Anda di halaman 1dari 8

SUB TEMA : PENDIDIKAN

SELEKSI LOMBA DEBAT OLIMPIADE PPKN 3.08 2019


TINGKAT SMA/SMK/MA SEDEREJAT NASIONAL

KOTAK YANG TERLEWATKAN

DISUSUN OLEH :

Roky Fernandes (0004901588)


Nur Azzahra (0021799693)
Diana Puspitasari (0030623470)

SMK NEGERI 44 JAKARTA


JAKARTA PUSAT
2018
Kotak yang Terlewatkan

Sekolah merupakan lembaga yang dirancang secara khusus untuk


mendidik seseorang melalui pendidikan formal. Menurut Hadari Namawi, sekolah
adalah organisasi kerja sebagai wadah kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan.1 Selain itu menurut Made Pidarta, sekolah merupakan suatu
lembaga atau tempat untuk belajar seperti membaca, menulis dan belajar untuk
berperilaku yang baik.2 Berdasar pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sekolah merupakan suatu lembaga yang sebagai wadah kerja sama sekelompok
orang dan suatu tempat untuk belajar membaca, menulis dan berperilaku yang
baik.

Selain sebagai pusat pendidikan formal, sekolah juga merupakan sarana


pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi di sekolah tidak pernah bisa terlepas
dari konsesus dasar Pembangunan Nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika.3
Semboyan ini erat kaitannya dengan toleransi, saling menghormati dan saling
menghargai yang bertujuan untuk menghargai perbedaan dan keberagaman.
Menurut Nurtjahyo, nilai-nilai demokrasi yang dapat dikembangkan di sekolah
antara lain menyelesaikan perselisihan dengan damai dan sukarela, membatasi
kekerasan sampai minimum baik kekerasan fisik maupun psikis, menghargai
keberagaman, mengembangkan keadilan dalam memajukan ilmu pengetahuan,
dan memberikan hak dan tanggung jawab yang memadai bagi semua pihak.4

Tujuan pendidikan demokrasi di sekolah adalah agar dapat menumbuhkan


sikap demokratis siswa. Suatu hal yang harus diciptakan di sekolah dalam
penanaman sikap demokratis adalah dengan menciptakan suasana dan lingkungan
yang demokratis yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat dan saran, berekspresi, dan berkreasi. Suasana di sekolah haruslah
menunjukkan adanya kebebasan mengeluarkan pendapat sesuai sopan santun
1
Anonymous,pengertian sekolah diakses melalui
http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-sekolah.html
2
Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, hal. 17
3
Nur chayati DKK, pengelolaan pembelajaran sikap demokratis di SMP Muhammadiyah 1
Kartasura, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, hal. 13
4
Ibid., 23
demokrasi. Adanya suasana dan lingkungan yang demokrasi memberikan
pengaruh terhadap perkembangan sikap demokratis siswa.

Salah satu sikap demokratis yang dapat dikembangkan di sekolah ialah


kemampuan menyampaikan pendapat dengan jujur dan bertanggungjawab.
Kemampuan menyampaikan pendapat dapat mengasah siswa untuk memiliki
pemikiran yang kritis dan mengasah kepekaan dan kepedulian siswa terhadap
perbaikan dan kemajuan sekolah. Siswa memiliki peran yang sangat penting
sebagai warga sekolah dalam memainkan perannya terhadap perbaikan dan
kemajuan sekolah. Peran yang dilakukan oleh siswa adalah dengan
menyampaikan kritik dan sarannya terkait dengan fasilitas sekolah dan kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas.

Namun penyampaian pendapat di sekolah masih belum mendapat apresiasi


dari pihak sekolah. Pihak sekolah hendaknya memberi ruang terbuka bagi para
siswa berekspresi, berkreasi, berinovasi dengan jujur dan bertanggungjawab.
Manfaat dari siswa menyampaikan pendapat di sekolah adalah menjadikan siswa
lebih berani menyampaikan pendapat, berfikir secara positif dan kritis, cepat
tanggap dan menjadikan siswa lebih percaya diri. Jika siswa berpartisipasi dalam
perdebatan dan penolakan dengan pemikiran yang kritis berarti siswa memiliki
kepekaan dan kepedulian terhadap kemajuan sekolah.

Penyampaian pendapat oleh siswa di sekolah dapat dilakukan dengan


berbagai cara. Diantaranya ialah penyampaian pendapat secara langsung di dalam
kelas dan melalui kotak saran. Penyampaian pendapat di dalam kelas umum
terjadi pada saat proses pembelajaran. Siswa dapat memberikan pendapat terkait
dengan materi, isu dan topik yang sedang dibahas. Contohnya ketika guru
membahas tentang fenomena tawuran di kalangan pelajar, siswa memberikan
pendapatnya terkait hal tersebut sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
Selain itu penyampaian pendapat dapat dilakukan melalui kotak saran.

Kotak saran merupakan media dan fasilitas yang disediakan oleh sekolah
untuk menampung kritik dan saran untuk kemajuan sekolah. Penggunaan kotak
saran tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh siswa namun juga dapat dilakukan oleh
semua warga sekolah. Penyampaian pendapat melalui kotak saran dilakukan
dengan menuliskan kritik dan saran di sebuah kertas dan memasukkan kertas
tersebut ke dalam kotak. Kritik dan saran yang disampaikan dapat mengenai
fasilitas, metode guru mengajar, permasalahan administrasi, program sekolah, dan
lain-lain.

Dalam hal ini, sebenarnya siswa telah menerapkan sikap demokratis


walaupun belum optimal. Hal ini dikarenakan sebagian guru seringkali tidak
memberikan apresiasi yang positif kepada siswa yang berani menyampaikan
pendapatnya di sekolah. Guru seringkali menolak penyampaian pendapat dari
siswa dan menganggap ide dan pendapat tersebut salah. Seringkali siswa
mendapat teguran agar tidak memprotes aturan, fasilitas, dan gaya belajar di
sekolah. Seperti pada kasus siswa SMA Negeri 3 Jawang yang dikeluarkan dari
sekola mengkritik program OSIS.5 Dari kasus tersebut, dapat diketahui bahwa
siswa masih belum mendapat apresiasi yang baik ketika menyampaikan kritik
untuk kemajuan sekolah. Kasus tersebut tentunya berdampak pada psikologis dan
motivasi siswa dalam menyampaikan pendapat di masa depan.

Keberadaan kotak saran sudah ada di berbagai instansi yaitu perusahaan,


rumah sakit, kantor polisi atau instansi pemerintah dan sekolah. Namun,
efektivitas kotak saran belum berjalan dengan lancar. Salah satunya ialah
pemanfaatan kotak saran sebagai media penyampaian pendapat siswa di sekolah.
Bagi sebagian besar siswa, keberadaan kotak saran tidak begitu menarik
perhatian. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya peran siswa dalam
menyampaikan pendapat. Sikap apatis yang menjangkit sebagian siswa inilah
yang menjadi salah satu alasan kurang efektifnya keberadaan kotak saran di
sekolah.

Kebanyakan siswa beranggapan bahwa kemajuan sekolah merupakan


tugas dan tanggung jawab pihak sekolah. Padahal, peran siswa sangat
berpengaruh dalam hal ini. Sebab, siswa merupakan komponen penting yang
menjadi barometer pihak sekolah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan.

5
Markus Makur, Kritik Program OSIS, Siswa Dikeluarkan dari Sekolah¸ Manggarai: Kompas, 2013
diakses melalui
https://regional.kompas.com/read/2013/02/12/2203134/Kritik.Program.OSIS..Siswa.Dikeluarkan
.dari.Sekolah pada 13 Oktober 2018 pukul 10.08 WIB.
Siswa yang merasakan langsung berbagai fasilitas dan program yang diberikan
oleh sekolah. Untuk itu, siswa memiliki tanggung jawab dalam mengevaluasi dan
mengkritisi setiap fasilitas dan program sekolah. Keberadaan kotak saran
seharusnya bisa digunakan secara baik oleh siswa untuk menyampaikan
aspirasinya.

Selain itu, salah satu faktor yang membuat keberadaan kotak saran masih
belum efektif ialah karena pihak sekolah yang masih mengaggap keberadaan
kotak saran sebelah mata. Kotak saran hanya dianggap sebagai fasilitas penunjang
Standar Operasional Prosedur (SOP). Tidak ada evaluasi dan pemantauan secara
berkala mengenai peran kotak saran dalam kemajuan sekolah. Padahal jika
seluruh warga sekolah memanfaatkan kotak saran secara maksimal, sekolah dapat
menciptakan suasana yang mendukung adanya kebebasan berpendapat dan
berekspresi, serta seluruh warga sekolah dapat dengan mudah berpartisipasi
langsung terhadap perbaikan dan kemajuan sekolah.

Lalu upaya apa yang dapat dilakukan agar keberadaan kotak saran tidak
lagi menjadi dipandang sebelah mata? Pertama, pihak sekolah hendaknya dapat
memberikan apresasi yang positif kepada siswa yang berani menyampaikan kritik
dan saran terkait dengan kemajuan sekolah. Pihak sekolah harus memberikan
suasana yang demokratis untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi. Kedua,
siswa harus meningkatkan kesadaran, kepekaan, dan keberaniannya untuk
menyampaikan pendapat terhadap perbaikan dan kemajuan sekolah. Siswa harus
menyadari bahwa siswa memiliki peran yang sangat penting untuk turut
berpartisipasi di lingkungan sekolah. Terakhir, perlu adanya kerjasama yang baik
antar seluruh warga sekolah untuk memanfaatkan dengan maksimal keberadaan
kotak saran sehingga tidak lagi menjadi kotak yang terlewatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Pengertian Sekolah diakses melalui


http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian
sekolah.html

Pidarta, Made. 2013. Landasan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Chayati, Nur, dkk, 2015. Pengelolaan Pembelajaran Sikap Demokratis Di SMP


Muhammadiyah 1 Kartasura, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Vol. 25 No.2

Anda mungkin juga menyukai