Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi

Teks laporan hasil observasi atau LHO adalah sebuah tulisan yang berisi
penjelasan mengenai hasil pengamatan yang sudah dilakukan. 

Nah, penyusunan hasil observasi ini harus terstruktur agar mudah dibaca dan
dipahami oleh pembaca karena di dalamnya memuat berbagai informasi yang
bersifat objektif, informatif, dan komunikatif, sehingga hasil observasimu
bermanfaat dalam bidang keilmuan.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Nah, secara garis besar, ada tiga bagian yang harus ada dalam laporanmu,
yaitu pernyataan umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Pada
bagian pernyataan umum, kamu bisa mengenalkan secara umum tentang objek
apa yang kamu akan teliti dan latar belakangnya.

BAB II

Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi

Observasi adalah proses untuk mendapatkan sebuah data informasi melalui


pengamatan. Nah, hasil pengamatan itu, ditulis dalam laporan, atau teks
laporan hasil observasi. Jadi, dengan kata lain, teks laporan hasil observasi
adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai suatu
objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi atau penelitian secara
sistematis.

Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi

Teks laporan hasil observasi biasanya berisi fakta-fakta yang dapat dibuktikan
secara ilmiah. Tujuannya, untuk mendapatkan informasi dan penjelasan rinci
mengenai suatu hal dari sudut pandang keilmuan kepada pembaca. Lalu,
bagaimana sih cara membuat teks laporan hasil observasi itu? Yuk, ketahui
terlebih dahulu apa saja kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil
observasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Untuk membuat teks laporan hasil observasi, pertama, kita harus tau dulu nih kaidah
kebahasaan teksnya. Tentunya, kaidah kebahasaan inilah yang membedakan teks
laporan hasil observasi dengan teks-teks yang lain, ya. Ada apa aja, sih? 

1. Menggunakan kalimat definisi

Pada teks laporan hasil observasi, kita sering menggunakan kalimat definisi.
Biasanya, ditandai dengan kata adalah pada pernyataan umum yang
menyatakan pengertian atau definisi dari aspek yang akan dibahas.

Contoh: Kemangi atau disebut basil adalah dedaunan kecil yang memiliki


aroma khas dan lembut dengan sentuhan aroma limau ...

 
2. Menggunakan konjungsi atau kata hubung

Kemudian, kita juga menggunakan konjungsi atau kata hubung, teman-teman.


Konjungsi yang digunakan ini adalah kata hubung antarkata, seperti dan, atau,
yang, untuk, dengan,  dan sebagainya.

Contoh: Kemangi atau disebut basil adalah dedaunan kecil yang memiliki


aroma khas dan lembut dengan sentuhan aroma limau ... 

3. Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks

 Kalimat simpleks adalah kalimat yang menggunakan satu verba dan


menyatakan aksi (peristiwa atau keadaan) atau biasanya disebut kalimat
tunggal.
Contohnya: Setelah dingin, kembali peras-peras  daun kemangi.

 Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari dua struktur atau


lebih dengan dua verba.
Contohnya: Kemangi dapat disulap menjadi toner yang
bisa digunakan  sebelum tidur setelah wajah dicuci bersih.

Baca Juga: Mengenal Pengertian, Ciri, dan Jenis Kalimat Simpleks dan


Kompleks

4. Menggunakan sinonim dan antonim

Selain itu, pada teks laporan hasil observasi juga menggunakan sinonim atau
antonim.

Contoh antonim: Kemangi dapat disulap menjadi toner yang bisa


digunakan sebelum tidur setelah wajah dicuci bersih.

Contoh sinonim: Kemangi berguna sebagai salah satu daun yang sangat


berpengaruh pada kesehatan, seperti vitamin A, B, dan C yang
memberikan manfaat bagi tubuh.

 
5. Menggunakan data

Data yang ada umumnya berupa angka pasti untuk menunjukkan ukuran suatu
bahan yang digunakan.

Contoh: Bahan yang digunakan adalah 100 gr daun kemangi dan 200 ml air


panas.

Nah, setelah mengetahui kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil
observasi, kita lanjut ke langkah-langkah membuat teksnya, ya. Ada beberapa
langkah yang bisa kamu lakukan. Di antaranya sebagai berikut:

 
Langkah-Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
1. Tentukan tema kegiatan observasi.

2. Tentukan tujuan observasi.

3. Melakukan proses observasi.

4. Menyusun kriteria aspek yang harus dilaporkan.

Setelah melakukan observasi dan mendapatkan data-datanya, kita harus


menyusun kriteria aspek yang akan dibahas, dideskripsikan dan dilaporkan
dalam teks laporan hasil observasi.

5. Membatasi aspek yang harus dilaporkan.

Kita harus membatasi aspek apa saja yang harus dilaporkan, agar tidak keluar
dari tujuan yang sudah dibuat.

6. Mulai mendeskripsikan unsur-unsur yang dijelaskan sesuai aspeknya.

Dimulai dengan mendefinisikan atau mengartikan aspek yang dipilih berupa


pernyataan umum. Jangan lupa untuk menggunakan kaidah kebahasaan
kalimat definisi.

7. Melengkapi teks laporan hasil observasi dengan data dan gambar.

Setelah dibuat definisi aspek yang dipilih, tambahkan data-data yang


didapatkan dari hasil observasi bisa berupa gambar atau data yang berupa
angka yang menunjukkan suatu ukuran. Jangan lupa gunakan kaidah kalimat
simpleks dan kompleks, konjungsi, sinonim, dan antonim.

8. Membuat simpulan hasil observasi.

Setelah dilengkapi dengan data dan gambar, kita bisa membuat kesimpulan
dari hasil observasi yang telah kita lakukan.
BAB III

Pernah nggak, kamu melihat orang yang sedang membaca puisi? Puisi yang
dibacakan terdengar sangat indah, bukan? Kira-kira bagaimana ya caranya agar
puisi dapat tercipta dengan indah?

Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun


puisi yang terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur inilah
yang dapat membangun puisi dari dalam dan dari luar sehingga sebuah puisi
dapat menjadi indah.

Unsur Intrinsik Puisi

Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra


(puisi). Unsur intrinsik puisi terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur
fisik. Kita bahas satu per satu, ya!

 
A. Unsur Batin

Unsur batin puisi terdiri atas empat unsur, yakni tema, rasa,


nada, dan amanat.

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema


menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya,
puisi dengan tema kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki
diksi yang berbeda dengan puisi bertemakan perjuangan para pahlawan
melawan penjajah.

2. Rasa

Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang


dituangkan ke dalam puisi. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat,
usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan penyair.

3. Nada

Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan


erat dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai
nada. Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca
menjadi iba. Tentu saja hal ini dapat menghadirkan suasana yang penuh
kesedihan.

4. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.


Melalui puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat
secara tersurat ataupun tersirat.

B. Unsur Fisik

Unsur fisik puisi terdiri atas lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata
konkret, dan gaya bahasa.

 
1. Diksi

Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua,
yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna
sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti
diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan
ekspresi yang dimiliki.

2. Rima

Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai
pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara
setiap kata dalam baris.

3. Tipografi

Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum,


sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun
dalam bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan
bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag,  ataupun model lainnya.

 
4. Imaji

Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya.

Imaji adalah  kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud

dan tujuan penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu  menggugah

imajinasi pembaca melalui penginderaan. 

5. Kata Konkret

Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan


sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-
kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam


mengungkapkan sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai
dalam bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan
terkesan merendahkan diri.

Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa dalam


puisi dapat dilihat melalui majas-majas yang digunakan. Adapun jenis majas
yang sering digunakan dalam puisi antara lain, majas personifikasi, majas
metafora, majas eufemisme, bahkan tidak jarang penyair
menggunakan majas ironi.

Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).
Unsur ekstrinsik puisi terdiri atas tiga unsur, yakni unsur biografi, unsur
sosial, dan unsur nilai.

 
1. Unsur Biografi

Unsur biografi adalah unsur yang berkaitan dengan latar belakang penyair.


Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Misalnya, penyair
yang berasal dari keluarga kurang mampu, ketika membuat puisi yang isinya
mengisahkan tentang kesulitan hidup, dapat lebih memilih diksi yang
merepresentasikan kisah tersebut karena penyair tersebut pernah
mengalaminya secara langsung. Begitu pula puisi dengan tema lainnya.

 
2. Unsur Sosial

Unsur sosial adalah unsur yang sangat erat kaitannya dengan kondisi


masyarakat ketika puisi tersebut dibuat. Misalnya, sebuah puisi dibuat ketika
akhir masa orde baru, maka puisi tersebut akan menggambarkan kondisi
masyarakat yang sedang sangat kacau, menggambarkan keadaan
pemerintahan yang sangat carut-marut, atau mengandung sindiran-sindiran
terhadap pemerintah.

3. Unsur Nilai

Unsur nilai adalah unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi,


politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan sebagainya. Nilai yang
terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri, sehingga dapat
memengaruhi baik buruknya sebuah puisi.
BAB IV

Pengertian Teks Negosiasi

Negosiasi menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding


untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau
organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Jadi, apa itu teks negosiasi? Teks negosiasi adalah teks yang memuat bentuk
interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian
bersama di antara pihak-pihak yang bersengketa atau mempunyai perbedaan
kepentingan.

Tujuan dari negosiasi adalah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan untuk


memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). Negosiasi
dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak
dalam melakukan transaksi atau perselisihan pendapat.

Jenis-Jenis Teks Negosiasi

Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Bentuknya

1. Bentuk Lisan

Berupa dialog atau drama dan dikemas dalam pola penyajian lisan atau
mengandung dialog. Contohnya dapat ditemui pada percakapan sehari-hari.
Misalnya, percakapan antara penjual dan pembeli di pasar. 

2. Bentuk Gabungan antara Narasi dan Dialog

Berupa cerpen yang mengandung negosiasi antartokoh di dalamnya.


 

3. Bentuk Tulisan

Berupa surat penawaran kerja sama, surat penawaran barang, atau surat
permintaan barang.

Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Situasi

1. Negosiasi Formal

Kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan dengan


menempuh jalur hukum. Contohnya adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan
seorang pengacara di pengadilan.

2. Negosiasi Nonformal

Jenis negosiasi yang dapat dilakukan di mana saja tanpa memerlukan jalur
hukum. Contohnya adalah  negosiasi yang dilakukan antara pembeli dan
pedagang.

Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator

1. Negosiasi dengan Pihak Penengah

Biasanya dilakukan oleh dua atau lebih pihak negosiator sehingga setiap
keputusan dan proses negosiasi akan memerlukan pihak penengah yang
sifatnya netral. Contohnya adalah negosiasi di pengadilan yang ditengahi oleh
hakim.

2. Negosiasi Tanpa Pihak Penengah

Dilakukan tanpa pihak penengah dan umumnya terjalin antara dua pihak saja.
Biasanya, kepentingan yang dinegosiasikan tidak berkaitan dengan orang
banyak dan terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga tidak perlu melewati jalur
hukum.

Struktur Teks Negosiasi

 
1. Orientasi

Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi, biasanya berupa


salam atau sapa.

2. Pengajuan

Bagian yang menyatakan permintaan atau mengemukakan


permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan.

3. Penawaran

Puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar-menawar antara pihak


satu dengan pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan yang saling
menguntungkan.

4. Persetujuan

Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

Baca juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Strukturnya


 

Contoh Teks Negosiasi

Contoh Teks Negosiasi tentang Jual Beli Mangga di Pasar

Pembeli: “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”

Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”

Pembeli: “Boleh kurang ‘kan, Bang?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lo, Bu. Ini bukan karbitan. Matang
pohon.”

Pembeli: “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang ‘kan? Kan  lagi musim, Bang.
Rp20.000  saja, ya?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Rp28.000. , ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.”
Pembeli: “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, ya Bang?”

Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”

Pembeli: “Iya, Bang, yang penting saya dapat mangga yang bagus.”

Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”

Pembeli: “Baiklah, saya ambil 3 kilo, ya, Bang.”

Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang


sendiri mangga yang dibelinya.

Anda mungkin juga menyukai