Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jonathan Salmanezer

Prodi : Musik Gereja


NIM : 223131002

1. Paragraf (paragraf) adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan membentuk suatu
gagasan (idea). Dalam hierarki linguistik, paragraf adalah satu unit lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat. Juga disebut mini-speech, paragraf berguna untuk menandai awal topik
baru dan memisahkan ide-ide utama. Dengan cara ini, paragraf memudahkan pembaca
untuk memahami konten secara keseluruhan. Saat mengetik, paragraf dimulai dengan
spasi (kenaikan) sekitar lima klik, atau lima spasi. Namun, tidak ada salahnya menulis
awal paragraf di sebelah kiri tanpa lima spasi, tetapi dengan lebih banyak spasi di antara
paragraf.

2. 1) Gagasan Pokok/Utama
Gagasan pokok merupakan inti atau pokok persoalan yang dikemukakan di dalam
paragraf. Gagasan pokok merupakan jiwa dari paragraf yang berisi ide dasar masalah
yang akan dibicarakan. Sebuah paragraph harus mempunyai gagasan pokok sebagai
pengendali.
2) Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok di dalam sebuah
paragraf. Bagi penulis, kalimat topik mengendalikan pikiran penulis tentang apa yang
hendak disampaikan di dalam paragraf. Bagi pembaca, kalimat topik dapat membantu
memahami isi paragraf dengan mudah.
3) Kalimat Penjelas/Pendukung
a) Kalimat Penjelas Mayor
Kalimat penjelas mayor atau disingkat dengan kalimat mayor adalah kalimat
pendukung yang menjelaskan secara langsung kalimat topik atau memberikan informasi
lebih jelas tentang bahasan di dalam kalimat topik.
b) Kalimat Penjelas Minor
Kalimat penjelas mayor atau disingkat dengan kalimat mayor adalah kalimat yang
merinci atau memperjelas gagasan yang ada di dalam kalimat mayor. Kalimat minor
dituliskan jika kalimat mayor membutuhkan penjelasan detail. Selanjutnya,
jika kalimat minor membutuhkan penjelasan lagi dalam satu atau dua kalimat, kalimat
yang memperjelas itu disebut kalimat subminor.
4) Kalimat Simpulan
Kalimat penutup adalah kalimat yang mengakhiri subjek utama suatu paragraf. Tidak ada
subjek baru yang harus disebutkan dalam kalimat terakhir. Kalimat terakhir dapat
diucapkan dengan memberikan saran yang penting bagi pembaca, mengulangi ide utama
paragraf menggunakan frasa yang berbeda, atau menyimpulkan informasi penting dari
tubuh paragraf (Oshima & Ann Hogue, 2006). Kalimat terakhir tidak selalu di akhir
setiap paragraf. 
5) Kalimat Transisi
Kalimat di akhir paragraf yang mengundang pembahasan lebih lanjut di paragraf
berikutnya disebut kalimat transisi. Klausa peralihan (transisi) digunakan bagi pengarang
untuk menghubungkan paragraf. Seperti klausa penutup, klausa transisional bersifat
arbitrer.

3. 1) Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya diletakkan di awal
paragraf, diikuti dengan kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama. Biasanya,
gagasan utama dalam paragraf deduktif adalah pernyataan umum yang dibungkus dengan
kalimat topik.
2) Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya terdapat di akhir
paragraf. Biasanya, paragraf induktif dimulai dengan penyebutan peristiwa tertentu
terlebih dahulu, dan kemudian kesimpulan ditempatkan di akhir kalimat.
3) Paragraf deduktif-induktif memiliki gagasan utama di awal dan akhir paragraf. Meski
memiliki dua rangkaian tema, bukan berarti ada dua gagasan utama. Kehadiran dua
rangkaian topik ini hanyalah cara untuk mengulang ide utama untuk menekankan
informasi.

4. 1) Kesatuan
Hanya ada satu gagasan pokok yang
didiskusikan di dalam paragraf. Kalimatkalimat harus bertalian
(relevan) dengan gagasan pokok di dalam kalimat topik.
2) Keseimbangan
Adanya jalinan antarkalimat yang erat
dan peralihan atau pergerakan dari
kalimat ke kalimat yang berjalan logis dan mulus.
3) Kelengkapan
Gagasan pokok dikembangkan dengan
kalimat-kalimat penjelas, yang
dikembangkan atau diperluas hanya
dengan pengulangan gagasan pokok dari kalimat sebelumnya.

4) Keberurutan
Pola penulisan yang berurutan; (a) urutan waktu, (b) urutan tempat, © urutan umum ke
khusus, (d) urutan khusus ke umum, (e) pertanyaan ke jawaban, (f) akibat ke sebab atau
sebab ke akibat (Alwi, 2001:19)
5) Konsistensi Sudut Pandang
Penulis harus konsisten dalam menggunakan sudut pandang, tidak boleh berganti-ganti.
Penulis dapat mengacu diri sendiri dengan sebutan penulis (ini), saya, kami, atau tidak
menyebutkan acuan diri sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai