PROFESI KEPENDIDIKAN
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa. Berkat RahmatNya
sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satutugas
Critical book review (CBR) yang di berikan dalam Mata Kuliah Profesi kependidikan Universitas
Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini, Saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.Terkadang
kita satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segianalisis bahasa, pembahasan
tentang kepemimpinan, oleh karena itu, penulis membuat critical book review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih referensi, terkhususpada pokok bahasa tentang pengantar
Manajeman.
4
1.4 .Identitas buku yang direview
Buku Utama
ISBN 978-602-7938-05-2
Buku Pembanding
ISBN 978-623-93590-1-0
5
Buku Utama
Buku Pembanding
6
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BUKU UTAMA
BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN
Guru yang profesional harus memiliki sikap untuk selahu mengembangkan dirinya,
pengetahuannya, mendalami keahliannya rajin membaca literatur literatur dengan tidak merasa
rugi membeli buku-buku dan atau media pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan yang
digelutinya Oemar Hamalik (2001), menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki
persyaratan yang meliputi (1) memiliki keahlian sebagai guru (2) memiliki keahlian yang baik dan
terintegrasi (3) memiliki mental yang sehat, (4) berbadan sehat. (5) memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang luas. (6) guru adalah manusia berjiwa Pancasila, dan (7) guru adalah seorang
negara yang baik
Guru sebagai tenaga pendidik adalah insan-insan pendidikan yang telah berhasil mengikuti
proses pendidikan dan latihan hingga perguruan tinggi, dan dengan suara nyaring berkata kepada
khalayak "saya adalah tenaga pendidik yang profesional Artinya guru sebagai insan adalah orang
yang berhak dan diakui memegang guru sebagai jabatan pekerjaan yang disebut "Profesi Guru"
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris "profession" yang berakar dari
bahasa Latin "profeus" yang artinya "mengakui" atau "menyatakan mampu atau ahli dalam satu
bentuk pekerjaan" Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan atau jabatan tersebut hanya dapat
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang dituntut oleh pekerjaan itu sendiri.
Keahlian yang dimaksud bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan,
sikap, kecakapan, dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
7
c. Ciri-ciri profesi dan professional
Profesi seperti dikemukakan di atas, memiliki ciri yang sekalig merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi setiap orang yang ing mengembannya, Sanusi mengemukakan beberapa can profes
dit dan beberapa segi
1) Segi fungsi dan signifikansi sosial, suatu profesi merupakan pekerjaan yang memiliki
fungsi sosial yang penting.
2) Segi keahlian dan keterampilan, untuk mewujudkan fungsi in dituntut derajat keahlian dan
keterampilan tertentu.
3) Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta bersifat
pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan metode ilmiah.
4) Batang tubuh ilmu; artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan eksplisit .
5) Masa pendidikan, upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan mass Latihan yang lama dan dilakukan di tingkat
perguruan tinggi.
10)Pengakuan dan imbalan, sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama, dan
seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat, maka seorang pekerja profesional mempunyai
prestise yang tinggi oleh karena itu wajar mendapat imbalan yang layak.
Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jahatan guru sebagai pekerjaan profesional.
yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan
bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain,
kemudian melirik dan mengemban pekerjaan guru. Berdasarkan persyaratan umum seperti
disebutkan sebelumnya. jabatan guru telah memenuhi kriteria yang dikemukakan sebelumnya,
oleh karena itu jabatan guru dapat digolongkan kepada profesi atau jabatan profesional.
8
B. Hakikat Profesional Guru
Guru sebagai suatu jabatan memiliki tanda-tanda khas (ciri-cin) yang dapat membedakannnya
dengan profesi-profesi lain. Banyak pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai profesi, namun
setiap jabatan tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Jabatan dokter memiliki tanda- tanda khas
tersendiri jika dibandingkan dengan jabatan guru atau jabatan pekerja sosial lainnya. Dengan
tanda-tanda khas tersebut, profesi dokter dapat dibedakan dan diperlakukan berbeda dengan
profesi guru atau profesi sosial lainnya Dengan menyimak kepada syarat-syarat yang telah disebut
terdahulu, di Indonesia dapat diamati bahwa pekerjaan yang selama ini menyebut diri sebagai
suatu profesi sesungguhnya belum secara penuh dapat disebut demikian Mungkin tingkatannya
baru merupakan suatu pekerjaan" (vocation) Menyebutnya sebagai satu profesi bisa jadi karena
kelatahan atau karena ketidakjelasan kriteria yang digunakan. Dengan berpedoman kepada syarat-
syarat suatu profesi, maka pekerjaan keguruan, kewartawanan, dan banyak lagi masih merupakan
pekerjaan yang berada pada taraf profesi yang sedang tumbuh dan belum mencapai suatu profesi
yang dalam arti yang sesungguhnya.
Abad 21 merupakan abad yang ditandai dengan bergantinya tahun 2000 maj 2001, yang
merupakan millenium ke 3 menurut kalender Gregorian Pada abad 21 ini sering disebut dengan
abad globalisasi oleh para penganalisis dunia ekonomi dan sosial menggambarkannya sebagai
ahad yang kritis dalam kehidupan manusia mengingat seman upaya pemenuhan kebutuhan
manusia di segala bidang berbasis pengetahuan (Pendidikan knowledge based education) dan
Ekonomi (knowledge based economici di mana semua transaksi dalam kehidupan dilakukan secara
online investasi dan pasar modal dilakukan tanpa melihat gejolak kehidupan nyata, hanya melihat
angka-angka di layar monitor (yang setiap saat, dari menit ke menit mengalami perubahan seiring
dengan gejolak yang terjadi dalam ekonomi perdagangan, politik. sosial, bahkan oleh pernyataan-
pernyataan tokoh dunia) Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dn sosial
yang luar biasa di segala bidan kehidupan manusia, dunia terasa semakin sempit hingga semuany
terkesan serbu bias, serba dekat, serba mudah dan serba gampang.
9
D. Peranan dan Tantangan Guru Abad 21 Pasa Masa Pandemi Covid-19
A. Pengertian Profesionalisasi
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses Kata proses mengandung arti runtunan
perubahan (peristiwa) dari perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian
tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk (KBBI, 1999) yang dapat
diartikan sebagai pergerakan dari sesuatu yang bergerak terus menerus menurut aturan yang lazım
atau harus dijalankan. Air tebu dapat menjadi butir gula karena air tebu tersebut mengalan
serangkaian perjalanan (diawali dari penebangan batang tebu, pemerasan air tebu, mengolahan
hingga menjadi kristal) yang terancang sedemikian rupa sehingga terus mengalami perubahan
bentuk yang akhirnya menjadi gula Perjalanan dan/atau perubahan bentuk tersebut terus
belangsung hingga menemui bentuk terakhir hingga saatnya tidak berfungsi sebagaimana
seharusnya.
Berdasarkan uraian tentang tin profesi yang dikemukan pada Bab I dapat diketahui bahwa
suatu profesi akan berhasil menunaikan fungsinya secara baik, jika tenaga penggerak profesi
tersebut (bidang pendidikan seperti guru) bertindak dan berpenampilan secara profesional. Hanya
guru yang profesional yang dapat diprediksi dapat menggerakkan sumberdaya yang ada menuju
pada satu titik akhir (muara) pendidikan, yakni tercapai tujuan pendidikan (peserta didik/anak
didik), yakni menjadi manusi a sesungguhnya.
10
C. Pengembangan Kinerja Guru
Guru sebagai pelaksana utama aktivitas pendidikan dan pengajaran melakukan "aktivitas
pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat secars profesional melalui tampilan-tampilan din
sebagai pendidik. pengajar, pelatih, pembimbing, motivator, pemimpin, dan fasilitator bagi peserta
didik. Dalam tampilan diri inilah guru dituntut memiliki dan menampilkan kinerja yang sesuai
dengan kriteria dan persyaratan bagiguru yang profesional Dengan tampilan kinerja yang tepat
diharapkan seluruh program yang direncanakan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
hingga tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Kinerja yang didefiniskan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh ang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dapat diartikan
juga sebagai hasil kerja guru yang dapat dicapai selama melaksanakan tugas pelayanan bagi warga
belajar di bidang pendidikan dan pembelajaran pada satuan Pendidikan.
Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lainsaling berkaitan seperti
kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, rekan guru, karyawan, maupun anak didik. Menurut
Pidarta (1986) bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja guru
dalammelaksanakan tugasnya yaitu: (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) fasilitas kerja, (3)
harapan- harapan. dan (4.) kepercayaan personalia sekolah Dalam http://www.gunusukses.com
profesionalisasi-guru: profesional dijelaskan bahwa Profesionalisme seorang guru ditentukan oleh
tiga faktor, yakni: (1) faktor internal dari guru itu sendiri, (2) kondisi lingkungan tempat kerja, dan
(3) kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu profesionalisasi guru harus dilakukan secara sinergis
melalui tiga jalur dimaksud. Hal ini memberi pemahaman bahwa kinerja guru dapat ditentukan
oleh tiga faktor diri sendiri, kondisi tempat dima guru mengabdi, dan kebijakan pemerintah.
Masing-masing faktor memegang peranan penting dalam menetukan tingkat keincerja seorang
guru.
Tugas guru sebagai pendidik profesional terdiri dari mendidik mengajar. membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai keberhasilan peserta didik Tugas tersebut akan efektif
11
pelaksanaannya jika guru yang melaksanakannya memiliki derajat keprofesionalan yang tercermin
dan kompetensi, keahlian, kemahiran, dan keterampilan yang memenuhi standar mutu dan norma
etik tertentu.
Derajat keprofesionalan guru dapat dilihat dari terpenuhi tidaknya standar mutu yang
dipersyaratkan baik secara hukum maupun secara ilmiah. Secara ilmiah derajat keprofesionalan
dapat diukur dari keberhasilan memiliki seluruh persyaratan ilmiah yang dipersyaratkan yang
dapat meliputi penguasaan terhadap sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sementara secara hukum derajat keprofesionalan tersebut dapat dilihat dari berhasil tidaknya
seseorang memenuhi tuntutan undang- undang yang mengaturnya.
PGRI telah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya mengatur prilaku etis
guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan guru, dan
mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni (1) Kode Enk
Guru Indonesia, dan (2) Kode Etik Jabatan Guru Kedua kode etik guru tersebut berkenaan dengan
karakteristik perilaku yang baik secara umum, prilaku yang standar yang seharusnya ditampilan
oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya. Ke arab kode etik inilah seharusnya profesionalisasi
diarahkan, meliputi dimensi-dimensi: pengetahuan (know-what), keterampilan (know-how), dan
sikap sikap dan nilai-nilai yang melandasi pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan
kemauan.
Pekerjaan guru sebenarnya mengandung risiko tinggi. Hanya akibatnya baru akan terlihat
dalam jangka waktu yang cukup lama Misalnya, guru yang tidak profesional dalam mengajarkan
fisika, atau bahasa Inggris, bukan saja berakibat kepada nilai atau prestasi anak yang rendah, tetapi
dapat lebih buruk lagi, anak dapat membenci mata pelajaran tersebut. Demikian juga guru yang
dalam memperlakukan siswa dengan cara yang tidak edukatif, akan dikuasai oleh sikap buruk
selama hidupnya. Sikap itu antara lain pemalu, sulit bergaul, tidak berani mengemukakan
pendapat, tidak berani memimpin, dan lain-lain. Akibat yang buruk ini memang tidak segera
terlihat, seperti kesalahan membuat obat oleh ahli farmasi, atau kesalahan dalam membedah
penyakit oleh dokter, yang dapat segera membuat pasien lumpuh atau mati.
12
BAB III PERAN ORGANISASI DAN PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian
khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena
bidang pekerjaan tersebut diperoleh bukan secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi
diperoleh melalui satu jalur khusus. Boleh jadi melalui perguruan tinggi, atau melalui penekunan
secara sistematis dan mendalam. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan profesional yang melayani
masyarakat tentunya memerlukan satu wadah organisasi yang anggotanya adalah orang-orang
yang memiliki pekerjaan atau keahlian yang sejenis. Dalam wadah inilah diharapkan akan muncul
satu sifat kekeluargaan yang dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dijumpai dalam praktek
profesi.
Sebagai pendidik atau calon pendidik harus mempunyai komitmen untuk dapat menyikapi
berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Seperti yang tertuang
dalam Undang-undang RINomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab III Pasal 7
disebutkan bahwa Prinsip Profesionalitas Guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip antara lain (a) memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme, (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas. Untuk memenuhi persyaratan seperti tuntutan profesi di atas, para tenaga
pendidik atau para calon tenaga pendidik harus menyadari sepenuh hati bahwa mendidik bukanlah
sekedar mengajarkan sesuatu, melainkan mengembangkan peserta didik agar aktif
mengembangkan dirinya secara antusias dan penuh dengan semangat, justru itu kepada calon
pendidik harus merenungkan secara mendalam tugas dan fungsi guru sehingga tidak akan terjadi
penyesalan kelak dan tidak menjadikan profesi guru sebagai batu loncatan dari pada tidak memiliki
pekerjaan tetap.
13
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggiris dengan istilah dan/atau kata dasar "manage"
yang berarti kelola. Management berarti pengelolaan. yang berarti penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan proses yang memberikan
pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan. Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi
penggunaan istilah manajemen Beberapa pihak cenderung menggunakan istilah manajemen,
sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan, manajemen sekolah, manajemen kelas,
dan sebagainya. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga
dikenal istilah administrasi pendidikan, administrasi sekolah, administrasi kelas. Dalam buku ini,
istilah yang digunakan cenderung mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah tersebut dapat
digunakan dengan makna yang sama. Paparan berikut ini akan mengetengahkan beberapa
pengertian umum tentang manajemen dan administrasi menurut pendapat beberapa ahli dibidang
administrasi dan manajemen
B. Hubungan Kemitraan dengan Stakeholders Pendidikan
Lembaga pendidikan formal (sekolah) merupakan tempat peyelenggaraan sistem pendidikan
dalam upaya membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikannya. Dalam penyelenggaraan
sistem pendidikan tersebut, seolah tidak menutup diri terhadap sub sistem lainnya. Sekolah adalah
bagian masyarakat, yang datang dari, olch, dan untuk masyarakat (stakeholders). Oleh karena
sekolah harus mampu menjadi mitra yang harmonis dengan stakeholders.
Penyelenggaraan pendidikan formal pada Satuan Pendidikan adalah pekerjaan besar yang
menuntut keseriusan sejumlah pelaksana untuk mencapai majuan Pendidikan.
Pengimplementasian fungsi Manajemen Pendidikan pada Satuan Pendidikan diperlukan agar
tujuan pendidikan dapat dicapai dengan efektif Program pendidikan yang sudah direncanakan
(fungsi planning) diperlukan adanya Koordinasi (fungsi coordinating) di dalam segala aktivitas.
Untuk dapat mengkoordinasikan semua gerak langkah tersebut, pimpinan sekolah wajib
mengetahui keluruhan situasi pada Satuan Pendidikan yang dipimpinnya. Namun demikian tidak
selamanya pengimplementasian program yang telah disusun dapat berjalan dengan baik, maka
14
diperlukan adanya pengawasan (fungsi controlling). Dalam hal ini usaha yang dilakukan pimpinan
Satuan Pendidikan dan guru-guru serta tenaga kependidikan lainnya untuk mengetahui situasi
lingkungannya, disebut dengan supervisi atau pengawasan
Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agu dapat membantu
peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik Namin dalam prakteknya sering supervisi
diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja guru Konsepsi teori dan praktek tersebut
dikategorika sebagai pengertian supervisi secara tradisional, yang memandang guru sebaga obyek
yang kadang diperlakukan sebagai tenaga pendidikan yang tidak tahu apa apa. Dengan pengertian
seperti ini, supervisor di mata guru adalah pihak yang serba tahu dan tidak bolehdibantah karena
segala yang dikatakannya adalah benar adanya.
Aneh rasanya jika pernyataan-pernyataan di atas selalu dialamatkan kepada guru dan/atau
tenaga pendidikan lainnya di sekolah. Bukankah gur guru sudah dipersiapkan dengan sistematis di
lembaga-lembaga pendidikan guru sebelum diangkat menjadi guru yang sesungguhnya di
masyaraka Mengapa mereka yang dinyatakan profesional bidang keguruan, setelah dan selama
menekuni profesinya, diharapkan mau menerima pelayanan manaje atau supervisor untuk
membantu dia memperbaiki situasi belajar mengaja yang dilaksanakannya. Benar apa yang
dikemukakan di atas, bahwa guru- guru jauh sebelumnya telah dipersiapkan untuk menjadi guru
yangprofesional di bidangnya. Namun beberapa kenyataan di bawah ini, dapat dijadika sebagai
masukan tentang latar belakang pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pedidikan lainnya
di lembaga Pendidikan.
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teen, tetapi manjurkan sesuai
kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensial teori Supervisi pendidikan
sebagai salah satu instrumen yang dapat mengukur dan menjamin terpenuhinya kualitas
penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan pembelajaran Supervisi untuk
meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan nasional
15
dengan membantu guru-guru untuk lebih memahami peranan sekolah untuk mencapai tujuan
dimaksud. Para ahli pendidikan mempunyai pandangan masing masing mengenai tujuan supervi
Pendidikan.
Mengacu pada tujuan supervisi pengajaran yaitu memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar
siswa. Maka perlu diketahui fungsi supervisi pendidikan. Supervisi mempunyai fungsi penilaian
(evaluation) dengan jalan penelitian (research) dan merupakan usaha perbaikan (improvement).
Menurut Swearingen fungsi supervisi pendidikan adalah gkoordinir semua usaha sekolah,
memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperkuat pengalaman-pengalaman guru,
menstimulasi usaha- usaha yang kreatif, memberikan fasilitas dan penilaian terus menerus,
menganalisa situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan kepada setiap anggota,
mengintegrasikan tujuan pendidikandan membantu meningkatkan kemampuan mengajar.
Prinsip supervisi pendidikan antara lain adalah: ilmiah yang beran sistematis dilaksanakan
secara tersusun, kontiniu, teratur, objektit demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif
dan kreatif. Supervis dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai harkat danmartabat
manusia sebagai individu maupun kelompok. Supervisi juga dilaksanaka secara konstruktif dan
kreatif yaitu mendorong inisiatif untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif yang dapat
membangkitkan suasana kreatifitas.
A. Pendahuluan
Terinspirasi oleh berbagai ungkapan, pengalaman, pendapat, dan sajian para pakar dibidang
pendidikan dan pembelajaran, pprogran Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah
satu aktivitas pendidikan yang dak boleh lepas dari perhatian administrator, manajer dan guru di
sekolah. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan program bimbingan konseling merupakan
salah satu tuntutan bagi seorang kepala sekolah shagai manajer dan bagi guru sebagai pembimbing
Penyelenggaraan program bimbingn konseling di sekolah berada di bawah tanggung jawab kepala
16
sekolah sebagai manajer sekolah. Kepala sekolah harus mengelola program bimbingan konseling
di sekolah dengan memberdayakan seluruh berdaya manusia yang dimiliki sekolah dbidang
bimbingan konseling baik konselor, guru pembimbing, guru bidang studi, maupun staf lain yang
miliki kompetensi bidang bimbingan konseling. Sementara bagi guru bidang studi, program
layanan bimbingan konseling merupakan salah satu Imampuan yang melekat pada dirinya untuk
berpartisipasi penuh dengan mendampingi peserta didik dan guru pembimbing lainnya dalam
memberikan pelayanan bagi peserta didik sebagai konseli.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia.
Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang
kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam Dengan adanya
pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik
dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi
para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk
penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan
(klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya
oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Pada dasarnya sasaran pelayanan konseling di sekolah ialah pribadi siswa secara perorangan.
Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan konseling bersifat individualistik yang mengutamakan
kepentingan individu di atas segala-galanya, melainkan konseling mempunyai sasaran
mengembangkan apa yang terdapat apada diri tiap-tiap individu secara optimal agar masing-
masing individu dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya dan
masyarakatnya pada umumnya. Dalam kegiatan pelayanan konseling, meskipun berupa kegiatan
kelompok selalu berusaha untuk membina satu atau beberapa, kemampuan pribadi individu yang
17
dibimbing itu dalam berbagai aspeknya, yaitu aspek akademik, social, emosional, sikap,
keterampilan dan sebagainya.
Lebih khusus lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan konseling meliputi
tahap-tahap pengembangan kemampuan- kemampuan (a) pengungkapan, pengenalan dan
penerimaan diri, (b) pengenalan lingkungan, (c) pengambilan keputusan, (d) pengarahan diri, dan
(e) penyesuaian diri.
BUKU PEMBANDING
BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Apa itu profesi kependidikan? Selama ini banyak masyarakat mengira bahwa profesi
adalah pekerjaan, anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar. Pada kenyataan, profesi tak
hanya menyangkut pada aktifitas sehari-hari saja tetapi aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat
kaitannya dengan keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuh sebagai syarat bekerja. Akan
tetapi, keahlian yang diperoleh dari jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti
sebagai syarat memperoleh sebutan profesi yang layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat
diperlukan sebagai dasar pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam
bentuk kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan kelompok kerja yang
melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan
hidup. Semua yang ada harus dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan
disiplin etika yang erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi.
A. Pengertian Profesi
Istilah profesi mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang
masyarakat di lapangan sering menyebut pekerjaan sebagai profesi. Ada banyak pengertian dari
kata profesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesi diartikan sebagai bidang
pekerjaan yang dilandasi 18endidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun profesi itu merupakan sebuah pekerjaan, namun tidak
semua pekerjaan merupakan perofesi. Sama halnya dengan KBBI, Djam Satori (2003: 1-2)
18
menyatakan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)
dari para anggotanya. Dua definisi ini memiliki kata kunci yang sama yaitu adanya keahlian.
Profesi dan pekerjaan merupakan dua istilah kata dengan makna berbeda. Sebuah fakta
yang mengejutkan karena sebagian besar orang sering salah kaprah dalam mengucap atau
memakai kedua istilah tersebut. Apa sih yang menjadi perbedaan profesi dan pekerjaan bila dilihat
dari segi-segi tertentu? Selama ini banyak orang mengira bahwa profesi adalah pekerjaan,
anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar. Pada kenyataan, profesi tak hanya menyangkut
pada aktifitas sehari-hari saja tetapi aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan
keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuh sebagai syarat bekerja. Akan tetapi, keahlian yang
diperoleh dari jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti sebagai syarat
memperoleh sebutan profesi yang layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat diperlukan
sebagai dasar pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam bentuk
kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan kelompok kerja yang
melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan
hidup. Semua yang ada harus dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan
disiplin etika yang erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi.
C. Profesi Kependidikan
Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat yang mampu
mengabdikan diri dalam menyelenggarakan Pendidikan sesuai dengan keahliannya, yang bertugas
sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau administrator Pendidikan. Dalam
ketentuan umum UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada banyak profesi yang terlibat dalam Pendidikan. Salah satu profesi itu
adalah pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.
D. Profesi Keguruan
19
Berkaitan dengan profesi kependidikan serta anda sebagai calon guru SD, maka
pembahasan mengerucut pada salah satu profesi yang ada dalam profesi kependidikan yaitu profesi
keguruan.
1. Jabatan yang melibatkan intelektual Anak yang baru masuk SD, belum bisa baca tulis, belum
bisa dapat hitung menghitung dan sebagainya. Setelah diproses melalui pembelajaran, anak
tersebut menjadi terampil baca tulis, terampil hitung menghitung. Perubahan ini dapat dikatakan
bahwa kegiatan pembelajaran itu didominasi oleh kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus Kita mengenal guru TK, guru
SD, guru SLB A, guru SLB B dan sebagainya. Guru-guru itu dalam pendidikannya menggeluti
ilmu-ilmu khusus. Guru SLB A misalnya, menggeluti bidang khusus ketunanetraan. Guru SLB B
menggeluti bidang khusus ketunarunguan. Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa jabatan
guru memiliki ilmu-ilmu khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama. Jabatan guru adalah jabatan yang
sedang dan terus berkembang. Dulu untuk menjadi guru SD dipersyaratkan minimal berijazah
SPG/SGO, 7 kemudian berkembang menjadi DII PGSD dan sekarang minimal berijazah SI PGSD.
Tidaklah mustahil disuatu saat kelak, untuk menjadi guru SD dipersyaratkan minimal
berpendidikan formal S3. Meskipun dalam kenyataan di masyarakat, ada guru yang pendidikan
keguruannya hanya beerapa bulan, bahkan ada guru yang diangkat dengan latar belakang
pendidikan formal non guru.
4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan. Ada program S1
PGSD sistem ODL (Open And Distance Learning), yang sebelumya pendidikan adalah dari DII
PGSD dan sudah berkedudukan sebagai guru. Di sekolah tentunya ada yang mengikuti kegiatan
KKG, PKG KKPS atau kegiatan ilmiah lainnya.
20
5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yan permanen. Jabatan guru dikatakan
memenuhi ciri itu jika guru dapat layak dari jabatannya itu, tanp-a harus melakukan pekerjaan lain
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan guru yang rendah, diduga menjadi salah satu
penyebab meengapa LPTK mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku (calon
mahasiswa) yang berkualitas.
6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri Ciri in belum dapat dipenuhi secara baik oleh
jabatan guru di Indonesia, karena standar jabatan guru masih banyak ditentukan oleh pemerintah,
bukan oleh para anggota profesi sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan guru sudah
terkenal luas sebagai jabatn yang anggotanya terdorong oleh keinginan untuk membantu orang
lain dan bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi semata. Banyak guru yang memberikan les
tanpa memungut biaya dari murid-muridnya.
Pada BAB sebelumnya telah dibahas makna dari profesi keguruan. Profesi keguruan yaitu
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode
pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang telah melakukan pendidikan tentang
keahlian maka ia telah menjadi seorang guru yang professional. Namun pada kenyataannya di
lapangan khususnya di negara Indonesia di tahun 2019, seseorang yang sudah menempuh
pendidikan di perkuliahan dan mengambil jurusan keguruan tidak serta merta dikatakan telah
menjadi guru professional.
A. Pengertian Profesional
21
Profesional merupakan kata yang akhir-akhir ini sering didengungkan di kalangan para
guru dan kalangan pendidik pada umumnya. Namun, meski telah sering didengar, sering terbaca,
serta telah dinyatakan professional, masih banyak kalangan pendidik dan calon pendidik yang
belum yakin dengan pengetahuannya mengenai apa itu professional. Terkadang orang lebih
banyak mengaitkan professional dengan sejumlah uang yang bisa didapatkan. Tapi benarkah itu?
Maka, anda sebagai calon guru sebelum benar-benar menjadi guru professional sangat dianjurkan
untuk memahami apa itu professional. Dalam KBBI (cetakan V) kata professional memiliki 3
makna, yaitu :
Berbicara tentang syarat-syarat guru profesional maka kita harus lebih banyak membaca
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita, Indonesia. UU Guru dan Dosen BAB
IV tentang guru, Bagian Kesatu, Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 mengatakan
bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya pada pasal 9 disebutkan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Khusus
untuk guru SD, kualifikasi akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. (Permen RI No 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru).
22
PENDAHULUAN
Sebuah profesi, profesi apapun itu tentu akan terikat dengan dua hal yaitu dengan hak dan
kewajiban. Begitupula dengan profesi guru khususnya guru SD. Hak yaitu kekuasaan untuk
berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya (KBBI edisi
5). Seseorang dikatakan memiliki hak jika sudah diatur dalam aturan tertentu. Hak tidak dapat
dipisahkan dari kewajiban. Kewajiban yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum mendapatkan
hak. Seorang guru SD memiliki kewajiban tertentu, maka setelah melaksanakan kewajiban ia
diberikan haknya sesuai aturan yang berlaku.
Dalam UU Guru dan Dosen BAB IV bagian kedua pasal 20 tentang guru, diuraikan bahwa
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban: 1. Merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 3.
Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran. 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
Setelah melaksanakan kewajiban maka guru memiliki hak-hak tertentu. Dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
23
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan,
dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan
peraturan perundang-undangan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi, dan/atau
Meski begitu dari lima kewajiban itu guru mempunyai tugas pokok atau utama yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, pasal 1). Adanya penyebutan
“utama” ini mengisyaratkan bahwa porsi perhatian yang tertinggi harus dicurahkan pada tugas
utama tersebut.
PENDAHULUAN
Telah disebutkan sebelumnya bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan
guru dalam membangun pemahaman tentang pengetahuan, sikap serta keterampilan kepada siswa,
sehingga terjadi proses belajar. Kekomplekan kegiatan mengajar menuntut seorang guru untuk
memiliki sejumlah keterampilan dasar dalam mengajar yang dikenal dengan istilah generic
24
teaching skill atau keterampilan dasar mengajar (KDM). Dengan menguasai KDM maka guru akan
lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran.
Keterampilan Dasar Mengajar (KDM) atau generic teaching skill bukanlah hal yang asing
dalam dunia pendidikan. Aapabila kita cerna dengan baik maka kita 42 bisa membuat sebuah
persepsi bahwa KDM merupakan salah satu kunci dimilikinya kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Seperti kita pahami di BAB
sebelumnya bahwa lima kompetensi yang ada terpisah-pisah menurut indikatornya. Maka pada
KDM ini ibarat mengikat semua kompetensi yang ada menjadi suatu kesatuan yang utuh yang
dapat dilakukan secara real dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Wardani
(2005: 17) yang mengatakan bahwa keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar
yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan
yang jumlahnya sangat banyak.
Dasar Mengajar Praktik mengajar di kelas meruapakan sarana yang tepat untuk bisa
melatih guru atau calon guru dalam menguasai keterampilan dasar mengajar. Meski begitu ada
persyaratan awal yang perlu dipenuhi agar praktek yang dilakukan sesuai dengan konsep yang
telah ditetapkan. Menurut Wardani (2005: 18), untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para
guru dan calon guru perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Memahami hakikat, prinsip dan komponen dari 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
25
adalah pembelajaran biasa yang ukurannya diperkecil, sehingga memperlihatkan ciri sebagai
berikut:
Materi pelajaran : terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu 10-20 menit)
Pembelajaran mikro dapat dilakukan dalama bentuk sebenarnya, yaitu menggunakan siswa. Selain
itu, dapat juga menggunakan teman sendiri sebagai siswa (peer-teaching). Perlu ditekankan bahwa
seorang guru atau calon guru dalam melakukan latihan pengusaan satu keterampilan pasti akan
membutuhkan keterampilan yang lain, hanya saja tekanannya pada pendemonstrasian pengausaan
satu keterampilan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa keterampilan dasar mengajar terdiri dari 8,
yaitu: bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengelola kelompok kecil
dan individual. Pada bahasan sebelumnya juga disebutkan bahwa urutan dari keterampilan dasar
mengajar ini dapat dipertukarkan karena pada dasarnya keterampilan-keterampilan itu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, pada pembahasan tentang
macammacam keterampilan dasar kali ini akan diurut sesuai dengan hierarki kejadian pada saat
pembelajaran.
26
BAB V KINERJA GURU
Pendahuluan
Seorang guru memiliki kinerja yang harus ditunaikan agar tujuan pendidikan dapat
tercapai. Kualitas pelaksanaan kinerja tersebut akan menentukan derajat ketercapaian tujuan
pendidikan. Jika kinerja guru kurang maka ketercapaian tujuan pendidikan bisa jadi kurang pula.
Sebaliknya jika kinerja guru bagus maka dapat dipastikan tujuan pendidikan bisa tercapai dengan
bagus pula.
Berbicara tentang pengertian kinerja, maka ada baiknya kita melihat KBBI. KBBI
mengartikan kata kinerja /ki·ner·ja/ sebagai: 1). Sesuatu yang dicapai; 2). Prestasi yang
diperlihatkan; dan 3). Kemampuan kerja (tentang peralatan). Menurut A. Tabrani Rusyan dkk,
(2000:17), Kinerja guru yaitu melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan
administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada
para siswa, serta melaksanakan penilaian.
Untuk mengetahui indikator penilaian kinerja guru maka kita harus mengetahui apa saja
yang menjadi beban kerja seorang guru. Jenis-jenis beban kerja guru pada akhirnya akan dijadikan
sebagai patokan dalam penilaian kinerja guru.
Selanjutnya pada pasal 3 disebutkan bahwa : (1) Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga
puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru
mencakup kegiatan pokok: a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; b. melaksanakan
pembelajaran atau pembimbingan; c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; d.
membimbing dan melatih peserta didik; dan e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru. Pemenuhan beban kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
27
BAB VI PENGADAAN GURU DI INDONESIA
Pendahuluan
Berbicara tentang pengadaan guru di Indonesia maka kita harus mengetahui bagaimana
kebijakan negara terkait perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru atau lebih dikenal
dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). LPTK adalah lembaga yang
menghasilkan tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan. Sebagai lembaga penghasil guru,
peranan LPTK sangat menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena guru
merupakan aktor penting yang berperan dalam meningkatkan pendidikan (id.wikipedia.org).
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
dan sertifikat pendidik. Pada Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 ditegaskan
bahwa sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan
yang terakreditasi, 84 baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat. Pendidikan
tersebut dilaksanakan setelah jenjang program S-1 (Sarjana).
28
pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Adapun yang menjadi tujuan diadakannya program PPG adalah sebagai berikut
Berikut adalah dasar hukum yang dijadikan rujukan dalam penyelenggaraan PPG:
29
Guru Dalam Jabatan adalah Guru pegawai negeri sipil dan Guru bukan pegawai negeri sipil
yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun masyarakat penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai
Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama. Pertimbangan diadakannya pendidikan profesi
guru dalam jabatan adalah adanya peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 19 tahun 2017
Tentang Perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Pada Pasal 66
dalam permen tersebut diaktakan bahwa bagi guru dalam jabatan (telah menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) atau guru yayasan) yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan sudah memiliki
kualifikasi akademik S-l/D-IV tetapi belum memperoleh Sertifikat Pendidik dapat memperoleh
Sertifikat Pendidik melalui pendidikan profesi Guru. Pendidikan profesi Guru sebagaimana
dimaksud dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan atau satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Masyarakat. Ketentuan mengenai tata cara memperoleh Sertifikat Pendidik
sebagaimana dimaksud diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III
PEMBAHASAN
1 Dari segi cover menarik untuk dibaca Dalam buku referensi yang digunakan dari
blogspot sehingga materi yang disampaikan
kurang valid.
2 Buku ini sangat menarik walaupun Penulisan dalam buku kurang rapi.
sedikit bab nama mencakup
pembahasan.
3 Dari segi bahasa dan huruf mudah Referensi dalam buku masih menggunakan
untuk dimengerti referensi tahun yang lama.
30
4 Setiap akhir bab terdapat latihan soal Terdapat pengulangan materi yang
sehingga para pembaca bisa mengasah disampaikan.dan penggunakan kata yang
kemampuan para pembaca sejauh terlalu boros seperti penggunakan dalam satu
mana menguasai materi tersebut. baris kaliamt terdapat kata dan/atau.
5 Terdapat kata yang becetak miring Terdapat beberapa kata yang sulit untuk
pada kalimat yang penting sehingga dimengerti.
para pembaca mudah untuk mengingat.
1 Buku ini dihadirkan dengan sistematis dan penyajian Didalam buku ini tidak terdapat latihan-latihan
materinya yang sederhana memudahkan pembaca soal sehingga pembaca tidak dapat menguji
untuk mengerti materi bahan dalam buku ini. sudah sampai mana kemampuan mereka
mengenai materi-materi tersebut.
2 Materi bahasan dalam buku ini terangkum dari Penulisan pada buku kurang rapi
banyaak sumber seperti ahli ekonomi.
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “profession’’ yang berakar dari
bahasa latin “profeus’’yang diartikan “mengakui’’ atau “ menyatakan mampu atau ahli dalam
suatu bentuk pekerjaan’’.Secara semantic profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian(expertise) dari para anggotanya.Artinya pekerjaan atau jabatan tersebut hanya
31
dapat dikerjakan oleh orang orang yang memiliki keahlian yang dituntut oleh pekerjaan itu
sendiri.Keahlian yang dimaksud bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut
kemampuan,sikap,kecakapan,dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
Pekerjaan tenaga pendidik dan kependidikan telah diakui sebagai suatu profesi yang hanya
dapat diemban oelh orang orang khusus (special) yang dipersiapkan secara khusus melalui proses
pendidikan dan latihan hingga tingkat perguruan tinggi yang ditandai dengan penyandangan
gelar”Sarjana Pendidikan” lengkap dengan predikat lainnya yang ditetapkan oleh peraturan
perundang undangan di suatu Negara.Pekerjaan dibidang pendidikan yang telah mendapat
pengakuan sebagai jabatan professional adalah pekerjaan guru, kepala sekolah,pengawas
pendidikan dan konselor.
3.2 SARAN
Apabila penulis membuat revisi terhadap buku ini,sebaiknya penulis tidak membuat
referensi di dalam materi yang disampaikan akan lebih baik membuat referensi di akhir halaman
buku,agar penulisan dalam buku terlihat rapi dan sebaiknya membuat referensi yang terbaru
misalnya lima tahun terakhir agar materi nya lebih terbaru dan membuat akan lebih baik materi
yang diambil dari jurnal bukan dari blogspot.
32
Daftar Pustaka
Tustiyana, W. (2020). Profesi Kependidikan. Pakuan: Program studi pendidikan guru sekolah dasar
universitas pakuan.
33