Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
1. Mujiyanti, M.Pd.
2. Yohana Oktarina, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2


1. Allya Nurhayati (2113046049)
2. Resvy Febiafrina (2113046015)
3. Rioni Rahma D. (2113046039)
4. Siti Fatimah (2113046013)
5. Tata Herdi (2113046069)

KELAS A
PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi


Pendidikan di Universitas Lampung yang telah memberikan tugas ini, sehingga
kami dapat menambahkan pengetahuan terutama mengenai Perkembangan Bahasa
Peserta Didik.

Demikianlah, kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami
susun ini dapat bermanfaat serta menambahkan pengetahuan terutama mengenai
Perkembangan Bahasa Peserta Didik.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini yang membutuhkan
banyak perbaikan, kami sangat mengharapkan masukan dan juga kritik dari para
pembaca.

Bandar Lampung, 01 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah. ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN. .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa. ........................................................ 3
2.2 Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja. ..................................... 4
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak .... 5
2.4 Tahap Perkembangan Bahasa ................................................................ 7
2.5 Perkembangan Bahasa Usia Sekolah ..................................................... 8
2.6 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir 9
2.7 Perbedaan Individual Dalam Kemampuan Dan Perkembangan Bahasa
.......................................................................................................................... 9
2.8 Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Peserta Didik Dan
Implikasinya Dalam Penyelengaraan Pendidikan. ..................................... 11
BAB III PENUTUP. ............................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan. .............................................................................................. 12
3.2 Saran. ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA. ......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa memegang fungsi krusial, yakni merupakan media komunikasi bagi
seluruh umat manusia yang artinya bahasa digunakan oleh seluruh manusia untuk
mengutarakan, menyampaikan dan memberikan sinyal atau pesan kepada orang
lain dengan maksud-maksud tertentu. Seorang ahli psikologi perkembangan dari
Illinois State Univesity bernama Laura E. Berk (1989) mengatakan bahwa
perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas yang paling kompleks dan
mengagumkan.

Perkembangan bahasa juga menjadi daya tarik bagi banyak kalangan, misalnya
saja mengapa perkembangan bahasa pada anak-anak begitu cepat sehingga
kadang-kadang tampak sebagai sesuau yang ajaib. Dikatakan bahwa
perkembangan bahasa merupakan bidang yang paling cepat dan kompleks
perkembangannya bagi manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah-masalah yang diangkat dalam makalah “Perkembangan Bahasa
Peserta Didik” adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian perkembangan bahasa?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
4. Apa saja tahap perkembangan bahasa?
5. Bagaimana perkembangan bahasa usia sekolah?
6. Apa pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berfikir?
7. Apa perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa?
8. Bagaimana upaya pengembangan kemampuan bahasa peserta didik dan
implikasinya dalam penyelengaraan pendidikan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan yang diangkat dalam makalah “Perkembangan
Bahasa Peserta Didik” adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa;
2. Untuk mengetahui Bagaimana karakteristik perkembangan remaja;
3. Untuk mengetahui saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa;
4. Untuk mengetahui apa saja tahap perkembangan bahasa;
5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa usia sekolah;
6. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan
berfikir;
7. Untuk mengetahui perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan
bahasa;
8. Untuk mengetahui upaya pengembangan kemampuan bahasa peserta didik dan
implikasinya dalam penyelengaraan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa adalah proses berkembangnya kemampuan seseorang
untuk memahami dan mengucapkan kata. Seiring berjalannya waktu dan interaksi,
kosa kata atau kemampuan bahasa seseorang juga ikut berkembang. Sesuai
dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubunganya dengan orang lain. Bahasa
merupakan alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak
seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang
bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa
seorang (bayi – anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan
diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana
dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang
kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor


faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap pekembangan kemampuan
bahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat
sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu
memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju bahasa yang komplek. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belaja dari lingkungan.
Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya beajar yang lain, “meniru” dan
“mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal.
Bayi bersuara “mmmmmmm”, ibunya tersenyum, mengulang menirukan dengan
memperjelas dengan memberi arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar
menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarkan. Manusia
dewasa (terutama ibunya) di sekelilingnya membetulkan dan memperjelas.

3
Belajar bahasa yang sederhana baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat
anak masih sekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan
tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi disini diartikan
sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

2.2 Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi
lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.

Perkembangan bahasa remaja di lengkapi dan diperkaya oleh lingkungan


masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan
memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya
di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses di sekolah.
Sebagaimana diketahui, di lembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah
sesuai dengan kaedah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas
dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara
berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku
berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang
cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola
bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok
itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah “baceman” di kalangan pelajar yang maksudnya adalah bocoran
soal ulangan atau tes. Bahasa “prokem” tercipta secara khusus untuk kepentingan
khusus pula.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah


dalam perkembangaan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang

4
satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemilihan dan penggunaan
kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat
lapisan berpendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa
pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang “kasar”. Masyarakat
terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan
menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remaja juga
berbahasa secara lebih baik.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak


Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oeh sebab itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah
pengamalan, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang
sejalan dengan pertambahan pengamalan dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut
mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara,
kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual
anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan
berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di
daeah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa bahasa pada dasanya dipelajari dari
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan yang
berbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bemain, kelompok kerja dan
kelompok sosial yang lain.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-
tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik

5
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berfikir.
Ketepatan meniru, memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap
maksud suatu persyaratan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau
kecerdasan seseorang anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak, anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang
berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal
ini akan lebih tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di
dalam keluarga terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula
terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat
yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap,
organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangannya dalam
berbahasa.

Sedangkan menurut Yusuf, ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam


perkembangan bahasa anak, yaitu:
1) Faktor Kesehatan.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa seorang anak. Apabila
pada dua tahun pertama kesehatan seorang anak sering terganggu, maka
perkembangan bahasanya akan terhambat.
2) Intelegensi.
Perkembangan bahasa anak akan bisa diketahui dari intelegensinya. Anak yang
mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau di atasnya, biasanya mengalami
perkembangan bahasa yang pesat. Sedangkan anak yang mengalami kelambatan
mental akan sangat miskin dalam berbahasa.
3) Status Sosial Ekonomi Keluarga.

6
Dalam beberapa penelitian tentang hubungan antara status sosial ekonomi
keluarga dan perkembangan bahasa menyatakan bahwa sebagian besar anak yang
berasal dari keluarga miskin akan mengalami kelambatan dalam perkembangan
bahasanya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecerdasan atau kesempatan
belajar pada anak dari keluarga miskin dibandingkan dengan anak yang berasal
dari keluarga yang mampu.
4) Jenis Kelamin (Sex).
Berdasarkan faktor jenis kelamin ini, sejak usia dua tahun ke atas, anak
perempuan mempuanyai perkembangan bahasa yang lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki.
5) Hubungan Keluarga.
Anak yang menjalin hubungan dengan keluarganya secara sehat (penuh perhatian
dan kasih sayang dari kedua orang tuanya) dapat memfasilitasi perkembangan
bahasanya. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tuanya tidak sehat, maka
perkembangan bahasa anak cenderung stagnasi atau mengalami kelainan, seperti:
gagap, kata-katanya tidak jelas, berkata kasar dan tidak sopan, serta merasa takut
untuk mengungkapkan pendapatnya.

2.4 Tahap Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa di tingkat pemula (bayi) dapat dianggap semacam
persiapan berbicara. Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar
dapat memenuhi:
1. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri,
dan kawan - kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah - 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan sosial dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide - idenya.

Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan
bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa
memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
• Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan

7
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban
yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara
menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat
menirukan suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi
aslinya. Di masa ini juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai
bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan lainnya.
• Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu
dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang
menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan
lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat.
Dulu yang hanya bisa satu kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga
lebih sempurna.
• Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan
lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal
serta menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak
membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya
sendiri.
• Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih
panjang dan sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan,
sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.

2.5 Perkembangan Bahasa Usia Sekolah


Robert E. Owens (1996), mengatakan bahwa usia-usia sekolah adalah periode
yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa. Usia sekolah dikarakteristikan
dengan pertumbuhan dalam semua aspek bahasa. Perkembangan pragmatik dan
semantik nampak sangat lazim dalam perkembangan bahasa anak usia dini.
Ringkasan Perkembangan Pragmatik dan Semantik Usia Sekolah
a) Usia 5 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan

8
2. Mengulang untuk perbaikan
3. Mulai untuk menggunakan topik tentang gender
b) Usia 6 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengulang dengan cara elaborasi untuk pembetulan
2. Menggunakan kata-kata keterangan
c) Usia 7 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Menggunakan dan memahami sebagian besar istilah identik
2. Membuat plot-plot naratif yang mempunyai pengantar, akhir persoalan dan
resolusi.
d) Usia 8 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
1. Mengenal makna yang non literal dalam bentuk permintaan langsung.
2. Mulai dengan mempertimbangkan maksud-maksud lainnya.
e) Usia 9 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, yaitu memelihara
topic malalui beberapa perubahan.

2.6 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir


Perkembangan kemampuan berbahasa dipengaruhi oleh kemampuan berfikir,
sebaliknya kemampuan berpikir dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa.
Kemampuan berpikir seseorang yang tergolong rendah akan mempengaruhi
perkembangan kemampuan berbahasa yang mengalami kesulitan. Seseorang yang
memiliki kemampuan berpikir yang tinggi akan memudahkannya untuk berbahasa
yang baik, logis, dan sistematis. Kemampuan berpikir yang rendah mengakibatkan
seseorang untuk sulit berkomunikasi, sebaliknya seseorang yang memiliki
kemampuan berpikir tinggi akan memudahkan menjalin komunikasi.

Dalam hidup bersosial, seseorang menjalin relasi dengan orang lain. Hubungan
dengan orang lain dapat berjalan baik melalui bahasa yang digunakan. Ide dan
gagasan yang disampaikan dapat diterima dengan baik melalui proses berpikir.
Ketidaktepatan menangkap arti bahasa yang disampaikan mengakibatkan
kekaburan pandangan sehingga proses berpikir menjadi tidak benar. Kemampuan
berfikir bisa berdampak pada cara bersosialisasi kita dengan lingkungan tempat
tinggal atau dengan orang lain. Bersosialisasi dengan orang lain kita dapat belajar

9
banyak bahasa yang digunakan dan dapat memperoleh ungkapan, gagasan baru
yang belum kita ketahui. Ketidaktepatan dan kekaburan dalam berkomunikasi
dapat disebabkan oleh kekurangmampuan seseorang.

Kemampuan bahasa berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, keduanya


mempunyai korelasi tinggi. Dengan hasil tes IQ kita dapat mengetahui perbedaan
individual anak. Nilai IQ yang diperoleh menggambarkan kemampuan mereka
dalam bahasa bervariasi sesuai dengan kemampuan mereka berpikir.

2.7 Perbedaan Individual Dalam Kemampuan Dan Perkembangan Bahasa


Anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti
dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup
menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar
makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka
hayati dalam hidupnya sehari-hari, perkembangan bahasa anak terbentuk oleh
lingkungan yang berbeda-beda.

Di depan telah diuraikan bahwa kemampuan berpikir anak berbeda-beda, sedang


berpikir dan bahasa mempunyai korelasi tinggi, anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sekarang nilai IQ menggambarkan adanya
perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam
bahasa juga bervariasi sesuai dengan variasi kemampuan mereka berpikir.

Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan


lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang
sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang
berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan
dan perkembangan bahasanya.

10
2.8 Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Peserta Didik Dan
Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya,
baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus
mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan mengfokuskan
pada potensi dan kemampuan anak.

Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran


yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid
sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola
dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya.

Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa


murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah
dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang
telah diperkaya itu diperluas untuk langkah-lamgkah selanjutnya, sehingga para
murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah
dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri,


baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-
masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan
dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana
perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah dan lain-lainnya
hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam
pergaulannya atau hubunganya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat
bergaul. Melalui komunikasi, hubungan dibentuk dan di pertahankan. Orang tua
harus belajar cara menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap komunikasi yang
dilakukan dalam upaya membentuk ikatan (batin) yang akan menjadi dasar
perkembangan anak selanjutnya.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor-


faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap pekembangan kemampuan
bahasa. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Perkembangan
bahasa remaja di lengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana
mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan
dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku berbahasa.

Kemampuan berpikir berpengauh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya


kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap berpikir. Seseorang yang rendah
kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat
yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara


mandiri,baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan
lebih mengembangkan keampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa
msing-masing.

12
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi bagi pembaca.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena
itu kami mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Iswah. (2008). MEMAHAMI POLA PERKEMBANGAN BAHASA ANAK


DALAM KONTEKS PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan, 3(1), 116-120.

Listyawan, Wawan. (2016). Perkembangan Bahasa Peserta Didik. Makalah.

Ali, Muhammad, dkk. (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Agung, Sunarto. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wasliah, Hairina. (2014). Perkembangan Bahasa (Pengantar Peserta Didik).


Makalah

14

Anda mungkin juga menyukai