Anda di halaman 1dari 4

PERAN DIALOG ANTAR IMAN DALAM MENDORONG INTERNALISASI NILAI-

NILAI PELESTARIAN LINGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

(Bielqies Hanna Shofia)

Permasalahan lingkungan yang menjadi urgensi saat ini tidak hanya terletak pada
kerusakan akibat dari cepatnya proses pembangunan, namun juga bagaimana hal tersebut
dipengaruhi oleh pola pembangunan konvensional yang mengeksploitasi lingkungan secara
besar-besaran. Berdasarkan data yang dikutip dari laman WALHI sebagai organisasi lingkungan
non profit terbesar di Indonesia mengatakan Dari analisis yang sudah dilakukan, ternyata
sebanyak 14 ribu studi yang berkaitan dengan perubahan iklim menunjukkan bahwa
penyebab kenaikan suhu bumi sebesar 1.1°C, yakni akibat pembakaran bahan bakar fossil.
Salah satunya industri pembangkit listrik yang mayoritas bahan bakarnya masih
menggunakan batubara.

 Menurut prediksi ilmuwan yang tergabung dalam IPCC, pemanasan global yang
menjadi penyebab bencana cuaca ekstrim di seluruh dunia ini, dalam 20 tahun kedepan
berisiko tidak lagi dapat dikendalikan. Namun dengan catatan apabila kita masih melakukan
aktifitas seperti biasa atau business as usual dan tidak mengurangi emisi karbon dioksida
secara ekstrim.

perlu adanya penerapan sistem dari sebuah konsep pembangunan berkelanjutan yang
memiliki orientasi jangka panjang untuk generasi di masa depan dengan memperhatikan
pengaruh dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan lewat kebijakan proaktif. Dalam proses
penerapan yang melibatkan banyak pihak disini tidak hanya peran komunitas dan organisasi
pemerhati lingkungan namun seluruh aspek lapisan masyarakat harus turut aktif, salah satunya
adalah bagaimana peran agama menjadi sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran dalam
menjaga dan merawat lingkungan lewat doktrin ajaran kepercayaan yang dipegang teguh oleh
masyarakat Indonesia.

Agama memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyakarat Indonesia dalam
segala aspek, pembahasan terkait agama selalu mampu untuk kemudian menjadi topik hangat
yang menarik simpati publik untuk ikut serta menjadi pemerhati didalamnya, hal ini bukan tanpa
sebab melihat sejarah Indonesia menjadikan agama banyak mempengaruhi berbagai penerapan
nilai-nilai sosial, ekonomi dan politik dalam berperilaku. Oleh karena itu peran agama menjadi
wadah edukasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan sangat dibutuhkan.

Edukasi berbasis nilai-nilai keagamaan disini perlu dilakuan oleh semua pihak khususnya
tokoh agama dengan menggunakan sistem penyampaian dialog keagamaan yang dinilai efekif
dan menyeluruh. Dalam konteks hubungan antar umat beragama, dialog dimaknai sebagai
komunikasi antara dua atau lebih orang yang berbeda agama. Dialog menjadi jalan bersama
menuju kearah kebenaran, partnership tanpa ikatan dan tanpa maksud yang tersembunyi.
Menurut Mukti Ali sendiri Dialog antar umat beragama adalah mempertemukan antara orang-
orang atau kelompok dari agama atau ideologi yang berbeda untuk sampai pada pengertian
bersama tentang berbagai isu tertentu untuk setuju atau tidak setuju dengan sikap yang penuh
apresiasi dan untuk kerjasama dengan mereka untuk menemukan makna kehidupan ini.

Dialog antar agama sejatinya bukan hanya menyangkut pembahasan terkait pemberian
informasi agama yang diyakini ataupun menjadikan seseorang meyakini kebenaran dan
keberadaan suatu agama, melainkan sebuah upaya yang dapat digunakan untuk mecapai satu
paham yang sama terkait kebenaran dan kerja sama dalam mencapai keberhasilan pada proyek-
peoyek yang menyangkut kepentingan bersama. Dialog antar agama memiliki cakupan bahasan
yang leibih luas melihat bahwa ajaran agama sejatinya menyentuh hampir keseluruhan aspek
pada kehidupan manusia Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan enam agama resmi
dimana hampir seluruh masyarakatnya adalah umat beragama yang menjadikan agama sebagai
rute, baik bagi acara agama itu maupun aksi-aksi bagi gerakan-gerakan yang diwujudkan secara
konkret di tengah-tengah masyarakat.

Hal yang menjadi penting untuk ditekankan agar dialog antar agama berbasis
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan menjadi lebih efekif dan dapat sampai
kepada masyarakat secara menyeluruh adalah yang pertama dengan menumbuhkan sinegritas
para tokoh agama dalam memahami dan tanggap terhadap isu lingkungan yang ada agar mampu
mengambil langkah upaya preventif dan kuratif dalam proses penangan krisis lingkungan hidup
dan bencana ekologis memalui dialog antar iman. Membangun kesadaran umat menjadi sangat
penting dimulai dengan kesadaran peran pemuka agama. Hal ini didukung oleh hasil survei
Literasi Digital Indonesia pada 2020, dimana pemuka agama masih menjadi sumber informasi
yang paling terpercaya dengan persentase 61,7 persen. Sangat disayangkan dimana peran agama
disini belum mampu menyentuh seluruh aspek sosial yang masih hanya berfokus pada
pembasahan terkait kerukunan umat beragama, sudah saatnya peran agama dan iman ikut
menanggapi isu lingkungan sebagai isu dadurata ke-3 Internasional.

Transfer informasi dalam bentuk pengajaran nilai dan doktrin yang disampaikan oleh
para pemuka atau tokoh agama disini akan menjadi salah satu pintu awal edukasi pada
masyarakat terkait urgensi kerusakan ekologi yang akan dirasakan dalam jangka panjang.
Dengan adanya dialog keagamaan menciptakan kesamaan paham yang mendukung adanya
konsep pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pada dialog ini tokoh agama dapat
memberikan pandangan lintas agama terkait peran manusia dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan serta mitigasi dan adaptasi pengelolaan iklim. Selain itu lewat dialog keagamaan ini
tokoh agama dapat memberikan pemikiran-pemikiran yang nantinya mendorong gerakan
perlindungan lingkungan oleh umat sebagai bentuk kesadaran moral dan agama.

Tokoh agama dapat kembali menekankan nilai-nilai dari konsep pembangunan


lingkungan berkelanjutan yang diantaranya mengelola sumber daya alam sebaik mugkin
sehingga dapat dipergunakan untuk masa yang akan datang, dengan memperhatikan manfaat
sumber daya alam secara efisien sehigga tidak menyebabkan pemborosan yang merusak. Hal ini
sejalan dengan tujuan dari pembangunan yang tidak hanya memperbaharui namun juga
memperbanyak sumber daya alam yang dapat diperbaharui sehingga mampu mempertahankan
kualitas hidup manusia pada masa kini dan masa depan. Pengajaran terkait konsep tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan nilai agama yang mudah diterima oleh masyarakat salah satu
upayanya adalah dengan menginterpretasikan wahyu atau firman tuhan dalam menyampaikan
ajakan untuk menjaga lingkungan.

Transfer informasi terkait pengelolaan lingkungan hidup dengan konsep pembangunan


berkelanjutan sejatinya akan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan
pendekatan berbasis agama,hal ini menjadikan agama memiliki peran penting dalam menanggapi
isu terkait kerusakan ekologis sebagai salah satu bagian dari lapisan masyarakat. Langkah awal
yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan peran tokoh agama dalam memberikan pengajaran
serta transfer informasi kepada umat terkait isu lingkungan yang difasilitasi lewat dialog antar
umat beragama untuk menciptakan sinegritas dan kesamaan tujuan untuk dapat menciptakan
proses pembangunan yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai