Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

10 JENIS KATA BAHASA INDONESIA

DOSEN:

Bernard Insyur, S.Pd M.Pd

OLEH:

Ardan Prasetyo

NIM:143278620622081

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH MANOKWARI

PAPUA BARAT

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “PUISI BAHASA INDONESIA” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Atas SD. Selain itu,
pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Oransbari, 6 April 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................

A. Kata Kerja......................................................................................................
B. Kata Sifat........................................................................................................
C. Kata Benda ....................................................................................................
D. Kata Bilangan.................................................................................................
E. Kata Ganti......................................................................................................
F. Kata Keterangan.............................................................................................
G. Kata Tunjuk....................................................................................................
H. Kata Tanya.....................................................................................................
I. Kata Sandang.................................................................................................
J. Kata Depan.....................................................................................................

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................

Kesimpulan................................................................................................................

Saran..........................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa perbedaan ada
warna dari sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan lazim dalam
realita kehidupan secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara
lainnya. Dari perbedaan daerah di dunia Indonesia khususnya, sudah barang tentu
beda daerah maka beda bahasa atau cara berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Seperti kata pepatah “lain lalang lain belalang”. Untuk mengatasi perbedaan agar
menjadi sebuah vareasi hidup yang ideal Indonesia yang terdiri dari beberapa
pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu aragraph yang di gunakan dan
sudah di sepakati adalah bahasa melayu”. Seperti yang telah tertuang dalam
sumpah pemuda. Akan tetapi Indonesia tidak semua/minoritas masyakatnya tidak
bisa mengklasifikasikan kata yang sering di ucapkan dalam berbahasa aragraph,
maka dari itu kami mencoba mengurai tentang kelas kata /kategori kata dalam
Bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kata ?

2. Apa saja jenis-jenis kata ?

3. Apa saja pengertian dari masing-masing jenis kata?

4. Apa saja contoh kata dari masing-masing kata?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui jenis- jenis kata

2. Untuk mengetahui pengertian masing-masing jenis kata

3. Untuk mengetahui contoh kata dari masing-masing jenis kata

4. Untuk memperoleh nilai ujian dalam mata kulia Bahasa Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang
dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi
morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem
sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat
dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
2.2 Jenis-Jenis Kata
Berdasarkan ciri dan karakteristiknya kata dikelompokan menjadi kata kerja,
kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata ganti, kata
sandang, kata ulang, kata sambung dan kata seru.
2.3 Pengertian dan Contoh Jenis-Jenis Kata
A. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
tindakan, proses, atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja adalah sebagai berikut.
· Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.
Contoh:
Grup band ungu membuat album baru.
S P O
· Dapat didahului kata keterangan akan, sedang, dan sudah.
Contoh:
Kris sedang menonton televise.
S P O
· Dapat didahului kata ingkar tidak.
Contoh:
Indonesia tidak membuka hubungan aragraph dengan Israel.
S P O ket.
· Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan.
Contoh:
Kirimkan surat ini sekarang juga!
· Tidak dapat didahului kata paling.
Contoh:
paling datang (?)

B. Kata Sifat (Adjektiva)


Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Berikut ini ciri-ciri kata
sifat.
· Dapat berhubungan dengan partikel tidak, lebih, sangat, agak.
Contoh:
tidak sakit, lebih sabar, sangat bagus, agak panas
· Dapat mendapingi kata benda.
Contoh:
sepatu baru, lukisan indah, mobil kuno, rumah tua
· Dapat diulang dengan imbuhan se-nya
Contoh:
setinggi-tingginya, sebaik-baiknya, sekurang-kurangnya, sebodoh-bodohnya,
seburuk-buruknya
· Dapat diawali imbuhan ter- yang bermakna paling.
Contoh:
terbaik, tertinggi, tersayang, tercantik, termurah

C. Kata Benda (Nomina)


Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan
konsep atau pengertian. Contohnya murid, burung, kursi, dan kemiskinan, adalah
nomina. Ciri-ciri kata benda adalah sebagai berikut.
· Dalam kalimat yang predikatnya berupa kata kerja, kata benda, cendrung
menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
Persiden SBY mengunjungi Universitas Sanata Dharma.
s/kb p/kk o/kb
· Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
Contoh:
Pak Agung tidak guru matematika. (?)
· Kata benda dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh:
Pak Agung bukan guru matematika.
· Kata benda umumnya dapat diikuti oleh kata sifat, baik secara langsung
maupun diantarai oleh kata yang.
Contoh:
naskah kuno, mobil mewah, rumah angker, naskah yang kuno, mobil yang
mewah, rumah yang angker

D. Kata Bilangan (Numeralia)


Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat
dikelompokan menjadi berikut.
1. Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kat
binlangan takrif terbagi atas:
a. Kata bilangan utama (aragrap), terbagi atas:
1) Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah
tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
satu, tiga, sepuluh, seratus, lima puluh ribu, juta, triliun, tiga miliar
kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga
uang, ukuran, panjang, berat, isi, dan sebagainya.
2) Kata bilangan pecahan, yaitu kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan
penyebut yang dibutuhi partikel per-.
Contoh:
3/4 = tiga perempat
2/3 = dua perempat
3) Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh:
lusin = 12
gros = 144 atau 12 lusin
kodi = 20
b. Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan
dalam jumlah dan berstruktur ke+Num.
Contoh:
kesatu, ketiga, kesepuluh, keduapuluh lima, keseratus
2. Kata bilangan tak takrif dalah kata bilangan yang menyatakan jumlah tak tentu.
Contoh:
suatu, beberapa, berbagai, tiap-tiap, segenap, sekalian, semua, sebagian, seluruh,
segala

E. Kata Ganti (Pronomina)


Kata ganti adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan orang, benda, atau
sesuatu yang dibedakan. Kata ganti dibedakan atas:
1. Kata ganti orang
a. Kata ganti orang pertama, terbagi atas:
1) Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh:
aku, saya, daku, ku, -ku
2) Kata ganti orang pertama jamak
Contoh:
kami, kita
b. Kata ganti orang kedua, terbagi atas:
1) Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh:
kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu
2) Kata ganti orang kedua jamak
Contoh:
kalian, kamu sekalian
c. Kata ganti orang ketiga, terbagi atas:
1) Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh:
dia, beliau, ia, -nya
2) Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh:
mereka, -nya
2. Kata ganti penunjuk
a. Kata ganti penunjak umum
Contoh:
ini, itu
b. Kata ganti penunjuk tempat
Contoh:
sini, situ, sana, di sini, di sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini, yakni, yaitu
c. Kata ganti penunjuk ikwal
Contoh:
begini, begitu
d. Kata ganti penanya
1) Kata ganti penanya benda atau orang
Contoh:
apa, siapa, mana, yang mana
2) Kata ganti penanya waktu
Contoh:
kapan, bilamana, apabila
3) Kata ganti penanya tempat
Contoh:
di mana, ke mana, dari mana
4) Kata ganti penanya keadaan
Contoh:
mengapa, bagaimana
5) Kata ganti penanya jumlah
Contoh:
berapa
3. Kata ganti yang tidak menunjukan pada orang atau benda tertentu.
Contoh:
Sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri

F. Kata Keterangan (Adverbia)


Kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya.
Kata keterangan dapat dibedakan atas:
1. Kata keterangan bentuk dasar
Contoh:
alangkah, amat, barangkali, belum, boleh, bukan, aragr, hanya, kerap, masih,
memang, mungkin, niscaya, sangat, saling, selalu, senantiasa, sudah, sungguh,
telah, tidak
2. Kata keterangan turunan, terbagi atas:
a. Kata keterangan berimbuhan
Contoh:
terlalu, terlampau, sekali, sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, secepatnya,
agaknya, biasanya, rasanya
b. Kata keterangan bereduplikasi
Contoh:
akhir-akhir, malam-malam, mula-mula, pagi-pagi, tengah-tengah, pelan-pelan,
diam-diam, habis-habisan, kecil-kecilan, mati-matian
c. Kata keterangan gabungan
Contoh:
belum boleh, tidak mungkin, belum tentu, masih, belum lagi, tidak boleh tidak,
tidak mungkin lagi, selambat-lambatnya, lagi pula, hanya saja, agar selalu
G. Kata Tunjuk (Demonstrative)
Kata tunjuk adalah kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai orang
atau benda secara khusus. Kata tunjuk dapat dibedakan atas:
1. Kata tunjuk dasar
Contoh:
itu,ini
2. Kata tunjuk turunan
Contoh:
berikut, begini, sekian, sedemikian, sebegitu
3. Kata tunjuk gabungan
Contoh:
di sana, di situ, di sini

H. Kata Tanya (Intirogativa)


Kata tanya adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu.
Berdasarkan jenis dan pemakaiannya, kata Tanya dibedakan atas:
2. apa, digunakan untuk:
a. Menanyakan kata benda bukan manusia.
Contoh:
Apa manfaat berolaraga?
Kamu makan apa tadi siang?
b. Menanyakan sesuatu yang jawabannya mungkin berlawanan.
Contoh:
Apa nanti siang akan hujan? (jawabannya bisa “ya” atau “tidak”)
c. Mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara.
Contoh:
Apa tidak salah kamu memberi aku hadiah?
d. Digunakan dalam kalimat retoris (tidak memerlukan jawaban)
Contoh:
Apa salahnya kita ikuti saran dia?
3. bila, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bila kamu berkunjung ke rumahku?
4. –kah,digunakan untuk:
a. Mengukuhkan bagian kalimat yang diikuti oleh –kah.
Contoh:
Dapatkah kau mengerti perasaanku?
b. Menanyakan pilihan di antara bagian-bagian kalimat yang didahului oleh –kah.
Contoh:
Nasi ayam atau soto ayamkah kegemaranmu?
c. Melengkapi kata Tanya.
Contoh:
Siapakah penyanyi favoritmu?
4. kapan, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Kapan buku ini harus dikembalikan?
Kapan kita akan menerima bonus?
5. mana, digunakan untuk:
a. Menanyakan seseorang, benda, atau suatu hal.
Contoh:
Perusahan mana yang dapat menerimaku?
b. Menanyakan pilihan.
Contoh:
Mana yang menurutmu yang paling bagus, memakai kebaya atau tunik?
6. bagaimana, digunakan untuk:
a. menanyakan cara perbuatan.
Contoh:
Bagaimana cara membuat situs pribadi?
b. Menanyakan akibat suatu tindakan.
Contoh:
Bagaimana dia tahu rahasia kita?
c. Meminta kesempatan dari lawan bicara.
Contoh:
Bagaimana kalau kita ke kafe saja?
d. Menanyakan kualifikasi atau evaluasi atas suatu gagasan.
Contoh:
Bagaimana pendapatmu?
7. bilamana, digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bilamana perekonomian Indonesia sejajar dengan aragr maju?
8. di mana, digunakan untuk menerangkan tempat.
Contoh:
Di mana rumahmu?
9. mengapa, digunakan untuk menanyakan sebab, alasan, atau perbuatan.
Contoh:
Mengapa kamu datang terlambat?
10. siapa, digunakan untuk menanyaka nama orang.
Contoh:
Siapa pemenang Sobel Sastra 2008?
11. berapa, digunakan untuk menanyakan bilangan yang mewakili jumlah, ukuran,
takaran, nilai, harga, satuan waktu.
Contoh:
Berapa ekor ayam peliharaanmu?
Berapa harga rumah itu?
12. bukan, bukankah, digunakan untuk mengukuhkan proposisi dalam pernyataan.
Contoh;
Kamu adiknya Evlyn, bukan?

13. masa, masakan, digunakan untuk menyatakan ketidakpercayaan dan bersifat


retoris.
Contoh:
Masakan kamu tidak mengerti maksudku?

I. Kata Sandang (Artikula)


Kata sandang adalah kata yang digunakan untuk membatasi kata benda.
Kata sandang dapat dikelompokan menjadi berikut.
1. Kata sandang yang mendampingi kata benda dasar.
Contoh:
Si monyet, sang dewi, para guru, Si boncel, sang pendekar
2. Kata sandang yang mendampingi kata benda yang dibentuk dari kata dasar
(nomina deverbal).
Contoh;
si terdakwa, si tertuduh, si pengamen, si perampok
3. Kata sandang yang mendampingi kata ganti.
Contoh:
si dia, sang aku
4. Kata sandang yang mendampingi kata kerja pasif.
Contoh:
kaum teraniaya, si tertuduh, si terdakwa, kaum terpinggirkan
Berikut ini jenis kata sandang dan fungsinya.
1. Kata sandang khusus kata benda tunggal.
a. si, digunakan untuk:
1) Bergabubung dengan kata benda tunngal
Contoh:
si Feby, si Leky, gondrong, si kancil
2) Menyatakan ejekan, keakraban, atau personifikasi
Contoh:
si gendut, si botak, si lucu
b. sang, digunakan untuk:
1) Meninggikan harkat kata yang didampinginya
Contoh:
sang saka, sang Merah Putih
2) Menyatakan maksud mengejek atau menghormati
Contoh:
sang penaklua, sang mertua, sang maestro
c. Sri, kata yang digunakan khusus bagi orang yang dihormati
Contoh:
Sri Ratu, Sri Baginda, Sri Paus
2. Kata sandang khusus kelompok.
a. para, digunakan khusus untuk kelompok
contoh:
para bangsawan, para siswa, para penonton
b. kaum, digunakan khusus untuk kelompok yang berideologi sama
contoh:
kaum pinggiran, kaum pria, kaum terpojokkan
c. umat, digunakan khusus untuk kelompok yang memiliki latar belakang agama
yang sama atau memiliki konoyasi keagamaan
contoh:
umat Islam, umat Budha, umat beragama, umat manusia

J. kata Depan (Preposis)


Kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional. Kata depan berdasarkan bentuknya dalah sebagai berikut.
1. Kata depan berbentuk kata
Contoh;
di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena
2. Kata depan berbentuk gabungan kata
Contoh:
berbeda dengan, bertolak dari, mengingat akan, oleh karena, sampai dengan,
selain daripada, sesuai dengan
Berikut ini jenis kata depan berdasarkan fungsinya.
1. Menandai hubungan peruntukan
Contoh: untuk, guna bagi, buat
2. Menandai hubungan tempat berada
Contoh: di
3. Menandai hubungan perkecualian
Contoh: selain itu, selain dari, di samping itu
4. Menandai hubungan kesertaan
Contoh: bersama, beserta
5. Menadai hubungan asal, arah dari suatu tempat, atau milik
Contoh: dari
6. Menandai hubungan ikwal atau peristiwa
Contoh: tentang
7. Menandai hubungan tempat atau waktu
Contoh: pada
8. Menandai hubungan kesertaan atau cara
Contoh: dengan
9. Menandai hubungan arah menuju suatu tempat
Contoh: ke, menuju, kepada, terhadap
10. Menandai hubungan pelaku
Contoh: oleh
11. Menandai hubungan waktu
Contoh: sejak, sepanjang, menjelang, selama
12. Menandai hubungan pemiripan
Contoh: bagaikan, bagai, seperti, laksana
13. Menandai hubungan perbandingan
Contoh; daripada
14. Menanadai hubungan penyebaban
Contoh: oleh karena, oleh sebab, karena, sebab
15. Menandai hubungan batas waktu
Contoh: sekeliling, sekitar
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa perbedaan ada
warna dari sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan lazim dalam
realita kehidupan secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara
lainnya. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri atau kata
adalah kumpulan dari beberapa huruf yang mengandung arti tersendiri.
Berdasarkan ciri dan karakteristiknya kata dikelompokan menjadi kata kerja, kata
benda, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata ganti, kata
sandang, kata ulang, kata sambung dan kata seru.

Saran
1. Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih menyadari bahwa pentingnya kata dan
pengertianya dalam bahasa Indonesia. Pembaca diharapkan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis kata dan penggunaan kata dalam
bahasa Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk mengurangi sedikit demi sedikit penggunaan kata
dalam bahasa gaul ataupun bahasa daerah , ini agar fungsi dari jenis-jenis kata
dalam bahasa Indonesia lebih digunakan sebagai kata pemersatu.
3. Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan agar tidak hanya membuat makalah ini sebagai penambahan
nilai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Tetapi juga sebagai bekal
pengetahuan tentang jenis-jenis kata dan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Waridah, Ernawati. 2009. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesia. Jakarta: Kawan


Pustaka

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai