Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN
PANCASILA
Pancasila sebagai ideologi
Negara

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Fakultas Ekonomi Program Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom
Bisnis Studi
90037

Abstract Kompetensi
Pancasila sebagai ideologi Negara: Mahasiswa mampu memahami bahwa
Pengertian ideologi dan Pancasila Pancasila sebagai ideologi Negara:
dan ideologi dunia.,Pancasila dan Pengertian ideologi dan Pancasila dan
Agama ideologi dunia.,Pancasila dan Agama
Pembahasan
A. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logos, yang berasal
dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana, ideologi berarti suatu gagasan
yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.
Dalam arti kata luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-
nilai dasar; dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman
normatif. Dalam artian ini, ideologi disebut terbuka.
Dalam arti sempit ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak. Artian ini disebut juga ideologi tertutup. Kata ideology sering juga
dijumpai untuk pengertian memutlakkan gagasan tertentu, sifatnya tertutup, di mana
teori-teori bersifat pura-pura dengan kebenaran tertentu, tetapi menyembunyikan
kepentingan kekuasaan tertentu yang bertentangan dengan teorinya. Dalam hal ini,
ideologi diasosiasikan kepada hal yang bersifat negatif.
Ideologi juga diartikan sebagai alajan, doktrin, teori, atau ilmu yang diyakini
kebenarannya,yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya
dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (Bahan PenataranBP-7 Pusat, 1'993). Suatu pandangan hidup
akan meningkat menjadi suatu falsafah hidup, apabila telah mendapat landasan berpikir
maupun motivasi yang lebih jelas, sedangkan kristalisasinya kemudian membentuk suatu
ideologi. Keterikatan ideologi dengan pandangan hidup akan membedakan ideologi suatu
bangsa dengan bangsa lain.
Dalam praktik orang menganut dan mempertahankan ideologi sebagai cita-cita,
karena ideologi merumuskan cita-cita hidup. Oleh karena itu, menurut Gunawan Setiardja
(1993),ideologi dapat dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan
seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ideologi berada satu tingkat
lebil-r rendah dari filsafat. Berbeda dengan filsafat yang digerakkan oleh kecintaan
kepada kebenaran dan sering tanpa pamrih apapun juga, maka ideologi digerakkan oleh
tekad untuk mengubah keadaan yang tidak diinginkan menuju ke arah keadaan yang
diinginkan. Dalam ideologi sudah ada suatu komitmen sudah terkandung wawasan masa
depan yang dikehendaki dan hendak diwujudkan dalam kenyataan.
Jika filsafat merupakan kegemaran sebagian kecil orang saja, karena memang tidak
semua orang mempunyai kecenderungan pribadi mencari kebenaran tertinggi itu, maka
ideologi diminati oleh lebihbanyakmanusia. Menurut Edward Shils (lihat BP-7 Pusat,
1991: 382-384), salah seorang pakar mengenai ideologi, jika manusia sudah mencapai

2012 Pendidikan Pancasila


2 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
taraf perkembangan intelektual tertentu, maka kecenderungan menyusun ideologi ini
merupakan suatu ciri dasar kemanusiaannya. Manusia sebagai makhluk berpikir akan
selalu semakin cerdas dan semakin terdidik sebagai warga masyarakat, dan semakin
meningkat kebutuhannya akan wawasan ideologi.
Oleh karena itu, ideologi merupakan wawasan yang hendak diwujudkan, maka
ideologi selalu berkonotasi politik. Ideologi hampir selalu bersumber dari nilai- nilai filsafat
yang mendahuluinya dan menghubungkannya dengan politik yang menangani dunia
nyatayang hendak diubah. Politik, yang juga bisa diterjemahkan sebagai kebijakan,
menyangkut asas serta dasar bagaimana mewujudkan ideology itu ke dalam kenyataan
khususnya dengan membangun kekuatan yang diperlukan serta untuk mempergunakan
kekuatan itu untuk mencapai tujuan.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks. Perkembangan
akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya pembedaan yang makin jelas antara ideologr,
fllsafat, ilmu, dan teologi. Ideologi dipandang sebagai pemikiran yang timbul karena
pertimbangan kepentingan. Di dalam ideologi orang tidak mempermasalahkan nilai
kebenaran internalnya. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu,
filsafat, ataupun teologi merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan
sistematik, di mana pertimbangan utamanya adalah kebenaran pemikiran. Karena
perbedaan itu ideologi disebut sebagai suatu system pemikiran yang sifatnya tertutup
(Pranarka, 1985 :372).
Dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti yang berbeda. Pertama, ideologi
diartikan sebagai weltanschuung, artl:- pengetahuan yang mengandung pemikiran-
pemikiranbesar; cita-cita besar mengenai sejaralr, manusia, masyarakat, negara (science
of ideas). Dalam pengertian ini kerap kali ideologi disamakan artinya dengan ajaran
filsafat. Kedua, ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan
kebenaran internal dan kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan
pertimbangankepentingantertentu dankarena itu ideologi cenderung menjadi bersifat
tertutup. Ketiga, ideologi diartikan sebagai suatu belieae system dan karena itu berbeda
dengan ilmu, filsafat, ataupun teologi yang secara formal merupakan suatu knowledge
system (bersifat refleksif, sistematis, dan kritis).
B. Macam-Macam Ideologi Yang Berkembang
1. Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang
menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan
Perancis.

2012 Pendidikan Pancasila


3 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Fasisme
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut
tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter
sangat kentara. Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman .
3. Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara
kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan
Venezuela.
4. Anarkisme
Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
5. Marxisme
Ajaran ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Frederich Engel (1820-1895).
Dalam ajarannya, mereka mengajarkan tentang dasar-dasar komunisme yang dikenal
pada saat ini. Dalam konsep ini, ajaran yang mendominasi adalah pemikiran tentang
konsep ekonomi dan materialisme.
6. Luxemburgisme
Luxemburgisme (juga ditulis Luxembourgisme) adalah paham teori Marxis dan
komunisme secara spesifik revolusioner berdasarkan tulisan-tulisan dari Rosa
Luxemburg, Menurut MK Dziewanowski terjadi penyimpangan dari tradisional
Leninisme, keterpengaruhan dari Trotskyisme Bolshevik yang kemudian diadopsi oleh
pengikutnya sendiri.
7. Nazisme
Nazisme, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus),
merujuk pada sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional-Sosialis
Jerman, Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di
bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional
Sosialisme atau Nationalsozialismus di bahasa Jerman. Sampai hari ini orang-orang
yang berhaluan ekstrim kanan dan rasisme sering disebut sebagai Neonazi (neo =
"baru" dalam bahasa Yunani).
8. Islamisme
Islamisme adalah sebuah paham yang pertama kali dicetuskan oleh Jamal-al-Din
Afghani atau Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 - 1897), umumnya
dikenal sebagai Sayyid Jamal-Al-Din Al-Afghani, atau Al-Jamal Asadābādī-Din

2012 Pendidikan Pancasila


4 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai paham politik alternatif dalam menyatukan negara-negara termasuk di daerah
Mandat Britania atas Palestina yang mempunyai akar budaya dan tradisi yang
berbeda dengan budaya dan tradisi Arab dalam tulisan di majalah al-'Urwat al-Wuthqa,
kemudian dikembangkan dan dikenal pula sebagai Pan Islamisme.
9. Komunitarianisme
Komunitarianisme sebagai sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda filsafatnya,
mulai muncul pada akhir abad ke-20, menentang aspek-aspek dari liberalisme,
kapitalisme dan sosialisme sementara menganjurkan fenomena seperti masyarakat
sipil. Paham ini mengalihkan pusat perhatian kepada komunitas dan masyarakat serta
menjauhi individu. Masalah prioritas, entah pada individu atau komunitas seringkali
dampaknya paling terasa dalam masalah-masalah etis yang paling mendesak, seperti
misalnya pemeliharaan kesehatan, aborsi, multikulturalisme, dan hasutan.
10. Konservatisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional.
Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga,
memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan
dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang
berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo,
sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau,
the status quo ante.
11.Maoisme
Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong adalah varian dari Marxisme-Leninisme berasal
dari ajaran-ajaran pemimpin komunis Cina Mao Zedong (Wade-Giles Romanization:
"Mao Tse-tung").
Pemikiran Mao Zedong lebih disukai oleh Partai Komunis Cina (PKT) dan istilah
Maoisme tidak pernah dipergunakan dalam terbitan-terbitan bahasa Inggrisnya kecuali
dalam penggunaan peyoratif. Demikian pula, kelompok-kelompok Maois di luar Cina
biasanya menyebut diri mereka Marxis-Leninis dan bukan Maois. Ini mencerminkan
pandangan Mao bahwa ia tidak mengubah, melainkan hanya mengembangkan
Marxisme-Leninisme. Namun demikian, beberapa kelompok Maois, percaya bahwa
teori-teori Mao telah memberikan tambahan berarti kepada dasar-dasar kanon Marxis,
dan karena itu menyebut diri mereka "Marxis-Leninis-Maois" (MLM) atau "Maois" saja.
12. Stalinisme
Stalinisme adalah sistem ideologi politik dari Uni Soviet di bawah kepemimpinan
Joseph Stalin yang memimpin Uni Soviet pada tahun 1929 sampai dengan 1953
berkaitan erat dengan pemerintahan pengguna sistem ekstensif spionase, tanpa
pengadilan, dan politik penghapusan lawan-lawan politik melalui pembunuhan

2012 Pendidikan Pancasila


5 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
langsung atau melalui pembuangan dan penggunaan propaganda untuk membangun
kultus kepribadian berupa diktator mutlak dengan menggunakan negara kepada
masyarakat untuk mempertahankan supermasi individual dengan kontrol politik
melalui partainya yaitu Partai Komunis.1
C. Pancasila sebagai ideologi nasional
Ideologi adalah istilah yang sejak lama telah dipakai dan menunjukkanbeberapa
arti. Menurut Destutt de Tracy pada tahun 1796, semua arti itu memakai istilah ideologi
dengan pengertian science of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Prancis. Namun, Napoleon
mencemoohkan sebagai khayalan beiaka yang tidak punya arti praktis. Ideologi
semacam itu adalah impian sem atayangtidak akan menemui kenyataan riil. Namun
demikiary ideologi mempunyai arti orientasi yang menempatkan seseorang dalam
lingkungan ilmiah dan sosial. Dalam orientasi ini ideologi mempunyai pandangan tentang
alam, masyarakat, manusi4 dan segala realitas yang dijumpai serta dialami semasa
hidupnya.
Terdapat empat tipe ideologi (BP-7 Pusat, 1991 :384), yaitu sebagai berikut.
a. ldeologi konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo),
setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan dalam
hal-hal teknis.
b. Kontra ideologi, yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat
sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik.
c. Ideologi reformis, yaitu berkehendak untuk mengubah keadaan.
d. Ideologi revolusioner, yaitu: ideologi yang bertujuan mengubah seluruh system nilai
masyarakat itu.
Suatu ideologi yang sama, dalam perjalanan hidup yang cukup panjang, biasa
berubah tipe. Ideologi komunis yang pernah bersifat revolusioner sebelum berkuasa,
menjadi sangat konservatif setelah para pendukungnya berkuasa. Dalam perjalanan
sejarah, Pancasila merupakan ideologi yang mengandung sifat reformis dan revolusioner.
Kita mengenal berbagai istilah ideologi, seperti ideologi negara, ideology bangsa, dan
ideologi nasional. Ideologi negara khusus dikaitkan dengan pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan negara. Sedangkan ideologi nasional mencakup ideologi negara dan
ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa.
Bagi bangsa Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin dan terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945. Ideologi nasional bangsa Indonesia tercermin dan terkandung
dalam Pembukaan UUD 7945 adalah ideologi perjuangan, yaitu yang sarat dengan jiwa

1
http://muhammadkhaidirusman.blogspot.com/2014/08/macam-macam-ideologi-yang-berkembang-di.html

2012 Pendidikan Pancasila


6 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara merdeka, bersatu,
berdaulat adil, dan makmur (Bahan Penataran.BP-7 Pusat, 1993).
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 7945, terkandung motivasi, dasar, dan
pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea kedua mengandung
cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur).
Alinea ketiga memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan kemerdekaan
atas berkat rahmatAllahYang Maha Kuasa). Alinea keempat memuat tugas negaraltujuan
nasional, penyusunan undang-undang dasa4 bentuk susunan negara yang
berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila.
Pembukaan UUD 7945 yang mengandung pokok-pokok pikiran yang dijiwai
Pancasila, dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal Batang Tlrbuh UUD 1945. Dengan
kata lain pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu tidak
lain adalah Pancasila, yang kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh
UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai ideologi yang
memuat ajaran, doktrin, teori, dan atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang
diyakini kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk
pelaksanaannya (BP-7 Pusat, 1993).
Pancasila sebagai ideologi nasional, dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang
memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyaraka! hukum,
dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

D. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain

Pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya, seperti kapitalisme dan


komunisme. Kedua ideologi ini telah terlebih dahulu lahir sebagai pemikiran filosofis,
kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam
konsep-konsep politik. Jangka waktu yang dilalui keseluruhan proses ini bisa sampai
puluhan tahun. Misalnya, Manifesto komunis diumumkan pada tahun 1841 sebagai
pernyataan ideologis dari falsafah Marxisme. Konsep politiknya diwujudkan pada tahun
1977, dalarn Revolusi Oktober di Rusia. Ada jarak waktu selama 76 tahun antara ideologi
dan politik. Kapitalisme, yang lahir lebih dahulu, menjalani proses yang lebih panjang.
Rangkaian pemikir falsafah menyampaikan hasil renungannya terlebih dahulu, yang
kemudian diwujudkan dalam tatanan hidup bernegara.
E. Pancasila dan Agama
Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan agama
merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui the founding fathers negara Republik

2012 Pendidikan Pancasila


7 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri negara yang tertuang dalam Pancasila
merupakan karya khas yang secara antropologis merupakan local genius bangsa
Indonesia (Ayathrohaedi, dalam Kaelan, 2012). Begitu pentingnya memantapkan
kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa kesadaran akan
adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut terminologi
Pancasila adalah Turhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya sejalan
dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan bahkan juga animisme
(Chaidar,7998:36).
Menurut Notonegoro, asal mula Pancasila secara langsung salah satunya asal
mula bahan (kausa materialis) yangmenyatakan bahwa, "Bangsa Indonesia adalah
sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, ...yang digali dari bangsa Indonesia yang berupa
nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia". Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang
(kemerdekaan) negara Indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal (sekitar) 14 abad pengaruh Hinduisme dan Budhisme,
(sekitar) 7 abad pengaruh Islam, dan (sekitar) 4 abad pengaruh Kristen (Latifl 2071 :57).
Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai kalimat yang kemudian dikenal
Bhinneka Tunggal lka.
Sebenarnya kalimat tersebut secara lengkap berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan
Hanna Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada
agama yang mempunyai tujuan yang berbeda (Hartono,7992:5). Kuatnya paham
keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat arus besar pendiri bangsa
tidak dapat membayangkan ruang publik hampa Tuhan. Sejak dekade 1920-an, ketika
Indonesia mulai dibayangkan sebagai komunitas politik bersama, mengatasi komunitas
kultural dari ragam etnis dan agama, ide kebangsaan tidak terlepas dari Ketuhanan
(Latif,2007 :67).Secara lengkap pentingnya dasar Ketuhanan ketika dirumuskan oldn
founding fathers negara kita dapat dibaca pada pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945,
ketika berbicara mengenai dasar Negara (philosophische grondslag) yang menyatakan
"Prinsip Ketuhanan” Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan tetapi masing-masing
orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan.Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah
Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masai, yang Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad
saw., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi
marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-
tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap rakyat hendaknya
ber-Tuhan. Secara kebudayaan yakni dengan tiada "egoisme agama" . Dan hendaknya
negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan" (Zoelva,2072).

2012 Pendidikan Pancasila


8 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pernyataan ini mengandung dua arti pokok. Pertama, pengakuan akan eksistensi
agama-agama di Indonesia yang menurut Ir. Soekarno, "mendapat tempat yang sebaik-
baiknya". Kedua, posisi negara terhadap agama,Ir. Soekarno menegaskanbahwa
"Negara harus ber-Tuhan". Bahkan dalam bagian akhirpidatonya Ir. Soekarno
mengatakan "Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa
Indonesia berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa".
Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. jelaslah pula bahwa sila pertama
Pancasila yang merupakanprima causa atau sebab pertama itu (meskipun istilah prima
causa tidak selalu tepat, sebab Tuhan terus-menerus mengurus makhluknya), sejalan
dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan
tauhidul-af'al, dalam pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-
Nya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di Indonesia (Thalib dan
Awwzis,1999 : 63).
Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna bahwa manusia Indonesia
harus mengabdi kepada satu Tuhan, yattu Tuhan Yang Maha Esa dan mengalahkan ilah-
ilsh atau tuhan-tuhan lain yang bisa mempersekutukan-Nya. Dalam bahasa formal yang
telah disepakati bersama sebagai perjanjian bangsa sama maknanya dengan kalimat
"Tiada Tuhan selain Tuhan Yang Maha Esa". Di mana pengertian arti kata Tuhan adalah
sesuatu yang kita taati perintahnya dan kehendaknya. Prinsip dasar pengabdian adalah
tidakboleh punya dua tuary hanya satu tuannya, yartu Tuhan Yang Maha Esa.
Pada saat kemerdekaan, sekularisme dan pemisahan agama dari negara
didefinisikan melalui Pancasila. Ini penting untuk dicatat karena Pancasila tidak
memasukkan kata sekularisme yang secara jelas menyerukan untuk memisahkan agama
dan politik atau menegaskan bahwa negara harus tidak memiliki agama. Akan tetapi hal-
hal tersebut terlihat dari fakta bahwa Pancasila tidak mengakui satu agama pun sebagai
agama yang di istimewakan kedudukannya oleh negara dan dari komitmennya terhadap
masyarakat yang plural dan egaliter. Namun, dengan hanya mengakui lima agama
(sekarang menjadi 6 agama:Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan
Konghucu) secara resmi, negara Indonesia membatasi pilihan identitas keagamaan yang
bisa dimiliki oleh warga negara. Pandangan yang dominan terhadap Pancasila sebagai
dasar Negara Indonesia secara jelas menyebutkan tempat bagi orang yang menganut
agama tersebut, tetapi tidak bagi mereka yang tidak menganutnya. Pemahaman ini juga
memasukkan kalangan sekuler yang menganut agama tersebut, tapi tidak memasukkan
kalangan sekuler yang tidak menganutnya. Seperti yang telah ditelaah Madjid" meskipun
Pancasila berfungsi sebagai kerangka yang mengatur masyarakat di tingkat nasional

2012 Pendidikan Pancasila


9 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
maupun lokal, sebagai individu orang lndonesia bisa dan bahkan di dorong untuk
memiliki pandangan hidup personal yang berdasarkan agarna (An-Na'im, 2007 :439).
Gagasan asas tunggal menimbulkan pro dan kontra selama tiga tahun di
undangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan yang mengharuskan mendaftar ulang bagi semua ormas dan sekaligus
mengharuskan semua ormas menerima asas tunggalyang diberi batas akhir sampai
tanggal 17 Juli1987. Golongan yang kontra bukan menolak Pancasila dan UUD 1945,
melainkan ada kekhawatiran bahwa dengan menghapuskan asas "IsIami" , Pancasila
akan menjadi " agama baru" (Moesa, 2007 : 123-124). Dalam perkembangannya, kyai
yang tergabung dalam organisasi NU yang pertama kali menerima Pancasila sebagai
asas tunggal. KH. As'ad Syamsul Arifin menegaskan bahwa sebagian besar kyai dan
umat Islam Indonesia berpendapat bahwa menerima Pancasila hukumnya wajib (Moesa,
2007 :724).
F, Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Ciri khas ideologi terbuka ialah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
meiainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, danbudaya masyarakatnya
sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan
ditemukan dalam.masyarakat sendiri. Oleh karena itu, ideologi terbuka adalah milik dari
semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka
bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut
pandangan negara modernbahwa Negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap
dasarnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zarnan dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu,
sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan,
"... Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang
tertulis itu hanya memuat aturan-atflran pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah cara membuatnya, mengubahnya, dan mencabutnya." Selanjutnya
dinyatakan, " ... Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya
bernegara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para
pemimpin pemerintahan."

Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber atau berakar pada pandangan hidup
bangsa dan falsafah hidup bangsa. Dengan demikiaru ideologi tersebut akan dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan
bangsa. Hal ini adalah suatu prasyaratbagi suatu ideologi. Berbeda halnya dengan
ideologi yang diimporr,yang akan bersifat tidak wajar (artifisial) dan sedikit banyak
memerlukan pemaksaan oleh kelompok kecil manusia (yang mengimpor ideology

2012 Pendidikan Pancasila


10 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersebut). Dengan demikian, ideologi tersebut bersifat tertutup. Pancasila berakar pada
pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu
ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan
ideologi itu sendiri, hal mana merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu ideologi sebagai
suatu rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau
saling bertentangan dalam aspek-aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di
mana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal
ini ialah apa yang dicita-citakan (Padmo Wahyono, 1997.: 39:40).

Daftar Pustaka
Bakry, Noor M.S. (1994). Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty

Bertens (1989). Filsafat Barat Abad XX. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ismaun. Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Indonesia.

Kaelan (1996). Filsafat Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit Paradigma

--------- (1998). Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit Paradigma

----------(1999). Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit Paradigm

Pangeran, Alhaj (1998). BMP Pendidikan Pancasila. Jakarta: Penerbit Karunika

Wibisono, Koento (1999). Refleksi Kritis Terhadap Reformasi: Suatu Tinjauan Filsafat
dalam jurnal Pancasila No 3 Tahun III Juni 1999. Yogyakarta: Pusat Studi
Pancasila UGM

Mubarak, Zaky, 2008, Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi, Buku Ajar II,
Manusia Ahklak, Budi Pekerti Dan masyarakat, Depok, Lembaga Penerbit
FE UI

Syarbaini, Syarial (2014) Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, Ghalia, Jakarta

Media On line
http://muhammadkhaidirusman.blogspot.com/2014/08/macam-macam-ideologi-yang-
berkembang-di.html

2012 Pendidikan Pancasila


11 Ari Sulistyanto., S.Sos., M. I. Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai