nasabah Modal disetor : Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
d. Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi
Modal disetor : Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).
e. Perantara Pedagang Efek yang Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah dan
Manajer Investasi
Modal disetor : Rp55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar)

Kegiatan yang Dilakukan Perusahaan Efek


1. Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Perantara Pedagang Efek melakukan kegiatan
usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (seperti investor, reksa
dana, perusahaan asuransi, dana pensiun, dll).
2. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Penjamin Emisi Efek melakukan kontrak
dengan calon Emiten dalam melaksanakan Penawaran Umum Saham (Initial Public
Offering/IPO), dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa
3. Manajer Investasi (Fund Manager, Investment Company)
Perusahaan Efek yang berlaku sebagai Manajer Investasi melakukan kegiatan
kegiatan usaha mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola
Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok nasabah (kecuali perusahaan asuransi,
dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya)
Perizinan
1. Tata cara Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE
Permohonan untuk memperoleh izin usaha Perusahaan Efek sebagai PEE dan/atau
PPE diajukan oleh pemohon kepada OJK dalam rangkap 2 (dua) sesuai dengan surat
permohonan atau perubahan Izin Usaha Perusahaan Efek sebagai PEE dan/atau PPE
dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
1) Dokumen yang menunjukkan identitas Perseroan yang paling sedikit meliputi
nama dan alamat kantor pusat dan operasional perusahaan, serta logo perusahaan
(jika ada)
2) Fotokopi Akta Pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh instansi yang
berwenang, berikut perubahan anggaran dasar terakhir yang telah memperoleh
persetujuan dari instansi yang berwenang atau telah diterbitkan surat penerimaan
pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang
3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perseroan
4) Surat kuasa kepada Pihak yang diberi kuasa untuk mengajukan permohonan
perizinan untuk dan atas nama perseroan (jika ada)
5) Daftar nama dan data anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan pegawai
yang memiliki izin Wakil Perusahaan Efek, yang meliputi persyaratan sesuai
pasal 15 ayat (1) huruf e POJK Perizinan
6) dokumen yang terkait dengan nama, data, dan informasi pemegang saham, yang
meliputi persyaratan sesuai pasal 15 ayat (1) huruf f POJK Perizinan
7) keterangan mengenai: i. Pemegang saham hingga penerima manfaat yang
sebenarnya ii. Pemegang Saham Pengendali Perseroan Terbatas baik langsung
maupun tidak langsung yang paling sedikit memuat nama Pihak pengendali dan
bentuk pengendalian iii. Perusahaan terelasi iv. Anak Perusahaan
8) Daftar nama pegawai setingkat di bawah Direksi yang tidak memiliki izin Wakil
Perusahaan Efek dan posisinya dalam struktur organisasi perseroan
9) Laporan keuangan terakhir yang diperiksa Akuntan yang terdaftar di OJK yang
jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir tersebut dengan tanggal
pemberian izin usaha Perusahaan Efek tidak lebih dari 180 (seratus delapan
puluh) hari
10) Fotokopi perjanjian usaha patungan bagi Perusahaan Efek patungan
11) Rekening koran;
12) Bukti penyetoran modal;
13) MKBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal yang
mengatur mengenai Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD
14) Surat Pernyataan sebagaimana dimaskud dalam pasal 15 ayat (1) huruf n s/d w
dan huruf ff POJK Perizinan
15) Surat keterangan domisili
16) Struktur organisasi sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-
undangan sesuai izin usaha yang dimohonkan
17) Gambaran tentang rencana operasi dan misi perusahaan dan proyeksi keuangan
paling sedikit 5 (lima) tahun ke depan
18) Jawaban atas pernyataan sesuai dengan format daftar pernyataan sesuai dengan
lampiran POJK Perizinan
19) Daftar kantor cabang dan perubahannya
20) Prosedur dan standar operasi sesuai izin usaha
21) Bukti pembayaran biaya perizinan Perusahaan efek
22) Apabila terdapat anggota direksi, komisaris atau pegawai yang merupakan
Tenaga Kerja Asing, pemohon wajib memenuhi ketentuan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mengatur mengenai tata cara penggunaan
tenaga kerja asing.
2. Persyaratan Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE
a. Persyaratan Anggaran Dasar
Anggaran dasar PEE dan/atau PPE wajib memuat kegiatan usaha sesuai izin
usaha yang dimohonkan kepada OJK. Perseroan yang mengajukan izin usaha
Perusahaan Efek sebagai PEE dan/atau PPE wajib telah menetapkan kegiatan
usaha perusahaan sesuai izin usaha yang dimohonkan dalam anggaran dasar
Perseroan dimaksud.
b. Persyaratan Identitas
Perusahaan Efek wajib memiliki identitas Perseroan yang paling sedikit meliputi
nama dan alamat perusahaan, mencantumkan secara jelas kata “Sekuritas” pada
penulisan nama perusahaannya, dan mencantumkan logo apabila Perusahaan efek
tersebut menggunakan logo sebagai identitas tambahan
c. Persyaratan Permodalan
Sebagaimana dibahas pada bagian C.2 Modul ini
d. Persyaratan Operasional
i. Memiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas dan nama
pegawai pada tiap posisi jabatan termasuk keberadaan unit kerja, anggota Direksi,
atau pejabat setingkat di bawah Direksi yang menjalankan fungsi yang
dipersyaratkan oleh peraturan perundang undangan di sektor Pasar Modal sesuai
izin usaha yang dimiliki, memiliki prosedur dan standar operasi sesuai izin usaha
yang dimiliki oleh Perusahaan Efekm, dan memiliki izin mempekerjakan tenaga
kerja asing dari instansi yang berwenang dalam hal mempekerjakan tenaga kerja
asing
ii. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai PEE wajib paling sedikit
memiliki 1 (satu) orang pegawai yang telah memperoleh izin orang perseorangan
sebagai WPEE
iii. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai PPE wajib paling sedikit
memiliki 1 (satu) orang pegawai yang telah memperoleh izin orang perseorangan
sebagai WPEE atau WPPE.
e. Persyaratan Integritas dan Kelayakan Keuangan Pemegang Saham dan Pemegang
Saham Pengendali
 Persyaratan Integritas meliputi:
i. Cakap melakukan perbuatan hukum
ii. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan dengan
menyampaikan paling sedikit Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
iii. Tidak pernah dihukum
iv. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
v. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan; dan
vi. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung pengembangan
operasional Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE
atau PPE yang sehat dan Pasar Modal Indonesia serta kebijakan OJK.
 Persyaratan Keuangan meliputi:
i. Kemampuan keuangan;
ii. Bagi pemegang saham atau Pemegang Saham Pengendali berupa orang
perseorangan, tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau
anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; dan
iii. Tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet.
f. Persyaratan Integritas dan Kompetensi Anggota Direksi atau Anggota Dewan
Komisaris
 Persyaratan Integritas meliputi:
i. Cakap melakukan perbuatan hukum
ii. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan dengan
menyampaikan paling sedikit Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK)
iii. Tidak pernah dihukum
iv. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
v. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan; dan
vi. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung pengembangan
operasional Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE
atau PPE yang sehat dan Pasar Modal Indonesia serta kebijakan OJK.
 Persyaratan Reputasi Keuangan meliputi:
i. Tidak pernah dinyatakan pailit
ii. Tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet.
iii. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan
pailit.
 Persyaratan kompetensi dan keahlian di bidang Pasar Modal
 Direksi
a) Memiliki pengetahuan di bidang Pasar Modal yang memadai dan
relevan dengan jabatannya serta paling rendah berpendidikan akademi
setingkat diploma.
b) memiliki pengalaman dan keahlian di bidang Pasar Modal dan/atau
bidang keuangan paling sedikit 2 (dua) tahun pada jabatan manajerial
di perusahaan yang bergerak di sektor Pasar Modal dan/atau jasa
keuangan ii.
 Komisaris
a) memiliki keahlian di bidang Pasar Modal yang memadai dan
relevan dengan jabatannya; dan/atau
b) memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun pada perusahaan yang
bergerak di sektor Pasar Modal dan/atau jasa keuangan.
Larangan Bagi Perusahaan Efek
1. Larangan terkait Perizinan
1) Perseroan yang memperoleh izin usaha Perusahaan Efek sebagai Penjamin
Emisi Efek dilarang melakukan kegiatan usaha selain kegiatan usaha sesuai
izin usaha yang dimiliki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dan
ayat (5) POJK Perizinan.
2. Larangan terkait Kepemilikan
1) Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE
dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki
oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah
dimiliki oleh Perusahaan Efek dimaksud.
2) Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan saham Perusahaan
Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE dilarang berasal:
a) dari pinjaman atau utang dalam bentuk apapun dari pihak manapun;
dan/atau
b) dari dan untuk tujuan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
3. Larangan terkait Pengendalian
1) Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE yang
menjadi pemegang saham Bursa Efek dan afiliasinya baik sendiri maupun
bersama dilarang mempunyai hubungan dengan Perusahaan Efek lain yang
melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE yang juga menjadi
pemegang saham Bursa Efek yang sama melalui:
a) Kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, 20% (dua puluh
persen) atau lebih saham Perusahaan Efek lain dimaksud yang mempunyai hak
suara; atau
b) Pengendalian di bidang pengelolaan dan/atau kebijakan Perusahaan Efek
lain dimaksud, baik langsung maupun tidak langsung.
4. Larangan terkait Anggota Direksi & Komisaris
1) Direksi: Dilarang Bekerja pada perusahaan atau institusi lain dalam jabatan
apapun kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2) Komisaris: Dilarang bekerja dalam jabatan apapun pada Perusahaan Efek lain
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek, atau Manajer Investasi

Pengendalian dan Perlindungan Efek yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek


1. Kewajiban Perusahaan Efek untuk menempatkan Efek Nasabah Dalam Pengendalian
Langsung Perusahaan Efek:
1) Perusahaan Efek wajib untuk mengambil tindakan yang cepat dan efektif
untuk menjaga agar Efek yang ada dalam Posisi Long rekening Efek nasabah
berada dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek.
2) Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek
sesudah periode 5 (lima) hari kerja harus diganti dengan Efek yang dibeli oleh
Perusahaan Efek.
3) Perusahaan Efek dimungkinkan untuk memperpanjang waktu 5 (lima) hari
kerja untuk membeli Efek
2. Perlindungan Efek Nasabah:
1) Perusahaan Efek tidak dapat menggunakan Efek nasabah untuk jaminan
penyelesaian kewajiban Perusahaan Efek kepada Lembaga Kliring dan
Penjaminan kecuali apabila disetujui oleh nasabah yang bersangkutan dengan
perjanjian khusus yang jelas dan terpisah dari perjanjian lainnya.
2) Perjanjian khusus diatas wajib mengikuti ketentuan dalam angka 7 huruf b butir
4) Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Internal
Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara
Pedagang Efek.
3) Dalam hal nasabah menyetujui penggunaan Efek nasabah sebagai Efek
Jaminan maka Perusahaan Efek wajib membuka Sub Rekening Efek Jaminan
atas nama nasabah dimaksud dan menempatkan Efek Jaminan tersebut dalam
Sub Rekening Efek Jaminan pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
4) Apabila terdapat nasabah umum yang mendapatkan penjatahan Efek pada
Penawaran Umum, dan belum memiliki rekening Efek, maka nasabah
dimaksud wajib membuka rekening Efek sehingga menjadi nasabah pemilik
rekening, dan Perusahaan Efek wajib:
5) Membuka Sub Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atas nama nasabah dimaksud; dan
6) Memindahbukukan Efek milik nasabah dimaksud ke dalam Sub Rekening
Efek nasabah sesuai dengan tanggal distribusi yang ditentukan Emiten.
7) Perusahaan Efek wajib memberikan akses informasi kepada nasabahnya yang
memungkinkan nasabahnya dapat secara langsung memonitor mutasi dan/atau
saldo Efek dan/atau dana yang disimpan pada Sub Rekening Efek atas nama
nasabah tersebut pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
Pengendalian Internal Perusahan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai
Perantara Pedagang Efek
1. Fungsi-Fungsi sebagai Perantara Pedagang Efek
 PPE wajib mempunyai dan melaksanakan paling kurang 6 (enam) fungsi:
1) fungsi pemasaran;
2) fungsi manajemen risiko;
3) fungsi pembukuan;
4) fungsi Kustodian;
5) fungsi teknologi informasi; dan
6) fungsi kepatuhan.
 Ketentuan Pemisahan Fungsi
1) Pegawai dilarang merangkap fungsi
2) Apabila Perusahaan Efek (PE) memiliki izin Penjamin Emisi Efek (PEE) atau
Manajer Investasi (MI) selain PPE maka:
a) SOP fungsi-fungsi kegiatan usaha lain tersebut wajib terpisah dari SOP
fungsi PPE
b) Pelaksanaan masing-masing fungsi manajemen risiko, pembukuan, IT,
kepatuhan, dan/atau riset dapat dilakukan oleh satu unit kerja yang
melaksanakan fungsi tersebut.
2. Outsourcing Fungsi PPE
1) PPE dapat melakukan outsourcing fungsi pemasaran, pembukuan, kustodian, dan
fungsi IT
2) Outsourcing fungsi pemasaran dilakukan dengan mengacu Peraturan BAPEPAM
V.D.9 ttg Pedoman Perjanjian Agen Perusahaan Efek Anggota Bursa efek.
3) Outsourcing fungsi kustodian hanya dapat dilakukan kepada penyedia jasa yang
merupakan PPE yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah atau bank
Kustodian.
4) PPE hanya dapat menunjuk penyedia jasa yang kegiatan operasionalnya berlokasi
di Indonesia
5) Sebelum melakukan outsourcing, PPE wajib :
a) Melaporkan informasi rencana Outsourcing kepada OJK.
b) Melakukan due dilligence terhadap penyedia jasa, mencakup:
(1). Kemampuan penyedia jasa memenuhi kewajiban sesuai dengan
perjanjian (2). Faktor opersional dan kemampuan keuangan
(3). Faktor reputasi
(4). Cakupan asuransi (jika ada)
(5). Potensi benturan
kepentingan
(6). Kemampuan dan kecukupan sumber daya
c) Melakukan review berkala guna memastikan fungsi tersebut dilaksanakan
dengan baik dan benar sesuai dengan SOP.
6) PPE bertanggung jawab terhadap fungsi yang di-outsource, yaitu:
a) Memastikan penyedia jasa menjaga kerahasiaan informasi
b) Melapor kepada Bursa (cc OJK) apabila penyedia jasa tidak dapat melakukan
kewajibannya
c) Memastikan bahwa setiap saat OJK/Bursa Efek dapat mengakses
pembukuan, catatan dan dokumen terkait fungsi yg di-outsource.
3. Ketentuan Apabila Terdapat Permasalahan
1) Apabila terdapat permasalahan yang mengakibatkan suatu fungsi tidak
beroperasi, maka PPE wajib menyampaikan laporan kepada Bursa (cc OJK)
mencakup:
a) Penjelasan mengenai permasalahan
b) Waktu terjadinya permasalahan
c) Lama terjadinya permasalahan
d) Fungsi yang mengalami permasalahan
e) Keterangan mengenai apakah permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya
f) Dampak permasalahan
g) Langkah-langkah untuk menangani permasalahan
h) Langkah-langkah untuk mencegah permasalahan agar tidak terulang
2) Apabila terdapat permasalahan terkait sistem IT, maka fungsi IT wajib segera
menyampaikan informasi tersebut kepada fungsi pemasaran dan kemudian fungsi
pemasaran meneruskan info tersebut kepada nasabah
3) Perantara Pedagang Efek wajib mempunyai Prosedur mengenai penanganan
pesanan nasabah, penyedia jasa, pihak lain terkait dengan kegiatan usaha
Perantara Pedagang Efek dibekukan untuk sementara.
4. Ketentuan Lainnya
1) Dokumen, rekaman data/pembicaraan dan pencatatan PPE wajib:
a) Disimpan untuk jangka waktu paling kurang 5 tahun dan
b) Pada 2 tahun pertama disimpan pada tempat yang mudah dijangkau
2) Pegawai PPE yang menjalankan masing-masing fungsi
dilarang:
a) Melakukan tugas di luar tugas dan tanggung jawab fungsinya
b) Memiliki akses terhadap hardware, software dan dokumentasi unit kerja lain
(kecuali fungsi kepatuhan dalam rangka menjalankan fungsinya)
3) Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tanggung jawab fungsi
kepatuhan dan menindaklanjuti laporan yang disampaikan fungsi kepatuhan.

PRINSIP MENGENAL NASABAH (PMN) OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI


SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA
Maksud dan Tujuan dari Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
1. Tujuan Prinsip Mengenal Nasabah
a. Mengetahui latar belakang dan identitas nasabah;
b. Memantau rekening efek dan transaksi nasabah; dan
c. Melaporkan transaksi keuangan mencurigakan dan/atau transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai, yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang dan/atau pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pendanaan terorisme.
2. Pentingnya Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Perusahaan Efek Di Pasar Modal Indonesia
a. Berperan dalam memverifikasi identitas klien. Identifikasi dan verifikasi identitas
nasabah dilakukan dengan menggunakan sumber data, informasi, dan dokumen
pendukung yang independen dan handal.
b. Berperan dalam memastikan informasi terkait sifat pekerjaan / bisnis nasbahserta
tujuan investasi.
c. Berperan dalam mendeteksi aktivitas penipuan, aktivitas yang tidak biasa atau
mencurigakan, mengurangi berbagai jenis risiko di Pasar Modal. serta melindungi
Perusahaan Efek dari tindakan memfasilitasi atau mendorong pencucian uang
dan/atau pendanaan terorisme yang dapat merusak integritas sistem keuangan.
d. Berperan dalam mengidentifikasi seluruh risiko yang mungkin ditimbulkan dari
setiap nasabah dan/atau kelompok nasabah terhadap aset serta kewajiban
perusahaan.

Risiko yang Dapat Dihindarkan Dengan Adanya Prinsip Mengenal Nasabah


1. Risiko Reputasi
Reputasi atau nama baik perusahaan mempengaruhi keberhasilan bisnisnya, dilihat dari
kemampuannya untuk menarik karyawan, nasabah, dan pendanaan.
2. Risiko Operasional
Risiko terjadi karena rusaknya proses internal perusahaan, akibatnya merusak sistem dan
manajemen perusahaan efek itu sendiri.
3. Risiko Hukum
Jika perusahaan digunakan sebagai kendaraan untuk melakukan aktivitas ilegal,
Perusahaan tidak saja menghadapi risiko denda dan hukuman, tetapi yang terburuk
adalah perusahaan dapat dipaksa untuk menghentikan kegiatan operasionalnya.
4. Risiko Keuangan
Jika Perusahaan Efek tidak cukup dalam melakukan identifikasi dan verifikasi nasabah,
maka Perusahaan Efek bisa saja menerima nasabah yang mengaku sebagi seseorang yang
tidak sesuai dengan profil diri mereka yang sesungguhnya.
5. Risiko konsentrasi
Risiko yang terjadi ketika perusahaan terlalu fokus pada satu nasabahatau kelompok
nasabah. Jika dana tersebut tiba-tiba ditarik, maka akan mengganggu stabilitas
operasional sebuah Perusahaan Efek.

Empat Unsur Utama Kebijakan PMN


1. Identifikasi nasabah
Identifikasi data pelanggan adalah kebijakan PMN tahap awal yang terbaik untuk
memutuskan apakah calon pelanggan akan diterima atau ditolak dan untuk mengetahui
apakah perusahaan dapat memantau transaksi dan rekening nasabah.Melalui proses
identifikasi pelanggan yang efektif, perusahaan akan mampu menangani para
pelanggannya dengan cara yang tepat.
2. Verifikasi Nasabah
Proses verifikasi nasabah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka memastikan
kebenaran data dan informasi yang disampaikan oleh nasabah. Tahapan ini sangat
penting untuk menghindari adanya data dan informasi palsu yang disampaikan oleh
nasabah. Kegiatan verifikasi terhadap nasabah disesuaikan dengan tingkat risiko nasabah
yang diperoleh pada saat melakukan identifikasi nasabah.
3. Pemantauan Transaksi
Dalam kebijakan PMN yang efektif, rekening nasabah dan transaksi nasabah akan
dipantau secara teratur, sehingga kegiatan yang tidak biasa atau perilaku yang
mencurigakan dapat terdeteksi lebih awal.
4. Pelaporan
Manajemen risiko yang baik harus dapat memastikan bahwa perusahan mampu
mengidentifikasi, menginvestigasi serta mengelola risiko yang ditimbulan oleh kegiatan
pencucian uang ataupun kegiatan kriminal lainnya.

Bilamana PMN Harus Ditetapkan


PMN akan dilakukan pada tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Pada saat akan membuka rekening baru;
 Pada saat nasabah tersebut masih menjadi nasabah di Perusahaan Efek;
 Ketika Perusahaan Efek merasa perlu untuk memperoleh informasi tambahan dari
nasabah lama (existing customer) atau pemilik manfaat (Beneficial Owner) nasabah
tersebut; dan/atau
 Terdapat indikasi transaksi keuangan yang mencurigakan yang terkait dengan Pencucian
Uang dan Pendanaan Terorisme.

Apa yang Akan Terjadi Jika Nasabah atau Calon Nasabah Tidak Mau Memberikan
Informasi / Dokumen yang Diperlukan Dalam PMN?
 Perusahaan Efek berhak menolak untuk membuka rekening Calon Nasabah.
 Perusahaan Efek berhak menghentikan hubungan bisnisnya dengan Nasabah.

Pengawasan Aktif Oleh Direksi dan Dewan Komisaris


1. Pengawasan Aktif Oleh Direksi Penyedia Jasa Keuangan
 Memastikan bahwa Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal memiliki
pedoman penerapan Prinisp Mengenal Nasabah.
 Mengusulkan pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah kepada Dewan
Komisaris;
 Memastikan bahwa penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dilaksanakan sesuai
dengan pedoman penerapan yang telah ditetapkan.
 Memastikan bahwa pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah sejalan dengan
perubahan dan pengembangan produk, jasa, dan teknologi Penyedia Jasa Keuangan
di Sektor Pasar Modal serta sesuai dengan perkembangan modus Pencucian Uang
dan/atau Pendanaan Terorisme dan
 Memastikan bahwa seluruh pegawai yang terkait dengan penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah secara berkala.
 Bank Kustodian yang merupakan Kantor Cabang Bank Asing, pengawasan aktif
dilakukan oleh pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tersebut.
2. Pengawasan Aktif Oleh Dewan Komisaris
 Memberikan persetujuan pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang
diusulkan oleh Direksi.
 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, dan
 Memastikan adanya pembahasan terkait Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
dalam rapat Direksi dan Dewan Komisaris.

Penanggung Jawab Penyedia Jasa Keuangan dalam Penerapan PMN di Pasar Modal
1. Jabatan/Pejabat yang menjadi Penangung Jawab
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib membentuk unit kerja
khusus atau menugaskan pejabat sebagai penanggung jawab penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah.
 Direktur utama Penyedia Jasa Keuangan tidak dapat menjadi penanggung jawab
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
 Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Perusahaan
Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi dalam satu badan usaha, Penyedia Jasa
Keuangan di Sektor Pasar Modal dapat hanya memiliki satu penanggung jawab
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
 Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Bank
Kustodian, penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dapat
ditugaskan kepada penanggung jawab Bank Kustodian atau dirangkap oleh
penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Bank Umum.
2. Unit Kerja Khusus
 Unit kerja khusus paling kurang terdiri dari 1 (satu) orang yang bertindak sebagai
pimpinan dan 1 (satu) orang yang bertindak sebagai pelaksana;
 Pimpinan dan pelaksana pada unit kerja khusus dilarang merangkap untuk
melaksanakan fungsi lainnya;
 Pimpinan unit kerja khusus ditetapkan/diangkat oleh direktur utama;
 Unit kerja khusus berada di bawah koordinasi direktur utama secara langsung
dalam struktur organisasi Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal; dan
 Unit kerja khusus bersifat independen dari fungsi lainnya.
3. Penugasan Jabatan
Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal menugaskan pejabat sebagai
penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, pejabat tersebut harus
ditetapkan atau diangkat oleh Direktur Utama dan hanya dapat merangkap untuk
melaksanakan fungsi manajemen risiko, fungsi kepatuhan, dan/atau fungsi audit internal.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penanggung Jawab Penerapan Prinsip


Mengenal Nasabah Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal
1. Tugas
 Menyusun dan memelihara pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
 Memastikan bahwa prosedur identifikasi, verifikasi, dan pemantauan Nasabah
masih memadai;
 Memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah
mengakomodasi data yang diperlukan dalam pelaksanaan Prinsip Mengenal
Nasabah;
 Memantau rekening Efek dan pelaksanaan transaksi Nasabah;
 Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi Nasabah
untuk memastikan ada atau tidak adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan
dan/atau transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan
Terorisme;
 Melakukan administrasi dokumen hasil pemantauan dan evaluasi;
 Memantau pengkinian data dan profil Nasabah; 8. Melakukan pengawasan terkait
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terhadap unit-unit kerja terkait;
 Menerima dan melakukan analisis atas laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan dan/atau transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai yang
dilaporkan oleh unit-unit kerja yang ditugaskan; dan
 Menyusun laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi
keuangan secara tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait
dengan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme yang wajib dilaporkan
kepada PPATK.
2. Tanggung Jawab
 Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
terlaksana;
 Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi pejabat dan/atau pegawai Penyedia
Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal; dan
 Menjaga kerahasiaan informasi terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
3. Wewenang
 Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit
organisasi Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal;
 Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Prinsip Mengenal
Nasabah oleh unit-unit kerja terkait;
 Mengusulkan pejabat dan/atau pegawai unit kerja terkait untuk membantu
pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah; dan
 Melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan oleh Direksi,
Dewan Komisaris, atau Pihak terafiliasi dengan Direksi atau Dewan Komisaris,
secara langsung kepada PPATK.

Kebijakan dan Prosedur yang Dilakukan dalam PMN


1. Identifikasi
1) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib meminta data dan
informasi kepada calon Nasabah.
2) Data dan informasi calon Nasabah
3) Data dan Informasi diatas paling sedikit dilampirkan spesimen tanda tangan dan
dokumen pendukung yang harus diberikan kepada Penyedia Jasa Keuangan
sebagai dokumen pendukung
2. Verifikasi
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib mengelompokkan calon
Nasabah atau Nasabah berdasarkan tingkat risiko terjadinya Pencucian Uang atau
Pendanaan Terorisme, terdiri dari 3 (tiga) klasifikasi risiko, yaitu risiko rendah,
menengah, dan tinggi. Tingkat risiko nasabah tidak mempengaruhi data, informasi,
dan dokumen pendukung sebagaimana diminta pada proses identifikasi. Akan tetapi,
mempengaruhi proses verifikasi dan pemantauan yang dilakukan terhadap nasabah.
3. Pemantauan dan pengkinian
1) Pemantauan
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan
pemantauan data nasabah secara berkesinambungan untuk memastikan
transaksi yang dilakukan sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau
kebiasaan pola transaksi nasabah yang bersangkutan.
 Dalam melaksanakan pemantauan, Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal wajib memiliki sistem pemantauan
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan
pemantauan rekening Efek dan transaksi nasabah termasuk analisa
terkait dengan kemungkinan adanya tindak pidana asal (predicate
offense) dan pendanaan terorisme.
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal dapat meminta data
dan/atau informasi lebih lanjut kepada nasabah terhadap transaksi yang
tidak sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau kebiasaan pola
transaksi.
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan
evaluasi terhadap hasil pemantauan rekening Efek dan transaksi
nasabah untuk memastikan ada atau tidak adanya transaksi keuangan
yang mencurigakan.
 Dalam hal terdapat transaksi keuangan yang mencurigakan,Penyedia
Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib meminta data dan/atau
informasi lebih lanjut kepada nasabah.
 Dalam hal data dan/atau informasi yang disampaikan nasabah tidak
memberikan penjelasan yang meyakinkan, maka Penyedia Jasa
Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melaporkan Transaksi
Keuangan Mencurigakan tersebut kepada PPATK.
 Dalam hal terdapat kesamaan nama dan informasi lain atas nasabah
dengan nama dan informasi yang tercantum dalam daftar nama
teroris,Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib
melaporkan nasabah tersebut dalam laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan.
2) Pengkinian
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan
upaya pengkinian data, informasi, dan/atau dokumen pendukung,
dalam hal terdapat perubahan yang diketahui dari pemantauan
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal terhadap Nasabah atau
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Pemantauan secara berkala terkait profil Nasabah untuk kepentingan
pengkinian data dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali dalam jangka
waktu: (a) 3 tahun untuk nasabah risiko rendah; (b) 1 tahun untuk
nasabah risiko menengah; dan/atau (c) 6 bulan untuk nasabah risiko
tinggi.
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib
mendokumentasikan upaya pengkinian data
4. Pelaporan
1) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyampaikan laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan, laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai, dan/atau laporan lain kepada PPATK sebagaimana
diatur dalam
ketentuan dan peraturan perundang undangan yang mengatur mengenai
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang dan/atau
Pendanaan Terorisme.
2) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data,
informasi, dan/atau dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain yang berwenang sebagaimana diatur oleh
undang-undang.
5. CDD oleh Pihak Ketiga
1) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal dapat menunjuk pihak ketiga
untuk melaksanakan identifikasi dan verifikasi sebagai bagian dari
pelaksanaan CDD.
2) Pihak ketiga wajib memenuhi syarat:
a. Memiliki prosedur CDD sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Memiliki kontrak kerja sama dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal dalam bentuk perjanjian tertulis;
c. Bersedia memenuhi permintaan data, informasi, dan dokumen pendukung
dengan segera apabila dibutuhkan oleh Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal dalam rangka penerapan Prinsip Mengenal Nasabah; dan
d. Tidak berkedudukan diHigh Risk Countries.
3) Dalam hal pihak ketiga berkedudukan di luar negeri, wajib memenuhi kriteria
bahwa pihak ketiga tersebut telah menjalankan Prinsip Mengenal Nasabah
secara efektif sesuai dengan rekomendasi The Financial Action Task Force
(FATF).
4) Dalam hal pihak ketiga bukan merupakan Penyedia Jasa Keuangan, prosedur
CDD ditetapkan oleh dan di bawah koordinasi Penyedia Jasa Keuangan di
Sektor Pasar Modal.
5) Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal menunjuk pihak
ketiga, wajib:
a. Memiliki dan melaksanakan prosedur uji kelayakan dan pengawasan
terhadap pihak ketiga;
b. Memastikan penerapan CDD yang dilakukan oleh pihak ketiga telah sesuai
dengan prosedur CDD yang telah ditetapkan Penyedia Jasa Keuangan di
Sektor Pasar Modal;
c. Melaksanakan penatausahaan dokumen hasil CDD yang dilakukan oleh
pihak ketiga; dan
d. Bertanggung jawab atas hasil CDD yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
6. Manajemen Risiko
Kebijakan dan prosedur manajemen risiko mencakup:
a) Pengawasan oleh Direksi dan Dewan Komisaris Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal;
b) Pendelegasian wewenang;
c) Pemisahan tugas; dan
d) Sistem pengawasan internal termasuk audit internal.
7. Administrasi Dokumen
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib membuat dan
mendokumentasikan daftar Nasabah sesuai dengan tingkat risiko Nasabah dan
wajib melakukan administrasi dokumen dengan baik.
 Administrasi dokumen dilaksanakan dalam jangka waktu paling kurang 5
(lima) tahun sejak berakhirnya hubungan usaha dengan Nasabah.
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyimpan catatan dan
dokumen mengenai seluruh proses identifikasi Transaksi Keuangan
Mencurigakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data,
informasi, dan/atau dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain yang berwenang sebagaimana diatur oleh
undang-undang.

Penggunaan dan Penyalahgunaan PMN di Pasar Modal


1. Pendekatan PMN menuntut hal yang sama untuk semua nasabah dan terutama mereka
yang memiliki dana dan/atau Efek dalam jumlah besar sebagai media untuk pencucian
uang di Pasar Modal yang semakin meningkat oleh nasabah tersebut.
2. Di sisi lain, PMN tidak harus mengganggu nasabah kecil dan tetap menjaga
keseimbangan dimana kegiatannya dapat dipantau terkaittransaksi yang
mencurigakan.
3. PMN harus digunakan dalam hubungannya dengan pemantauan semua akun dan
prinsip utama yang harus diterapkan terkait norma, serta hukum dan peraturan yang
berlaku, dan cukup fleksibel untuk memisahkan investor yang asli dari orang-orang
yang meragukan.
4. Selanjutnya, Perusahaan Efek wajib memastikan bahwa transaksi bernilai tinggi
dipantau dan diidentifikasi dengan cepat ketika nasabah menambah atau menarik
uang/investasi dalam jumlah besar.
5. PMN yang tepat menjadi berguna saat informasi kontak yang disediakan dalam
database PMN dapat digunakan oleh penegak hukum dan regulator untuk melacak
jejak sumber dan tujuan dari aliran uang.
6. Selain itu, transfer dana dan/atau Efek antar Perusahaan Efek yang melibatkan nilai
tinggi harus dipantau melalui norma-norma dan prosedur PMN yang sama.

Bagaimanakah Norma PMN membantu Stakeholder di Pasar Modal?


Alasan mengapa norma PMN yang tepat dapat membantu saat:
1. Penerapan norma PMN yang tepat dapat membantu Perusahaan Efek dalam
memantau dan melacak transaksi yang dilakukan oleh nasabah atau institusi yang
terlibat dalam tindak pidana pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
2. Penerapan norma PMN yang baik akan membantu mengidentifikasi nasabah dengan
tepat, sehingga tingkat kepatuhan dan pengawasan perusahaan akan menjadi yang
lebih baik.
3. PMN dapat membantu mengatasi perselisihan transaksi yang timbul antara
perusahaan dengan nasabahnya. Dokumentasi dan data transaksi yang terinci dari para
pihak akan menentukan sumber sengketa dan membantu arbiter memutuskan siapa
yang bersalah.
4. Informasi yang dikumpulkan dalam PMN dapat menentukan profil dan karakter
nasabah/calon nasabah, yang nantinya akan sangat membantu mereka sendiri ketika
melakukan transaksi keuangan.

Siapa yang menjadi kontak Nasabah atau Calon Nasabah di Perusahaan Efek untuk
PMN?
Kontak Nasabah atau Calon Nasabah untuk pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah di
Perusahaan Efek adalahRelationship Manager atau petugas yang membuka account Nasabah
atau Calon Nasabah dan siapa saja yang bertugas untuk menghubungi Nasabah atau Calon
Nasabah untuk transaksi di Pasar Modal.

Sumber Daya dan Pelatihan


Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan prosedur penyaringan
(screening) dalam rangka penerimaan pegawai. Perusahaan juga wajib memberikan pelatihan
kepada petugasnya. Pelatihan ini sangat berguna bagi petugas dalam menghadapi
nasabah/calon nasabah yang kurang kooperatif dalam memberikan data dan informasi
khususnya mengenai informasi sumber dana dan data kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai