Anda di halaman 1dari 9

JUDUL MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Hukum Indonesia

Oleh:
Nama Pembuat
NIM : 0000000

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2015

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................2
B. Perumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
Type chapter level (level 2)......................................................................................5
Type chapter title (level 3)...................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................4
A. Kesimpulan..........................................................................................................5
B. Saran....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis

berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di


teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan
realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah
yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di
berbagai kalangan di masyarakat.
Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah
dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang
digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis
dan praktis.
Latar belakang penelitian berisi :
1. Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian
sebelumnya.
2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran
untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi
ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
3. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan
dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam
4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam
ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.
Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai beikut :
1. Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah
yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum

tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah
inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
2. Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli
berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di
atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
3. Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan
praktis) dan akhirnya munculah judul.
1.2

Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap

pembuatan makalah yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam


kegiatan pembuatan makalah. Tanpa Perumusan Masalah, suatu kegiatan
penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan
kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan.
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan.
3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak
perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti
menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah
dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi
lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk
diteliti.
Kriteria Perumusan Masalah:
1. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam
kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang
menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan
beberapa kriteria perumusan masalah.
2. Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam
perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan
masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif,
baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan
yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau
lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
3. Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau
berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti
pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan
teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
4. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga
hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang
aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan
pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan
masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

2. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat


3. Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Cara untuk memformulasikan masalah:
1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada
penelitian eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahliahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga
menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,
sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam
memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama
sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil
dan dapat membentuk sebuah teori.
Contoh rumusan masalah
a.

Apa saja macam-macam model pembelajaran?

b.

Seperti apa media pembelajaran itu?

c.

Apa itu pendekatan konstrutivisme belajar?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pembahasan rumusan masalah 1

2.2

Pembahasan rumusan masalah 2

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah ini
menyangkut soal Disiplin Penulisan Karya Ilmiah maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a.

Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan
juga interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa
implikasi (kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi
(kesimpulan berdasar referensi).

b.

Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran-saran yang


ditujukan kepada pembaca.

c.

Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menggambarkan


secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.

d.

Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan


materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah.

3.2 Saran
Untuk menghasilkan penyajian karya ilmiah yang lebih berkualitas
dan dapat mengikuti standar yang telah ditetapkan, maka perlu kiranya
penulis memberikan saran sebagai berikut :
a.

Perlunya dibuat buku panduan penulisan karya ilmiah oleh setiap


instansi, sekolah maupun kampus agar setiap siswa atau mahasiswa
memahami aturan bakunya.

b.

Perlu kiranya dilakukan pembahasan secara berkala oleh segenap pakar


soal pembaharuan format penulisan untuk lebih menyempurnakan
formatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Susunan dalam urutan alphabet menurut nama belakang penulis pertama


dengan aturan sebagai berikut :
Pustaka yang berupa majalah/jurnal ilmiah/prosiding:
Weitzman, M.L. 1992. On diversity. QuarterlyJournal of Economics.Vol.5
no.2.P.363-405.
Pustaka yang berupa buku:
Baker, K.R. 1974. Introduction to Sequencing and Schedulling. New York:
John Wiley & Sons.
Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi:
Setyawan, H. 1996 Flow Patterns of Coal-Water Mixture in an Agitated
Tank, Master Thesis, Tokyo Institute of Technology.
Pustaka yang berupa patent:
Primack, H.S. 1983 Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions, U.S
Patent No.4,373,104.
Pustaka yang berupa hasil terjemahan:
Ching, D.K. 1990. Pengantar Perancangan Ruang, terjemahan Edward
Hutabarat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pustaka dari web-site:
PTPLR-BATAN,
Pola
makan
dan
minum,
Available:
http://www.batan.go.id/data_lingkungan/index, diakses 02-03-2009

Anda mungkin juga menyukai