Teks laporan hasil observasi atau LHO adalah sebuah tulisan yang berisi
penjelasan mengenai hasil pengamatan yang sudah dilakukan.
Nah, penyusunan hasil observasi ini harus terstruktur agar mudah dibaca dan
dipahami oleh pembaca karena di dalamnya memuat berbagai informasi yang
bersifat objektif, informatif, dan komunikatif, sehingga hasil observasimu
bermanfaat dalam bidang keilmuan.
Nah, secara garis besar, ada tiga bagian yang harus ada dalam laporanmu,
yaitu pernyataan umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Pada
bagian pernyataan umum, kamu bisa mengenalkan secara umum tentang objek
apa yang kamu akan teliti dan latar belakangnya.
BAB II
Teks laporan hasil observasi biasanya berisi fakta-fakta yang dapat dibuktikan
secara ilmiah. Tujuannya, untuk mendapatkan informasi dan penjelasan rinci
mengenai suatu hal dari sudut pandang keilmuan kepada pembaca. Lalu,
bagaimana sih cara membuat teks laporan hasil observasi itu? Yuk, ketahui
terlebih dahulu apa saja kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil
observasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Untuk membuat teks laporan hasil observasi, pertama, kita harus tau dulu nih kaidah
kebahasaan teksnya. Tentunya, kaidah kebahasaan inilah yang membedakan teks
laporan hasil observasi dengan teks-teks yang lain, ya. Ada apa aja, sih?
Pada teks laporan hasil observasi, kita sering menggunakan kalimat definisi.
Biasanya, ditandai dengan kata adalah pada pernyataan umum yang
menyatakan pengertian atau definisi dari aspek yang akan dibahas.
2. Menggunakan konjungsi atau kata hubung
Selain itu, pada teks laporan hasil observasi juga menggunakan sinonim atau
antonim.
5. Menggunakan data
Data yang ada umumnya berupa angka pasti untuk menunjukkan ukuran suatu
bahan yang digunakan.
Nah, setelah mengetahui kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil
observasi, kita lanjut ke langkah-langkah membuat teksnya, ya. Ada beberapa
langkah yang bisa kamu lakukan. Di antaranya sebagai berikut:
Langkah-Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
1. Tentukan tema kegiatan observasi.
2. Tentukan tujuan observasi.
3. Melakukan proses observasi.
Kita harus membatasi aspek apa saja yang harus dilaporkan, agar tidak keluar
dari tujuan yang sudah dibuat.
Setelah dilengkapi dengan data dan gambar, kita bisa membuat kesimpulan
dari hasil observasi yang telah kita lakukan.
BAB III
Pernah nggak, kamu melihat orang yang sedang membaca puisi? Puisi yang
dibacakan terdengar sangat indah, bukan? Kira-kira bagaimana ya caranya agar
puisi dapat tercipta dengan indah?
A. Unsur Batin
1. Tema
2. Rasa
3. Nada
4. Amanat
B. Unsur Fisik
Unsur fisik puisi terdiri atas lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata
konkret, dan gaya bahasa.
1. Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua,
yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna
sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti
diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan
ekspresi yang dimiliki.
2. Rima
Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai
pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara
setiap kata dalam baris.
3. Tipografi
4. Imaji
Imaji adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud
5. Kata Konkret
6. Gaya Bahasa
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).
Unsur ekstrinsik puisi terdiri atas tiga unsur, yakni unsur biografi, unsur
sosial, dan unsur nilai.
1. Unsur Biografi
2. Unsur Sosial
3. Unsur Nilai
Jadi, apa itu teks negosiasi? Teks negosiasi adalah teks yang memuat bentuk
interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian
bersama di antara pihak-pihak yang bersengketa atau mempunyai perbedaan
kepentingan.
1. Bentuk Lisan
Berupa dialog atau drama dan dikemas dalam pola penyajian lisan atau
mengandung dialog. Contohnya dapat ditemui pada percakapan sehari-hari.
Misalnya, percakapan antara penjual dan pembeli di pasar.
3. Bentuk Tulisan
Berupa surat penawaran kerja sama, surat penawaran barang, atau surat
permintaan barang.
1. Negosiasi Formal
2. Negosiasi Nonformal
Jenis negosiasi yang dapat dilakukan di mana saja tanpa memerlukan jalur
hukum. Contohnya adalah negosiasi yang dilakukan antara pembeli dan
pedagang.
Biasanya dilakukan oleh dua atau lebih pihak negosiator sehingga setiap
keputusan dan proses negosiasi akan memerlukan pihak penengah yang
sifatnya netral. Contohnya adalah negosiasi di pengadilan yang ditengahi oleh
hakim.
Dilakukan tanpa pihak penengah dan umumnya terjalin antara dua pihak saja.
Biasanya, kepentingan yang dinegosiasikan tidak berkaitan dengan orang
banyak dan terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga tidak perlu melewati jalur
hukum.
1. Orientasi
2. Pengajuan
3. Penawaran
4. Persetujuan
Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lo, Bu. Ini bukan karbitan. Matang
pohon.”
Pembeli: “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang ‘kan? Kan lagi musim, Bang.
Rp20.000 saja, ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Rp28.000. , ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.”
Pembeli: “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, ya Bang?”
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
Pembeli: “Iya, Bang, yang penting saya dapat mangga yang bagus.”
Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”