Anda di halaman 1dari 11

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Komunikasi


Pembangunan Pertanian Program Studi Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Akhmad Haryono, M.Pd.

Disusun Oleh:

An Nisa’ Nur Imani

NIM: 211510901010

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
DAFTAR ISI

A. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................

1.3 Tujuan.....................................................................................................................

1.4 Manfaat ...................................................................................................................

B. BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi ..........................................................................................

2.2 Unsur - unsur Komunikasi .....................................................................................

C. BAB III PENUTUP


1. Saran .................................................................................................................
2. Kesimpulan ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan atau
menyebabkan terciptanya suatu hubungan antar sesama manusia (Charles
Cooley). Dimana dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan
antara satu dan yang lainnya, baik dalam kehidupan sehari – hari seperti
dalam berumah tangga, dalam lingkungan pekerjaan, dalam kehidupan
bermasyarakat atau dimana saja manusia itu berada. Tidak ada manusia yang
tidak terlibat dalam komunikasi. Karena pada hakikatnya manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Komunikasi sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi.
Di era globalisasi seperti saat ini, komunikasi menjadi aktivitas yang
paling sering dilakukan oleh manusia. Cara manusia dalam berkomunikasi
juga sudah bervariasi yakni manusia dapat berkomunikasi secara langsung
maupun tidak langsung. Manusia berkomunikasi secara langsung yaitu
dimana manusia melakukan proses dalam berinteraksi dengan sosial tanpa
menggunakan perantara apa - apa (face to face). Sedangkan yang dimaksud
dengan manusia berkomunikasi secara tidak langsung yaitu dimana manusia
memerlukan perantara dalam proses berinteraksi dengan sosial, contohnya
seperti menggunakan media sosial, mengirim surat, dan lain sebagainya. Di
dukung dengan perkembangan teknologi, proses manusia berkomunikasi
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan media sosial
yang bermacam – macam seperti whatsapp, instagram, facebook, twitter dan
lain – lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas akan menimbulkan beberapa rumusan masalah.
Berikut merupakan masalah yang akan kita bahas dalam karya tulis ini.
1. Bagaimana pengertian komunikasi menurut para ahli?
2. Unsur – unsur apa saja yang terdapat dalam komunikasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari ditulisnya karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui unsur - unsur yang ada dalam komunikasi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis, yaitu untuk menambah dan memahami bahasan-
bahasan mengenai komunikasi.
2. Manfaat bagi masyarakat, yaitu sebagai acuan evaluasi tentang benar
dan salahnya komunikasi yang selama ini sudah masyarakat lakukan.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Komunikasi


Makna kata " komunikasi " (communication) bisa jelas dan sekaligus bisa
kabur. Dikatakan jelas, karena makna komunikasi yang sampai sekarang
diterima untuk dipelajari dan dipahami tampaknya merupakan suatu
"konvensi" di antara para ahli, sebaliknya dikatakan kabur sewaktu kita
memutuskan bagaimana "batasan" komunikasi untuk diaplikasikan. Kata
communication berasal dari bahasa latin communicatio yang biasa dipakai
untuk menjelaskan kemampuan manusia memilih label dan simbol tertentu,
atau menjelaskan hubungan di antara manusia dan hubungan manusia dengan
dunia di sekeliling mereka.
Menurut Wursanto (2001:31), komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari
satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain
dalam usaha mendapatkan saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Berlo (dalam Erliana Hasan (2005:18)
mengemukakan komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika
penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut dimana makna yang
diperolehnya tersebut sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber.
Dalam prosesnya, komunikasi merupakan proses penggunaan pesan oleh
dua orang atau lebih dimana semua pihak saling berganti peran sebagai
pengirim atau penerima pesan sampai menunggu adanya saling memahami
atas pesan yang disampaikan. Proses komunikasi sendiri dapat dibedakan
menjadi dua, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi
secara sekunder. Proses komunikasi secara primer merupakan proses
penyampaian pikiran/perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media yang
dimaksud adalah berupa bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna maupun yang
lainnya. Sedangkan, proses komunikasi secara sekunder merupakan proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat/sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi dapat diartikan sebagai penyusun terjadinya
komunikasi. Menurut Harold D. Laswell (dalam Uchjana, 1993 : 301),
menyatakan, bahwa dalam proses komunikasi harus dapat menjawab
pertanyaan ”Who/source? Says what? In which channel? To whom? With
what effect?“. Teori tersebut menjelaskan bagaimana komunikasi dapat
bekerja dengan sistematis sehingga tepat sasaran.
1.2.1 Who/source (sumber)
Sumber merupakan dasar yang digunakan dalam
penyampaian informasi, sumber digunakan sebagai acuan dan
memperkuat pesan. Sumber memiliki beberapa jenis, bisa dari
orang, buku, atau lembaga. Dalam komunikasi antarmanusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber akan
lebih dipercaya jika memiliki berkredibilitas tinggi yakni
kemampuan komunikator dalam berkomunikasi atau
menyampaikan informasi (communication skills). Selain
berkredibilitas, dalam penyampaian informasi, komunikator juga
harus memiliki pengetahuan luas tentang pokok bahasan yang
sedang dibahas (knowledge). Komunikator juga wajib bersifat
jujur, beretika baik, dan lebih berperan menjadi sahabat agar tidak
dipandang menggurui komunikan (attitude). Dalam perannya
sebagai sahabat, komunikator juga harus mampu beradaptasi
dengan lingkungan sosial budaya tempat mereka membagi ilmu
pertanian.
Komunikator dapat dibedakan menjadi dua, yakni
komunikator individu dan komunikator perwakilan. Komunikator
individu merupakan komunikator yang mengatasnamakan diri
sendiri tanpa mewakili lembaga atau organisasi lain. Sedangkan
untuk komunikator perwakilan merupakan orang yang ditunjuk
oleh suatu lembaga atau organisasi sebagai mediator penyampaian
pesan. Dari pengertian komunikator ini dapat disimpulkan bahwa
sumber bisa jadi adalah komunikator, sedangkan komunikator
tidak selalu menjadi sumber.
1.2.2 Says what/message (pesan)
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah
sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka ataupun melalui media
komunikasi. Pesan sendiri mengandung isinya yang berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Menurut
Lasswell, pesan dalam komunikasi terdapat unsur kontrol,
beberapa unsur kontrol tersebut adalah, unsur atau elemen, isi,
perlakuan, dan struktur.
Pesan merupakan gagasan, perasaan, atau pemikiran yang
akan di-encode oleh pengirim/komunikator atau di-encode oleh
penerima (Liliweri, 2011). Pesan dibagi menjadi beberapa aspek
yakni isi pesan dan lambang, simbol, atau cara penyampaiannya.
Isi pesan merupakan perkembangan dari pokok bahasan yang akan
disampaikan, sedangkan lambang, simbol atau cara penyampaian
adalah metode yang digunakan komunikator untuk menyampaikan
pesan. Lambang utama yang digunakan dalam komunikasi adalah
bahasa, karena bahasa berfungsi untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, fakta, dan opini.
1.2.3 In which channel (media)
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Media
penyampaian pesan atau informasi sendiri sangat bermacam-
macam. Menurut Ambar (2017), istilah media mengerucut pada
dua pengertian yaitu media nirmassa dan media massa. Media
nirmassa merupakan media non massa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi seperti surat, telepon, telegram, poster,
spanduk, papan pengumuman, bulletin, folder, majalah organisasi,
radio amatir, dan lainlain. Sedangkan media massa merupakan
berbagai bentuk, alat, dan sistem yang digunakan dalam konteks
komunikasi massa. Media massa menurut para ahli mencakup surat
kabar, majalah, radio, televisi, dan internet.
1.2.4 To whom (komunikan)
Komunikan merupakan unsur yang penting dari berjalannya
proses komunikasi, karena peran komunikan dalam proses
komunikasi adalah sebagai penerima pesan. Apabila komunikan
tidak ada, maka pesan yang disampaikan komunikator akan
disampaikan entah kepada siapa.
Menjadi seorang komunikan tentunya memiliki beberapa
syarat yakni seperti kecakapan berkomunikasi, sikap, pengetahuan,
dan sistem sosial. Syarat yang pertama yaitu kecakapan
berkomunikasi, pentingnya kecakapan berkomunikasi komunikan
merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mengimbangi
komunikator dalam proses berkomunikasi. Karena walaupun
komunikator sudah memenuhi syarat sedangkan komunikan
kurang cakap dalam menanggapinya maka akan sulit dalam
menciptakan komunikasi yang efesien. Selanjutnya yaitu sikap
komunikan, dalam berlangsungnya prose komunikasi, tak jarang
beberapa komunikan berprasangka atau curiga terhadap
komunikator atau pembicara, tak jarang pula komunikan bersikap
apriori yakni sikap yang lebih tahu tentang sebuah pengetahuan
yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman sehingga
menyebabkan proses komunikasi menjadi membosankan.
Selanjutnya syarat komunikan yaitu tentang pengetahuan. Sebagai
seorang komunikan tentulah harus berpengetahuan luas,
pengetahuan tentang komunikasi akan mempercepat penangkapan
materi dari pembicara karena akan lebih mudah menafsirkan
maksud dari pesan. Yang terakhir yaitu syarat sistem sosial,
seorang komunikan harus memahami apa dan dengan siapa dia
berbicara, oleh karena itu sangat penting bagi komunikan untuk
paham bagaimana dia menempatkan dan menyesuaikan diri.
1.2.5 With what effect (efek)
Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yaitu sikap
dan tingkah laku orang yang dijadikan sasaran komunikasi, sesuai
atau tidak sesuai dengan yang dilakukan. Jika sikap dan tingkah
laku orang lain itu sesuai, berarti komunikasi berhasil, demikian
pula sebaliknya. Menurut Onong Uchyana Effendy (2005), efek
dalam konteks komunikasi personal dapat dilihat dari beberapa hal
antara lain personal opinion, yang merupakan sikap dan pendapat
seseorang terhadap masalah tertentu. Public opinion yang
merupakan pendapat umum. Dan yang terakhir yakni majority
opinion yang meruapakan pendapat bagian terbesar dari publik atau
masyarakat. Hal tersebut menjadi acuan dari berhasil atau tidaknya
suatu komunikasi.
Efek sendiri dapat dibedakan menjadi tiga, yakni efek
kognitif, efek afektif, dan efek konatif. Efek kognitif adalah akibat
yang muncul dan bersifat informatif bagi komunikan. Efek afektif
yaitu efek yang berhubungan dengan emosi, attitude (sikap), dan
perasaan. Yang terakhir efek konatif, efek konatif berhubungan
dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara
tertentu (Amri Jahi, 1988).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makna kata " komunikasi " (communication) bisa jelas dan sekaligus bisa
kabur. Kata communication berasal dari bahasa latin communicatio yang
biasa dipakai untuk menjelaskan kemampuan manusia memilih label dan
simbol tertentu, atau menjelaskan hubungan di antara manusia dan hubungan
manusia dengan dunia di sekeliling mereka. komunikasi adalah proses
kegiatan pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung
arti dari satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau
tempat) lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian. Dalam prosesnya,
komunikasi merupakan proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih
dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim atau penerima
pesan sampai menunggu adanya saling memahami atas pesan yang
disampaikan. Proses komunikasi sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yakni
proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.
Unsur-unsur komunikasi menurut Harold D. Laswell yaitu sumber, pesan,
media, komunikan (penerima), dan efek.

3.2 Saran

Dengan adanya perkembangan teknologi banyak konsekuensi yang


ditimbulkan dan mengharuskan kita untuk menerimanya, baik konsekuensi
yang bersifat maupun bersifat negatif. Yang dikhawatirkan yakni konsekuensi
yang bersifat negatif seperti contohnya mulai timbul sifat individualisme dan
apatis. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dianjurkan untuk mempertahankan
budaya kita yakni menjaga komunikasi dengan baik antar sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA

PakarKomunikasi.com. (2017, Maret 30). Dipetik September 12, 2021, dari


https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-pertanian

Wikipedia. (2021, Juli 5). Dipetik September 13, 2021, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Apriori

Oktavia, F. (2016). UPAYA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA


DESA DALAM MEMEDIASI KEPENTINGAN PT. BUKIT BORNEO
SEJAHTERA DENGAN MASYRAKAT DESA LONG LUNUK.
eJournal Ilmu Komunikasi, 239-253.

Prof. Dr. Alo Liliweri, M. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:
Prenada Media Group.

RAHARTRI. (2019). Media Komunikasi Efektif pada Layanan Jasa Informasi:


Studi Kasus di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Puspiptek). 109-117.

Dr. Dra. Erni Murniarti, M. (2019). KOMUNIKATOR, PESAN,


PEDIA/SALURAN, KOMUNIKAN, EFEK/HASIL, DAN UMPAN
BALIK. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA, 1-44.

Anda mungkin juga menyukai