Anda di halaman 1dari 5

TRANSAKSI EFEK

I. JENIS MEKANISME TRANSAKSI EFEK


Jenis mekanisme transaksi efek dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan tempat
pelaksanaan terdiri dari transaksi bursa dan transaksi luar bursa; berdasarkan pembiayaan
terdiri dari dua yaitu transaksi reguler dan transaksi margin; menurut nasabah dibagi menjadi
tiga yakni transaksi nasabah pemilik rekening, transaksi nasabah umum, transaksi nasabah
kelembagaan.

II. PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA


Peraturan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa saat ini diatur dalam
POJK No. 26/POJK.04/2014 menggantikan Peraturan III.B.6 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa dan III.B.7 tentang Dana Jaminan.

Prosedurnya Apabila Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh
kewajibannya untuk menyelesaikan Transaksi Bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah
diatur dalam peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan maka Anggota Kliring dinyatakan
gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Kemudian
Anggota Kliring tersebut wajib melaksanakan Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi
Bursa.

III. KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI EFEK ATAU INDEKS EFEK (KBEI)
KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi
atas Efek Atau Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E
tentang Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45. Kontrak Berjangka adalah
suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk membeli atau menjual sejumlah
Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.

PERATURAN TERKAIT REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

I. PENGELOLAAN INVESTASI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN


1995 (UUPM)

I.1 Bentuk Hukum dan Perizinan (Pasal 18 UUPM)


Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK), Reksa
Dana berbentuk Peseroan dapat bersifat terbuka atau tertutup, Yang dapat menjalankan usaha
Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari
Bapepem, Reksa Dana berbentuk KIK hanya dapat dikelola oleh Manajer Investasi
1
berdasarkan kontrak., Persyaratan dan tata cara perizinan Reksa Dana berbentuk Perseroan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

I.2 Pengelolaan Raksa Dana


Pasal 21, yaitu Pengelolaan Reksa Dana, baik Perseroan maupun KIK dilakukan oleh
MI berdasarkan kontrak, Kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh
direksi dengan MI, dan Kontrak pengelolaan Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK dibuat
antara MI dan Bank Kustodian. Pasal 22, yaitu : MI Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan
dan KIK wajib menghitung nilai pasar wajar dari Efek dalam portofolio setiap hari bursa
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Pasal 23, yaitu : Nilai saham Reksa
Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit Penyertaan KIK ditentukan berdasarkan
Nilai Aktiva Bersih (NAB). Pasal 24, yaitu : Reksa Dana dilarang menerima dan atau
memberikan pinjaman secara langsung dan Reksa Dana dilarang membeli saham atau Unit
Penyertaan Reksa Dana lainnya. Pasal 25, yaitu : Semua kekayaan Reksa Dana wajib
disimpan pada Bank Kustodian, Bank Kustodian yang menyimpan kekayaan Reksa Dana
dilarang terafiliasi dengan MI yang mengelola Reksa Dana dan Reksa Dana wajib
menghitung NAB dan mengumumkannya

Pasal 26, yaitu :Kontrak penyimpanan kekayaaan Reksa Dana berbentuk Perseroan
dibuat oleh direksi Reksa Dana dengan Bank Kustodian dan Kontrak penyimpanan kekayaan
Reksa Dana KIK dibuat antara MI dan Bank Kustodian. Pasal 27, yaitu MI wajib dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk
kepentingan Reksa Dana dan MI wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul
karena tidak melaksanakan kewajibannya. Pasal 28, yaitu Saham Reksa Dana terbuka
berbentuk Perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal, Pada saat pendirian Reksa Dana
berbentuk Perseroan, paling sedikit 1 % (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana telah
ditempatkan dan disetor, Pelaksanaan pembelian kembali saham Reksa Dana berbentuk
Perseroan dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, dan Dana yang digunakan untuk membeli
kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan berasal dari kekayaan Reksa Dana. Pasal
29, yaitu : Reksa Dana yang berbentuk Perseroan tidak diwajibkan untuk membentuk dana
cadangan dan Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam

2
II. Exchange-Traded Fund
Reksa Dana KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dan
melibatkan Dealer Partisipan dan Sponsor. Agar dapat melakukan Penawaran Umum Unit
Penyertaan Reksa Dana KIK ETF maka harus memenuhi ketentuan antara lain : manajer
Investasi wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan,
Prospektus Reksa Dana berbentuk KIK ETF wajib memenuhi ketentuan IX.C.6 Tentang
Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana, dll.

III. Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)


Reksa Dana Penyertaan Terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada
Portofolio Efek yang berbasis Kegiatan Sektor Riil. Kegiatan Sektor Riil adalah kegiatan baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan produksi barang, penyediaan
jasa di sektor riil termasuk tetapi tidak terbatas dalam rangka produksi barang, dan/atau
modal kerja dari kegiatan tersebut. Pihak-pihak yang terlibat yaitu Manajer Investasi; Bank
Kustodian; Investor; Perusahaan Sasaran

IV. Pencatatan RDPT


MI pengelola RDPT wajib menyampaikan permohonan pencatatan atas penerbitan
RDPT kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya
KIK. Permohonan Pencatatan sebagaimana dimaksud disertai dengan KIK yang dibuat
dengan akta notaris oleh Notaris yang terdaftar di OJK dan dokumen-dokumen pendukung
atas investasi RDPT pada Efek bersifat utang atau Efek bersifat ekuitas. Dalam rangka
memproses permohonan pencatatan, OJK berwenang melakukan Penelaahan atas KIK
RDPT.

V. Laporan Keuangan RDPT


MI bersama dengan Bank Kustodian wajib menyusun Laporan Keuangan Tahunan
RDPT dengan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan Keuangan
Tahunan RDPT wajib diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Setelah
diaudit, MI wajib menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan RDPT kepada OJK dan
laporan tersebut wajib tersedia bagi pemegang Unit Penyertaan RDPT.

3
PERILAKU DAN ETIKA PROFESI WPPE

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang
mempelajari penerapan prinsip- prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada
bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika profesi Berkaitan dengan bidang
pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

I. Perilaku Wakil Perantara Pedagang Efek


Selain diatur didalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah terkait Pasar Modal,
Perilaku Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) juga diatur didalam Peraturan OJK No.
27/POJK.04/2014 tentang Perizinan WPEE dan WPPE (POJK Perizinan). Persyaratan
Permohonan Izin WPPE (PJOK Perizinan meliputi persyaratan integritas dan persyaratan
kompetensi.
WPPE dilarang untuk bekerja rangkap pada lebih dari satu Perusahaan Efek dan/atau
lembaga jasa keuangan lainnya; melakukan transaksi untuk kepentingan Perusahaan Efek
dimana ia bekerja yang tidak tercatat dalam pembukuan Perusahaan Efek tersebut;
melakukan transaksi atas nama nasabah tanpa atau tidak sesuai dengan perintah nasabahnya;
serta menerima bagian laba dari nasabah atas suatu transaksi suatu efek baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kewajiban WPPE yaitu memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan Pasar
Modal Indonesia; bertindak dan bersikap profesional serta mempunyai wawasan yang luas
dalam bidang Pasar Modal; menjadi anggota asosiasi yang mewadahi Wakil Penjamin
Emisi Efek atau Wakil Perantara Pedagang Efek yang telah mendapatkan pengakuan dari
OJK; Wakil Penjamin Emisi Efek dan WPPE wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan
yang diselenggarakan oleh asosiasi yang mewadahi WPEE maupun WPPE atau pihak lain
yang diakui OJK paling kurang dua tahun sekali.

II. Pengawasan Terhadap Wakil Dan Pegawai PE


1. Setiap Perusahaan Efek wajib melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap
semua Pihak yang bekerja atau menjadi Wakil Perusahaan tersebut.
2. Direksi wajib melakukan pengawasan atau menunjuk Wakil untuk melakukan
pengawasan terhadap Wakil Perusahaan Efek yang tidak menjadi direktur
Perusahaan Efek dan semua pegawai Perusahaan Efek.
3. Pembukaan atau penutupan rekening nasabah harus memperoleh persetujuan tertulis

4
dari pengawas.
4. Pemeriksaan atas rekening nasabah harus sering dilakukan untuk mencegah
ketidakberesan atau penyalahgunaan.
5. Pemeriksaan atas surat menyurat, transaksi, dan pesanan nasabah oleh Wakil
Perusahaan Efek harus dilakukan secara terus menerus untuk mencegah
ketidakberesan atau penyalahgunaan oleh Wakil Perusahaan Efek dan pegawai
Perusahaan Efek, seperti transaksi untuk kepentingan sendiri.
6. Perusahaan Efek bertanggung jawab atas perilaku Wakil Perusahaan Efek dan
pegawai Perusahaan Efek.

III. Segmentasi Wakil Perantara Pedagang Efek


Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri terhadap Wakil Perantara Pedagang Efek
untuk satu atau lebih fungsi pada Perusahaan Efek yang melaksanakan kegiatan usaha
sebagai Perantara Pedagang Efek khususnya pada fungsi pemasaran, maka OJK menetapkan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Segmentasi Perizinan Wakil Perantara Pedagang
Efek yaitu Peraturan OJK No. 22/POJK.04/2016 tentang Segmentasi Perizinan Wakil
Perantara Pedagang Efek (POJK Segmentasi).Dengan adanya POJK Segmentasi, maka izin
sebagai WPPE dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. WPPE adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili kepentingan Perusahaan
Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek.
2. WPPE Pemasaran adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili kepentingan
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek,
yang khusus melakukan fungsi pemasaran.
3. WPPE Pemasaran Terbatas adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili
kepentingan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek, yang khusus melakukan fungsi pemasaran secara terbatas.

Perizinan sebagai WPPE Pemasaran dan WPPE Pemasaran Terbatas kurang lebih
sama seperti Perizinan sebagai WPPE dimana diatur dalam POJK Perizinan, hanya saja tidak
ada mengenai tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pengurus yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam Persyaratan Integritas.

Anda mungkin juga menyukai