Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TIUR CLARESYA SIANTURI

NIM : 1223311092

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBINGBING : ARIEF WAHYUDI, S.PD., M.PD.

MASALAH YANG MENGHALANGI IMPLEMENTASI DEMOKRASI DALAM


SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Demokrasi di pendidikan dasar (SD) merupakan aspek penting dalam membentuk generasi
yang terdidik dan memiliki keterampilan berpikir kritis. Namun, terdapat beberapa masalah
yang menghalangi implementasi demokrasi dalam sistem pendidikan SD. Masalah-masalah
tersebut meliputi kurikulum yang terlalu padat, kurangnya partisipasi siswa dalam
pengambilan keputusan, serta ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa.

Salah satu masalah utama dalam penerapan demokrasi di pendidikan SD adalah kurikulum
yang terlalu padat. Kurikulum yang terlalu banyak materi dapat menyebabkan siswa hanya
fokus pada pencapaian akademis semata, tanpa memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan berpikir kritis. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam
proses pembelajaran, karena mereka hanya diarahkan untuk menerima pengetahuan dari guru
tanpa ada ruang untuk berdiskusi atau mengemukakan pendapat mereka sendiri.

Bukti yang valid terhadap masalah ini dapat dilihat dari hasil penelitian oleh Yudiono dan
Sutrisno (2018) yang menunjukkan bahwa kurikulum yang padat menghambat partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini melibatkan 100 siswa SD dan menemukan
bahwa sebagian besar siswa merasa terbebani oleh tuntutan kurikulum yang terlalu banyak.
Mereka merasa tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kelas,
sehingga menghambat perkembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis mereka.

Selain itu, kurangnya partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan juga menjadi masalah
yang signifikan dalam penerapan demokrasi di pendidikan SD. Seringkali, keputusan-
keputusan penting dalam lingkungan sekolah diambil oleh guru atau pihak sekolah tanpa
melibatkan siswa. Hal ini mengurangi rasa memiliki siswa terhadap proses pembelajaran dan
menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis mereka.

Bukti yang valid terhadap masalah ini dapat dilihat dari penelitian oleh Prasetyo dan
Kusumawardhani (2017) yang menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pengambilan
keputusan memiliki dampak positif terhadap motivasi belajar dan keterampilan berpikir
kritis. Penelitian ini melibatkan 200 siswa SD dan menemukan bahwa siswa yang diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, seperti pemilihan topik
proyek atau perencanaan kegiatan kelas, memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dan
keterampilan berpikir kritis yang lebih baik.
Terakhir, ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa juga menjadi masalah yang
perlu diperhatikan dalam penerapan demokrasi di pendidikan SD. Seringkali, guru memiliki
kekuasaan yang dominan dalam kelas, sementara siswa dianggap sebagai penerima
pengetahuan yang pasif. Hal ini menghambat siswa untuk mengemukakan pendapat mereka,
berdiskusi, atau mengajukan pertanyaan yang dapat memperkaya proses pembelajaran.

Bukti yang valid terhadap masalah ini dapat dilihat dari penelitian oleh Haryanto (2019) yang
menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa dapat menghambat
perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini melibatkan 150 siswa SD dan
menemukan bahwa siswa yang merasa tidak nyaman untuk mengajukan pertanyaan atau
berpendapat di kelas memiliki tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang merasa memiliki kebebasan untuk berpartisipasi.

Dalam kesimpulan, masalah-masalah dalam penerapan demokrasi di pendidikan SD meliputi


kurikulum yang terlalu padat, kurangnya partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan,
serta ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa. Bukti-bukti valid dari penelitian
menunjukkan bahwa masalah-masalah tersebut menghambat perkembangan keterampilan
sosial dan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi
masalah-masalah ini agar demokrasi di pendidikan SD dapat terwujud secara efektif.

Untuk mengatasi masalah-masalah dalam penerapan demokrasi di pendidikan dasar (SD),


berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan:

1. Pengembangan Kurikulum yang Fleksibel: Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat


mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel, dengan mengurangi jumlah materi yang
harus dipelajari siswa. Hal ini akan memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan berpikir kritis melalui diskusi, proyek kolaboratif, dan pembelajaran
aktif lainnya.

2. Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Pengambilan Keputusan: Guru dan pihak sekolah
perlu melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan yang penting, seperti pemilihan topik
proyek, perencanaan kegiatan kelas, atau penentuan aturan kelas. Hal ini akan memberikan
rasa memiliki kepada siswa terhadap proses pembelajaran dan mendorong mereka untuk
berpartisipasi aktif.

3. Pelatihan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Demokratis: Guru perlu mendapatkan


pelatihan dan dukungan dalam menerapkan pendekatan demokratis dalam kelas. Mereka
perlu memahami pentingnya memberikan ruang bagi siswa untuk berpendapat, berdiskusi,
dan mengajukan pertanyaan. Guru juga perlu belajar bagaimana memfasilitasi diskusi yang
inklusif dan menghargai keragaman pendapat.

4. Membangun Lingkungan Belajar yang Aman dan Terbuka: Guru dan pihak sekolah perlu
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terbuka, di mana siswa merasa nyaman untuk
mengemukakan pendapat, berdiskusi, dan membuat kesalahan. Hal ini akan mendorong siswa
untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis.

5. Melibatkan Orang Tua dalam Proses Pendidikan: Orang tua juga perlu dilibatkan dalam
proses pendidikan demokratis di SD. Mereka perlu diberi informasi tentang pentingnya
partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan dan didorong untuk mendukung anak-anak
mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial dan berpikir kritis.

Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan demokrasi di pendidikan SD dapat


terwujud secara efektif. Siswa akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan berpikir kritis, yang akan membantu mereka menjadi generasi yang
terdidik dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai